Share

Menganggap Istimewa

Author: Ummu Amay
last update Huling Na-update: 2025-04-10 23:47:09

Rachel dan Ethan mampir ke sebuah restoran di sekitaran bandara. Setelah Ethan terlambat bertemu dengan Shania, lelaki itu meminta waktu sebentar untuk berbicara dengan Rachel.

"Tapi, aku tak bisa lama." Rachel kembali mengingatkan lelaki di depannya.

"Kamu sudah mengatakan itu sebanyak tiga kali." Ethan menyahut dengan wajah gemas, tapi tak menghilangkan raut sedih sebab kepergian Shania. "Tenang saja, aku tak akan lupa. Aku juga harus kembali ke kantor secepatnya." Ethan meyakinkan gadis di depannya untuk tidak perlu khawatir.

"Aku cuma mau tahu, apakah Shania telah berpisah dengan Alex?"

Rachel tidak terkejut sama sekali. Setelah menghadapi permasalahan Shania, terlalu banyak kejutan demi kejutan yang tidak ia pikirkan sebelumnya. Termasuk tentang berdirinya Ethan di bandara sesaat setelah Shania masuk ke area boarding, yang tidak Rachel sangka sama sekali.

"Kamu belum jawab pertanyaanku," sahut Rachel, tidak langsung menjawab pertanyaan Ethan barusan.

"Shania mengabariku sema
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
nana lizt
hmmmm....up yg bnyak thorr... spa yaa laki2 it kog bikin pnsaran
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Penghadangan

    "Siapa yang disekap? Enggak ada yang disekap, Bu," kekeh Shania, yang sepertinya sudah salah paham dengan ucapan ibunya. Kedua perempuan itu tertawa riang setelah menyadari bahwa telah terjadi kesalah pemahaman dalam pembicaraan sebelumnya. Hingga mereka selesai dengan kegiatan belanja siang itu, keduanya yang memutuskan kembali pulang setelah sebelumnya mengisi perut yang lapar, tampak selalu gembira. "Lantas, bagaimana dengan hubungan kamu dengan Alex? Apa kamu sudah memutuskan mengenai nasib hubungan pernikahan kalian?" tanya Nina saat mobil sudah keluar dari area parkir mall. Shania yang tak menyangka mendapat pertanyaan sang ibu, hanya diam dan tidak langsung merespon. Hanya terlihat tarikan napas, yang bisa Nina artikan sebagai sesuatu yang sulit untuk diperbincangkan. "Kalau kamu butuh teman untuk bercerita, jangan sungkan untuk cerita ke Ibu," lanjut Nina, kali ini membuat putri semata wayangnya tertawa. "Terima kasih, Bu. Tapi, untuk saat ini keputusanku masih belum beru

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Awal Pertikaian

    Maura beranjak bangun. Ia lalu berdiri di depan Alex dengan meja kerja sebagai penghalang. "Aku masih bersabar selama ini, tapi kalau kamu terus mempermainkan aku, aku tak akan lagi tinggal diam.""Kau mengancamku?"Maura terlihat kaget atas respon Alex barusan. "Apa katamu? Kamu memanggilku seolah-olah kita tidak memiliki hubungan dekat?" katanya marah. "Kalau kau tak suka, anggap saja kita sudah tidak lagi memiliki hubungan dekat." Alex menjawab dengan mimik wajah yang kembali tenang. Fakta bahwa Shania telah melahirkan sudah tidak perlu lagi ia sembunyikan. "Apa maksudmu? Kamu mau memutuskan hubungan kita?""Aku tidak berkata seperti itu." Alex mengangkat kedua bahunya, tak peduli. "Ya! Kamu mengatakannya barusan. Jadi, benar karena wanita itu sekarang kamu memutuskan hubungan denganku?"Alex bungkam. "Jawab aku!" Maura berteriak, membuat Alex menengok dan menatapnya marah. "Jaga sikapmu!""Oh, jadi sekarang kamu berani memintaku untuk menjaga sikap, begitu Alex?""Ini ruanga

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Tamu Tak Diundang

    Suasana hening dan menenteramkan di satu pagi di kantor Alex tiba-tiba berubah bising. Suara teriakan dari seorang perempuan menggema hingga terdengar di kantor Alex. "Bagaimana bisa kalian melarangku masuk!" seru perempuan tersebut dengan mudah Alex kenali. 'Maura,' gumamnya.Brian yang tengah membacakan jadwal harian Alex berhenti berbicara karena mendengar suara Maura yang juga ia kenal. "Apakah aku harus meminta bantuan security untuk mengusirnya?" tanya Brian meminta pendapat Alex. Atasan sekaligus sahabatnya itu hanya merespon dengan tatapan yang tak dimengerti. "Apakah kamu mau menemuinya?" tanya Brian lagi enggan melakukan sesuatu sebab khawatir tidak sesuai keinginan Alex. "Biarkan dia masuk." Alex sudah memberi perintah, untuk itulah Brian segera izin keluar untuk mempersilakan Maura masuk. Pintu terbuka. Brian berdiri di ambang pintu dan melihat pemandangan buruk di pagi hari itu. "Pak Brian, maafkan kami. Kami tidak bisa menahannya." Salah seorang sekretaris Alex me

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Berbalik Sikap

    Alex ternyata belum tidur ketika Shania masuk kembali ke kamar. Rasa kesal yang masih hatinya rasakan, membuatnya malas melihat keberadaan lelaki itu di kamarnya. "Mereka sudah pulang?" tanya Alex. Ia yang terlihat tengah membaca buku milik Shania, menatap tersenyum. "Ehm, ya. Baru saja." Shania menjawab dingin. Hal itu jelas Alex sadari. Tapi, lelaki itu memilih untuk pura-pura tak tahu. "Istirahatlah kalau begitu." Alex beranjak bangun setelah meletakkan buku ke atas nakas. Shania tak menjawab. Ia berjalan menuju boks putranya, memperhatikan kondisi bayi itu yang ia tinggalkan cukup lama. "Tadi dia sempat menangis. Aku pikir haus, tapi ternyata popoknya basah." Alex tersenyum menjelaskan. Shania menengok tanpa kata. Ia lalu memeriksa bayinya sekali lagi sebelum pergi. Semua terlihat baik-baik saja. Shania pun lantas berbalik, melangkah menuju kamar mandi. Alex tak bicara lagi sampai Shania menghilang ke balik pintu kamar mandi. Sikap istrinya masih terlihat kesal atau mungki

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Sikap Alex yang Berbeda

    Seketika area taman berubah hening, yang tadinya ramai dengan keseruan serta tawa teman-teman Shania, mendadak diam membisu sebab kehadiran Alex di tengah-tengah mereka. Fiersa dan beberapa temannya yang tidak tahu mengenai hubungan Alex dengan Shania, memandang takjub sekaligus tak mengerti. Mereka mengenal sosok Alex, tapi bagaimana bisa pengusaha itu ada di kediaman Shania. Hanya Ethan yang terlihat santai. Ini adalah kali kedua dirinya berjumpa dengan Alex di rumah Shania. Terlebih setelah ia tahu hubungan suami istri yang terjalin di antara mereka yang membuatnya lebih bisa bersikap tenang dan tidak terpengaruh sedikit pun atas kehadiran Alex yang tiba-tiba. "Aku permisi dulu." Setelah menyadari suasana yang mendadak canggung, Shania berinisiatif untuk meninggalkan tempat. Ia memilih untuk mengajak Alex supaya pergi meninggalkan keseruan teman-temannya. Rachel tampak mengangkat kedua bahunya, dan membiarkan Shania pergi bersama Alex. Setelahnya, ia kembali mengajak semua oran

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Keseruan di Kediaman Harrison

    Keluarga Harrison tengah melangsukan makan malam. Beberapa teman Shania, termasuk sahabatnya diundang oleh sang tuan rumah. Makan malam berlangsung penuh kehangatan dan keceriaan sebab salah satu anggotanya yang tak pernah berhenti untuk bercerita. Siapa lagi kalau bukan Rachel —sahabat Shania. Gadis itu datang bersama Ethan dan beberapa teman lainnya yang merupakan anak buah Ethan di kantor. Fiersa, teman Shania yang sudah tahu kalau temannya itu hamil, cukup kaget dan dibuat terkesima dengan fakta mencengangkan mengenai jati diri perempuan itu. Ia bahkan hampir tak bisa menelan makanan yang dihidangkan oleh para pelayan di rumah Shania saking shock-nya. "Apakah Bapak sudah tahu tentang fakta ini?" Fiersa sampai bertanya pada Ethan, sang atasan, saat pertama kali sampai di rumah Shania. "Ya, tidak mungkin aku tidak tahu," jawab Ethan tersenyum. "Sejak kejadian di rumah sakit, aku akhirnya mencari tahu.""Jadi, awalnya juga tidak tahu?"Ethan menggeleng. "Sama seperti yang lainnya

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status