Share

Obat terbaik sepanjang masa

Selamat membaca.

Mereka memanggil Nike dan aku mencoba untuk bertahan dan membuat Baginda menunggu dengan harapan. Meski setelahnya ia akan memukulku karena kabar yang buruk, mungkin.

Tetapi aneh juga. Saat melihat dia yang terlihat khawatir seperti, apalagi pada orang sepertiku.

Lama menunggu. Akhirnya Almosa kembali, lantas aku menatap ke arah belakang Almosa dengan alis yang mengerut karena tak bisa menemukan keberadaan dari Nike. Sebelum menatap ke arah Almosa.

"Nike?"

Tak menjawab. Almosa menunduk hormat pada Baginda, lalu berkata. "Saya tidak bisa membawa Nike utara!"

"Kenapa?" tanyaku.

"Ia terkena penyakit menular, dan itu akan membahayakan Emabell!" jelasnya pada Baginda. Tetapi matanya malah melirik ke arahku, yang terbaring di atas tempat tidur.

Tersenyum simpul padanya. "Kau tersenyum?" tanya Kafkan tak suka, begitu juga dengan mata tajam itu. "Emabell!"

"Apa?"

"Cara?!" sambung Almosa memperingatkanku untuk menguji kesabaran Baginda yang setipis tisu.

Berpikir. Menatap ke a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status