Home / Romansa / Pengantin Palsu CEO Arogan / Kamu Sebagai Gantinya

Share

Kamu Sebagai Gantinya

Author: YOSSYTA S
last update Last Updated: 2023-07-04 23:15:46

"Kamu harus menggantikan Rissa menikah besok!"

JEDDERR!

Bagai tersambar petir di siang bolong. Seluruh badan Nayla seolah kaku dan tak bisa digerakan. Ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"APA? ME-MENIKAH?" pekik Nayla merasa sangat syok.

Seketika itu semua orang yang sedang berada di ruang itu langsung tercengang dan juga kebingungan saat mendengar ucapan wanita itu. Namun, mereka semua masih tetap terdiam seribu bahasa tidak berani bersuara. Suasana di dalam ruangan itu terasa sangat mencekam dan menegangkan. Baik para pekerja ataupun sang majikan sama-sama merasa cemas, panik dan juga kebingungan.

Sedangkan Nayla masih berdiri mematung. Ia merasa sangat syok dan tidak pernah mengira kalau sang majikannya ini akan berkata seperti itu.

"Jadi bagaimana Nayla? Kamu sudah siap bertanggung jawab dan menggantikan anak saya?" tanya Winda menegaskan.

"Duh ... bagaimana ini? Aku belum mau menikah. Aku belum siap menikah dengan siapapun, apalagi dengan orang yang tidak aku kenal!" bisik batin Nayla, dia bingung. "Ya Tuhan, kenapa aku sangat ceroboh. Bisa-bisanya aku lalai dan harus menanggung semua ini?"

Nayla mendongak, wajahnya membias cemas. "T-tapi saya be--"

Drrttt ... drrttt!

Suara dering telepon masuk menghentikan ucapan Nayla. Ketegangan pun menjadi sedikit mencair. Tetapi tidak dengan Aditama, laki-laki itu semakin terlihat gugup, tegang kala matanya melihat layar ponsel yang baru saja ia rogoh dari saku celananya.

"Pak B-Bagas?" Sebut Aditama pelan. Namun Winda mendengar ucapan suaminya itu. Dia menghampirinya.

"Siapa Papah Bilang?"

Aditama memandang Winda dengan wajah pucat. Laki-laki itu terlihat sangat panik, kedua matanya langsung terbelalak lebar saat ia melihat ada nama seorang pria di sana. Dan nama pria tersebut adalah Bagas Dewantara si calon besan, yang tidak lain ayah dari Arga Dewantara sang calon pengantin pria yang akan menikah dengan putrinya besok.

"Pak Bagas, Mah! Dia telepon Papah, " jawabnya.

"Apa?! P-Pak Bagas?" pekik Winda kaget. "Aduh ... sekarang kita harus bagaimana, Pah?"

"Mamah tenang dulu, jangan panik! Papah mau menjawab teleponnya dulu!" pintanya kesal. Wanita yang terlihat sangat panik itu langsung terdiam. Dengan jantung yang berdetak sangat kencang, Aditama segera menjawab panggilan telepon tersebut.

"Ha-hallo, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Hallo, Pak Adit. Apakah semua persiapan untuk pernikahan besok sudah siap?"

"Mampus! Sekarang aku harus jawab apa?" batin Aditama merasa gelisah.

"Hallo, Pak Aditama! Apakah Anda mendengarkan ucapan saya?" Lelaki yang berada di sambungan telepon itu kembali bertanya.

"E-eh iya, Pak. S-sudah, semua sudah siap, kok," jawabnya gugup.

"Baguslah, saya hanya ingin memastikan saja. Kalau begitu sampai ketemu besok," kata Bagas mengakhiri panggilan teleponnya setelah memberi salam.

"Wa-waalaikum sa-lam," sahut Aditama bernapas lega. "Huff ... hampir saja jantung ini terasa seperti mau copot," ucap Aditama merasa sedikit lega.

"Gimana, Pah? Apakah semua baik-baik saja?" Wanita itu menatap khawatir padanya.

"Iya, Mah, sekarang masih aman. Tapi besok, entahlah Papah juga tidak tau," sahutnya merasa sedikit frustasi. "Kita harus memikirkan ke depannya agar pernikahan anak kita tetap terjadi dan keluarga Pak Bagas tidak ada yang tau Larissa kabur dari pernikahan ini. Kalau tidak, bisa-bisa usaha Papah bangkrut!"

"Gak ... gak! Mamah gak mau jatuh miskin! Mamah sudah bosan hidup melarat seperti dulu! Pokoknya kita cari cara agar Pak Bagas tidak menarik investasinya dari perusahaan Papah!"

"Terus ... bagaimana caranya? Anak kita sudah kabur dan belum bisa ditemukan? Mamah tau, 'kan? Bukan cuma kemarahan dari keluarga Dewantara saja yang harus kita hadapi, Mah! Namun, kita semua pasti akan merasa sangat malu apabila pernikahan anak kita itu sampai dibatalkan."

Lelaki paruh baya itu sungguh merasa sangat khawatir dan juga sekaligus takut jika sampai pernikahan putrinya dengan anak sahabatnya itu akan batal. Ya, memang ini adalah kesalahan dirinya, karena dengan tanpa meminta persetujuan dari putri semata wayangnya itu, dia malah menjodohkannya dengan anak sahabat sekaligus relasi kerjanya yang sudah lama ia kenal sebagai keluarga yang sangat kaya raya dengan segala perusahaan yang dimiliki oleh keluar tersebut.

Sehingga dengan tanpa berpikir panjang lagi, lelaki berumur 48 tahunan itu langsung menerima usulan perjodohan dari adik iparnya yang sekaligus istri dari sahabatnya tersebut.

Namun, diluar dugaan, ternyata anak gadisnya itu sudah mempunyai seorang kekasih. Sehingga tentu saja gadis tersebut menolak perjodohan itu. Akan tetapi, kedua orang tuanya itu tetap saja memaksanya untuk menerima perjodohan ini. Hingga pada akhirnya terjadilah peristiwa ini. Di mana sehari menjelang hari pernikahan, anak gadisnya itu malah berhasil kabur dan melarikan diri entah ke mana.

Kini ia benar-benar merasa pusing tujuh keliling memikirkan semuanya. Bagaimana tidak? Apa bila sampai perjodohan ini gagal, yang ada pasti hubungan dua keluarga itu akan menjadi renggang dan bahkan keluarga Dewantara itu bisa saja malah memusuhinya nanti.

Lalu, sekarang ia harus bagaimana, agar bisa menyelamatkan perjodohan itu. Dengan wajah yang pucat pasi, rahangnya juga mengeras, lelaki itu terlihat sangat tegang.

Sang istri yang melihat kegelisahan itu langsung

teringat akan rencana yang sempat melintas di benaknya tadi. Lalu, ia pun menoleh ke arah gadis muda yang kini sedang berdiri menunduk ketakutan.

"Sudah Papah tenang saja, pernikahan itu pasti akan tetap terjadi, Pah. Karena ada dia ...." Tunjuk Winda ke arah Nayla. "Gadis bodoh itu akan menggantikan Larrisa selama putri kita belum ditemukan nanti!"

Deg!

Jantung Nayla berhenti persekian detik.

"Bukan begitu Nayla?" tanya Winda.

"Duh ... gawat ini? Apa Nyonya Winda sudah gila? Bagaimana bisa aku menjadi pengantin palsu yang akan menggantikan Non Rissa besok?" batin Nayla resah.

"Em ... s-saya--" Dengan terbata Nayla terlihat sangat kebingungan.

Winda kembali berkata. "Begini saja! Akan kuberi kau dua pilihan." Winda mulai berjalan mendekati Nayla yang masih tampak kebingungan diam mematung di tempatnya.

"Pilihan pertama kamu harus mau menjadi pengantin pengganti untuk anakku besok, dengan imbalan aku akan memberimu uang 10 juta. Bukankah kamu sedang sangat membutuhkan uang itu?" Winda menghentikan langkahnya, ia kini berdiri tepat di hadapan gadis itu. Sembari tersenyum miring ia menatap wajah gadis itu dalam.

Degg!

Lagi-lagi raut wajah Nayla tampak terkejut ketika mendengar ucapan dari wanita tersebut. Dalam hatinya pun berkata, "Dari mana Nyonya Winda bisa tahu soal uang 10 juta itu?"

"Hahaha ... dia pasti kaget. Bagaimana aku bisa mengetahui soal uang 10 juta itu," batin Winda. "Dia tidak tau saja, kalau aku sempat menguping pembicaraannya waktu di dapur tadi."

"Dan ... pilihan kedua, jika kamu tidak bersedia menggantikan Rissa duduk di pelaminan besok. Maka kamu harus membayar ganti rugi 100 juta kepada kami!" lanjut Winda sembari tersenyum smirk, dengan sengaja ia memberikan ancaman padanya.

"Apaa?! Se-seratus juta?" pekik Nayla semakin syok dibuatnya.

Dengan wajah yang terlihat tegang, keringat dingin mulai bercucuran membasahi dahinya. Kini ia merasa semakin tertekan. Karena ia tidak mungkin bisa mengganti rugi uang sebanyak itu. Jangankan 100 iuta, untuk sepuluh juta saja, ia sangat sulit mendapatkannya. Lalu, sekarang ia harus bagaimana? Apakah ia harus menerima tawaran ini?

"Bagaimana, Nayla? Apakah kamu sanggup mengganti rugi 100 juta?" tanya Winda kembali mengintimidasi.

Dengan menunduk lesu, gadis berlesung pipi itu menggelengkan kepala.

"Hahaha ... sudah kuduga, kau mana punya uang sebayak itu. Dengan begitu, sudah jelaskan? Berarti kamu harus bersedia menjadi penganti pengantin anakku besok!" tandas Winda lagi.

Tidak ada pilihan lain, entah itu adalah sebuah keputusan yang benar ataupun salah, dengan sangat terpaksa Nayla harus menyangggupinya.

"Baiklah, saya bersedia."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Akhir Yang Bahagia

    Aditama yang datang bersama sang istri, dengan wajah yang tampak masih sedikit sedih memberikan ucapan selamat kepada mantan menantunya. Dengan berlapang dada dan berpikiran bijak, ia beserta istri berusaha untuk saling memaafkan dan lebih memilih berdamai dengan keluarga mantan besannya tersebut. Karena mereka menyadari kalau kesalahan bukan hanya terletak pada Arga saja. Melainkan pada putrinya juga yang sama-sama bersalah karena telah berselingkuh. Lagi pula bila ia memilih untuk memusuhi keluarga itu, mereka sendirilah yang akan merugi. Karena pasti keluarga Dewantara akan langsung menghentikan kerjasama dan mencabut segala investasi pada perusahaan miliknya.Sehingga demi memikirkan kelangsungan perusahaan yang dikelolanya, mau tidak mau kedua paruh baya itu lebih memilih untuk berdamai saja dengan keluarga itu.Nayla yang masih tampak tertegun, tersenyum canggung dan sedikit ragu menyambut uluran tangan manta majikannya. "Te-terimakasih, Nyo-nyonya," ucapnya terbata.Sebenarn

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Menikah Lagi

    "Wah ... kamu cantik sekali, Nis!" Desi yang baru saja datang bersana Wati, langsung memujinya."Terimakasih!" Nayla tersipu malu."Kamu sudah siap?" tanya Wati menepuk pundaknya.Nayla mengangguk pelan."Ya udah, ayo kita turun sekarang. Tamu-tamu udah pada gak sabar nungguin kamu. Apa lagi si Arga," celetuk Wati dengan sengaja ingin mengodanya."Ih, apaan sih?" Nayla tersipu malu."Hahaha ... ternyata ada yang lagi malu-malu kucing nih," ledek Desi."Ah ... sudah-sudah. Ayo kita harus bawa Nayla sekarang. Kalau tidak, yang ada Tuan Agra nanti sampai ngamuk, gimana coba?" timpal Wati yang masih saja terus mengoda Nayla."Iya-ya, benar. Ya udah. Mari Tuan putri ikut kami ke bawah sekarang!" Nayla hanya busa tersenyum dan menggelengkan kepala melihat tingkah kedua temannya itu. Kemudian kedua gadis itu mengiringi Nayla berjalan menuju pelaminan.Lagi-lagi Nayla seperti merasa Dejavu. Di mana dengan dada yang berdegup kencang, ia merasa sangat gugup. Langkah demi langkah ia ayunkan

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Berbaikan

    Dengan dada berdetak kencang, Arga yang kini masih tetap berada di posisinya. Yaitu berlutut di depan Nayla, sungguh merasa sangat resah dan tak sabar ingin mengetahui jawaban darinya.Begitu juga dengan ketiga orang yang berada di depan ruangan itu pun sama tak sabarnya dengan Arga. Seraya terus mengintip lewat kaca bening yang ada di pintu, wajah mereka tampak menegang dan sangat penasaran ingin segera tau apa yang akan dikatakan oleh Nayla.Sementara Nayla kini masih tertegun menatap Arga. Wajah wanita cantik itu masih tampak bimbang untuk mengambil keputusan.Setelah ia berpikir dengan cukup lama, ia pun mempertimbangkan banyak hal. Mulai dari perkataan Ibunya yang menyarankan untuk memberi kesempatan pada Arga, hingga memantapkan bagaimana perasaannya terhadap laki-laki tersebut. Pada akhirnya ia pun memutuskan untuk memaafkannya."Em ... tapi maaf, Arga. A-aku tak akan memaafkanmu jika kau masih saja berlutut seperti ini," ucapnya.Dengan wajah yang berbinar, Arga mengangkat waja

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Dikerjain Oleh Dua Pria Tengil

    Degh!Seketika itu Nayla tampak syok, panik dan juga sangat cemas mengkhawatirkannya. "Aapaa?! A-arga kecelakaan?" Jelas Nayla langsung terpekik kaget. Begìtu juga Bu Salamah pun sama terkejutnya dengan Nayla. "Ka-kamu jangan bercanda deh, Daniel?" Nayla terbata-bata karena saking paniknya dan juga ketakutan membayangkan hal yang buruk terjadi pada pria itu. "Siapa yang bercanda, Nayla. Beneran Arga sekarang sedang dirawat di rumah sakit ini juga. Da-dan ... keadaanya kini--" Dengan sengaja Daniel menggantung ucapannya. Sehingga membuat hati Nayla semakin menjadi tak karuan. Dengan wajah yang terlihat pucat pasi, ia membayangkan bagaimana keadaan Arga sekarang. Berbagai pikiran buruk mulai bermunculan di benaknya."Kamu tenang dulu ya, Ela! Jangan berpikiran macam-macam dulu!" Bu Salamah mengusap bahunya dengan sangat lembut, berusaha untuk menenangkannya. "Sebaiknya kita melihat Arga sekarang! Di ruang mana dia di rawat?" Wanita paruh baya itu menoleh ke arah Daniel dan Reza. "

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Arga Kecelakaan

    Di tempat kejadian.Arga terlihat pingsan di dalam mobil, dalam keadaan duduk menunduk, kepalanya bersandar di atas kemudi mobil. Ada darah yang menetes di dahi akibat benturan keras dengan setir.Mobil itu menabrak sebuah pohon yang ada di pinggir jalan. Sehingga membuat bemper mobil hancur, lampu pada pecah dan kap mobil terbuka. Asap mengepul dari dalam bagian mesin mobil itu."Tolong ... ada yang kecelakaan. Cepat panggil polisi!" Salah satu pengendara motor dengan sigap berteriak meminta tolong dan menghampiri mobil Arga. "Toolong, tolong ... bantuin korban keluar dari dalam mobil!" teriak laki-laki berjaket kulit berwarna hitam.Sehingga membuat beberapa pengendara motor yang kebetulan lewat di sana, datang membantu. Ada sekitar empat atau lima orang yang turun dari motor berusaha memecahkan kaca jendela mobil.Namun tampaknya agak sulit untuk membuka pengait kunci otomatis mobil Arga. "Ah ... sial, macet susah buat dibuka!" seru yang lainnya sedikit mengeluh.Kecelakaan itu me

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Selamat Tinggal

    Bu Salamah yang baru saja kembali setelah mencari makanan di luar buat Nayla sarapan, merasa kaget ketika mendengar suara teriakan putrinya dari dalam kamar. Dengan seketika ia langsung menerobos masuk ke dalam kamar.Dan betapa terkejutnya ia, ketika melihat Arga sedang memeluk paksa Nayla. Lalu dengan sangat geram ia segera mendorong kasar tubuh lelaki itu agar menjauhi putrinya."Apa yang kamu lakukan?" bentaknya seraya menatap nanar pria itu. "Ibu!" Sembari menangis Nayla segera memeluk Ibunya. "Ibu, tolong usir dia dari sini!" tunjuknya ke arah Arga."Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi. Tolong jauhkan dia dariku, Ibu!" pintanya. Dengan raut wajah memohon, wanita berpakaian pasien itu tampak begitu tertekan dan sangat membenci Arga."Iya, Ela Sayang. Ini Ibu, Sayang. Sudah kamu yang tenang ya, jangan nangis lagi, ok?" Wanita paruh baya itu balas memeluknya dan mengusap-usap punggunggnya pelan. "Baiklah, Ibu pasti akan menjauhkan laki-laki itu darimu, Ela." Wanita paruh baya i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status