Beranda / Rumah Tangga / Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku / Bab 134 ( Aku melakukannya, demi Keselamatanmu)

Share

Bab 134 ( Aku melakukannya, demi Keselamatanmu)

Penulis: Tri Afifah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-20 09:07:07

Saras berlari ke arah dapur, langkah kakinya yang cepat dan berat terdengar di lantai ubin yang dingin. Dia tidak peduli dengan apa pun selain melarikan diri dari rasa sakit dan kecewa yang memenuhi hatinya. Ketika dia memasuki dapur, dia langsung menuju ke arah wastafel dan membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap bisa menenangkan diri.

Air yang mengalir di wajahnya seperti membantunya sadar kembali. Saras menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang. Dia menatap cermin di atas wastafel, melihat wajahnya yang merah dan mata yang berkaca-kaca karena tangisan.

Saras mengambil beberapa tisu dari kotak yang ada di samping wastafel dan mengeringkan wajahnya. Dia kemudian mengambil segelas air dari kulkas dan meminumnya perlahan-lahan, mencoba menenangkan diri.

Setelah beberapa saat, Saras merasa sedikit lebih tenang. Dia duduk di kursi yang ada di dapur, meletakkan tangan di atas meja dan menundukkan kepala. Dia mencoba memproses semua yang ba
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 136 ( Pengakuan Ibu)

    Liam dan Saras masih berdiri di ruang tamu yang hening, menikmati kehangatan dan keakraban antara mereka. Tiba-tiba, ponsel Liam berdering, memecahkan keheningan antara mereka.Liam menarik napas dalam-dalam dan menjawab panggilan itu. "Halo?"Suara Rosa terdengar di seberang telepon, sedikit lembut dan santai. "Liam, aku butuh kamu dan Saras datang ke rumah hari ini."Liam terkejut dengan permintaan Rosa, karena Rosa saat ini sedang fokus pada kesehatannya dan jarang meminta bantuan. "Ada apa, Ibu?semua baik-baik saja?"Rosa terdengar sedikit lelah, tapi tetap bersemangat. "Aku baik-baik saja, Liam. Aku hanya butuh kamu dan Saras datang ke rumahku. Aku tidak bisa menjelaskan lebih lanjut melalui telepon. Tolong, Liam."Liam menatap Saras, yang masih berada di pelukannya. "Baiklah,ibu. Kami akan datang.”Rosa tersenyum. "Baiklah, aku tunggu kedatangan kalian.”Liam mengangguk, meskipun Rosa tidak bisa melihatnya. "Baiklah, ibu.”Liam menutup telepon dan menatap Saras. “Ibu meminta ki

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 135 ( Ayah Janji, akan Kembali)

    Danuarta dan Saras kembali ke ruang tamu, di mana Liam dan Vinso sedang menunggu mereka berdua. Liam berdiri dari sofa dan menatap Saras dengan mata yang penuh perhatian, sementara Vinso hanya duduk diam dengan ekspresi yang tidak terbaca."Saras, kamu baik-baik saja?" Liam bertanya dengan suara yang lembut.Saras mengangguk, masih terlihat sedikit sedih. "Ya, aku baik-baik saja."Danuarta melangkah maju dan menatap Liam dengan mata yang tajam. "Liam, aku ingin tahu bagaimana kondisi rumah tangga kamu dan Saras. Pernikahan kalian terbilang kontrak dan tidak terikat dengan janji suci pernikahan, jadi aku ingin tahu bagaimana kalian berdua menjalani kehidupan bersama, terutama dengan kondisi Saras yang sekarang."Liam menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Kami berdua menjalani kehidupan bersama dengan baik, Danuarta. Saras tinggal di rumahku dan kami memiliki kehidupan yang cukup nyaman. Dan tentang kondisi Saras... aku akan menjaga dia dan anak kami dengan baik."Danuarta menata

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 134 ( Aku melakukannya, demi Keselamatanmu)

    Saras berlari ke arah dapur, langkah kakinya yang cepat dan berat terdengar di lantai ubin yang dingin. Dia tidak peduli dengan apa pun selain melarikan diri dari rasa sakit dan kecewa yang memenuhi hatinya. Ketika dia memasuki dapur, dia langsung menuju ke arah wastafel dan membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap bisa menenangkan diri.Air yang mengalir di wajahnya seperti membantunya sadar kembali. Saras menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang. Dia menatap cermin di atas wastafel, melihat wajahnya yang merah dan mata yang berkaca-kaca karena tangisan.Saras mengambil beberapa tisu dari kotak yang ada di samping wastafel dan mengeringkan wajahnya. Dia kemudian mengambil segelas air dari kulkas dan meminumnya perlahan-lahan, mencoba menenangkan diri.Setelah beberapa saat, Saras merasa sedikit lebih tenang. Dia duduk di kursi yang ada di dapur, meletakkan tangan di atas meja dan menundukkan kepala. Dia mencoba memproses semua yang ba

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 133 ( Bertemu kembali, dengan Ayah...)

    Mobil hitam yang membawa Danuarta dan Vinso melaju dengan kecepatan stabil di jalan yang berliku-liku menuju rumah Liam. Ketika mereka tiba di depan gerbang, dua orang pria dengan postur tinggi dan berotot berdiri tegak, mata mereka tertuju pada mobil yang baru saja tiba."Siapa?" salah satu dari mereka bertanya dengan nada keras, tangan kanannya terlipat di dada sambil memandang ke arah mobil dengan curiga.Danuarta, yang duduk di kursi depan,menurunkan kaca jendela dan menatap pria di depannya dengan tenang. "Kami di sini untuk bertemu dengan Liam. Tolong beritahu dia bahwa Danuarta dan Vinso ada di sini," katanya dengan suara yang tegas namun sopan.Pria yang bertanya itu mengangguk singkat dan mengambil walkie-talkie dari saku celananya. "Lapor PakLiam, ada tamu di depan gerbang. Danuarta dan Vinso," lapornya dengan nada yang lebih profesional.Beberapa detik berlalu, dan suara Liam terdengar melalui walkie-talkie. "Izinkan mereka masuk," perintahnya dengan nada yang jelas dan ber

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 132 ( Berikan Aku Sebuah Alasan)

    Danuarta berjalan menuju ke mobilnya yang terparkir di depan rumahnya, dengan langkah yang terlihat mantap dan percaya diri. Cahaya matahari sore yang memancar dari langit membuat bayangan Danuarta terlihat panjang dan gagah. Vinso, yang berdiri di sampingnya, mencoba untuk menghalangi keinginan Danuarta."Pak,saya mohon jangan lakukan ini," Vinso berkata, dengan suara yang terdengar khawatir. "anda tidak tahu apa yang akan terjadi jika anda mendatangi rumah Liam. Mungkin ada bahaya yang mengintai di sana."Namun, Danuarta tidak menghiraukan peringatan Vinso. ia sudah bersiap untuk ke rumah Liam, dan tidak ada yang bisa menghalangi keinginannya. ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya, dengan gerakan yang cepat dan percaya diri."Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi," Danuarta berkata, dengan suara yang mantap dan percaya diri."Aku tidak bisa hanya duduk dan menunggu. aku harus tahu kebenaran tentang Liam dan apa yang dia lakukan pada putriku. Karena surat perjanjian yang k

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 131 ( Pertengkaran)

    Mobil yang ditumpangi Saras dan Liam sudah sampai rumah, dan Viktor tidak ikut turun. ia hanya memandang ke arah Saras dan Liam dengan mata yang terlihat sedikit khawatir, sebelum memutuskan untuk tidak ikut turun. Viktor memutuskan untuk kembali ke Perusahaan.Saras dan Liam keluar dari mobil dan berjalan ke arah rumah. Mereka tidak berbicara apa-apa, dan hanya memandang ke arah depan dengan mata yang terlihat sedikit marah dan kecewa.Saat mereka memasuki rumah, Saras langsung memandang ke arah Liam dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Liam, kau telah berbohong padaku," Saras berkata, dengan suara yang terdengar sedikit keras. Ia tidak peduli jika anak buah Liam yang berjaga diluar mendengar percakapan mereka. "Saras, aku tidak tahu apa maksud ucapanmu," sahut Liam mencoba untuk tetap tenang.Saras memandang ke arah Liam dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Kau telah berbohong padaku tentang ayah," Saras berkata, dengan suara yang terdengar lebih keras. "Tuduhan Ricard b

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 130 ( Katakan itu Tidak Benar)

    Ricard memandang ke arah Saras dan Liam dengan tatapan mata penuh semangat. Jujur saja ia suka melihat ekspresi panik keduanya. "Aku menculik Vinso karena aku ingin membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya," Ricard berkata, dengan suara yang terdengar meremehkan lawan bicaranya.Saras dan Liam terkejut dengan pengakuan Ricard. Mereka tidak bisa mempercayai bahwa Ricard telah menculik Vinso hanya untuk membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya. darimana ia tahu, jika Danuarta masih hidup?"Apa yang kau maksud, Ricard?" Saras bertanya, dengan suara yang terdengar sedikit tidak percaya. "Aku telah menculik Vinso karena aku ingin membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya," Ricard berkata, dengan suara yang terdengar sedikit lebih keras. "Aku telah memiliki insting bahwa Danuarta masih hidup, dan aku ingin membuktikannya.apakah penjelasanku ini masih kurang?”Liam memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Ricard, apa yang kau pikirkan?" Liam bertanya,

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 129 ( Kau Dalangnya? )

    Saras terkejut mendengar perkataan Ricard yang mengatakan bahwa ayahnya, Danuarta, ternyata masih hidup. ia merasa dadanya sesak dan seperti ada batu besar yang tengah menindihnya."Apa... apa yang kau katakan?" Saras bertanya, dengan suara yang bergetar, menahan rasa sesak yang ia rasakan.Ricard memandang ke arah Saras dengan tatapan mata yang begitu tajam. "Aku mengatakan bahwa ayahmu, Danuarta, masih hidup," ulang Ricard ,dengan suara yang terdengar sedikit lebih keras.Saras merasa seperti telah kehilangan kesadaran. Ia tidak bisa berbicara apa-apa, dan hanya bisa memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit kosong.Liam, yang duduk di sebelah Saras, memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit tidak percaya. "Apa yang kau katakan, Ricard?" Liam bertanya, dengan suara yang terdengar yang lebih keras lagi, membuat suasana semakin tegang.Ricard memandang ke arah Liam, kali ini tatapan mata meremehkan itu terlihat begitu jelas. "Aku mengatakan bahwa mert

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 128 ( Masih Hidup)

    Liam berdiri dari tempat duduknya, dengan mata yang terlihat begitu marah. ia bersiap untuk menghajar Ricard, karena tidak bisa menolerir tatapan mata Ricard yang terlihat begitu intens terhadap Saras.Baru beberapa langkah, Liam sudah siap untuk menyerang Ricard. Tapi, tiba-tiba saja Saras memeluknya erat dari belakang. Saras tidak ingin ada pertengkaran, dan ia ingin melindungi Liam dari kemarahan yang sedang memuncak."Liam, jangan!" Saras berkata, dengan suara yang terdengar sedikit tidak nyaman. "Jangan lakukan hal itu, Liam. aku tidak ingin ada pertengkaran."Liam merasa tidak nyaman, karena Saras memeluknya erat dari belakang. ia tidak bisa bergerak, karena Saras memeluknya dengan begitu erat."Aku tidak bisa mentolerir hal itu, Saras," Liam berkata, dengan suara yang terdengar sedikit marah. "Aku tidak bisa menolerir Ricard yang memandangmu dengan tatapan seperti itu.”Saras memeluk Liam dengan lebih erat, dan ia memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit tidak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status