Beranda / Fantasi / Pengantin Raja Naga / Bab 5. Pria Di Dalam Mimpi.

Share

Bab 5. Pria Di Dalam Mimpi.

Penulis: Abigail Briel
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-06 22:56:48

Terlalu letih setelah menjalani pemeriksaan setengah hari ini, Yu Jie pun akhirnya terlelap.

"Feng, Feng Huang!"

Suara seorang pria tiba-tiba terdengar, suara itu sangat lirih menyapu indera pendengaran Yu Jie hingga ia mencoba untuk membuka matanya yang terasa berat. Di saat matanya telah terbuka lebar, Yu Jie seketika merasa bingung karena kini ia tidak lagi berada di dalam aula melainkan di sebuah tempat yang sangat asing. Tempat ini tampak seperti sebuah taman yang indah, bunga-bunga beraneka warna terhampar di depan matanya.

"Feng Huang."

Suara itu kembali terdengar, tetapi tidak ada seorang pun yang Yu Jie temukan di taman ini. Selain padang bunga dan kabut putih tebal yang membatasi jarak pandangnya.

"Pheonikku, kemarilah!"

Yu Jie mengangkat wajahnya, ia memicingkan matanya ke arah kabut tebal karena suara yang baru saja ia dengar seolah berasal dari dalam kabut tersebut.

"Feng Huang? Aku adalah suamimu!" Seorang pria tiba-tiba menyeruak kabut, tubuh pria itu yang sedang melangkah ke arah Yu Jie, tinggi dan kekar. Tubuh sempurna itu terbalut dalam balutan hanfu sutra berwarna biru muda dengan detail benang emas tersulam indah pada bagian kerahnya. Rambut pria tersebut berwarna putih keperakan dan terikat rapi dengan pita berwarna kuning keemasan. "Kemarilah!" pria itu mengulurkan tangannya pada Yu Jie, meminta Yu Jie agar mendekat padanya.

Tapi, Yu Jie yang sama sekali tidak mengenali pria itu hanya mematung di tempatnya berdiri. "Ma... Maaf, anda siapa?" tanyanya terbata, sejujurnya baru kali ini Yu Jie bertemu dengan seorang pria yang memiliki wajah bak Dewa kahyangan. Dan berhadapan langsung dengan pria itu dalam jarak yang hanya 3 langkah saja, berhasil membuat jantungnya berdetak kencang.

"Feng Huang, aku adalah Jinlong, Suamimu."

"Suamiku?" Yu Jie mengerutkan keningnya. Meskipun polos dan belum pernah meninggalkan kediamannya, tetapi Yu Jie sama sekali masih belum kehilangan ingatannya. "Ini pertama kalinya aku memasuki Istana untuk menikah, lalu kapan aku menikah dengannya?" rutuknya dalam hati sambil mengamati pria yang tengah berdiri di hadapannya.

"Aku Kaisar Langit, Dewa Naga Emas. Apakah kamu tidak mengingatku?"

"Kaisar Langit?!" Yu Jie segera merapatkan kedua bibirnya demi menahan tawanya, "Jadi anda adalah seorang Dewa?"

"Benar." Pria itu menganggukkan kepalanya.

"Dan aku adalah Istrimu?" lontar Yu Jie.

Pria itu lagi-lagi mengangguk, "Kamu adalah Feng Huang, Istri yang sangat aku cintai," jawabnya.

"Anda yakin?"

"Tentu saja, perasaanku tidak pernah salah!" sahut pria itu tegas.

Keseriusan yang tampak pada wajah pria itu membuat Yu Jie merasa geli. Dan demi meredakan rasa geli yang seolah menggelitik setiap titik sensitif di tubuhnya, Yu Jie pun menghela nafas sejenak. Setelah ia mampu mengendalikan dirinya, ia kembali membuka mulutnya. "Tuan Dewa, sepertinya anda telah salah paham padaku. Mana mungkin aku adalah Istri Tuan Dewa, bukan?"

Pria yang tengah berdiri di hadapan Yu Jie menyunggingkan senyum tipis di sudut bibirnya. "Apakah Istriku sedang marah padaku hingga tidak ingin mengakuiku sebagai Suamimu?" celetuknya penuh percaya diri.

"Hah?!" Yu Jie membelalakkan kedua mata indahnya, walau baru kali ini ia bertemu dengan seorang Dewa, tetapi... "Apakah semua Dewa selalu senarsis ini?!" pikirnya.

"Yu Jie?"

Sayup-sayup Yu Jie mendengar suara seorang wanita tengah memanggil namanya. Suara itu membuat Yu Jie memalingkan wajahnya, ia mengedarkan pandangannya untuk mencari tahu siapa yang baru saja memanggilnya. Hanya sayangnya tidak ada seorang pun di taman ini selain ia dan juga pria yang telah mengaku sebagai Dewa itu. Dan ketika ia kembali berpaling pada pria yang belum lama ini berbicara padanya... Pria itu sudah lenyap begitu saja.

"Kita akan bertemu lagi, cintaku."

Yu Jie hanya diam.

"Yu Jie? Bangunlah!"

Seiring tepukan terasa di lengannya, Yu Jie perlahan membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk meyakinkan dirinya bahwa apa yang baru saja ia alami hanyalah mimpi belaka.

"Jadi itu cuma mimpi?"

"Yu Jie?" Fu Yueyin yang sejak tadi terus berdiri di samping dipan Yu Jie dan berusaha membangunkan sahabatnya itu, menatap Yu Jie yang sedang bergumam sendiri dengan wajah bingung. "Apa yang terjadi?"

Mendengar pertanyaan ini Yu Jie sontak menaikan pandangannya, ia menatap Fu Yueyin yang juga tengah menatap padanya. "Yueyin?"

"Sukurlah sudah sadar," Fu Yueyin menghela nafas lega, ia kemudian membantu Yu Jie untuk duduk di atas dipan dengan menarik tangan Yu Jie. "Sebaiknya kamu membersihkan tubuhmu sekarang, karena sebentar lagi kita harus makan bersama," ujarnya.

"Oh, apakah sekarang sudah pagi?" Yu Jie memiringkan kepalanya, ia melirik ke belakang Fu Yueyin ke arah pintu aula yang telah terbuka lebar. Saat ini langit di luar sana sudah terlihat terang.

"Bukan hanya pagi, tetapi Kasim baru saja datang ke sini untuk memperingatkan kita agar segera bersiap. Karena uji bakat akan diadakan tiga dupa dari sekarang," terang Fu Yueyin sembari memberi isyarat pada Chun yang baru tiba sambil membawa baskom tembaga berisi air hangat. "Bantu Nonamu untuk mengganti pakaiannya!"

"Baik, Nona," sahut Chun patuh, ia dengan sigap membantu Yu Jie untuk bersiap. Walau Fu Yueyin bukan Majikannya, tetapi Chun bersedia mematuhi gadis itu sebab Fu Yueyin telah bersikap baik pada Yu Jie sebelumnya. Selain itu, menjaga Yu Jie dan mempersiapkan Yu Jie dalam tampilan terbaik sudah menjadi tugasnya. Apalagi ia sedikit berharap kalau kelak Yu Jie bisa menarik perhatian Kaisar Gao. Setidaknya hal itu bisa menjamin kehidupan Yu Jie di Istana Taiyang ini nantinya.

***

Tiga dupa kemudian semua calon Selir dikumpulkan di taman Istana untuk uji bakat, bermacam bakat menarik berusaha ditampilkan oleh para calon Selir untuk memikat Kasim Kekaisaran yang menjadi juri penilainya. Dan karena Benua Zhejiang sangat terkenal sebagai tempat para Kultivator berada, maka sebagian besar dari para calon Selir mencoba menampilkan kemampuannya dalam segi bertarung. Terkecuali Yu Jie, ia bahkan merupakan satu-satunya calon Selir yang justru menampilkan bakatnya melalui sebuah tarian.

"Apa ini?!" bentak salah seorang Kasim tatkala Yu Jie mengakhiri tariannya, "Mengapa kamu tidak menampilkan bakatmu dalam ilmu beladiri?!"

Yu Jie hanya tersenyum, ia menurunkan tubuhnya sedikit sebelum ia menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan Kasim Kekaisaran padanya.

"Yu Jie dari Kediaman Yu memberi salam kepada Kasim, dan jika Kasim tidak keberatan... Tolong beri kesempatan pada hamba untuk menjelaskannya," ucapnya sopan.

Para Kasim yang menjadi juri penilai saling bertukar pandang.

"Bagaimana ini?" bisik salah seorang Kasim pada rekannya.

"Dia adalah Nona Jie dari Kediaman Yu," tukas salah seorang Kasim lainnya.

"Aku dengar Ibunya adalah Shu Xiuying."

"Kalau begitu Kakeknya adalah... Shu Haocun?!"

Kasim yang telah membentak Yu Jie sontak membeku ketika mendengar nama Tetua dari Sekte Burung Api yang sangat melegenda disebutkan oleh salah seorang rekannya.

"Apakah aku baru saja sudah menyinggung Sekte Burung Api?!" gumamnya cemas.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
sekte kak, kek tempat buat belajar ilmu bela diri.
goodnovel comment avatar
Liya liyana
makin seru aja nih thor cerita nya
goodnovel comment avatar
MAF_0808
sekte burung api itu kerajaan yang paling ditakuti ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pengantin Raja Naga   Bab 104. Kembali Ke Alam Langit.

    Setelah Raja Iblis dikirim kembali ke Sungai Akhirat-- Feng Huang pun menjentikkan jarinya untuk mengembalikan Kaisar Gao yang sedang terluka ke kapal yang ditumpangi oleh Shu Haocun dan keempat Tetua Sekte. Ia dan Jinlong tidak menghampiri para Kultivator di kapal itu, melainkan hanya melambaikan tangan saja dari atap Istana Jinlong. Di saat yang sama, Hong Hu juga berpamitan pada Feng Huang dan Jinlong untuk kembali ke rakyatnya yang masih berada di hutan perbatasan. Sepeninggal Hong Hu, Feng Huang dan Jinlong memutuskan untuk kembali ke Alam Langit demi menemui para Dewa dan Dewi yang selama lebih dari 500 tahun telah dibiarkan hidup tanpa Pemimpin mereka. ***Keesokan harinya, keadaan di Benua Zhejiang kembali seperti sedia kala. Di Istana Taiyang, dua Tabib Istana sibuk bolak-balik ke ruangan kerja Kaisar Gao untuk mengobati Kaisar mereka itu. "Bagaimana keadaan Yang Mulia?" tanya Gong Fai pada seorang Tabib yang baru keluar dari kamar pribadi Kaisar Gao.Tabib itu mengernyit

  • Pengantin Raja Naga   Bab 103. Tertangkapnya Raja Iblis.

    Tanpa Feng Huang duga, Jinlong yang sejak tadi telah mencoba untuk tidak tertawa keras-- Kini justru terbahak di sampingnya. Melihat tingkah Suaminya itu, ia pun menghela nafas gusar. "Huftt!" ia mengerucutkan bibirnya lalu melemparkan pandangannya pada Raja Iblis yang saat ini telah berdiri tegak di atas rerumputan sambil menatap ke arahnya.Sejak Feng Huang menampakkan wujudnya, semua yang berada di balik kabut tebal sudah mengetahui di mana ia berada, termasuk Raja Iblis."Sekarang kamu sudah muncul? Bagus, jadi terimalah pembalasanku!!" teriak Raja Iblis yang langsung menyerang Feng Huang dengan senjata andalannya, yaitu pemusnah raga Dewa.Feng Huang menghindari serangan tersebut hanya dengan memiringkan tubuhnya dan menyandarkan punggungnya pada Jinlong, membuat serangan Raja Iblis itu tidak berhasil menyentuhnya dan justru melewatinya begitu saja."Apakah dia pikir ini adalah pertempuran 515 tahun yang lalu?" dengusnya.Jinlong hanya tersenyum smirk mendengar ocehan Istrinya i

  • Pengantin Raja Naga   Bab 102. Kemunculan Feng Huang.

    "Bukankah itu maksud kedatanganku ke sini?" "Jika kamu bertemu dengannya, apakah kamu akan melakukan pertarungan dengan jujur kali ini?!" tukas Jinlong sambil menatap Raja Iblis dengan sebelah alis terangkat naik. "Selain itu, aku juga masih ingat bahwa di pertempuran kita yang terakhir kali di Alam Langit-- Saat itu kamu telah melukai Permaisuriku secara diam-diam." Lanjutnya lagi, di saat yang sama salah satu sudut bibirnya terangkat naik membentuk senyum sinis. Senyum Raja Naga itu yang seolah merendahkan kemampuannya, tentu saja membuat Raja Iblis menjadi geram. Ia bahkan berjanji di dalam hatinya akan membuat Raja Naga menyesali apa yang telah dilakukannya dengan cara membunuh Feng Huang di hadapan Raja Naga."Mengapa tidak perintahkan saja Istrimu untuk menampakkan wujudnya?!" cetus Raja Iblis lantang dengan kedua tangan yang terkepal dan rahang yang mengeras.Sesaat kemudian, suara pekikan pheonik memenuhi semua area di balik kabut tebal. Bersamaan dengan itu, seekor pheonik

  • Pengantin Raja Naga   Bab 101. Di Mana Ratu Pheonik?

    Di dalam Istana Jinlong, saat ini Jenderal Shui sedang menahan lengan Jenderal Xiao yang sedang terbakar amarah agar tidak mengejar Raja Iblis. Dan sekeras apapun Jenderal Xiao memberontak, ia hanya terus menatap Sahabatnya itu. "Lepaskan, Jenderal Shui!!" teriak Jenderal Xiao garang sambil menyentakkan lengannya yang sedang dipegang oleh Jenderal Shui. Namun Jenderal Shui semakin mengeratkan genggamannya pada lengan Jenderal Xiao hingga ia mendapatkan pelototan dari Jenderal Xiao. Beberapa saat yang lalu, sebelum mengejar Jenderal Xiao ke dalam Istana-- Jenderal Shui dan Hong Hu bekerja sama terlebih dahulu untuk menjatuhkan ketiga bawahan Raja Iblis. Sebab saat itu, Raja Naga sedang menghukum Jenderal Tiong dengan mengurung sebagian tubuh sebelah bawah Jenderalnya itu di dalam bongkahan batu es. Bahkan kedua kepalan tangan Jenderal Tiong ikut dibuat membeku.Setelah membuat ketiga bawahan Raja Iblis tak lagi berkutik, ia lalu menitipkan mereka pada Hong Hu untuk mengejar Jenderal

  • Pengantin Raja Naga   Bab 100. Kesalahan Jenderal Tiong.

    "Rajaku, hanya 3 Iblis yang masih bertahan sejauh ini. Dan dengan sisa kekuatan ini hamba pikir kita tidak akan bisa menghadapi Raja Naga juga kedua Jenderalnya. Jadi... Bagaimana jika kita..."Raja Iblis tidak menanggapi ucapan dari salah seorang bawahannya itu, ia justru melirik ke arah Istana Jinlong. Kebetulan kini ia telah berada sangat dekat dengan Istana tersebut, jika ia bisa secepat mungkin berkelebat ke dalam Istana untuk menemukan Feng Huang lalu membunuhnya-- Maka pengorbanan beberapa bawahannya kali ini tidak akan sia-sia.Hanya masalahnya, di bagian mana Istana wanita itu berada sekarang?Ketika pertanyaan ini berkelebat di dalam benaknya, Raja Iblis pun mendengus gusar.'Apakah aku benar-benar tidak bisa menemukan wanita itu?' ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah pembatas api dan air. Ada beberapa retakan tampak di bagian atas pembatas, melihat hal itu ia tersenyum licik.Namun, tanpa Raja Iblis duga-- Dari Langit tiba-tiba dua buah cincin emas melesat cepat ke arahn

  • Pengantin Raja Naga   Bab 99. Di Ujung Ketahanan Pembatas Api Dan Air.

    Pertarungan di pulau terjadi dengan sengit, serangan demi serangan bahkan beberapa kali mengenai dinding pembatas api dan air. Saat itu terjadi, semua Kultivator yang berada di luar pembatas menahan nafas menyaksikan pertempuran antar Raja Naga dan Raja Iblis. Dan, di tengah-tengah kecemasannya akan nasib Benua Zhejiang, Kaisar Gao pun berpikir. Ia tidak bisa hanya diam saja mempertahankan pembatas sedangkan nasib semua penduduk di Benua Zhejiang dan sekitarnya sedang berada di ujung tanduk. "Te-Tetua Shu!" panggilnya pada Shu Haocun. Shu Haocun sontak berpaling setelah ia mendengar panggilan itu, netra tuanya nanar menatap Kaisar Gao. Mencoba mencari tahu apa yang ingin Kaisar Gao bicarakan padanya. "Ada apa, Yang Mulia?" tanyanya dengan kening berkernyit. "Bisakah Tetua Shu menjelaskan padaku, di mana aku bisa menemukan Permaisuri Raja Naga?" tanya Kaisar Gao. Shu Haocun berpikir sejenak, kemudian ia berpaling ke arah Biksu Changyi. Setelah saling bertukar isyarat... Shu Haocun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status