Share

Lembah Tebing Berbatu 

Sang Ular Emas meminta keduanya untuk segera menunggangi punggungnya. Tapi sebelum itu, Li Mei memeluk beberapa warga desa yang sudah dianggapnya sebagai keluarga. Ia berpamitan dengan mereka. Derai air mata terlihat jelas di wajah mereka ketika hendak melepas kepergian seorang wanita perkasa yang dijuluki sebagai pelindung desa. Bagi para warga, Li Mei termasuk sebagai sesepuh yang dituakan.

"Li Mei, ayo …." Lin Tan mengulurkan tangannya untuk membantu wanita itu naik ke atas punggung kuda emas.

Ketika Long Wang mulai berlari, Lin Tan yang berada di belakang wanita itu terlihat begitu canggung. Ini adalah pengalaman pertamanya menunggangi seekor kuda bersama dengan seorang wanita.

"Ada apa?" Li Mei melirik ke arah pemuda yang berada di belakangnya.

"T–tidak apa-apa! Hanya saja … a–aku tidak terbiasa berkuda dengan seorang wanita," ungkap Lin Tan yang terlihat berusaha menjaga jarak dari tubuh Li Mei.

"Oh … kalau begitu biasakanlah mulai dari sekarang," balasnya. Li Mei tidak memperdulikan masalah personal pemuda yang berada di belakangnya. Ia malah bersikap biasa saja. Namun untuk sejenak saja, ia berusaha menahan senyumnya karena melihat tingkah lucu Lin Tan yang tampak canggung.

Perlahan-lahan Long Wang menambah kecepatan larinya. Manuvernya di antara semak-semak dan juga pepohonan begitu tajam dan akurat. Kedua matanya yang mampu merasakan energi dari pepohonan dan benda-benda di sekelilingnya telah membantu Long Wang untuk menghindari mereka.

Bila disandingkan dengan kuda biasa, kecepatan lari Long Wang kira-kira tiga kali lipat lebih cepat. Bahkan tenaga dari kuda biasa tidak ada setengahnya tenaga dari si kuda emas.

"To–tolong kurangi kecepatanmu! Aku sudah berkali-kali mengunyah serangga yang terbang ke arahku!" Terpaan angin yang begitu kencang menyapu wajah Lin Tan hingga ia susah untuk membuka kedua matanya.

"Diam saja! Kau terlalu banyak bicara!" Long Wang membentak pemuda itu dengan sangat keras.

Selang beberapa waktu kemudian, ketiganya telah berhasil melewati hutan yang begitu besar. Long Wang memilih jalan itu karena jalur tersebut langsung menghubungkan dirinya menuju ke tempat yang ia tuju, yaitu lembah bertebing bebatuan.

"Kenapa kita tidak melewati desaku saja?! Bukankah jauh lebih cepat bila lewat sana?" Lin Tan berteriak agar suaranya bisa didengar oleh si kuda emas. Maklum saja, dengan kecepatan yang luar biasa, angin yang menghantam wajah Lin Tan membuat suaranya sulit untuk terdengar.

"Itu karena aku tidak ingin mengambil resiko! Mungkin saja di sana masih ada beberapa iblis burung yang menetap di desamu. Lagi pula, sedari tadi aku sudah merasakan hawa keberadaan manusia yang sedang berkumpul di ujung jalan sana," ungkap Long Wang. Tidak terasa, mereka akhirnya telah memasuki wilayah lembah bertebing bebatuan.

Semakin mereka masuk ke dalam wilayah itu, suasananya semakin berbeda. Ditambah lagi, tepat di ujung sana terdapat jurang yang lumayan dalam. Terlihat Long Wang segera mengambil ancang-ancang dari tempatnya berlari.

"Hei! Apa yang kau lakukan?! Kenapa tiba-tiba kau menambah kecepatanmu!" Lin Tan merasa panik. Raut wajahnya begitu cemas. Tanpa sadar, kedua tangannya langsung memeluk erat pinggang Li Mei.

"Semuanya! Cepat berpegangan!" Teriak Long Wang.

Ketika sudah mendekati pinggiran tebing, kuda emas itu segera melompat dengan begitu percaya diri. Dalam beberapa detik, ketiganya telah melayang di atas udara. Tepat dibawah mereka ada jurang yang begitu dalam.

"Apa makhluk bodoh ini sudah gila?!" Teriak Lin Tan. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Ada jurang begitu dalam tepat di bawah kakinya.

AARRGHH!!!

Pemuda itu terus saja berteriak seraya meluapkan ketakutannya. Namun ketika Long Wang berhasil menjejakkan kakinya kembali ke permukaan tanah yang berada di seberang jurang, Lin Tan terlihat begitu lega.

"Untung saja aku masih bernyawa …." Gumamnya. Lin Tan segera turun dari punggung kuda gila itu. Sambil mengambil napas panjang dan mengeluarkannya, ia melihat ke sekelilingnya.

"Apa yang kau lakukan?! Cepat naik! Kita harus mengejar waktu sebelum malam tiba!" Bentak Li Mei.

"Baiklah …." Akhirnya pemuda itu menuruti ucapan Li Mei. Ia kembali naik ke atas punggung temannya. Perjalanan mereka akhirnya kembali dilanjutkan.

Ketika mereka telah mendekati wilayah lembah berbatu, kabut tipis mulai turun dan menutupi wilayah itu. Perlahan langit mulai bergerak dan berganti menjadi senja.

Perjalanan panjang itu akhirnya harus berakhir. Long Wang hanya membutuhkan waktu sekitar setengah hari saja untuk menaklukan jarak yang bila ditempuh menggunakan kuda biasa bisa menghabiskan waktu kira-kira satu hari satu malam.

Perlahan mereka mulai mendaki bebatuan dan memilih terus naik ke atas tebing berbatu. Ketiganya berusaha untuk menghindari kumpulan para manusia yang berada di bawahnya. Long Wang yang sebelumnya berubah menjadi kuda telah kembali ke wujud aslinya. Ia merayap dan melilitkan tubuhnya di lingkar leher Lin Tan. Dengan santainya ia melingkar di sana seperti sebuah kalung.

"Itu mereka," ucap Long Wang. Pandangannya tertuju ke arah bawah. Terlihat beberapa manusia yang sedang berkumpul.

"Mereka adalah para pemburu hadiah. Sepertinya mereka akan mengincar harta yang berada di dalam gua," pikir Li Mei yang mengintip dari pinggiran tebing.

"Harta? Memangnya ada harta karun di dalam gua itu?" Lin Tan menoleh ke arah wanita itu. Ada rasa ragu yang menghinggapi pikirannya.

"Tentu saja. Para iblis yang menjaga harta itu. Mereka juga menjadikan harta tersebut sebagai umpan untuk para manusia. Sekali kau masuk ke sana dengan niat buruk untuk mengambil harta itu, maka tidak ada jalan lagi bagimu untuk bisa keluar dari sana," ungkap Long Wang.

Para pemburu hadiah adalah kumpulan orang-orang yang tergabung dalam beberapa sekte pendekar. Mereka berkumpul dengan tujuan ingin merampas harta-harta tak bertuan di beberapa tempat suci ataupun tempat bertuah. Bila dilihat dari tempat Lin Tan berada, bisa diperkirakan jumlah mereka sebanyak lima ratus orang.

"Orang itu? Long Wang, coba lihatlah," ucap Li Mei yang sambil menunjuk ke salah satu manusia di bawah sana.

Long Wang melihat seorang pemuda yang mengenakan pakaian aneh dan membawa seekor binatang peliharaan berwarna merah tua. Binatang itu melingkar tepat di lehernya. Lalu bentuk fisiknya yang tanpa kaki dan memiliki tubuh panjang seperti seekor ular.

"I–itu?!" Long Wang menyadari bila hewan yang melingkar di leher pemuda itu adalah sosok yang dikenalnya.

"Ada apa! Kau lihat apa?!" Lin Tan merasa penasaran. Sorot kedua matanya mengikuti petunjuk ucapan Long Wang yang mengarah ke salah satu pemuda di bawah sana.

"Aku menemukannya! Lihatlah, itu adalah Huo She, sang ular api!" Long Wang menunjuk ular yang melingkar di leher seorang pemuda yang berada di antara kumpulan orang-orang pemburu hadiah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status