Mendengar tawaran Ouyang Hetian, sontak saja mata Yao Chen berbinar. “Unh!” Dia mengangguk tegas.
Terbayang olehnya sang mantan tunangan dan pemuda yang membuat nasibnya setragis ini.
‘Lihat saja kalian berdua, akan aku buat kalian mendambakan kematian ketika ada dalam genggamanku!’ Demikian ikrar Yao Chen sambil tangan terkepal kuat.
Namun, sebagai orang Bumi, Yao Chen tak mengerti apa pun mengenai Sekte Bilah Langit.
“Guru, Sekte Bilah Langit, apa itu?” tanyanya.
Meski dia penggemar cerita dan drama kultivasi saat hidup di Bumi, tetap saja dia harus mengetahui seluk-beluk tempat yang harus dia masuki nantinya. Apakah akan seluarbiasa yang sering dia baca?
“Sekte Bilah Langit merupakan sekte bela diri terbesar di wilayah Timur ini. Lokasinya sekitar 500 kilometer dari Kota Sungai Perak asalmu. Itu ada di Pegunungan Timur Merah. Kau harus tahu, luas sekte yang ada di pegunungan itu adalah 1,9 juta kilometer persegi! Benar-benar patut dikatakan sekte terbesar wilayah Timur. Daya tampung muridnya pun 10 juta.” Ouyang Hetian menjelaskan secara rinci.
Penjelasan gurunya menyebabkan Yao Chen ternganga takjub.
Di benaknya, Yao Chen segera berkata, ‘1,9 juta kilometer persegi? Bukannya itu seperti luas Indonesia, yah? Wow! Dan itu hanya untuk sebuah sekte saja! Memang luar biasa dunia di sini, sungguh luas melebihi Bumi!’
Ternyata, Ouyang Hetian masih belum selesai memberikan penjelasan mengenai Sekte Bilah Langit.
“Kalau kau belum tahu, di sekte atau perguruan bela diri biasanya ada 3 tingkatan murid. Paling rendah adalah Murid Luar, kemudian meningkat menjadi Murid Dalam jika berhasil memenangkan kompetisi internal di sekte. Dan yang tertinggi adalah Murid Langsung, karena itu merupakan murid yang dididik secara khusus oleh masing-masing tetua sekte yang berpengaruh.” Ouyang Hetian memaparkan.
Yao Chen sudah paham mengenai itu karena sesuai dengan novel-novel kultivasi yang dia baca. Dia mengangguk.
‘Aku harus menjadi Murid Dalam atau Murid Langsung agar balas dendamku bisa lebih mudah!’ tekadnya.
“Sementara, itu saja yang aku bisa jelaskan padamu mengenai Sekte Bilah Langit. Kau bisa mencari tahu sendiri hal-hal lainnya di sana nantinya.” Ouyang Hetian berdiri dari kursinya.
Yao Chen mengangguk. Dia sudah tak sabar ingin segera masuk ke Sekte Bilah Langit.
Untuk menunjang probabilitas diterimanya dia di perekrutan sekte, Yao Chen terus melatih dan menempa dirinya siang dan malam. Dia tak boleh gagal masuk ke Sekte Bilah Langit, karena hanya itu satu-satunya cara agar dia bisa mendekat ke Di Yuxian dan Shang Meili.
Hari yang ditentukan tiba. Yao Chen membungkukkan badannya ke Ouyang Hetian untuk berpamitan pada orang yang paling berjasa besar menyelamatkan hidupnya dan membuat dia memiliki harapan baru sebagai manusia utuh.
“Sebelum kau pergi, aku ingin memberimu hadiah, terimalah!” Ouyang Hetian mengeluarkan sesuatu dari cincin ruangnya.
Mata Yao Chen menyelidik sembari keningnya berkerut.
“Topeng?” Yao Chen tak bisa menahan herannya.
“Tentu saja, ini bisa membuatmu menyembunyikan wajah rusakmu agar tidak dikenali sebagai Wu Zaochen.” Ouyang Hetian tersenyum.
‘Ah, tentu saja!’ Yao Chen memekik di hatinya.
Maka, dengan penuh rasa syukur, dia menerima topeng emas dari tangan Ouyang Hetian.
“Aku sengaja membuatkan topeng dari emas yang aku dapatkan beberapa tahun lalu karena pastinya bahan itu tidak akan mengiritasi kulitmu yang berkondisi khusus. Tenang saja, aku sudah memasukkan banyak ramuan di dalam topeng itu sehingga kau tak perlu cemas. Segera teteskan darahmu di sana agar topeng itu hanya bisa dibuka olehmu saja.” Tak lupa Ouyang Hetian menjelaskan ini.
Tanpa ragu, Yao Chen menuangkan setetes darahnya pada topeng emas seluruh wajah itu dan dalam sekejap, topeng seperti berkilat cepat.
‘Sepertinya penandaaan kepemilikan sudah berhasil.’ Yao Chen membatin puas.
Setelah itu, dia kembali membungkuk seraya mengucapkan terima kasih pada Ouyang Hetian dan kemudian melangkah pergi meninggalkan gubuk, menuju Sekte Bilah Langit.
Pertama-tama, Yao Chen pergi ke kota terdekat untuk membeli kuda yang bisa dia gunakan untuk membawanya ke daerah Pegunungan Timur Merah.
“Hyakh! Hyakh!” Yao Chen memacu kudanya ke arah timur.
Hatinya terharu ketika tadi Ouyang Hetian memberinya sekantong uang emas. Saat diperiksa, ternyata ada 75 keping uang emas di dalamnya, sehingga dia bisa membeli kuda roh seharga 15 keping emas.
‘Dengan kuda roh ini, lajunya bisa berkali lipat dari kuda biasa, maka aku akan mencapai Pegunungan Timur Merah besok siang.’ Yao Chen membatin demikian.
Namun, baru saja dia memasuki sebuah hutan, kudanya sudah dikejar beberapa kuda roh meski masih kalah level dari miliknya.
‘Sial! Apakah mereka bandit? Penyamun hutan?’ Yao Chen menggertakkan gerahamnya. ‘Tapi mereka datang dari belakangku yang mengindikasikan dari kota. Apakah mereka sudah mengincarku sejak aku beli kuda? Tapi aku sudah sangat hati-hati. Aku tidak bodoh mengeluarkan kantong uangku secara terang-terangan di depan umum karena sudah banyak membaca novel kultivasi mengenai itu!’
Setelahnya, 3 bandit tadi melonjak ke langit untuk kemudian menukik menuju ke Yao Chen dengan golok di tangan masing-masing.
“Kalian!” Yao Chen menoleh ke belakang, di atas sana sudah ada 3 bandit mengancam dengan goloknya.
Mau tak mau, Yao Chen mengeluarkan pedang dari cincin ruang level rendah yang dibelikan Ouyang Hetian bulan lalu. Dia mengibaskan pedang itu sehingga angin energinya mengarah ke 3 bandit di langit.
“Wah! Dia bahkan memiliki Senjata Tingkat Hitam kelas menengah!” Mata seorang bandit berbinar melihat pedang di tangan Yao Chen.
“Cepat! Rebut kuda rohnya sekaligus senjatanya!” Salah satu dari mereka berseru.
“Kuda roh level 2 untuk bos! Pedangnya biarlah untukku! Yahaahaa!” teriak bandit lainnya dengan wajah gembira seakan-akan pedang milik Yao Chen sudah ada di genggamannya.
Melihat kuda roh level 2 dan pedang Tingkat Hitam, tentu saja ketamakan mereka meluap-luap.
Senjata di dunia kultivasi ini dibagi menjadi 5 tingkatan: kuning, hitam, bumi, langit, dan ilahi. Setiap tingkatnya ada 4 kelas, yaitu rendah, menengah, atas, dan super.
‘Sialan! Mata mereka jeli sekali menilai senjata buatan guru. Lain kali mungkin aku harus lebih rendah hati dengan mengeluarkan Senjata Tingkat Kuning buatanku saja.’ Yao Chen sedikit menyesali kecerobohannya. Padahal dia banyak mempelajari hal-hal survival di dunia kultivasi melalui novel.
Dengan sekali lirik, Yao Chen bisa menilai ranah kultivasi para bandit.
‘Humph! Kultivator tingkat 3, Ranah Penempaan Qi! Meski aku masih di tingkat 2, tapi aku yakin dengan kekuatanku!’ Yao Chen menilai. ‘Baiklah, sepertinya aku bisa menjajal seberapa jauh kemampuanku ke mereka!’
Karena sudah memiliki keteguhan niat, maka Yao Chen menghentikan kuda rohnya dan bersiap bertarung.
“Ha ha! Bocah cari mati!” seru salah satu bandit sambil turun dari langit dan menebaskan goloknya ke Yao Chen.
“Bocah, kau masih di level rendahan, lebih baik patuh dan berikan saja kuda serta senjatamu pada kami yang lebih kuat dan layak memilikinya!” seru bandit lainnya dengan seruan keras.
Golok di tangan bandit membawa energi tajam menindas ketika diarahkan ke Yao Chen. Namun, tak ada rasa gentar di hati Yao Chen. Dia tidak pernah jadi pengecut saat hidup di Bumi, maka kali ini pun tidak!
Yao Chen mengayunkan pedangnya sembari menuangkan energi Qi yang tak kalah ganasnya dari ketiga golok lawan.
“Hyakh! Hyakh!” Yao Chen menyeru sambil menarikan pedangnya secara tegas.
Begitu cepat ketika 3 golok tingkat Kuning kelas Atas dan 1 pedang tingkat Hitam kelas Menengah saling beradu secara beruntun. Yao Chen tidak gentar sedikit pun meski ini merupakan pertarungan pertamanya di dunia kultivator melawan ahli bela diri. Sebagai polisi di Bumi, dia tak mungkin menyerah begitu saja.
‘Kultivasi mereka bertiga ada di atasku. Apakah aku bisa menang dengan cepat?’ Ada sebersit tanda tanya di benak Yao Chen.
“Bumi, ya?”Yao Chen menoleh perlahan, menatap wajah Sima Honglian yang tampak kebingungan.Dalam hatinya, dia sadar, rahasia tentang asal-usulnya bukan sesuatu yang pantas dia bagikan pada siapapun sekarang. Termasuk pada istrinya.Tidak, belum saatnya. Dunia ini belum siap untuk tau tentang Bumi, planet kecil yang jauh bahkan bagi para dewa sekalipun.“Ada tempat … yang dulu kukira hanyalah mimpi.” Yao Chen tersenyum tipis, mencoba menenangkannya. “Sebuah tempat yang selalu terlintas di kepalaku tiap malam. Aku hanya penasaran apakah tempat itu benar-benar ada atau cuma bayangan semata. Hanya itu.”Sima Honglian menatapnya lebih lama, seolah ingin membaca isi hatinya lebih dalam.Namun, pada akhirnya dia tersenyum samar. “Aku takkan bertanya lebih jauh. Tapi apapun tempat yang kau maksud, aku percaya … suamiku tak akan pernah meninggalkan kami begitu saja demi sesuatu yang bahkan tak pasti.”Yao Chen menggenggam tangan istrinya. “Benar, aku tak akan pergi kemana pun. Tidak sekarang.
“Apakah itu … pusaka?” Gongsun Huojun melanjutkan pertanyaannya.Yao Chen tercekat. Haruskah dia menjelaskan mengenai pusakan dewa itu?“Ha ha ha … baguslah kalau kamu memiliki benda sebaik itu.” Tiba-tiba saja Gongsun Huojun tertawa sambil menepuk bahu putranya.“Anda sungguh beruntung memiliki putra sebaik dan sehebat dia, Tuan Gongsun.” Sima Ye menimpali dari samping.Gongsun Huojun mengangguk setuju. “Aku tidak salah menjadikannya pewaris Tanah Suci.”Mereka bertiga pun keluar dan ketakjuban melingkupi sanubari Gongsun Huojun.“Ini … tempat ini ….” Gongsun Huojun tak bisa berkata-kata lebih banyak.Sepanjang matanya memandang, hanya ada keasrian. Bahkan Tanah Suci sebelum diserang Kaisar Iblis Langit pun tidak seasri ini.Senyuman muncul di wajah Yao Chen.Kemudian, ketiga istri Yao Chen datang mendekat. Mereka memberi salam pada Gongsun Huojun dan Sima Ye.“Kakak Chen melakukan restorasi terhadap semua ekosistem di Tanah Suci.” Putri Suci menjelaskan ketika mendengar Gongsun Huoj
Langit masih memantulkan cahaya keemasan dari kristal Hukum Kehidupan yang telah diserap oleh Yao Chen.Dantiannya masih hangat, namun kesadarannya telah kembali tenang. Kini, dia berdiri di tepi Tanah Suci yang dulunya porak-poranda, memandangi hamparan tanah kering dan retak yang menghampar sejauh mata memandang.“Sekarang, mari kita coba …,” ucapnya perlahan, tangannya terangkat ke udara.Dari pusat telapak tangannya, serpihan cahaya hijau keemasan merembes, membentuk pola hukum yang kompleks.Kristal hukum kehidupan yang kini terpatri dalam tubuhnya mulai bekerja.Dia melangkah perlahan di antara reruntuhan dan menyentuh tanah dengan telapak tangannya, mengalirkan energi hukum itu langsung ke bumi.Gruughh … gruuugghh …..Suara lembut bergemuruh dari dalam tanah.Dalam sekejap, retakan-retakan mulai menutup. Dari sela-sela batu yang tandus, tunas-tunas hijau menerobos naik, menggeliat dengan semangat kehidupan yang luar biasa. Pohon-pohon kecil tumbuh dengan cepat, rerumputan mene
“Bocah Yao, kau benar-benar disukai langit. Keberuntunganmu akan membuat iri siapa pun.” Kaisar Manusia di dalam dirinya terkekeh.Tapi Yao Chen justru tersenyum kecut. Disukai langit? Kalau langit memang menyukainya, kenapa Ujian Langit untuknya melebihi yang seharusnya?Mengabaikan pemikiran sinisnya mengenai langit, Yao Chen kembali memandang kristal Hukum Kehidupan di sana.Yao Chen meyakini kristal itu bukan benda biasa. Ini adalah sumber hukum kehidupan murni yang mampu memperluas kendali atas elemen dan memberi kekuatan pengendalian regenerasi—harta yang tak ternilai bagi siapa pun yang mengejarnya.“Itu akan menjadi hal yang sangat baik bagi dirimu, Bocah Yao.” Kaisar Manusia ikut bersemangat.“Tetua benar.” Yao Chen setuju.Namun, ketika dia melangkah maju, udara di sekelilingnya mendadak menjadi berat. Formasi alamiah mengunci seluruh area pohon.Hembusan angin berubah menjadi bilah-
“Hancurlah untukku!”Akhirnya, tinjunya berhasil memotong petir surgawi menjadi dua bagian, menghancurkan tombak surgawi dengan kekuatan mutlak.Awan bencana tercerai-berai.Setelahnya, langit perlahan cerah.Yao Chen terhuyung di udara, tubuhnya nyaris tinggal tulang dan darah. Dia jatuh menukik dengan cepat, menuju tanah.“Aku menang … Gao Long … aku menang.” Dia berbisik pelan sambil tubuhnya terus terjun ke bawah.Sambil terpejam dan tersenyum puas, dia membayangkan ekspresi Gao Long jika melihat aksinya ini. Mencibir, tapi pasti merasa bangga padanya.“Huh! Bocah bau, apa yang perlu kau sombongkan? Hanya petir kecil seperti itu saja. Kau harus lihat seberapa besar dan ganas petir yang kuhadapi dulunya.”Ya, dia yakin Gao Long akan mengucapkan itu.“Chen!” Sima Honglian melesat lebih dulu, diikuti Yuwen Furong dan Sheng Meiyu.Dengan kecepatan kilat, Sima Honglian menangkap tubuh Yao Chen sebelum menyentuh tanah.“Lihat … aku memukul langit.” Yao Chen tersenyum lemah di pelukan is
“Yichen! Kau gila!” teriak Sheng Meiyu sambil menatap cemas suaminya.“Dia … dia benar-benar pergi menantang petir surgawi di udara!” bisik Putri Suci dengan napas tercekat.Sima Honglian mengepalkan tangan di depan dadanya, tubuhnya gemetar. “Chen … kenapa harus seperti itu?”Ketiga istrinya menatap Yao Chen yang terus membumbung ke angkasa.Gruudduukk! Gruduuukkk!Langit seakan murka, menggulung dalam pusaran kelam, seolah hendak menelan segalanya. Ular-ular petir menari liar, kilatan cahayanya membelah awan tebal seperti cambuk surgawi yang siap menghakimi siapa pun yang lancang menentangnya.Namun Yao Chen tak bisa mundur. Inilah jalan dan beban yang dia pilih untuk menjadi lebih kuat.Maka, dengan tubuh yang masih dipulihkan Tasbih Semesta, dia terus terbang ke angkasa tanpa gentar.“Ayo! Turunkan semuanya padaku!” teriaknya dengan suara lantang, gemetar bukan karena takut, melainkan karena semangatnya yang membara.Seolah mendengar tantangan itu, langit menjatuhkan petir kedua.