Share

Bab 5. Pria Di Dalam Mimpi.

Terlalu letih setelah menjalani pemeriksaan setengah hari ini, Yu Jie pun akhirnya terlelap.

"Feng, Feng Huang!"

Suara seorang pria tiba-tiba terdengar, suara itu sangat lirih menyapu indera pendengaran Yu Jie hingga ia mencoba untuk membuka matanya yang terasa berat. Di saat matanya telah terbuka lebar, Yu Jie seketika merasa bingung karena kini ia tidak lagi berada di dalam aula melainkan di sebuah tempat yang sangat asing. Tempat ini tampak seperti sebuah taman yang indah, bunga-bunga beraneka warna terhampar di depan matanya.

"Feng Huang."

Suara itu kembali terdengar, tetapi tidak ada seorang pun yang Yu Jie temukan di taman ini. Selain padang bunga dan kabut putih tebal yang membatasi jarak pandangnya.

"Pheonikku, kemarilah!"

Yu Jie mengangkat wajahnya, ia memicingkan matanya ke arah kabut tebal karena suara yang baru saja ia dengar seolah berasal dari dalam kabut tersebut.

"Feng Huang? Aku adalah suamimu!" Seorang pria tiba-tiba menyeruak kabut, tubuh pria itu yang sedang melangkah ke arah Yu Jie, tinggi dan kekar. Tubuh sempurna itu terbalut dalam balutan hanfu sutra berwarna biru muda dengan detail benang emas tersulam indah pada bagian kerahnya. Rambut pria tersebut berwarna putih keperakan dan terikat rapi dengan pita berwarna kuning keemasan. "Kemarilah!" pria itu mengulurkan tangannya pada Yu Jie, meminta Yu Jie agar mendekat padanya.

Tapi, Yu Jie yang sama sekali tidak mengenali pria itu hanya mematung di tempatnya berdiri. "Ma... Maaf, anda siapa?" tanyanya terbata, sejujurnya baru kali ini Yu Jie bertemu dengan seorang pria yang memiliki wajah bak Dewa kahyangan. Dan berhadapan langsung dengan pria itu dalam jarak yang hanya 3 langkah saja, berhasil membuat jantungnya berdetak kencang.

"Feng Huang, aku adalah Jinlong, Suamimu."

"Suamiku?" Yu Jie mengerutkan keningnya. Meskipun polos dan belum pernah meninggalkan kediamannya, tetapi Yu Jie sama sekali masih belum kehilangan ingatannya. "Ini pertama kalinya aku memasuki Istana untuk menikah, lalu kapan aku menikah dengannya?" rutuknya dalam hati sambil mengamati pria yang tengah berdiri di hadapannya.

"Aku Kaisar Langit, Dewa Naga Emas. Apakah kamu tidak mengingatku?"

"Kaisar Langit?!" Yu Jie segera merapatkan kedua bibirnya demi menahan tawanya, "Jadi anda adalah seorang Dewa?"

"Benar." Pria itu menganggukkan kepalanya.

"Dan aku adalah Istrimu?" lontar Yu Jie.

Pria itu lagi-lagi mengangguk, "Kamu adalah Feng Huang, Istri yang sangat aku cintai," jawabnya.

"Anda yakin?"

"Tentu saja, perasaanku tidak pernah salah!" sahut pria itu tegas.

Keseriusan yang tampak pada wajah pria itu membuat Yu Jie merasa geli. Dan demi meredakan rasa geli yang seolah menggelitik setiap titik sensitif di tubuhnya, Yu Jie pun menghela nafas sejenak. Setelah ia mampu mengendalikan dirinya, ia kembali membuka mulutnya. "Tuan Dewa, sepertinya anda telah salah paham padaku. Mana mungkin aku adalah Istri Tuan Dewa, bukan?"

Pria yang tengah berdiri di hadapan Yu Jie menyunggingkan senyum tipis di sudut bibirnya. "Apakah Istriku sedang marah padaku hingga tidak ingin mengakuiku sebagai Suamimu?" celetuknya penuh percaya diri.

"Hah?!" Yu Jie membelalakkan kedua mata indahnya, walau baru kali ini ia bertemu dengan seorang Dewa, tetapi... "Apakah semua Dewa selalu senarsis ini?!" pikirnya.

"Yu Jie?"

Sayup-sayup Yu Jie mendengar suara seorang wanita tengah memanggil namanya. Suara itu membuat Yu Jie memalingkan wajahnya, ia mengedarkan pandangannya untuk mencari tahu siapa yang baru saja memanggilnya. Hanya sayangnya tidak ada seorang pun di taman ini selain ia dan juga pria yang telah mengaku sebagai Dewa itu. Dan ketika ia kembali berpaling pada pria yang belum lama ini berbicara padanya... Pria itu sudah lenyap begitu saja.

"Kita akan bertemu lagi, cintaku."

Yu Jie hanya diam.

"Yu Jie? Bangunlah!"

Seiring tepukan terasa di lengannya, Yu Jie perlahan membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk meyakinkan dirinya bahwa apa yang baru saja ia alami hanyalah mimpi belaka.

"Jadi itu cuma mimpi?"

"Yu Jie?" Fu Yueyin yang sejak tadi terus berdiri di samping dipan Yu Jie dan berusaha membangunkan sahabatnya itu, menatap Yu Jie yang sedang bergumam sendiri dengan wajah bingung. "Apa yang terjadi?"

Mendengar pertanyaan ini Yu Jie sontak menaikan pandangannya, ia menatap Fu Yueyin yang juga tengah menatap padanya. "Yueyin?"

"Sukurlah sudah sadar," Fu Yueyin menghela nafas lega, ia kemudian membantu Yu Jie untuk duduk di atas dipan dengan menarik tangan Yu Jie. "Sebaiknya kamu membersihkan tubuhmu sekarang, karena sebentar lagi kita harus makan bersama," ujarnya.

"Oh, apakah sekarang sudah pagi?" Yu Jie memiringkan kepalanya, ia melirik ke belakang Fu Yueyin ke arah pintu aula yang telah terbuka lebar. Saat ini langit di luar sana sudah terlihat terang.

"Bukan hanya pagi, tetapi Kasim baru saja datang ke sini untuk memperingatkan kita agar segera bersiap. Karena uji bakat akan diadakan tiga dupa dari sekarang," terang Fu Yueyin sembari memberi isyarat pada Chun yang baru tiba sambil membawa baskom tembaga berisi air hangat. "Bantu Nonamu untuk mengganti pakaiannya!"

"Baik, Nona," sahut Chun patuh, ia dengan sigap membantu Yu Jie untuk bersiap. Walau Fu Yueyin bukan Majikannya, tetapi Chun bersedia mematuhi gadis itu sebab Fu Yueyin telah bersikap baik pada Yu Jie sebelumnya. Selain itu, menjaga Yu Jie dan mempersiapkan Yu Jie dalam tampilan terbaik sudah menjadi tugasnya. Apalagi ia sedikit berharap kalau kelak Yu Jie bisa menarik perhatian Kaisar Gao. Setidaknya hal itu bisa menjamin kehidupan Yu Jie di Istana Taiyang ini nantinya.

***

Tiga dupa kemudian semua calon Selir dikumpulkan di taman Istana untuk uji bakat, bermacam bakat menarik berusaha ditampilkan oleh para calon Selir untuk memikat Kasim Kekaisaran yang menjadi juri penilainya. Dan karena Benua Zhejiang sangat terkenal sebagai tempat para Kultivator berada, maka sebagian besar dari para calon Selir mencoba menampilkan kemampuannya dalam segi bertarung. Terkecuali Yu Jie, ia bahkan merupakan satu-satunya calon Selir yang justru menampilkan bakatnya melalui sebuah tarian.

"Apa ini?!" bentak salah seorang Kasim tatkala Yu Jie mengakhiri tariannya, "Mengapa kamu tidak menampilkan bakatmu dalam ilmu beladiri?!"

Yu Jie hanya tersenyum, ia menurunkan tubuhnya sedikit sebelum ia menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan Kasim Kekaisaran padanya.

"Yu Jie dari Kediaman Yu memberi salam kepada Kasim, dan jika Kasim tidak keberatan... Tolong beri kesempatan pada hamba untuk menjelaskannya," ucapnya sopan.

Para Kasim yang menjadi juri penilai saling bertukar pandang.

"Bagaimana ini?" bisik salah seorang Kasim pada rekannya.

"Dia adalah Nona Jie dari Kediaman Yu," tukas salah seorang Kasim lainnya.

"Aku dengar Ibunya adalah Shu Xiuying."

"Kalau begitu Kakeknya adalah... Shu Haocun?!"

Kasim yang telah membentak Yu Jie sontak membeku ketika mendengar nama Tetua dari Sekte Burung Api yang sangat melegenda disebutkan oleh salah seorang rekannya.

"Apakah aku baru saja sudah menyinggung Sekte Burung Api?!" gumamnya cemas.

Komen (9)
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
sekte kak, kek tempat buat belajar ilmu bela diri.
goodnovel comment avatar
Liya liyana
makin seru aja nih thor cerita nya
goodnovel comment avatar
MAF_0808
sekte burung api itu kerajaan yang paling ditakuti ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status