Home / Romansa / Pengaruh Mantera Sihir Sang Alpha / Bab 2: Pengunjung yang Tidak Diinginkan

Share

Bab 2: Pengunjung yang Tidak Diinginkan

Author: Jessica Nicole
last update Last Updated: 2025-05-31 15:06:32
"Apakah tidak ada pilihan lain?" Tuntutku, namun tidak ada satupun yang mempedulikan perkataanku. Aku tidak ingin diusir, tetapi aku juga tidak pernah ingin bekerja untuk manusia serigala, sekalipun yang terlihat sepertinya.

"Jadi kita sepakat?" Alaric bertanya pada Lavinia, mengabaikan pertanyaanku.

"Terserah saja, Alaric. Raven, kamu tidak diizinkan untuk menggunakan sihir dengan kekuatan besar tanpa seizin persekutuan, sampai ada pemberitahuan lebih lanjut, "kata Lavinia, kebencianku padanya semakin mendalam dan darahku terasa semakin mendidih mendengar ucapannya. Dari dulu dia selalu mencoba mencari alasan untuk mengendalikan kekuatanku, dan sekarang bodohnya aku telah memberinya alasan yang sempurna.

Aku hanya bisa mengangguk setuju. Kemudian aku menoleh ke arah Alaric. Tatapannya kosong, sulit bagiku untuk mengartikan ekspresinya.

"Aku percaya kau akan lebih menjaga anggotamu mulai dari sekarang. Jika terjadi tindakan agresi lainnya terhadap kawananku, aku akan membatalkan perjanjian ini dan kami tidak akan segan untuk membalas, "jawab Alaric tegas. Lavinia terlihat merinding mendengar komentarnya dan hanya mengangguk singkat. Alaric meraih lenganku dan menarikku keluar dari pintu.

"Hey! Lepaskan! Aku bisa berjalan sendiri," kataku.

"Banyak hal yang harus aku lakukan untuk mengurus dampak dari 'kecelakaan'mu itu, jadi kita harus bergerak cepat," jawabnya singkat.

"Apakah aku benar-benar harus ikut denganmu sekarang? Ini sudah larut malam. Aku bisa datang padamu besok pagi dan mulai bekerja," bantahku.

"Besok pagi? Kau harus ada kapanpun kubutuhkan, jadi kau akan tinggal bersamaku," katanya. Aku menghentikan langkahku dan berusaha melepaskan cengkeramannya.

"Tidak! Aku tidak akan tinggal bersamamu! Aku bahkan tidak pernah setuju bekerja padamu. Hal ini tidak ada dalam kesepakatan. Aku menolak!" seruku. Dia menarikku ke arahnya dan menggeram. Tubuhku terasa memanas saat dia mendekat padaku.

"Mari kita luruskan, Raven. Kesepakatannya ada di tanganku dan aku bebas melakukan apapun. Kecuali kau ingin kembali dan berurusan dengan Lavinia? Dia sepertinya sangat menyukaimu, "sindirnya. Aku mendengus frustrasi. Dia menempatkanku pada posisi yang sulit. Posisi yang sulit dicengkraman otot-ototnya yang keras seperti baja yang membuat seluruh tubuhku terasa panas. Aku mendorong diriku menjauh darinya dan memberinya tatapan kesal.

"Baiklah, tapi setidaknya izinkan aku pulang untuk mengambil barang-barangku dulu. Sekarang aku tidak membawa apa-apa kecuali pakaian yang aku kenakan ini! " balasku. Dia terkekeh dan menatapku dengan seringai sombong.

"Kamu boleh melepasnya jika kamu mau. Aku tidak akan melarangmu," jawabnya. Apa dia sedang menggodaku sekarang? Pipiku memerah mendengar perkataannya, tapi disaat yang bersamaan aku kesal karena dia membuatku merasa seperti ini.

"Bersikaplah masuk akal," pintaku.

"Kamu bisa mengambil barang-barangmu besok pagi, tapi sekarang aku punya banyak hal mendesak yang harus segera aku urus," katanya singkat dan menarikku lagi. Kami terus berjalan Melewati perbatasan, daerah berhutan yang memisahkan para penyihir dari manusia serigala.

"Mengapa kau ingin menghukumku dengan bekerja padamu? Apa yang kau inginkan dariku?" Aku bertanya padanya dengan rasa ingin tahu saat kami berjalan.

"Ada banyak hal yang aku inginkan dan aku akan menjelaskannya padamu nanti," jawabnya dengan samar. Dari caranya menjawab seolah menyiratkan hal-hal yang bersifat intim dan itu membuatku panik. Karena meskipun aku diam-diam tertarik padanya, aku tidak pernah setuju untuk melakukan hal-hal semacam itu. Aku berhenti berjalan dan menjauh darinya.

"Aku tidak akan tidur denganmu sebagai bayaran atas kejahatanku. aku bukan pelacur. Dan kau tidak bisa memaksaku, atau aku akan bertindak sebagaimana yang kulakukan pada temanmu, "kataku dengan berapi-api. Aku merasa seolah kekuatanku mendesak keluar dari ujung-ujung jemariku. Dia menoleh ke arahku dengan tatapan marah dan berjalan ke arahku. Aku mundur kearah sebuah pohon dan dia mendekatiku hingga hidung kami hampir bersentuhan.

"Aku tidak akan pernah memperkosa seorang wanita. Aku tahu kalian para penyihir selalu memandang rendah manusia serigala, tetapi aku tidak seperti yang kalian pikirkan, aku bukan binatang, "katanya menggeram. Aku menelan ludah dengan gugup tapi aku lega mendengarnya mengatakan itu. Dia melihatku dengan saksama dan aku merasa tenggelam dalam tatapannya. Pikiranku berteriak memintaku untuk lari sejauh mungkin mungkin darinya, tetapi tubuhku berkata lain. Bibirku terbuka dan aku menjilatnya tanpa sadar, menyebabkan tatapannya turun ke mulutku.

"Raven," bisiknya. Caranya memanggilku terdengar menggoda dan membuatku merinding. Tubuhku terasa bergetar mengharapkan sentuhannya, namun pada saat yang sama pikiranku memberontak menolak keinginan itu. Tangannya mulai bergerak ke arah wajahku, namun kemudian dia tiba-tiba berhenti ketika kami mendengar sebuah teriakan. Dia mundur dan memberi isyarat agar aku mengikutinya.

Kami bergerak keluar dari hutan dan bertemu sekumpulan anggota kawanan manusia serigala yang terlihat marah.

"Apa yang terjadi di sini?" Alaric berkata dengan lantang penuh wibawa. Salah satu anggota kawanan yang lebih tua melangkah maju.

"Kami baru saja akan mengejarmu, Alpha. Kami pikir para penyihir menahanmu atau bahkan membunuhmu juga," katanya.

"Tidak, Sam. Aku telah membuat kesepakatan dengan para penyihir. Salah satu dari anggota mereka harus ikut dan bekerja padaku sebagai balasan atas pelanggaran yang mereka lakukan, " Alaric menjelaskan. Mereka semua terlihat terkejut mendengar pernyataan itu.

"Alpha, tanpa mengurangi rasa hormat dan tanpa bermaksud mempertanyakan keputusanmu, tetapi mereka telah membunuh Anggota kita! Aku pikir seharusnya hukuman mereka akan lebih...berat," kata Sam hati-hati.

"Anggota kita menyerang penyihir itu terlebih dahulu, tanpa seizinku. Jadi sejauh yang aku pahami, dia tidak sengaja membunuhnya ketika berusaha membela diri. Namun aku juga memperingatkan mereka bahwa aku tidak akan segan-segan membalas jika kejadian serupa terulang lagi. Tapi biar aku perjelas, Aku tidak akan pernah mentolerir anggota kita yang menyerang seorang wanita, penyihir atau lainnya, "tegasnya pada seluruh anggota kawanan dan mereka semua mengangguk setuju.

Mereka semua menatapku seolah-olah aku adalah alien dari planet lain. Aku merasa tidak nyaman tapi aku berusaha tetap berdiri tegak dengan kepala terangkat. Aku tidak akan membiarkan mereka berpikir bahwa mereka dapat mengintimidasiku. Alaric menoleh ke arahku dan mengedipkan matanya. Apa dia sedang mencoba menenangkanku? Dia kembali menghadap kerumunan itu dan berkata dengan lantang.

"Ini Raven. Dia akan bekerja untukku. Mulai sekarang dia adalah anggota kawanan kita, jadi kalian harus memperlakukannya selayaknya seorang anggota kawanan, "lanjutnya. Dari ekspresi mereka aku bisa melihat bahwa mereka setuju untuk menuruti perintah Alaric tetapi di sisi lain mereka tidak akan pernah bisa menganggapku sebagai salah satu dari mereka. Alaric melihat kearahku dan mengangguk, memintaku untuk berjalan mengikutinya. Saat kami melewati tikungan, sebuah bangunan besar terlihat dari kejauhan. Itu adalah rumah tiga lantai yang besar dan bergaya tradisional dengan teras melingkar.

Kami berjalan ke pintu depan dan sebelum Alaric sempat memutar kenop pintu, pintu itu sudah dibukakan dari dalam dan tampak sesosok wanita cantik berambut pirang berdiri tepat di depan kami. Senyum palsu terpampang di wajahnya, yang seketika menghilang saat matanya melihat kearahku. Ekspresinya berubah jahat dan wajahnya mengerut seolah sedang mencium bau yang busuk.

"Siapa wanita ini?" Ucapnya kasar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengaruh Mantera Sihir Sang Alpha   Bab 40: Persepsi yang Berubah

    Aku harus memuji diriku sendiri; menutup pintu di depan Rick adalah hal tersulit yang pernah aku lakukan. Tetapi jika aku tidak menahan diri tadi malam, kami akan melakukannya terlalu jauh dan aku akan menyesalinya. Ada sesuatu yang romantis dan bermakna tentang menunggu sampai kami menikah untuk menyempurnakan hubungan kami dan aku akhirnya merasa seperti takdirku adalah milik diriku sendiri.Matahari pagi bersinar terang melalui jendela saat aku berbaring di tempat tidur dan meregangkan tubuh, ingin bersenang-senang di waktu merenung yang tidak diganggu. Aku bangun dengan bahagia hari ini, meskipun kesedihan dan perasaan gentar bisa kurasakan di sekelilingku selama beberapa hari terakhir ini. Aku berharap aku bisa berada di sana untuk upacara terakhir Rowena, tetapi aku tidak ingin menyebabkan drama apa pun untuk Moira saat dia mengucapkan selamat tinggal.Aku masih tidak yakin apakah dia akan muncul besok berdasarkan percakapan terakhir kami dan aku tahu aku akan sangat terluka

  • Pengaruh Mantera Sihir Sang Alpha   Bab 39: Formalitas

    Sudut Pandang Alaric"Aku harap tidak terjadi seperti itu, Robert. Aku rasa kamu akan menyadari bahwa rencananya sudah berjalan, dan pertemuan ini hanyalah formalitas. Aku akan menikahi Raven dan memperkuat aliansi kita dengan para penyihir, apapun alasannya," aku memberitahunya.Sebuah pandangan marah langsung terlihat darinya dan gumaman yang terdengar dari kelompok itu memberi tahuku bahwa aku tidak bersikap diplomatis seperti yang aku harapkan."Tuan-tuan, aku belum pernah memimpin kelompok ini ke arah yang salah. Aku percaya ini akan berhasil untuk mencegah mereka dari tindakan agresi lebih lanjut. Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, kami tidak tahu pasti berapa banyak serigala liar yang ada, dan kita bisa saja nanti membutuhkan para penyihir. Selain itu, jika kita tidak melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalah dengan mereka, kita bisa saja diserang oleh kedua kelompok," kataku."Alasan sang Alpha masuk akal. Kita pasti bisa menahan serangan dari salah satu dari mer

  • Pengaruh Mantera Sihir Sang Alpha   Bab 38: Waktunya Habis

    Sudut Pandang AlaricHal itu adalah ide terburuk sekaligus terbaik yang pernah aku miliki. Sekarang, bahkan jika dewan melarang pernikahan kami, sudah terlambat bagi mereka untuk menolak Raven sebagai jodohku. Aku telah menandainya, tidak ada yang bisa mengubah keputusan itu sekarang.Memikirkan apa yang baru saja kulakukan membuat darah langsung mengalir ke selangkanganku. Aku tidak tahu bagaimana aku akan menjauhkan tanganku darinya sampai pernikahan. Hanya tinggal satu hari lagi, secara teknis, tetapi itu akan menjadi 24 jam terlama dalam hidupku.Dia akhirnya milikku. Tidak ada dan tidak seorang pun yang akan memisahkan kami.Sekarang aku harus mencari cara untuk menyampaikan berita ini kepada anggota dewan dengan lembut. Aku berjalan menuju ke kantorku untuk minum minuman keras dan mungkin sedikit melakukan pelepasan untuk menghilangkan tekanan ini. Saat aku melewati kerumunan orang yang menyiapkan segala sesuatu untuk pernikahan, aku ingat untuk memberi tahu Maryann tenta

  • Pengaruh Mantera Sihir Sang Alpha   Bab 37: Memberi Tanda

    Ini pasti bagian dari rumah yang tidak direnovasi Rick, pikirku, saat aku menuruni tangga berkelok-kelok yang dingin dan gelap. Aku tidak terlalu takut, tapi ini sedikit menyeramkan. Tangganya sangat panjang dan ketika aku pikir aku membuat keputusan yang sangat salah untuk datang ke sini, aku mendengar suara-suara. Aku berhenti dengan cepat sebelum berbelok di ujung tangga."Aku tidak akan pernah mengkhianatimu seperti itu, Rick! Aku tidak akan pernah mengkhianati kawananku. Semua yang pernah kulakukan adalah untuk menyelamatkanmu dari penyihir jahat itu!" Vicky merengek."Kamu tidak akan berbicara tentang dia seperti itu! Dia akan menjadi istriku, Vicky, dan itu adalah sesuatu yang harus kamu terima. Jika kamu tidak bisa, kamu harus meninggalkan kawanan untuk selamanya," jawab Rick tegas."Aku sudah mengatakannya sebelumnya dan aku akan mengatakannya lagi, kawanan tidak akan pernah menerimanya. Dia bukan serigala! Dia tidak layak untukmu! Kamu akan menyesali ini!" Vicky berteri

  • Pengaruh Mantera Sihir Sang Alpha   Bab 36: Berpakaian yang Terbaik

    Keesokan paginya aku mengetahui bahwa rencana pernikahan sudah sepenuhnya berlangsung. Tempat di sampingku sudah kosong ketika aku bangun, jadi aku segera mandi dan berganti pakaian untuk mencari calon suamiku. Carl menyambutku di pintu dan membawaku turun ke dalam kekacauan. Aku langsung dibombardir oleh seorang wanita pendek gemuk berusia pertengahan empat puluhan dengan rambut merah kecokelatan."Pengantinnya ada di sini! Sempurna, sekarang kita bisa mencocokkan gaun pengantinmu. Kita mungkin perlu melakukan perubahan dan tentu saja aku perlu tahu siapa yang akan menjadi pendamping pengantin wanita..." wanita berbadan tegap itu terus berbicara tapi aku mulai mengabaikannya. Rasa sakit yang tajam menyerang dadaku.Jika Rowena masih ada mungkin dia akan menjadi pendamping pengantin wanitaku.Aku tersentak dari pikiran depresiku ketika wanita itu meraih tanganku dan menyeret aku ke ruang depan formal yang kosong. Aku senang dengan kesunyian tetapi aku mendambakan kesendirian, buk

  • Pengaruh Mantera Sihir Sang Alpha   Bab 35: Pilihanku

    Beberapa saat kemudian aku membuka mataku yang mengantuk dan mendapati Rick menatapku dengan alis berkerut, seperti sedang memikirkan sesuatu. Di luar gelap, jadi aku pasti tidur cukup lama. Aku sambil mencoba-coba menggerakkan tubuhku dan punggungku terasa normal, hampir seolah-olah tidak ada yang terjadi. Aku berbalik untuk duduk di tempat tidur dan aku perhatikan kakiku juga sembuh.Aku memegang sprei di dadaku, kain tipis itu satu-satunya yang membuatku tetap tertutup saat ini. Rick hanya mengenakan celana, tubuh bagian atasnya yang indah dipajang untuk kulihat dengan sesukaku."Bagus seperti baru," kata Rick dengan suara serak."Sepertinya begitu," jawabku sedikit canggung di bawah tatapan intensnya."Kapan kamu akan memberitahuku bahwa kamu bisa terbang?" dia bertanya."Aku baru tahu bahwa aku bisa terbang pada malam semua orang sakit dan kemudian dengan semua yang terjadi jadinya..." Aku terdiam."Ada kejutan lain?" dia bertanya."Tidak ada setahuku," kataku."Ak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status