Share

Bab 102: Mbah Kupat Kabur (part 1)

“Tidak salah lagi, dia adalah putra Surya Sasmita. Itu artinya, wanita di dekatnya adalah istrinya. Ratri Galuh, putri Mahaguru Kusuma Galuh dari Paguron Linggabuana,” batin Mbah Kupat dengan wajah pucat pasi.

“Hahaha.. Jangan bercanda kau! Kau pikir dengan mencatut nama orang lain, kau bisa bebas begitu saja hah!” bentak Buras.

“Itu terserah kepadamu,” ucap Jayadharma sambil mengalihkan pandangannya ke arah Indra yang masih berlutut di tanah dengan nafas terengah-engah. Luka lama di punggungnya juga tampak kembali mengeluarkan darah, luka tebasan yang dia dapatkan saat melindungi Mira di Kerajaan Girilaya.

“Sulit dipercaya, dengan luka separah itu dia masih mampu mempertahankan kesadarannya,” gumam Jayadharma.

“Ini akan sangat merepotkan,” pikir Mbah Kupat seraya mengepalkan tinju tangan kanannya yang terluka.

Mendadak saja tanah di sekitar tempat mereka berada mulai bergetar kuat bersamaan dengan riuh angin yang bergemuruh dari arah Mbah Kupat. Udara malam yang agak dingin tiba-tiba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status