Share

Si penelepon misterius

"Sayang bangun, hari ini kau akan ke kantor kan?" Aku membagunkan Farhan dengan cara yang lembut.

"Sebentar sayang," Farhan menjawab perkataanku sambil ia masih memejamkan matanya.

"Mau berangkat jam berapa? Ini sudah mau setengah delapan."

Farhan langsung membuka matanya dan mengambil posisi duduk di sebelahku.

"Sayang aku harus ke kantor, hari ini adalah rapat saham dengan Jemy."

"Sekarang kamu mandi, aku akan menyiapkan sarapan untukmu," aku sambil mengecup dahi Farhan.

"Ngga ikut mandi sekalian?" Farhan lagi lagi menawarkan hal seperti itu padaku.

"Ngga, itu bisa lain waktu sayang," aku menangkup kedua pipi Farhan dengan gemas.

"Ya sudah aku mandi dulu ya," sebelum Farhan berdiri, ia menyempatkan waktu untuk mengecup dahiku lumayan lama lalu ia berjalan menuju kamar untuk mandi dan bersiap siap ke kantor.

Aku yang masih mengenakan piama langsung saja menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Sesampainya di sana aku bern

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status