Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Bab 5. Ada Yang Aneh

Share

Bab 5. Ada Yang Aneh

last update Huling Na-update: 2024-09-06 00:33:54

Gadis yang tengah berbaring koma itu sebenarnya adalah adik sepupu dari Rayyan Miga. Dia bernama Amara, anak dari Bibi Rayyan Miga.

Rayyan tidak punya saudara kandung, Amara adalah satu-satunya saudara yang dia punya. Meskipun mereka berbeda orang tua, tetapi ibu Amara adalah bibi kandungnya. Jadi Rayyan begitu sangat menyayangi Amara melebihi nyawanya sendiri.

Sejak kecil, Amara terus sakit-sakitan. Katanya dia pernah mengalami kecelakaan sewaktu bayi, lalu setelah remaja ini, dia ditemukan dalam keadaan pingsan. Tetapi sampai saat ini, dia sama sekali belum bisa sadarkan diri.

Keluarga Brahmana sudah meminta tolong pada semua ahli dan tim medis, namun belum ada yang berhasil.

Rayyan Miga begitu penasaran, apa yang bisa dilakukan gadis kecil ini untuk menyelamatkan adik tercintanya? Dulu, dia pernah mendengar cerita dari Arka selaku sahabat dekatnya, jika adiknya tinggal didesa bersama nenek mereka yang ahli pengobatan.

Entah apa karena teringat cerita Arka ini atau hal lain, Rayyan seperti sedikit menyimpan harapan pada Evelyn.

Meskipun Rayan tidak mengatakan sepatah kata pun, tapi Evelyn sudah paham dengan maksudnya. Rayyan Miga telah menepati janjinya dan sekarang giliran dirinya untuk memenuhi janjinya menyembuhkan adiknya. Evelyn menutup bibirnya kemudian berkata dengan nada suara yang bersahabat,” Bisakah kalian keluar sebentar?”

Rayyan Miga terdiam sejenak, kemudian dia berbalik dan meninggalkan bangsal. Meskipun orang-orang menatapnya seperti tidak percaya karena telah menyanggupi permintaan Evelyn, tapi tidak ada di antara mereka yang berani menegurnya. Akhirnya, mau tidak mau mereka pun ikut keluar menyusulnya.

Evelyn memandang gadis berambut panjang yang sedang berbaring di atas ranjang itu, dengan poster wajah yang begitu cantik dan kulitnya putih seputih salju dan tampak pucat itu. Evelyn memandangnya dan tersenyum. Dalam pikirannya nona ini seperti putri yang tertidur dalam dongeng. Dia kemudian melangkah maju meraih tangan gadis itu. “Maaf ya nona,” meskipun dia tahu kalau Gadis itu tidak akan merasakan apapun dan mendengar apapun, dia tetap meminta maaf.

“Mungkin akan sedikit sakit, tapi tahanlah sebentar ya?”

Di luar, Rayyan berdiri membelakangi pintu bangsal, rahangnya yang tegas seolah menegang. Sementara tangannya yang diletakkan di balik punggung terkepal erat. Robi bertanya penuh khawatir. “Tuan Rayyan apa gdis itu benar-benar bisa menyembuhkan Nona Amara? Kenapa anda bisa percaya dengan begitu mudah?”

Dia berpikir, bahkan para tim Dokter pun sudah putus asa, memangnya apa yang bisa dilakukan seorang mahasiswa biasa seperti gadis itu untuk menyelamatkan Nona mudanya?

Rayyan menoleh untuk melihat Robi, lalu tiba-tiba dia bertanya,”Bukankah kamu sudah memasang kamera pengawas di dalam bangsal?”

Pandangan Robi terangkat, dia mengangguk.

“Iya. Saat itu anda sendiri yang khawatir jika para perawat tidak merawat Nona muda dengan baik, lalu anda menyuruhku memasang kamera pengawas.” Robi segera mengeluarkan ponselnya membuka aplikasi pemantau, lalu menyerahkan pada Rayyan. Saat Rayan menurunkan pandangannya, terlihat di layar ponsel gadis itu mengeluarkan sebuah jarum entah darimana lalu terlihat dia menusukkannya ke jari tengah Amara.

Robi yang melihat itu langsung terkejut. “Tuan Rayyan, dia ingin menyakiti Nona Amara?” Robi panik, pria itu langsung berbalik dan ingin membuka pintu tapi Rayyan mencegahnya.”Jangan.”

Meskipun belum tahu pasti apa yang dilakukan gadis itu, tapi Rayyan pernah mendengar jika akupuntur menggunakan jarum itu adalah pengobatan alternatif kuno yang diyakini banyak orang sangat mujarab. Tetapi hanya bisa dilakukan oleh ahlinya saja.

Robi menoleh, raut wajahnya terlihat cemas. “Tapi Tuan,”

Meskipun Rayyan hanya menjawab dengan gelengan, tapi Robi tidak berani bertindak lagi. Lalu dia memilih untuk menunggu dengan harap-harap cemas.

Selang lima belas menit, pintu bangsal itu dibuka dari dalam. Evelyn menatap pria yang tengah berdiri di depan pintu tersebut. Raut wajah tampan itu sangat terlihat datar, tapi tatapannya menusuk tertuju ke arah ranjang sakit.

Dari kejauhan, Robi juga menatap ke arah yang sama, dia lalu menoleh pada Evelyn dan bertanya, “Nona Evelyn, kenapa Nona muda Amara masih belum bangun?” Nada suaranya seperti sedang mencurigai Evelyn sebagai seorang penipu. Evelyn tidak menjawab sebaliknya dia menoleh pada Rayyan yang juga sepertinya sedang mencurigainya. Akan tetapi pria itu lebih tenang daripada Robi.

“Nona muda Amara akan segera sadar.” jawab Evelyn.

“Berapa lama?” suara Rayyan terdengar dingin.

Evelyn berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Paling lama satu minggu.”

Sebenarnya bisa jadi Nona Amara akan sadar dalam waktu 3 sampai 4 hari, tapi karena dia ingin menghindari adanya kesalahan, jadi dia mengatakan dalam waktu satu minggu saja.

Rayyan tidak ingin meragukan kata-katanya, kemudian dia memberi perintah pada Robi, “Antar Nona Evelyn kembali.”

“Eh, tidak perlu.” Evelyn menolak. “Hari ini aku ada kelas. Di dekat sini ada stasiun bus. Aku bisa naik bus saja.”

Evelyn khawatir, jika sang sopir mengantarnya langsung di depan gerbang kampus, dia takut dirinya akan menjadi pusat perhatian dalam sekejap. Rayyan tidak ingin memaksa dia mengangguk. Tapi saat Evelyn berbalik dan siap pergi, dia tiba-tiba memanggil, “Tunggu.”

Evelyn kemudian menoleh, “Tuan Rayyan, ada apa lagi?”

Rayyan tidak langsung menjawab, dia justru menatap Robi. Robi yang paham dengan maksud Rayyan pun segera melenggang pergi.

Begitu di sini tidak ada orang lain, Rayyan langsung bertanya pada Evelyn, “Bagaimana kamu bisa tahu tentang adikku?”

Evelyn terkejut, bulu mata tebalnya terlihat bergetar, sementara otaknya langsung seperti membeku. Kemudian dia cepat tersadar, “Dari mana lagi? Kakakku yang mengatakannya.”

“Benarkah?” Suara Rayyan terdengar tenang tanpa adanya emosi sedikitpun, dia lalu membuka bibirnya yang tipis dan berkata, “Tapi, aku tidak pernah memberitahu tentang hal ini pada kakakmu.”

Selain keluarga Brahmana memang tidak ada orang luar manapun yang tahu tentang keadaan Amara.

Evelyn mendadak gugup, lalu dia mencari alasan. “Maaf Tuan Rayyan, sepertinya aku sudah sangat terlambat. Jadi aku harus buru-buru pergi. Kita bisa bicara nanti lagi.” Evelyn langsung berbalik dan berjalan dengan cepat meninggalkan tempat ini bahkan saat dia sudah tiba di luar rumah sakit dia segera berlari.

Rayyan hanya bisa melihat punggung Evelyn yang berlari meninggalkan dirinya. Ekspresi wajahnya datar, lalu dia menoleh pada Robi yang baru saja masuk menghampirinya.

Hanya dengan sebuah tatapan saja, Robi sudah langsung paham, kemudian dia pun pergi.

Tidak lama berselang, Robi sudah kembali lagi dengan membawa sebuah dokumen di tangannya lalu menyerahkannya pada Rayyan. “Tuan Rayyan, semua informasi tentang nona Evelyn ada disini.”

Rayyan mengangguk kemudian membuka dokumen yang sudah berada di tangannya itu. Pertama yang dilihatnya adalah sebuah foto berukuran 3 inci yang memperlihatkan wajah bulat Evelyn dengan rambut yang diikat asal keatas, terlihat masih seperti anak-anak.

“Nona Evelyn adalah adik kandung Arka. Sejak dia dilahirkan, dia dikirim pada seorang wanita tua di pedesaan dengan alasan untuk memulihkan kesehatannya yang terganggu. Lalu dia dibawa kembali ke kota saat berusia 15 tahun. Tapi ada yang aneh, Tuan,” Robi menghentikan ucapannya sampai Rayyan mendongak untuk menatapnya, barulah Robi melanjutkan bicara.

“Aku sudah pergi ke rumah sakit tempat Nona Evelyn dilahirkan dan menyelidikinya.

Menurut dokter yang membantu kelahirannya, Nona Evelyn tidak memiliki masalah kesehatan ataupun sejak dia dilahirkan, dan tidak ditemukan catatan medis mengenai penyakit serius apapun selama bertahun-tahun ini.”

Rayyan mengerutkan kedua alisnya. Benar, ada yang aneh. Evelyn dikirim ke pedesaan karena dengan alasan untuk memulihkan kesehatan yang terganggu. Tapi nyatanya, dia tidak mengalami sakit apapun?

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 187. Happy Ending

    Mereka paham akan maksud dari ucapan Amara, mereka juga mengerti kegelisahan yang Amara rasakan.Pada akhirnya Amar pun menepuk pundak Arka, “Ada baiknya memang seperti itu Arka, kamu tidak keberatan kan, atas permintaan Amara?”Arka mengangguk, “Ya, Paman. Jika itu permintaan Amara, aku pasti akan menurutinya.”Amar kemudian keluar, dia menemui pihak rumah sakit untuk mengutarakan niatnya. Dokter tidak mempermasalahkan itu dan mengizinkan. Beberapa orang juga pernah melakukan hal yang sama seperti yang akan mereka lakukan. Menikah di rumah sakit, karena saat salah satu dari pasangan dari mereka kritis. Bahkan ada yang meninggal setelah mereka menikah. Dokter mengerti dan tidak mempersulit semua itu.Amar menghubungi Rayyan dan mengatakan hal ini. Lalu Rayyan menghubungi mertuanya dan menyampaikan apa yang dikatakan Amar.Siang ini di ruangan rawat inap tempat dimana Amara dirawat, nampak ramai orang. Tetapi mereka masih tetap menjaga ketenangan dan jarang yang berbicara. Sekali berbi

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 187. Menikah di Rumah sakit

    Evelyn menceritakan semuanya tentang kakaknya. Laras bukan tidak khawatir, dia bahkan menangis membayangkan jika hampir saja dia akan kehilangan putra satu-satunya milik mereka.Arka menoleh pada Azura, calon ibu mertuanya itu mengangguk. Dan mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh ibunya. Akhirnya Arka pun menurut.“Baiklah Bu, aku akan pulang.” Pada akhirnya Arka pun berpamitan pada Azura dan Amar untuk pulang dahulu.Ketika dia memasuki pintu, Laras dan Sofyan sudah berdiri menunggunya. Laras menatap putranya itu berjalan dengan lesu ke dalam rumah dengan wajah yang kusut dan pucat. Penampilan Arka sangat berantakan. Tetapi wajahnya tersirat sebuah kedewasaan. Jauh berbeda dengan Arka sebelum ini. Hati Laras sakit rasanya melihat keadaan putranya seperti itu. Langsung berlari dan memeluk Arka serta menangis tersedu-sedu.“Arka, jangan khawatir lagi. Semua akan baik-baik saja. Cinta kalian pasti akan bersatu.”Arka mendorong lembut tubuh ibunya kemudian mengangkat dagu

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 186. Mendapatkan Donor penganti

    Pintu ruangan dimana Amara dirawat terbuka, beberapa suster masuk dan hanya memerlukan waktu sekitar dua menit, mereka sudah keluar dengan mendorong tubuh Amara.Semua orang mengikuti, namun langkah mereka harus terhenti ketika pintu ruangan operasi tertutup, menyisakan cahaya lampu halogen dan lampu LED yang sinarnya menembus kaca jendela. Tapi itu hanya beberapa detik saja, cahaya lampu di dalam ruangan itu menghilang karena tirai jendela telah ditutup dengan rapat.Amar merengkuh tubuh Azura dan membawanya ke ruang tunggu, sementara Rayyan merengkuh tubuh Arka dan membawanya ke ruangan tunggu juga, Rayyan memperlakukan Arka seperti memperlakukan anak kecilnya saja, bahkan dia melupakan istrinya yang bengong melompong melihat suaminya yang bukannya merengkuh dirinya justru malah merengkuh kakaknya.Sejenak Evelyn tertegun kemudian dia langsung tersadar. Dia ikut menyusul mereka dengan berlari kecil, lalu duduk di samping Arka.Dia segera memeluk Arka kembali, menyisihkan tangan Ray

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 185. Gagal Mendonorkan Jantungnya

    Suasana kembali hening. Kembali tidak ada suara dari mereka, kembali tidak ada yang beranjak dari tempatnya. Mata mereka hanya terfokus pada satu titik saja yaitu ke arah dimana Dokter membawa Arka.Ingin rasanya mereka berlari menyusul kemudian berteriak memanggil Arka. Namun mereka menahan keinginan itu dengan sekuatnya. Bahkan cenderung dengan berat hati hanya bisa pasrah menghargai keinginan dan pengorbanan Arka.Sambil terus menekan dadanya, membayangkan apa yang sedang dilakukan para Ahli medis di dalam sana pada tubuh Arka. Membelah dadanya dan mengeluarkan jantungnya hidup-hidup? Atau Arka di bius dulu hingga mati kemudian diambil Jantungnya?Semua orang hanya bisa membisu ngeri dan menahan sakit dalam hati.Hingga beberapa saat lamanya, di tengah-tengah ketegangan yang meraja, seorang perawat berlari mendekati mereka. Semua berdiri."Tuan Rayyan, Dokter memanggil Anda. Mari silahkan ikut saya.""Aku ikut." Evelyn cepat ikut bangun."Mohon maaf Nyonya. Hanya Tuan Rayyan saja.

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 184. Pengorbanan

    Suasana semakin Pilu dan terasa sangat mencekam saat Arka menandatangani surat itu.Tidak ada yang tidak mengeluarkan air mata. Pengorbanan Arka saat ini sungguh tidak bisa dikatakan main-main. Arka akan menyerahkan jantungnya untuk kelangsungan hidup Amara. Dia akan mati, demi Amara bisa hidup."Ikut lah bersama kami." Dokter melangkah. Arka mengikutinya."Kak Arka!" Evelyn yang sejak tadi membeku kini tidak bisa lagi menahan diri. Dia memanggil Arka sambil menarik lengannya.Arka menghentikan langkahnya kemudian dia menoleh.“Kak Arka, apa kamu akan meninggalkan kami?”Arka membalikkan badannya dia menatap lekat wajah adiknya yang teramat ya sayangi itu. Kemudian tangannya terulur untuk mengusap air mata Evelyn ini yang sejak tadi sudah membasahi pipinya.“Kak Arka tidak pernah pergi. Kak Arka akan tetap ada di hati kalian.” Dia meraih kedua tangan Evelyn kemudian menggenggamnya dengan erat.“Evelyn dengarkan kakak, tanpa Kakak, kamu akan tetap hidup lebih baik asalkan ada Rayyan di

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 183. Demi cinta Arka Mendonorkan Jantungnya

    Tidak perlu menunggu waktu lama, seseorang yang dihubungi oleh Rayyan itu langsung mengangkat panggilan teleponnya.[Robi, segera mungkin hubungi semua tim kita, untuk bergerak keseluruh rumah sakit atau kemana saja untuk mencari seseorang yang bisa mendonorkan Jantungnya untuk Amara. Berapapun harganya, kita akan membayarnya! Dengar berapapun, itu aku tidak peduli!]Tanpa bertanya, Robi sudah paham dengan maksud dari perintah yang diutarakan oleh Rayyan dan cepat mengiyakan.Baru saja Rayyan mengakhiri panggilannya, Seorang Perawat masuk dan berseru."Dokter! Nona Amara kritis!"Tanpa bertanya, Dokter pun segera berlari menyusul langkah perawat itu yang dengan sigapnya disusul juga oleh yang lainnya.Dokter segera masuk ke dalam ruangan tempat Amara berbaring."Amar, kondisi Amara, Putri kita memburuk! Dia tidak sadarkan diri lagi!" Azura langsung menubruk tubuh Amar dan menangis histeris saat sang suami muncul di hadapannya.Amar cepat membawa tubuh Azura ke luar ruangan mengikuti i

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 182. Kian Mengkhawatirkan

    Sudah hampir tiga jam lamanya, Tim medis dari rumah sakit ternama di kota mereka itu menangani Amara di ruangan ICU.Saat ini, Rayyan dan Evelyn sudah berada di rumah sakit, Amar yang sudah menghubungi mereka. Saat Rayyan mendapatkan kabar jika kondisi Amara kritis seketika saja ia langsung membawa serta Evelyn untuk bergegas menuju rumah sakit.Mereka sempat tidak percaya dengan berita yang mereka dengar, karena baru beberapa jam yang lalu suami dari Bibinya itu baru saja mengabarkan jika kesehatan Amara sudah membaik, bahkan hari ini Amara sudah dinyatakan boleh pulang ke rumah dan menjalankan berobat jalan saja.Akan tetapi semuanya terasa seperti mimpi, mendadak kondisi Amara menjadi kritis seperti saat ini. Semua orang dipenuhi rasa kekhawatiran. Menatap penuh harap ke arah pintu ruangan ICU tempat Amara sedang ditangani secara intensif oleh tim medis.Tak ada satupun suara yang terdengar, mereka hanya terdiam dan memanjatkan doa didalam hati mereka masing-masing. Hingga akhirnya

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 181. Kondisi Amara kembali memburuk

    Epilog.Pagi-pagi, Amar dan Azura sudah terlihat melangkah menuju ruangan dimana Amara dirawat dengan wajah penuh ketenangan."Pagi sayang!" Azura menyapa berbarengan dengan membuka pintu ruangan."Pagi Mama, Papa." Amara menyambut dengan mata yang berbinar bahagia.Mata Azura langsung fokus pada tangan Arka yang sedang menyisir rambut Amara.'Wajar saja kalau Amara jatuh cinta pada pria itu. Dia begitu perhatian.' batinnya.Arka cepat mengangguk pada mereka berdua lalu kembali pada rambut Amara. Dia mengikat rapi rambut Amara keatas. Kemudian segera beranjak untuk menyisih."Bagaimana keadaan Amara, Arka?" tanya Amar pada Arka."Kata Dokter, aku sudah diperbolehkan pulang hari ini, Pa!" seru Amara.Amar tersenyum. "Papa sudah tahu. Dokter sudah menelpon Papa semalam, jika pagi ini kamu sudah boleh kembali ke rumah.""Paman, kalau begitu aku akan segera mengurus administrasi dulu." ucap Arka.Amar mengangguk."Kak Arka, kamu mau kemana?" tanya Amara."Arka harus mengurus biaya adminis

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 180. Persiapan pernikahan Arka dan Amara

    Hari ini, Amar menepati janji.Sepulang dari menjenguk Amara di rumah sakit, dia langsung menghubungi Rayyan untuk membahas rencana persiapan pernikahan Amara dan Arka.Rayyan pun segera datang bersama dengan Evelyn ke rumah besar keluarga Brahmana untuk membahas hal ini di sana.Setelah mereka berdiskusi akhirnya mereka memutuskan untuk mengunjungi rumah orang tua Evelyn yaitu kediaman keluarga Limanto. Sebelum menuju rumah orang tuanya tidak lupa Evelyn memberi kabar pada ibunya supaya Ayahnya jangan dulu berangkat kerja, agar saat mereka tiba di kediaman keluarga Limanto, sang Ayah masih berada di rumah karena keluarga Brahmana akan datang ke sana.Laras tidak tahu apa yang akan mereka bahas, Dia mengira jika keluarga besar Brahmana hanya mengunjungi mereka sekedar untuk bersilaturahmi saja.Jadi dia pun memberitahu suaminya agar jangan pergi dulu ke kantor.Ketika semua orang sudah berkumpul di ruangan tengah kediaman keluarga Limanto, Laras dan Sofyan sedikit terkejut karena yang

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status