Beranda / Fantasi / Pendekar Ular Emas / Keputusan Bersama

Share

Keputusan Bersama

Penulis: Mangata
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-24 20:21:33

Senjata yang berasal dari logam Jin Tie mampu menghabisi para iblis hingga mereka hangus tidak tersisa. Efeknya seperti logam perak yang menusuk tubuh vampir, para iblis akan langsung meleleh dan hangus menjadi abu bila terkena senjata yang diciptakan dari logam itu.

"L–luar biasa!" Lin Tan tercengang. Mulutnya melongo karena merasa takjub akan kekuatan dari Long Wang.

"Sudah beres! Sekarang saatnya bertemu dengan orang itu!" Long Wang langsung mengendalikan tubuh Lin Tan . 

Ia segera mendobrak dinding kayu yang membatasi gua tersebut.

Para warga yang bersembunyi di dalam gua terlihat berteriak sangat keras. Hal itu membuat Lin Tan juga ikut berteriak.

"AARGH!!!"

"Siapa kau?! Apa kau iblis?!" Seorang warga melempari Lin Tan dengan batu.

"B–bukan! Aku bukan iblis!" Lin Tan  membela diri. 

Ia segera meminta Long Wang untuk melepaskan diri dari tubuhnya. Lin Tan menjadi bulan-bulanan seluruh warga yang memfitnahnya sebagai kaki tangan para iblis. Dengan cepat, Long Wang yang menjadi zirah kembali ke tubuhnya dalam bentuk seekor ular kecil berwarna emas. 

Zirah Ular Emas yang melekat di tubuh Lin Tan pun menghilang. 

"Long Wang?" Salah seorang wanita muda mengenali sosok ular emas yang merambat di tubuh pemuda itu.

"Li Mei, kau tidak apa-apa?" Long Wang mendatangi wanita muda yang terlihat seperti berumur dua puluh lima tahun. 

"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu? Ke mana saja kau!" Bentak Li Mei. 

"Aku hanya jalan-jalan di hutan saja," ucap Long Wang.

Li Mei memeluk erat ular itu. Ia begitu menyayanginya. Baginya dan warga desa, Long Wang seperti sosok leluhur dan pelindung bagi desa itu. 

Mereka telah hidup bersama Long Wang sejak lima puluh tahun yang lalu. Dan bisa dibilang Long Wang adalah maskot dari desa tersebut. 

"Lalu, siapa laki-laki itu?" Tanya Li Mei. Ia menoleh ke arah Lin Tan .

"Halo, perkenalkan. Aku adalah Lin Tan. Aku meru–," 

"–Oh, ia adalah wadahku. Lin Tan hidup kembali karena jasaku. Sebelumnya ia mati karena dimakan oleh iblis bersayap," sela Long Wang.

Ucapan Lin Tan di sela tepat disaat ia ingin memperkenalkan dirinya sebagai wadah dari si Ular Langit.

"Oh, begitu. Syukurlah." Li Mei tidak menggubris keberadaan pemuda itu.

"Sepertinya keberadaanku tidak begitu penting," ungkap Lin Tan dalam hati. 

Akhirnya ia memilih untuk pergi keluar dan membiarkan ular sialan itu bermesraan dengan Li Mei.

Pemuda itu berjalan menuju ke atas bukit. Meski belum mencapai puncak, ia bisa melihat dari kejauhan, desa yang berada di bawahnya telah hancur.

Kepulan asap hitam membumbung tinggi, dan ada api di mana-mana. Semua mayat yang bergelimpangan menebarkan bau amis yang menyengat.

"Aku benar-benar akan membunuh semua iblis itu!" Remasan kedua tangan Lin Tan  membuat tekadnya semakin besar untuk menghabisi para makhluk itu. 

"Apa mereka sudah pada pergi dari desa?" Tanya Long Wang. 

Ia menghampiri Lin Tan yang sedang duduk di atas tebing batu sambil memandangi desa. Pemuda itu terlihat masih saja kesal ketika melihat desa di bawahnya telah porak-poranda.

"Para iblis itu sudah meninggalkan desa, namun sepertinya yang tersisa dari desa itu hanyalah kesedihan," ucap Lin Tan. Ia tidak berpaling ke arah Long Wang.

"Aku mengerti perasaanmu, namun bila setiap kali ada iblis yang menyerang desa, lalu kau berada di sana dan melihatnya, pasti kau akan selalu mengutuk mereka dan malah membuatmu menjadi semakin kepikiran dan terbebani," ungkap Long Wang.

Ia duduk di samping Lin Tan. Makhluk kecil berkulit emas itu menyandarkan tubuhnya untuk menguatkan temannya. 

"Andai saja aku memiliki kekuatan yang lebih! Mungkin aku bisa membantai mereka semua!" Tangan Lin Tan  mengepal keras. 

"Kabar bagusnya adalah aku bisa mengajarimu menjadi seorang pendekar. Ditambah lagi, dengan adanya diriku, kau bisa mengakses kekuatanku dengan begitu mudah. Dua hal itu sudah cukup untuk menghabisi para iblis tersebut," jelas Long Wang.

Ia menoleh ke arah Lin Tan. Menggelontorkan senyuman untuk melepaskan rasa kesal dari temannya. 

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Apa yang kita lakukan selanjutnya?" Tanya Lin Tan .

Ular itu bangun dari tempatnya. Ia mengajak Lin Tan untuk menuruni bukit tersebut. Di sepanjang jalan, Long Wang terus berceloteh tentang Li Mei yang telah ia anggap sebagai teman sejatinya. Hanya Li Mei yang bisa mengakses teknik Ular Langit milik dirinya, selain Lin Tan .

"Li Mei, kemarilah," panggil Long Wang.

"Sepertinya kau sangat menikmati duduk di atas tebing batu." Wanita itu menghampiri Lin Tan. 

"Aku hanya ingin mendinginkan pikiran sejenak. Aku masih sangat kesal dengan kelakuan para iblis itu," ungkap Lin Tan .

Li Mei memberikan sebuah gelas berisi air mineral kepada Lin Tan. Ia mempersilahkan keduanya untuk duduk di gazebo kayu yang lumayan besar.

"Minumlah, tenangkan dirimu. Dan ikhlaskan apa yang terjadi di sini. Kami sudah terbiasa mendapatkan tamu berupa gerombolan iblis seperti itu. Namun aku tidak menyangka dua bulan terakhir intensitas serangan iblis semakin besar," ungkap Li Mei.

Pemuda itu melihat Li Mei dengan seksama. Rambut hitam lurus tergerai panjang hingga ke pundak belakang. Lesung pipi serta kulit yang begitu bersih dan putih, lalu sikapnya yang begitu hangat, membuat Lin Tan berpikir bila Li Mei adalah sosok wanita sempurna.

"Ngomong-ngomong berapa usiamu? Kau sangat dewasa dalam menyikapi sesuatu," ucap Lin Tan.

"Aku?" Li Mei tersenyum.

"Aku berusia seratus tiga puluh tahun," jawabnya. 

Lin Tan terdiam. Pikirannya sejenak dibawa terbang tinggi. Ia tidak menyangka bila jawaban dari Li Mei akan seperti itu. 

"A–apa maksudmu?" Lin Tan merasa bingung.

Kenyataannya adalah Li Mei telah hidup dari lima puluh tahun yang lalu. Ketika pertama kali dirinya bertemu dengan Long Wang, kala itu usianya sudah mencapai 60 tahun. 

Li Mei mendapatkan anugerah bola arwah dari Long Wang untuk memiliki hidup panjang. Hal itu dilakukan agar wanita itu bisa terus menemani Long Wang dari setiap generasi. 

Ia dijuluki sebagai pelayan sang Ular Langit. Berbeda dengan Lin Tan yang melakukan kontrak dengan Long Wang dan menjadi wadah dari Ular Langit.

Setelah Long Wang menjelaskan semua itu, kebingungan Lin Tan perlahan memudar. Ia tidak menyangka wanita muda di depannya ternyata adalah seorang nenek-nenek renta yang telah berusia seratus tiga puluh tahun. 

"Kau menjadikan Li Mei sebagai budakmu?" Lin Tan menoleh ke arah Long Wang.

"Hah?! Tentu saja tidak! Aku menjadikannya pelindung dan jembatan bagiku untuk bersosialisasi dengan para warga lainnya," ungkap Long Wang.

"Sudah-sudah, sekarang apa yang harus kita lakukan? Tetap mencari para saudaramu yang hilang?" Tanya Li Mei.

Long Wang memberikan peta lokasi pertama dari tubuhnya yang hilang. Ketika Lin Tan melihatnya, ia tidak percaya dengan tempat dari lokasi tersebut. 

"Bukannya itu adalah lembah berpasir di dekat gua di wilayah selatan?" Lin Tan  tercengang.

"Benar sekali. Salah satu dari diriku berada di sana. Peta ini selalu berpindah lokasi sesuai dengan keberadaan para tubuhku yang terpencar. Nah, karena yang paling dekat adalah di sini, maka aku ingin pergi ke sana," ungkap Long Wang.

"Bila menaiki kuda, kita bisa sampai di sana sebelum malam. Namun semakin dekat dengan wilayah gua, kemungkinan besar serangan iblisnya akan semakin tinggi," pikir Li Mei.

Long Wang menggulung peta lusuhnya. Ia tidak peduli dengan para iblis berlevel rendah. Selama ia memiliki Lin Tan dan Li Mei, dirinya bisa melawan mereka semua. 

"Sebaiknya kita segera bergegas. Ayo!" Long Wang segera merubah dirinya menjadi seekor kuda berwarna kuning putih keemasan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pendekar Ular Emas   Teman Dari Negeri Tengah

    Di lain tempat, Sheng Guang memilih pergi setelah melihat Lu Buxia menghampiri kembali Lin Tan. Namun sebelum Sheng Guang benar-benar pergi, Long Wang yang melihatnya, menghentikan pria tua itu. "Kau datang jauh-jauh dari negeri tengah hanya untuk pergi setelah melihatku?" ucap Long Wang. Ia menampakkan wujudnya kembali setelah bekerja sama dengan Lu Buxia. Long Wang lari ke pundak Lin Tan dan bicara empat mata dengan Sheng Guang. Tampaknya Ular Emas merasa kalau pria tua itu bukanlah orang sembarangan."Perbincanganmu sepertinya berhasil. Aku turut senang, namun apakah aliansi yang ingin kau buat bisa menjadi lebih besar lagi?" pikir Sheng Guang."Apa maksudmu?" tanya Long Wang."Bila hanya berpusat pada aliansi negeri timur saja, maka wilayah lainnya akan hancur seiring penyerangan besar-besaran yang dilakukan oleh para iblis. Aku datang mewakili raja yang telah menolongmu. Ia memintaku untuk memberikan ini kepadamu," ungkap Sheng Guang.Pria tua itu memberikan gulungan perkamen y

  • Pendekar Ular Emas   Keputusan Sang Raja

    “Dia aneh. Apa mungkin dia seorang cenayang? Tapi dia bilang datang dari kerajaan di negeri tengah? Kerajaan apa?” pikir Lin Tan. Di lain tempat, Lu Buxia akhirnya bisa membodohi raja Hong Can dan membuatnya terjerumus ke lubang yang ia buat sendiri. Raja Hong Can akhirnya menuruti perkataan Lu Buxia untuk undur diri dari pesta meriah itu. Ia menggiring Lu Buxia menuju ke paviliun pribadinya. Di sana, raja Hong Can meminta Lu Buxia menjelaskan tentang apa yang ia ketahui mengenai pencucian harta yang dilakukan oleh raja Hong Can dan para anteknya. Tentunya, informasi itu di dapatkan dari Long Wang yang berhasil mengorek informasi dari teknik melihat masa lalu menggunakan mata Surgawi miliknya. "Lu Buxia, ikan sudah berhasil digiring. Sekarang, kau bisa memancingnya dengan kail yang besar!" ungkap Long Wang. Ia menganalogikan raja Hong Can sebagai ikan yang bodoh. "Kau telah menggelapkan pajak dengan melakukan pencucian semua emas kerajaan. Menggunakan jasa kurir di pasar gelap un

  • Pendekar Ular Emas   Pesta Busuk Hong Can

    "Luar biasa, untuk sebuah kemenangan yang didapatkan dari perjuangan keras kita, raja Hong Can sampai menggelontorkan anggaran yang begitu besar untuk mengadakan pesta ini," sindir Huo She. Ia sama sekali tidak suka dengan sikap sang raja. Ia tidak menyangka bila raja Hong Can begitu gila akan pujian. Sebuah pesta besar atas kemenangan Hong Can yang sebenarnya didapatkan dari perjuangan Lin Tan dan temannya, malah dijadikan bahan politik oleh raja itu. Sungguh busuk! Ia bahkan tidak peduli pada prajurit diluar sana yang masih kehilangan. Dan yang paling menjijikkan adalah justru dirinya yang mendapatkan penghargaan atas keberhasilan untuk mempertahankan Hong Can. Tidak main-main, semua gubernur di beberapa wilayah kerajaan Hong Can sangat memuji sang raja. Semuanya datang, menjilat bagai ular!"Itu yang namanya menjilat," bisik Huo She. "Biarkan saja. Aku tidak peduli dengan urusan para manusia kotor. Kita hanya perlu kekuatan perang Hong Can. Bila raja kotor itu ingin menggunakan

  • Pendekar Ular Emas   Menang?

    "Ini hanyalah awal dari perang besar yang akan bergulir di depan nanti. Kau akan melihat bagaimana giliran kami melakukan invasi!" Mu Yao membeberkan apa yang akan terjadi di depan. Delapan iblis yang tersisa dari raja iblis kuil atas akan menjadi momok mengerikan bagi seluruh negeri di benua Lianhua. Huo Mo mengetahui kekalahan saudaranya, Mu Yao, saat ini. Ia telah mengambil sikap untuk mempersiapkan penyerangan besar-besaran.Dari balik singgasana kuil atas, Huo Mo telah memerintahkan tujuh adiknya yang lain untuk bersiap-siap dengan perang besar yang akan dilakukan oleh mereka. "Kami akan berjalan di muka bumi dan membantai semua makhluk hidup selain kami! Para iblis akan berbondong-bondong untuk melucuti alam ini dan menjadikannya tempat tinggal kami yang baru!" Mu Yao masih berbicara. "Aku tidak peduli." Lin Tan berjalan mendekati tubuh Mu Yao. "Aku akan menghancurkan mereka semua, hingga raja iblis terakhir di lantai seratus," ungkap Lin Tan.Ia telah berdiri tepat di depan

  • Pendekar Ular Emas   Lin Tan Vs Mu Yao

    Dengan begitu cepatnya, tubuh Lin Tan menabrak dinding tebal tersebut. Namun sayangnya, ketika hendak di cek oleh Mu Yao menggunakan pandangan jarak jauh miliknya, ternyata yang menabrak dinding tersebut hanyalah sebuah boneka yang terbuat dari logam Jin Tie. Ia tertipu! Mu Yao merasa kesal karena dirinya seakan sedang dipermainkan oleh pemuda itu."Mata Surgawi memiliki kemampuan untuk melihat masa depan sekitar lima menit ke depan. Dengan kekuatan ini, aku pun bisa menciptakan realita dan ilusi diriku sendiri. Jadi, tanpa perlu berbasa-basi lagi, bagaimana bila kita akhiri saja pertarungannya?" Lin Tan ternyata sedang berdiri di depan Ular Api dan Li Mei.Ia menoleh ke langit dan berteriak ke arah Mu Yao. Terlihat kedua matanya sedang memancarkan mata Surgawi. Energi di sekitar tubuhnya pun memancarkan aura berwarna emas. Ia tidak sedang bermain-main saat ini. "Bukankah itu matamu?" tanya Huo She. Ia baru tersadar ketika melihat penampakan mata Surgawi milik Lin Tan."Benar sekali.

  • Pendekar Ular Emas   Kombinasi Serangan Lin Tan

    "Jangan sombong dulu!" Iblis Mu Yao memerintahkan seluruh pasukannya yang tersisa untuk menyerang Lin Tan dan yang lainnya. Serbuan para iblis boneka yang mengenakan pedang, tombak dan beberapa senjata lainnya mulai terlihat. Mereka tampak membagi pasukannya untuk mengarah ke masing-masing musuhnya. Bersamaan dengan itu, para pasukan berkuda yang belum dikerahkan oleh iblis Mu Yao sebelumnya mulai bergerak maju."Huo She! Ikut denganku!" Li Mei maju bersama dengan Ular Api.Keduanya saling melakukan serangan kombinasi elemen angin dan api. Serangan pedang Ular Angin menebas beberapa prajurit boneka iblis yang mengerubungi Li Mei. Di lain sisi, Huo She mengeluarkan semburan api biru untuk membakar beberapa prajurit boneka iblis lainnya. Keduanya saling membelakangi untuk mengamankan posisi masing-masing. Serangan kombinasi antara angin dan api tampaknya masih begitu efektif."Jangan hanya mengayunkan pedang saja! Tebas ke arah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status