Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 99 - Kehebohan Pertandingan Menempa Senjata

Share

99 - Kehebohan Pertandingan Menempa Senjata

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-06 13:25:56

“Bertanding penempaan?” Semua orang yang mendengar Sima Honglian sama-sama berseru kaget.

Sima Honglian justru memulaskan senyum indahnya sembari kepalanya mengangguk.

“Yao Chen, kau berani menerima tantangan itu?” Sima Honglian menatap lurus ke mata Yao Chen.

Karena dari awal dia sudah belajar penempaan dari Ouyang Hetian, pun dia bukan pengecut, maka Yao Chen mengangguk tegas. “Tentu berani, Master!”

Maka, pertandingan itu pun dilaksanakan di salah satu ruang kelas yang luas. Dipilih seorang murid baru terbaik di Divisi Penempaan untuk melawan Yao Chen.

Dengan asap panas di sekeliling ruang kelas penempaan, banyak orang berjejal ingin melihat jalannya pertandingan.

“Bahan disediakan Divisi Penempaan. Silakan kalian gunakan semaksimal mungkin. Buatlah senjata terbaik kalian. Pemenangnya adalah yang levelnya paling tinggi. Batas waktunya adalah 3 batang dupa!” Guru Hui berbicara dengan suara tegas.

Yao Chen mulai berdiri menghadap ke tungku bagiannya. Tungku besar setinggi diri
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
amsuzieimanjuwita
mantap dan tambah lg chapternya Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pendekar Tanpa Wajah   100 - Cambuk Unik Tempaan Yao Chen

    “Dia … dia sudah mendapatkan perhatian Master Sima yang hebat?!” Diskusi dengan suara pelan pun mulai berdengung di seluruh ruangan tersebut usai Sima Honglian berbicara.Di mata banyak murid di sana, Yao Chen mendapatkan perhatian Sima Honglian hanya karena menempa cambuk yang unik.Senjata yang ditempa Yao Chen memang sangat unik di era itu. Sebuah cambuk, bukan dari kulit atau tendon hewan roh kuat, melainkan dari untaian puluhan bilah kecil runcing yang akan mudah dipanjangkan atau dipendekkan sesuai kemauan pemegangnya.Hanya cukup menuangkan energi Qi di cambuk besi lentur itu agar bisa memberikan pergerakan maksimalnya. Sungguh sebuah senjata yang akan berguna di pertarungan jarak jauh maupun jarak dekat.“Aku namai ini … Cambuk Semesta.” Yao Chen berbicara pelan sambil menggulung kembali cambuknya seraya berhati-hati agar tangannya tidak sampai terluka oleh bilah tajam dan runcingnya yang berbentuk mirip

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Pendekar Tanpa Wajah   101 - Menuju ke Sekte Matahari Merah

    ‘Kompetisi 3 Sekte, aku harus memenangkannya agar bisa masuk ke Sekte Dalam!’ batin Yao Chen seraya meremas kepalan tangannya sembari dia berdiri di perahu terbang. ‘Di Yuxian! Shang Meili! Sebentar lagi aku akan segera menyusul kalian ke Sekte Dalam! Bersiaplah mati!’Tentu saja Yao Chen tidak melupakan tujuan utama dia berada di Sekte Bilah Langit. Dia masih memiliki keinginan kembali ke Bumi Indonesia di era modern.“Saudara Yao.” Hu Gao menyapa Yao Chen.Adiknya si gendut Hu Meng tidak lolos dalam pengujian untuk ikut ke Kompetisi 3 Sekte, hanya si kakak saja.Yao Chen membalas, “Kak Hu. Tidak kusangka basis kultivasi Kakak sudah naik ke Tingkat 4 Tahap Menengah. Selamat!”Saat mereka awal bertemu, basis kultivasi Hu Gao ada di Tingkat 3 Tahap Akhir.“Ah, ini tak perlu disebut. Justru kau yang meningkat pesat sejak awal. Selamat juga untuk kenaikanmu di Tingkat 3 Tahap Puncak.” Hu Gao membalas.Ketika itu, Yao Chen memang masih berada di Tingkat 2 Tahap Puncak. Dia saat itu diangg

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Pendekar Tanpa Wajah   102 - Kompetisi 3 Sekte

    “Saatnya tiba!” Yao Chen bergumam rendah sambil melangkah keluar dari rumah yang dihuni Murid Luar sepertinya.Li Yaren juga melangkah menjajari Yao Chen, demikian pula dengan Hu Gao. Mereka seperti trio saja.“Ayo!” Wang Lihui memimpin rombongan.Siang itu, di lapangan bela diri paling besar di Sekte Matahari Merah, ada puluhan ribu orang memenuhi tempat duduk penonton. Sebagian besar dari mereka memakai jubah merah, pakaian khas murid Sekte Matahari Merah.Sementara itu, dari Sekte Bilah Langit, seragam murid mereka terdiri dari 2 macam warna, hitam dan putih. Hitam untuk Murid Luar, sedangkan putih untuk Murid Dalam dan Murid Langsung.“Apakah itu tribun tempat Sekte Bulan Mistik?” Li Yaren mendongak ke salah satu podium sambil menunjuk menggunakan kipasnya.Yao Chen dan Hu Gao sama-sama menengadah ke arah yang ditunjuk Li Yaren.Di sana, ada tribun khusus yang ditempati banyak perempuan menggunakan jubah biru muda. Mereka memang dari Sekte Bulan Mistik, sebuah sekte yang hanya men

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Pendekar Tanpa Wajah   103 - Pertandingan Pertama Yao Chen di Kompetisi

    “Tu Xiao dari Sekte Matahari Merah melawan Yao Chen dari Sekte Bilah Langit!” Akhirnya nama Yao Chen disebut juga setelah satu jam sejak acara dimulai. Dari belasan pertandingan yang sudah berlangsung sebelumnya, Sekte Matahari Merah mendominasi jumlah pemenangnya. “Yao Chen, lakukan yang terbaik.” Ximen Hugeng menatap sambil mengangguk saat Yao Chen bangkit berdiri dari kursinya. Sebagai seorang murid yang berbakti, Yao Chen memberikan soja terbaik sembari membungkukkan tubuh ke Ximen Hugeng sebelum dia keluar dari tribun Sekte Bilah Langit. Sembari Yao Chen melesat ke arah arena, ada banyak orang membicarakan dia dari bangku masing-masing. “Wah! Itu dia bocah Tingkat 3!” “Tu Xiao beruntung sekali mendapatkan lawan selemah dia!” “Nah, Tu Xiao sepertinya tak perlu banyak berusaha dan langsung akan mendapatkan kemenangannya!” “Cih! Sekte Bilah Langit payah sekali sampai bocah Tingkat 3 saja dikirim ke Kompetisi 3 Sekte.” Ada banyak cibiran untuk Yao Chen, tapi dia tidak menggub

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Pendekar Tanpa Wajah   104 - Kelakuan Li Yaren di Arena

    ‘Dia … dia sungguh berada di Tingkat 6 Awal!’ Yao Chen masih terkesima dengan basis kultivasi Li Yaren.Namun, ketika dia melihat ke rekan-rekan sesama murid Sekte Bilah Langit, mereka semua sepertinya tidak seterkejut dirinya.‘Selama ini yang tergambar dari Li Yaren hanyalah dia pria mesum dan pemalas sampai ingin mengaku kalah begitu naik arena. Bahkan dia sendiri yang berkata kalau harus diancam terlebih dahulu oleh Wakil Ketua Sekte agar bersedia ikut Kompetisi 3 Sekte.’ Yao Chen masih belum paham akan Li Yaren.‘Nyatanya, tingkat kultivasinya setinggi itu.’ Yao Chen hanya bisa menghela napas pelan-pelan sambil masih membatin, ‘Memang tak boleh menilai sesuatu dari luarnya saja.’Dia sendiri tak ingat betapa dia berulang kali membuat kaget orang-orang karena mereka selalu salah menilai dirinya.Sementara itu, di arena, Li Yaren mulai diserang secara ganas oleh lawannya.“Nona, lebih baik menyerah saja dan kita bisa menepi untuk saling mengenal lebih mendalam. Siapa tau kita bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Pendekar Tanpa Wajah   105 - Keganasan Zhuge Ling

    “Apa dia bilang?!” geram murid Sekte Bilah Langit ketika lawan Zhuge Ling hendak kurang ajar pada gadis itu. Wajar jika banyak dari mereka yang geram karena fans Zhuge Ling tidak hanya di Sekte Luar saja tapi sudah sampai ke Sekte Dalam. Itu dikarenakan kecantikan dan juga latar belakang Zhuge Ling yang menakjubkan. “Memangnya kenapa?” Lawan Zhuge Ling semakin arogan menatap ke tribun Sekte Bilah Langit. Namun, di depan pemuda itu, Zhuge Ling sudah melesat terlebih dahulu setelah host menyatakan pertandingan dimulai. Pedang berselimut aura Qi warna perak di tangan Zhuge Ling sudah menusuk ke lawannya. Traang! “Hei! Cantik, kau tidak sabaran sekali!” Lawan Zhuge Ling sudah sigap dengan tombak besi yang lekas dikeluarkan untuk menangkis tusukan pedang di tangan gadis itu. Pedang Zhuge Ling beradu dengan tombak lawan, menimbulkan bunyi dentang yang menusuk telinga saking kuatnya bertabrakan di setiap serangan masing-masing. “Wah, ternyata kau kuat juga sebagai wanita.” Lawan Zhuge

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Pendekar Tanpa Wajah   106 - Babak Kedua Dimulai, Yao Chen Ditargetkan

    “Hm?” Yao Chen menoleh ke Su Tingnam yang cukup jauh darinya. Meski begitu, dia masih mendengar teriakan pemuda keluarga Su itu. Banyak kawan-kawan Su Tingnam yang melotot galak ke Yao Chen, memberikan intimidasi dari tatapan membunuh mereka. ‘Aku sudah ditargetkan? Ha hah!’ Yao Chen tertawa kecut di dalam hati. “Kenapa, bocah? Kau takut?” tanya Gao Long. “Tentu tidak!” Yao Chen menjawab Embrio Naganya. Sedangkan rekan-rekannya di Sekte Bilah Langit, ada yang memandang iba pada Yao Chen atas ancaman Su Tingnam, ada pula yang menyalahkan dia. “Itulah gunanya bersikap rendah hati ketika masih menjadi murid baru, Yao Chen.” Seorang kakak senior dari Sekte Dalam menegur Yao Chen. Yao Chen malas menjawab. Untuk apa? Toh mereka tak paham duduk perkara sebenarnya. “Jangan khawatir, Yao Chen.” Lantunan merdu di dekat Yao Chen terdengar. Itu adalah Sima Honglian. “Aku yakin kau bisa mengalahkan dia untuk kedua kalinya nanti.” Beberapa Murid Dalam heran dengan ucapan Sima Honglian. Apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11
  • Pendekar Tanpa Wajah   107 - Lagi-lagi Cukup dengan Satu Tinju untuk Membungkam

    “Humph!’ Yao Chen segera melejit juga ke angkasa untuk menghindari serangan puluhan pedang Qi dari lawannya. Setelahnya, Yao Chen membalas dengan membentuk lingkaran aura energi Qi dia yang menyemburkan puluhan serangan api yang dibentuk menjadi pasak-pasak tajam dan panjang ke lawannya. “Bocah itu sudah bisa mengeluarkan elemen api? Tapi dia bukan tingkat 6, kenapa bisa begitu?” Seorang murid Sekte Matahari Merah terbelalak kaget. “Kenapa tidak? Dia seorang alkemis, wajar kalau memiliki api sendiri.” Sima Honglian yang tak jauh dari pemuda Sekte Matahari Merah itu menjawab dengan santai. “Dia … dia seorang alkemis?” Kawan di sebelahnya menyahut sambil menatap heran ke Sima Honglian. “Tak hanya alkemis, dia juga bisa menempa senjata.” Sima Honglian memburaikan kemampuan Yao Chen tanpa ditahan-tahan. Tak hanya murid Sekte Matahari Merah yang ada di tribun sebelah yang terkejut, bahkan Murid Dalam dari Sekte Bilah Langit pun sama kagetnya. “Pantas saja dia kuat dan bisa mengalahk

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   583 - Keluarnya Sosok Kaisar Manusia

    “Keinginanmu terlalu tinggi!” balas Yao Chen.Dia berdiri dengan napas berat, keringat dan darah bercampur di wajahnya. Tubuhnya sudah terluka dalam akibat pertempuran sebelumnya, dan kini harus menghadapi musuh dari tingkat yang jauh lebih tinggi.“Berani kau menghina Panglima Gu, bocah!” raung Raja Iblis Mo yang masih hidup. Tubuhnya diselimuti pusaran energi kegelapan yang siap diledakkan ke lawan.Raja Iblis cantik berjulukan Panglima Gu mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Raja Iblis Mo diam.“Tentu saja keinginanku tinggi karena aku memiliki kemampuan.”Setelah mengucapkan itu, Panglima Gu menjulurkan kedua tangannya ke depan.Bagaikan ada daya hisap kuat, Yao Chen dan Putri Suci langsung tertarik ke arah tangan Panglima Gu.“Arkkhh!”Yao Chen dan Putri Suci tidak berdaya ketika leher mereka dicengkeram tangan Panglima Gu. Masing-masing jarinya lentik, berkuku panjang warna merah darah yang menindas.Mata Panglima Gu membelalak gila diiringi senyuman lebar. “Lihat, sudah k

  • Pendekar Tanpa Wajah   582 - Raja Iblis Cantik

    Asap darah belum sepenuhnya hilang ketika Mo Gu — Raja Iblis berkepala botak — akhirnya menyadari bahwa kakaknya, Raja Iblis Mo Yang, benar-benar telah dibakar habis oleh api mengerikan milik Yao Chen.“K-Kau ... KAU MEMBUNUH KAKAKKU!!!” raungnya, suara parau, gemetar antara amarah dan ketakutan.Wajahnya pucat, matanya liar menatap jasad hangus yang tak lagi menyerupai makhluk hidup.“Tidak! Ini belum waktunya! Aku harus pergi dari sini! Aku harus membalasnya suatu hari nanti!”Tanpa ragu, Mo Gu menghantam tanah dengan teknik iblis pelarian, membelah udara dan membuka celah dimensi.Namun suara dari belakang membuat darahnya membeku."Kamu pikir bisa seenaknya muncul dan kabur di hadapanku?"Langkah kaki bergema, disusul aura iblis menyelimuti tanah seperti malam menelan siang."Dasar anjing busuk!" bentak Yao Chen.Tubuhnya masih dalam Mode Asura Neraka, namun kini tampak goyah. Asap hitam mengepul dari punggungnya, darah mengalir deras dari hidung dan telinganya.Tubuh Tingkat 8-ny

  • Pendekar Tanpa Wajah   581 - Dua Raja Iblis

    “Bocah cari mati!” teriak salah salah satu Raja Iblis bernama Mo Yang. sambil dia membuat segel tangan dan memunculkan anak buahnya dari ruang hampa yang dia robek.Segera anak buah itu beterbangan ke arah Yao Chen dan Putri Suci.“Biarkan saya yang meladeni mereka, Putra Suci.” teguh Putri Suci sambil memunculkan pedang esnya. “Anda fokus saja pada raja iblisnya.”Maka, Putri Suci mulai membantai belasan demi belasan anak buah Raja Iblis yang menyerbu ke arahnya.Langit mendadak bergetar ketika dua Raja Iblis melesat turun seperti meteor gelap, menghantam tanah dan menciptakan kawah selebar dua puluh zhang. Angin menghantam deras ke segala arah, menyapu pepohonan, meretakkan bebatuan, dan menghentikan napas sejenak.“Humph!” Raja Iblis Mo Yang berjubah ungu kelam, membawa trisula hitam yang tampak seperti ditempa dari tulang naga iblis.Dia turun seperti dewa kematian, menyisakan jejak badai hitam dan awan berdarah.“Lihat bagaimana kami berurusan denganmu, bocah keras kepala!” Satun

  • Pendekar Tanpa Wajah   580 - Kejam Tapi Layak

    “Mu Hailan keparat!” geram Yao Chen.“Ha ha ha! Kenapa, bocah? Aku akan menangkapmu dan akan kuserahkan ke Kaisar Iblis Langit.” Kini terang sudah apa tujuan Mu Hailan menggiring Yao Chen ke tempat itu. “Aku yakin Kaisar Iblis Langit akan memberiku banyak kebaikan. Sedangkan Putri Suci, kita bisa menikmati waktu sebaik mungkin nantinya.”Wajah mesum menjijikkan Mu Hailan tidak ditahan-tahan ketika menatap Putri Suci.Yao Chen melangkah maju, suaranya pelan tapi tajam seperti pedang. “Berani kau menyentuh dia dan aku akan memastikan kau kehilangan semua keinginanmu — termasuk lidah dan nyawa.”Mu Hailan tertawa gila sebelum dia mengangkat tangannya, berseru ke delapan kawannya. “HANCURKAN MEREKA!”Para pembunuh darah langsung menyerang. Serangan udara dan teknik darah meluncur seperti badai merah. Formasi pengepungan mematikan pun menyala di bawah kaki mereka.Tapi Yao Chen tiba-tiba menghilang.SRAK!Dua dari delapan penyerang langsung terpental, tubuh mereka hangus terbakar.BRRZZT!!

  • Pendekar Tanpa Wajah   579 - Jejak Palsu dan Gairah Pendendam

    “Aku akan bicara! Aku akan bicara!” Mu Hailan menggigil.Dia sama sekali tidak menyangka seseorang yang masih berada di Tingkat 8 bisa menindasnya, bahkan mengaktifkan tubuh Asura yang mendominasi.Mu Hailan merupakan murid Sekt Istana Dewa yang kurang berkemampuan. Karena kerap mendapatkan penindasan dari teman dan seniornya, maka dia gelap mata dan mempelajari Teknik Kultivasi Sihir Darah yang cukup terlarang dan berbahaya.Itulah kenapa dia diusir dari Tanah Suci setelah ketahuan. Ini yang mengakibatkan kebenciannya terhadap Tanah Suci semakin berkali lipat.Saat dia mengetahui keruntuhan Tanah Suci, dia adalah orang yang tertawa paling awal.“Yang menyerang Tanah Suci ... memang Kaisar Iblis Langit! Tapi dia tidak sendirian!” serunya ketakutan. “Ada ... ada Tiga Raja Iblis lain bersamanya! Mereka mencari sesuatu — sesuatu yang hanya bisa dibuka oleh garis keturunan keluarga Gongsun.”Kini dia tidak bisa meremehkan Yao Chen. Meski kekuatannya telah ditingkatkan sampai di tahap yang

  • Pendekar Tanpa Wajah   578 - Reruntuhan Kota Hitam — Bayangan Sihir Darah

    “Di mana dia sekarang?”Yao Chen berdiri, api perlahan menyala di matanya.Bo Qian ragu-ragu. “Desas-desus terakhir ... dia terlihat di reruntuhan Kota Hitam — perbatasan gurun dan rawa kematian.”Yao Chen mengangguk. Langkahnya terasa lebih berat, tapi niatnya lebih kuat dari sebelumnya.“Aku akan ke sana,” ucapnya. “Aku akan menemukan kebenaran. Dan aku akan membuat Kaisar Iblis Langit berlutut ... di bawah pedangku!”Langit kota Oasis Besar mulai berubah jingga. Angin gurun kembali berdesir ... menyambut perjalanan baru yang jauh lebih berbahaya.“Anda yakin hendak ke sana?” tanya Putri Suci.Ada pijar cemas dalam matanya.Yao Chen mengangguk yakin. “Aku harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin.”Malam mulai turun ketika Yao Chen dan Putri Suci tiba di tepi Kota Hitam — sebuah kota mati, penuh reruntuhan dan aura kematian yang begitu kental.Dinding runtuh, menara patah, dan batu-batu hitam berserakan seperti kuburan raksasa.“Berhati-hatilah, Putra Suci,” bisik Putri Suci, mer

  • Pendekar Tanpa Wajah   577 - Mencari Informasi di Kota Oasis Besar

    “Aku yakin mereka baik-baik saja, Putra Suci.” Suara lembut Putri Suci mengalun. “Mereka wanita kuat dan cerdas, takkan terjadi hal buruk pada mereka. Anda bisa tenang.”Yao Chen tau Putri Suci hanya sedang menghiburnya agar dia tenang. Dia mengangguk dan berharap dua istri lainnya benar-benar dalam situasi yang baik.Mentari gurun menyinari hamparan emas yang tiada berujung. Kafilah bergerak perlahan di tengah suhu yang menyengat, roda-roda kayu berderit, dan langkah unta roh membentuk irama lelah yang konsisten.Di atas sebuah kereta utama, Yao Chen duduk bersila dengan mata terpejam, namun aura yang keluar dari tubuhnya masih belum stabil.Di sampingnya, Putri Suci duduk dalam diam, sesekali melirik Yao Chen dengan rasa prihatin.‘Semenjak mendengar tentang kehancuran Tanah Suci Istana Dewa, Putra Suci berubah. Tatapannya semakin dalam, ucapannya lebih hemat, dan energi spiritual dalam tubuhnya... semakin ganas. Seolah setiap helaan nafasnya menyimpan ledakan kemarahan yang terbung

  • Pendekar Tanpa Wajah   576 - Dendam Baru

    “Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber

  • Pendekar Tanpa Wajah   575 - Aku Belum Selesai!

    “Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status