Share

Hilangnya Tenaga Dalam

Mata Surya Yudha masih terpejam, tetapi tubuh pemuda itu menggelinjang dan mulutnya tak berhenti meraung. Kepanikan semakin menjadi tatkala Dewi Mayangsari masuk ke ruangan itu, karena keluar darah dari telinga, hidung dan mulut Surya Yudha. 

Luka-luka di tubuh Surya Yudha yang awalnya sudah menutup, kini kembali terbuka.

"Apa yang terjadi?" Ki Arya Saloka menggeleng, masih belum memahami dengan kondisi cucunya. 

"Aliran tenaga dalamnya kacau, organ dalamnya juga mulai hancur. Padahal aku hanya memberinya ilalang emas untuk meningkatkan tenaga dalam." Dewi Mayangsari roboh seketika. Bibirnya bergetar tak dapat mengeluarkan kata-kata yang menumpuk di kepalanya.

"I-ilalang emas? Ayah memberikan ilalang emas?" tanya Dewi Mayangsari tak percaya. Air mata mengalir derastak bisa ia bendung lagi.

"Ya dewa ... kenapa harus terjadi?" lirih Dewi Mayangsari dalam tangisnya. Ki Arya Saloka yang masih sibuk meracik ramuan obat tak menggubris ucapan putrinya.

"Ramuan mahkota dewa, ramuan ini harusnya bisa menghentikan pendarahannya." Ki Arya Saloka meminumkan ramuan itu kepada Surya Yudha, akan tetapi tidak ada perubahan apa pun.

"Surya ... Surya Yudha diberkati dewa matahari. Ilalang emas menjadi sumber kelemahannya." 

"Dewa Matahari? Kenapa aku tidak pernah tahu? Ilalang emas bisa dinetralkan dengan kencana wungu, tapi aku tidak sanggup memberikannya." Ki Arya Saloka menyalurkan hawa murninya kepada Surya Yudha. Walau cara ini belum tentu berhasil, namun Ki Arya Saloka tidak ingin menyerah begitu saja.

"Ayah ... aku mohon. Surya adalah anakku satu-satunya. Asal dia hidup, aku tidak masalah." Dewi Mayangsari terus memohon kepada Ki Arya Saloka. Namun, Ki Arya Saloka tak mendengarkannya dan terus menyalurkan tenaga dalam. "Ayah ... aku mohon."

"Tidak."

"Baik. Jika Surya mati aku akan mengikutinya. Dengan tanggung jawab yang dipikul suamiku, dia pasti bisa hidup walau dalam penderitaan." Ancaman Dewi Mayangsari nyatanya mampu menyentuh hati ayahnya. 

"Kalau kamu dan Surya pergi, apa gunanya ayah hidup? Ayah juga akan ikut kalian," lirih Ki Arya Saloka. Orang tua yang biasanya selalu tegar dan hangat itu, saat ini mengalir air mata penyesalan.

"Ayah akan memberikan ramun kencana wungu. Walau cara ini akan menghancurkan masa depannya, tapi dia masih bisa memperbaiki jika ada niat." Dewi Mayangsari mengangguk dan memeluk ayahnya.  

"Panggilkan beberapa perwira tinggi untuk membantu menyalurkan tenaga dalam. Kamu sudah terlalu lelah, jangan memaksakan diri." Dewi Mayangsari mengangguk dan memanggil beberapa perwira lewat tabib muda yang sedang berjaga.

Beberapa orang berzirah perak dan satu orang menggunakan zirah emas memasuki ruangan dengan wajah cemas. Dalam susunan militer Kerajaan Nara Artha, Surya Yudha adalah seorang anak emas yang tidak boleh mati muda.

Sifat keras kepala namun setia, otak cerdas dan sigap mengambil keputusan, dan kekuatan fisik yang begitu baik membuat Surya Yudha perlu dilindungi.

"Apa yang dapat kami bantu?" tanya Wirmo, prajurit yang menggunakan zirah emas.

"Salurkan tenaga dalam kalian. Aku harus membuat sebuah ramuan penting, tak bisa menyalurkan hawaku kepada Surya. Aku mohon bantuannya."

"Tidak perlu memohon, Ki Arya. Surya sudah seperti anak kami." Ki Arya Saloka mengangguk dan menyingkir dari sisi Surya Yudha.

Wirmo dan lima orang lainnya segera mengambil pisisi dan bersiap menyalurkan tenaga dalam.

Ki Arya Saloka duduk di sudut ruangan. Di hadapannya ada meja kecil dan tempayan serta lumpang kecil dan alu. Dari ruang kosong Ki Arya Saloka mengeluarkan sebuah tanaman bunga yang memiliki kelopak berwarna ungu.

Di petiknya beberapa kelopak bunga itu kemudian ia masukan ke dalam lumpang. Ki Arya Saloka juga mencampurkan beberapa tetes madu hitam dan air laut kemudian menumbuk semua bahan itu.

Sebuah ramuan hitam pekat dengan aroma menyengat tercipta dari kombinasi bahan-bahan tersebut. Dengan tangan bergetar Ki Arya Saloka memindahkan ramuan itu ke dalam mangkuk.

"Wirmo, aku minta tolong. Minumkan ramuan ini pada Surya Yudha. Setelah itu tahan tubuhnya agar tetap duduk. Aku akan mengerjakan sisanya." 

"Baik, Ki." 

Wirmo menerima mangkok itu kemudian meminumkannya kepada Surya Yudha. Wirmo merasakan sesuatu yang aneh dalam diri Surya Yudha setelah ramuan itu memasuki tubuhnya. Gelombang tenaga dalam yang awalnya terpancar kuat perlahan meredup dan hilang sepenuhnya setelah beberapa saat.

"Ki Arya, apa Surya baik-baik saja?" tanya Wirmo ketika melihat tubuh Surya Yudha melemah.

"Dia akan baik-baik saja. Tapi ... perlu waktu lama untuk menyembuhkannya." Wirmo mengangguk tanpa curiga. Luka di tubuh Surya Yudha memang parah. Jika penyembuhannya memerlukan waktu lama, maka pria itu menganggapnya hal yang wajar.

"Apa yang harus kami lakukan setelah ini?"

"Aku akan menangani Surya Yudha, terima kasih sudah membantuku. Setelah bangun nanti cucuku akan membutuhkan banyak waktu untuk bisa ditemui."

"Aku mengerti. Luka separah itu memang perlu banyak istirahat. Semoga Surya Yudha bisa segera pulih," ucap Wirmo tulus. Pria itu pamit kepada Ki Arya Saloka karena harus mengawasi pelatihan para prajurit.

Ki Arya Saloka hanya mengangguk dan memandangi punggung para perwira yang semakin jauh sebelum hilang terpisah pintu.

'Jika mereka memahami maksudku, entah apa reaksi mereka.'

Waktu cepat berlalu, sudah tujuh hari Surya Yudha tak sadarkan diri semenjak meminum ramuan ilalang emas. Indra Yudha yang baru selesai menjalankan misi langsung menjenguk putranya yang masih belum sadar.

Ki Arya Saloka dan Dewi Mayangsari menemani Indra Yudha yang masih dirawat di balai pengobatan. Mereka berdua menceritakan semua tanpa menutupi satu apa pun.

Indra Yudha terlihat marah dan kecewa. Tidak pada putranya, tetapi pada orang yang membuat putranya seperti ini.

"Jika seperi ini, aku akan menulis surat pengunduran diri untuknya."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Pengelana Kesepian
Dia Memang perempuan... lebih jauh lagi dia masih seorang bocah
goodnovel comment avatar
Djisamsoe
Dari bab ini, aku menduga Authornya perempuan ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status