Share

Bab 46

Bab 46

Aku berjengit kaget menatap pria itu berdiri di depan pintu. Anjas. Dia mengulas senyum dan meminta izin untuk masuk ke rumah.

"Tenang, Bu Cahya, aku di sini bukan untuk menagih bayaran. Tapi untuk menggantikan Pak Ujang yang tidak bisa meneruskan pekerjaannya. Menurut dokter, lukanya cukup serius dan kata si Putra, pria itu harus istirahat untuk beberapa waktu lamanya."

"Jadi, kamu ini siapanya dia?" Terakhir kali ke rumah sakit aku tahu kalau Pak Ujang belum sepenuhnya sehat. Mungkin dia tidak enak hati terlalu lama absen, makanya ngirim Anjas.

"Percayalah, ini hanya kebetulan. Pak Ujang itu saudara jauh ibuku. Dia memintaku untuk menggantikannya sementara waktu. Itupun kalau kamu mengizinkan," ucapnya sambil kupersilahkan untuk minum.

"Tetap saja aku harus menyeleksimu lebih dulu. Apalagi anak-anakku harus ada yang menjaga penuh. Aku tidak mau sampai terjadi dua kali kecelakaan yang sama, seperti yang merenggut ayahnya."

Hatiku selalu perih saat mengingat kenangan Mas Fran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status