"Sa-sayang kau tahu dari mana?"
Farhan melemparkan beberapa lembar foto padaku, aku mengambilnya dan melihat foto apa yang di berikan padaku. Aku mendapati foto itu adalah diriku dan Jemy.
"Sayang ini tidak seperti yang kamu kira, kamu lebih percaya aku atau foto ini?" Aku bertanya balik kepada Farhan.
"Tergantung alasanmu bisa masuk akal atau tidak."
"Jemy hanya mengajaku makan siang setelah rapat saham selesai, tetapi aku meminta untuk membeli ice cream saja, setelah itu dia membawaku ke tempat permainan dan kita bermain sebentar lalu aku menyuruhnya untuk segera pulang. Mungkan saat kau menelponku tadi itu waktu aku berada di tempat permainan karena disana suaranya sangat bising jadi aku tidak bisa mendengarnya," aku menerangkanya semua yang terjadi kepada Farhan.
"Benarkah begitu? Lalu untuk apa kau memeluknya?"
"I-itu aku tanpa sadar memeluknya sejenak karena ia memegangkan permainan dan aku merasa sangat senang."
"Jadi kam
Ditengah tengah suasana Farhan yang sedang manja padaku, ia harus melepas pelukannya dari tubuhku dan terpaksa mengambil ponselnya yang sedang berdering di atas nakas."Ck pagi pagi suda mengganggu, jika kau karyawanku akan aku pecat sekarang juga," Farhan bergumam sambil meraih ponselnya. Lalu ia pergi ke arah balcon untuk mengangkat telfonya yang aku sendiri juga tidak tahu.Karena Farhan sedang ada telpon jadi aku langsung bergegas untuk mandi dan setelah itu menjalankan tugasku sebagai istri yang harus menyiapkan semua kebutuhan suami saat akan pergi ke kantor.Selepas selesai mandi, aku langsung memilih pakaian di dalam lemari dengan hanya menggunakan jubah mandi saja."Sayang kenapa kamu tidak menungguku?" Tanya Farhan yang baru masuk dari balcon."Untuk apa aku menunggumu?" Tanyaku yang cuek dan terus melanjutkan aktivitasku memilih baju."Untuk mandi bersama," jawab Farhan asal ceplos.Aku langsung menyikut perut Farhan,
"Ini ketulusan dari dalam hati sayang," jawab Farhan."Oke oke, kamu boleh seperti ini tetapi hanya padaku, jika wanita lain kau perlakukan seperti ini pasti dia sudah melayang akan rayuanmu.""Aku janji kejadian seperti itu tidak akan terjadi, aku mau ke ruang kerja sebentar ya.""Apa ada kerjaan yang belum selesai? Kenapa kau mengambil cuti ditengah tengah padatnya pekerjaanmu.""Hari ini aku senggang, cuma ada beberapa email yang harus aku cek dulu.""Ya sudah, nanti aku akan masuk ke dalam jika sudah merasa bosan disini.""Aku tinggal sebentar ya sayang," Farhan bangkit dari duduknya dan setelah itu mengecup lembut dahiku dan juga bibirku.Selepas kepergian Farhan, aku masih terduduk di balcon dengan keadaan melamun, karena aku rasa matahari sudah mulai naik ke atas dan mulai terik, aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhku di atas ranjang sambil bermain ponsel.Sepintas aku melihat ada iklan film bar
"Kau berpikir terlalu lama, ayo kita pergi ke salon kecantikan. Sudah lama aku tidak treatment," aku sembari menarik lengan Farhan agar ikut turun dari ranjang bersamaku."Kau yakin akan membawaku ke salon? Kau tidak takut suamimu di goda oleh wanita wanita disana."Aku diam sejenak dan memikirkan kembali ucapan Farhan.'Jika membawa Farhan ke salon yang ada nanti aku panas hati karena tidak tahan melihat wanita wanita yang berusaha mendekati dia,' aku bergumam sambil membayangkan kejadian saat di salon."Kenapa? Kau pasti sedang memikirkan yang aneh aneh," Farhan membuyarkan lamunanku."Tidak,,," aku memalingkan wajahku dari hadapan Farhan."Ayo kita pergi ke mall saja, kau cepat ganti bajumu," ucapku kembali, aku beralasan mengajaknya ke mall karena aku takut kalau kita terus berada di rumah seharian nanti yang ad dia balakan menyntapku tanpa henti."Ayo kita langsung berangkat," Farhan merangkul pundaku sambil terus kita berjalan k
"Ayo kita langsung bermain saja," Farhan mengganti topik pembicaraan kami dengan mengajaku untuk memulai permainan. Aku hanya mengikuti setiap langkah Farhan. Sekarang dia memilih untuk bermain bola basket yang di masukan ke dalam ring basket.Aku melihat Farhan sangat menikmati permainanya, terlihat dari senyumnya saat ia berhasil memasukan bola ke dalam ring. Sama persis seperti Jemy saat memenangkan permaina pada saat bersamaku."Sayang, lihatlah aku telah memasukan banyak bola kedalam ring," saut Farhan kepadaku sambil menunjuk ke arah papan score yang menunjukkan angka permainan."Iya iya, suamiku memang hebat," aku mengelus punggung Farhan sambil menyunggingkan senyum padanya."Pasti dong, kau mau mencobanya?" Farhan menawarkan permainan tersebut padaku."Ini terlalu manly untuk sayang, aku ingin bermain itu saja," aku menunjukan sebuah permainan mesin capit boneka kepada Farhan karena aku masih sangat penasaran dengan permainan itu.
TOK... TOK...TOK"Permisi tuan, dokter yang anda panggil sudah datang," ucap bibi Ana setelah mengetuk daun pintu milik tuanya, ia tidak berani untuk sembarang masuk sebelum tuanya mengizinkanya."Masuklah."Bibi Ana masuk ke dalam kamar dan di buntuti oleh seorang dokter wanita yang dipanggil Farhan."Nyonya Luna, saya mulai untuk priksanya ya," izin sang dokter padaku."Iya."Farhan masih berada di sampingku sambil terus menggenggam tanganku. Membuat dokter sedikit merasa tidak nyaman karena keberadaan Farhan di sampingnya. Setelah semua tanpa tanpa vital di cek oleh dokter dari mulai tensi darah, denyut nadi dan bola mataku."Sejak kapan nyonya merasakan keluhan tidak enak badan?""Tadi pagi dok.""Sekarang nyonya sanggup untuk berjalan menuju kamar mandi tidak? Jika tidak bisa mohon tuan Farhan membantu untuk menggendongnya sampai kamar mandi.""Sebentar, kenapa harus di kamar mandi? Kau kan bisa m
"Kabar bahagia? Apa?" "Kau akan menjadi paman," aku sudah tidak sabar untuk memberitahunya, sedangkan Farhan hanya memegangi ponsel yang sedang aku gunakan untuk mengobrol dengan Jack. "Benarkah? Akhirnya aku akan menjadi paman. Apakah kakek sudah kau beritahu?" "Oia aku sampai lupa, kau adalah orang pertama yang aku kasih tahu mengenai hal ini." "Nanti biar aku saja yang beritahu kakek." "Baiklah, kapan kau akan main kesini Jack aku sudah ingin melihatmu." "Sepertinya lusa aku akan datang, aku juga ingin mengelus keponakanku agar dia juga mirip dengan pamannya." "Tidak mungkin, aku tidak mengizinkan kau untuk mengelus perut Luna," Farhan langsung emosi mendengar ucapan Jack yang menurutnya sangat sembrono. "Dasar suami posesif, lihat saja nanti aku pasti bisa mengelus perut buncit Luna tanpa sepengetahuanmu," Jack semakin memancing emosi Farhan. "Jika itu sampai terjadi aku akan mematahkan kedua tanganmu Jack,"
Farhan langsung membopongku ke atas ranjang, aku yang sedang hamil kenapa di perlakukan seperti orang lumpuh. Semua perhatian yang Farhan berikan padaku membuat aku menjadi tidak nyaman.Tetapi apa boleh buat aku tidak bisa membantahnya karena ia sedang sangat sensitiv, mungkin di lain waktu aku bisa membicarakan hal ini denganya.***Sebelum Jack pergi ke kantor, ia sengaja mampir ke toko bunga untuk memesan bouquet bunga mawar merah terindah untukku sekalian ia meminta untuk mengirim ke rumahku.Jack sudah bisa menebak kalau hari ini Farhan tidak akan masuk, semua urusan yang berhubungan denganku pasti Farhan selalu memprioritaskannya. Sedangkan Jack harus mengurus semua pekerjaan di kantor entah bagaimana caranya harus selesai di hari itu juga.Secara tidak langung sebenarnya Jack sudah seperti pemegang perusahaan karena ia bisa menghandle semua pekerjaan yang ada, tetapi tetap saja setiap keputusan yang akan ia buat ia selalu
KRING... KRING... KRING...Ponsel Farhan berdering tepat saat bibirnya hampir menyentuh bibirku, dengan mendengus kesal ia langsung meraih ponselnya dan mengangkatnya dengan marah marah.“Ada apa?” Farhan langsung mengangkat saja tanpa melihat siapa yang menelponnya.“Maaf tuan, ada seseorang yang mengirimkan bouquet bunga untuk tuan dan nyonya, saya menelpon tuan karena taddi tuan yang bicara sendiri kalau tuan tidak ingin ada yang datang ke atas,” terang bibi Ana dengan gelagapan, setiap orang yang kena marah oleh Farhan pasti nyalinya langsung ciut, tetapi itu tidak berlaku untuku.“Siapa yang mengirim?” Tanya Farhan dengan ketus.“Tuan Jack.”TUT... TUT... TUT...Farhan langsung mematikan panggilan dari bibi An, emosinya kini semakin melonjak setelah tau siapa yang mengirim bouquet bunga. Tanpa babibu ia langsung mencari nama Jack di kotak panggilannya dan ia langsung memanggil.