Share

5 - Jalan Menemukan Musuh

Esok paginya, Ouyang Hetian membawa Yao Chen ke hutan. “Berlatihlah di sini, Yao Chen.”

Gubuk yang mereka tinggali berada di tepian hutan sebuah lembah asri tersembunyi di pegunungan yang jarang dikunjungi orang. Kini, Yao Chen akan menjajal kedalaman hutan.

“Awas!” Ouyang Hetian segera menarik Yao Chen sembari tangannya menebas ke udara hampa ketika mereka baru menjejakkan kaki di kedalaman hutan.

Yao Chen terkejut bukan kepalang ketika mengira gurunya sedang menebas ke udara kosong, ternyata setelahnya ada seekor ular sebesar lengannya tergeletak di tanah dan mati.

“Di sini ada banyak hewan buas dan juga beberapa hewan roh. Kuharap kau bisa melawan mereka.” Ternyata alasan Ouyang Hetian membawa Yao Chen ke kedalaman hutan adalah untuk melatih pemuda itu.

Dengan cepat Yao Chen memahami keinginan gurunya. Segera dikeluarkannya pedang di tangan kanan dan kapak kecil di tangan kiri. Kedua senjata itu buatan Ouyang Hetian.

Mendadak, Ouyang Hetian melambung ke belakang dan berdiri di salah satu dahan pohon terdekat. “Sebentar lagi akan datang hewan buas! Lawan dia!”

Yao Chen mengangguk dan menyadari kedatangan hewan buas yang dimaksud gurunya. Itu seekor babi hutan dewasa bertaring panjang.

“Hmgh!” Yao Chen mengibaskan pedangnya ke babi hutan yang menerjang. Namun, hewan buas itu sudah melompat lebih cepat. “Argh!”

Yao Chen terkena terjangan moncong babi hutan dan terhempas ke belakang, tapi segera meneguhkan kuda-kudanya sebelum kembali menerjang.

“Hraakhh! Graakhh!” Yao Chen terus menebaskan pedang ke depan sambil membawa energi Qi pada tebasannya.

Taring panjang babi hutan bergelut dengan pedang Yao Chen. Namun, ketika ada kesempatan, pemuda itu mengayunkan kapak di tangan kirinya saat melihat kelengahan si hewan buas.

“Grookkhh!” Babi hutan berhasil terkena tebasan kapak Yao Chen di bahunya.

Namun, Yao Chen tidak menjeda serangannya dan menebaskan pedangnya lebih beruntun.

Crasshh!

Tebasan pedang Yao Chen berhasil menebas hidung babi hutan, lalu menebas putus salah satu taringnya hingga tak bisa dihindari si hewan buas, mengakibatkan babi hutan pun roboh ke tanah dalam genangan darah.

“Bagus! Cukup cepat juga eksekusimu!” Ouyang Hetian berkomentar dari atas dahan pohon. “Lihat! Ada lainnya yang mendekat!”

Sepanjang hari ini, Yao Chen melawan banyak hewan buas dengan pengawasan Ouyang Hetian karena ini pertama kali baginya berlatih menggunakan hewan buas.

Minggu berikutnya, Yao Chen sudah mahir menangani hewan buas dan beberapa hewan roh tingkat 1 tanpa bantuan Ouyang Hetian. Sang guru hanya perlu mengawasi dari atas pohon.

“Hraakkhh! Arrhhh!” Yao Chen meraung keras ketika dia menebaskan pedang ke beruang roh level rendah (level 1) setinggi 2 meter lebih ketika berdiri.

Hewan roh itu berjuang melawan pedang Yao Chen dengan mengayunkan cakar besarnya yang bermuatan energi Qi. Akan fatal apabila Yao Chen terkena tebasannya.

“Menyerahlah! Hyaakhh!” seru Yao Chen dengan lafal yang lebih jelas karena pertumbuhan lidahnya semakin cepat dikarenakan perkembangan kultivasinya.

Pedang kembali diayunkan ke arah perut beruang.

“Groaahh!” Beruang roh belum menyerah. Bulu tebalnya turut berperan besar dalam pertahanan sehingga tebasan pedang Yao Chen tidak terlalu fatal untuknya.

“Beruang sialan!” Yao Chen menggeram kesal karena satu jam lebih melawan beruang roh, tapi hewan itu belum tumbang. Padahal dia juga menderita beberapa luka akibat hempasan angin Qi cakar beruang roh. ‘Aku harus menemukan titik lemahnya! Tak mungkin guru membantuku atau aku takkan berkembang!’

Yao Chen berguling menghindari kibasan lengan beruang roh yang sedang berdiri. Ini dimanfaatkannya mengincar kaki belakang. Mengumpulkan energi Qi sebanyak mungkin di pedangnya, dia menebas.

Angin energi Qi berputar ganas menyelubungi bilah pedang Yao Chen dan berhasil memotong kaki gemuk berbulu tebal si beruang roh.

“Groaahhh!” Beruang roh meraung kesakitan dan rubuh ke tanah.

Tak mau kehilangan momentum, Yao Chen melonjak di udara dan menukik ke bawah, mengarahkan mata pedangnya ke perut beruang roh yang terbaring kesakitan.

Jlebb!

Pedang tenggelam sepenuhnya ke perut beruang roh. Tapi sebelum si hewan menyambar tubuh Yao Chen, remaja itu bergegas mencabut pedangnya dan menebas leher beruang roh.

Craasss!

Darah menyembur keluar bagaikan air mancur. Yao Chen bergegas melompat menjauh dari tubuh terkapar beruang roh.

‘Ini hewan roh cukup kuat dan merepotkan yang kutaklukkan selama berlatih di hutan ini.’ Yao Chen menilai.

Seperti dikatakan Ouyang Hetian, hewan roh dibagi menjadi 5 level: rendah, menengah, tinggi, raja, dan kaisar. Satu level pada hewan roh setara dengan 6 tingkatan pada kultivator manusia. Beruang yang dibunuh Yao Chen adalah hewan roh level 1, termasuk lawan kuat untuk Yao Chen saat ini.

Ketika Yao Chen menoleh ke gurunya, Ouyang Hetian mengangguk dari atas pohon. Kemudian, tubuh beruang roh itu dibawa pulang untuk dimasak. Daging hewan roh sangat bergizi untuk kultivator, itu sudah pasti.

“Kau ingin mencoba mempelajari penempaan senjata?” tanya Ouyang Hetian ketika selesai makan malam.

Terkesima oleh tawaran Ouyang Hetian, mata Yao Chen berbinar. Dia memang berniat mempelajari ilmu penempaan senjata setelah menguasai ilmu dasar alkimia.

“Unh! Tentu saja mau, Guru!” Yao Chen mengangguk. Dia akan mencoba semua cara untuk membuat dirinya bertambah kuat dan bernilai. Lidahnya belum tumbuh sempurna sehingga ucapan masih belum sejelas manusia normal.

Maka, esok harinya dia mulai berkutat dengan tungku setinggi 7 meter yang ternyata ada di belakang gubuk, di sebuah ruangan tersembunyi.

“Hati-hati, jangan sampai tercebur ke dalamnya.” Ouyang Hetian berjalan lebih dulu menaiki anak tangga batu menuju ke puncak tungku. “Ini adalah tungku untuk pemula sepertimu. Kuharap kau bisa menguasainya dalam beberapa minggu.”

Berbekal kegigihan tekadnya, Yao Chen mempelajari penempaan senjata. Dia rela terkena panas dari tungku, banjir peluh, dan rasa sakit di tangan ketika harus terus-menerus mengayunkan palunya, tapi dia tak mau menyerah.

Menyerah berarti kalah! Menyerah berarti tak bisa pulang!

“Tingkatan pembuat senjata ada 3. Pertama, Penempa. Kedua, Pemurni. Ketiga dan paling tinggi, Pencipta.” Ouyang Hetian menjelaskan di suatu sore usai Yao Chen berlatih.

Yao Chen ingin bertanya Ouyang Hetian sudah di level yang mana, tapi sepertinya itu kurang sopan.

“Aku di tingkat Pemurni Senjata.” Seakan tahu isi hati Yao Chen, Ouyang Hetian menguak sendiri tingkatannya. “Level Pencipta masih jauh bagiku. Itu hanyalah level mahaguru luar biasa yang sangat sulit digapai, karena untuk mencapai level itu, harus mampu menciptakan senjata menggunakan energi Qi dan menggabungkan elemen miliknya. Juga, senjata itu nantinya akan memiliki rohnya sendiri.”

Senjata Roh! Rupanya begitu. Yao Chen akan mengingatnya.

***

Tidak terasa, 11 bulan lebih terlewati dan Yao Chen semakin kuat secara fisik.

“Jangan bilang kamu naik tingkat lagi, Yao Chen!” Ouyang Hetian takjub saat menyadari kenaikan kultivasi anak didiknya.

Yao Chen mengangguk. Dia sudah mencapai Ranah Dasar Pemurnian Qi tahap puncak, setara kultivator tingkat 2. Untuk diketahui, naik satu tingkat minor saja membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan tahunan. Namun, Yao Chen bisa menggapainya hanya beberapa bulan singkat.

“Sepertinya kau termasuk genius bila kenaikan tingkat minormu hanya terjadi dalam satu atau dua bulan.” Demikian penilaian Ouyang Hetian. “Hm, kuyakin kau siap berlatih dengan hewan roh yang lebih tinggi levelnya. Besok akan kubawa ke hutan yang lebih dalam. Coba taklukkan mereka!”

Yao Chen mengangguk sebelum merenung. ‘Yang kuketahui, hewan roh jauh lebih kuat dari hewan buas biasa. Bahkan mereka ada level kekuatannya yang sebanding dengan para kultivator.’

Keesokan harinya, sesuai janji Ouyang Hetian, Yao Chen dibawa ke hutan yang lebih dalam. Dengan bangga dia menenteng kapak kecil dan pedang panjang hasil tempaan dia sendiri.

“Tenang saja, hanya ada hewan roh tingkat 1 dan 2 di sini. Aku yakin kau bisa menanganinya.” Ouyang Hetian memiliki keyakinan pada muridnya. Itu artinya hewan roh tersebut berada di level menengah.

Benar saja, Yao Chen dengan cepat menaklukkan beberapa hewan roh yang menghampirinya seharian ini. Sungguh pengalaman luar biasa untuknya yang merupakan manusia bumi.

***

“Yao Chen, aku memiliki informasi untukmu.” Ouyang Hetian duduk di ruang tengah gubuknya yang kecil.

Segera, Yao Chen ikut duduk, siap mendengar informasi dari gurunya.

“Kudengar dari pelangganku, beberapa bulan lagi akan ada perekrutan tahunan di Sekte Bilah Langit. Konon, mantan tunanganmu dan Di Yuxian juga akan mendaftar ke sana.” Ouyang Hetian membuka informasi. "Apa kau berminat?"

Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Anisa Salsabila P
muka bruangny mksdku, nyahahaha
goodnovel comment avatar
Anisa Salsabila P
dih aq klo jdo danang bklan cakar2 tuh muka pnjhatny
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status