Share

Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan
Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan
Penulis: Aldra_12

Malam Yang Tak Diharapkan

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-31 07:04:09

“Ah … lepas.” 

Emma mendorong sekuat tenaga untuk menyingkirkan pria yang sekarang sedang menindihnya.

Namun, usahanya sia-sia. Tubuh kecilnya tak mampu menahan dorongan pria yang kini sedang mengukung tubuhnya.

Tadinya, Emma masuk ke kamar itu untuk mencari kekasihnya, tapi tiba-tiba pria ini menariknya dengan kasar lalu melemparnya ke ranjang.

“Katakan, siapa yang menyuruhmu, huh?” Sorot mata pria itu begitu tajam, tatapannya seolah siap menerkam Emma yang ada di bawah tubuhnya.

“Tuan, lepaskan!” 

Emma mencoba melepaskan diri, tapi tubuhnya juga sangat tidak nyaman sekarang.

“Aku tidak akan mengulang pertanyaanku,” kata pria itu, tampak menahan sesuatu yang membuatnya sampai mencengkram sprei dengan kuat.

Emma menggeleng tidak paham.

“Panas,” rintih Emma sambil membuka cepat kancing baju yang dipakainya. Mendadak ia merasa gerah, seolah ada sesuatu yang membara dalam tubuhnya. Sesuatu yang terus mendesak untuk segera dituntaskan.

“Kau yang memulai ini,” bisik pria itu, suaranya hampir terdengar menggeram.

Detik berikutnya, pria berwajah tampan dengan rahang tegas itu langsung memagut bibir Emma dengan rakus.

Emma meronta, tapi gejolak dalam tubuhnya membuatnya tanpa sadar merespon sentuhan pria itu.

Gairah yang terpantik membuat pikirannya menjadi kosong. Emma tidak bisa memikirkan apapun. 

Air mata mulai menetes saat sesuatu merangsek masuk ke bagian bawah tubuhnya. 

Emma memejamkan mata, menahan perih sekaligus nikmat yang membuat tubuhnya terus bergerak mengimbangi pria di atasnya itu. 

Bibirnya dibungkam ciuman panas, kedua tangannya kini ditahan di atas kepala, bersamaan tubuhnya yang dipacu, membuat air mata semakin deras mengalir dari pelupuk mata.

**

Emma terbangun dengan tubuh lemas. Dia membuka matanya perlahan, merasakan rasa lelah luar biasa dan perih di area bawah tubuhnya.

“Apa yang ….” Emma menjeda ucapannya saat melihat pakaiannya berserakan di lantai.

Dia buru-buru mengecek tubuhnya dari balik selimut, Emma sangat syok melihat tak ada satu pun pakaian melekat di tubuhnya.

Samar-samar, Emma mendengar suara dengkuran halus dari belakang punggung. Bola matanya membulat sempurna, lalu perlahan dia membalikkan badan.

Dia terperanjat melihat pria tak dikenalnya, berada satu ranjang dengannya dan sama-sama tak memakai sehelai benang pun.

‘Ya Tuhan, apa yang terjadi?’ batin Emma.

Kepalanya terasa penuh dengan kebingungan dan kepanikan yang mendera. 

Emma mencoba mengingat-ingat kejadian semalam. Noah, kekasihnya, menyewa kamar hotel agar Emma beristirahat sebelum besok mencari pekerjaan. 

Saat itu, Emma ingat Noah memberinya minuman, kemudian meninggalkannya di kamar sendirian.

Emma merasakan tubuhnya mendadak panas, sehingga dia keluar dari kamar untuk meminta bantuan Noah. Lalu ….

Emma meremat kuat rambut di kedua sisi kepala. Dia menatap pria yang masih tertidur pulas. 

Semalam dialah yang salah masuk ke kamar itu.

Emma menggeleng pelan, tidak berani menebak apa yang terjadi antara dia dan pria di sampingnya sekarang ini. 

Tapi kekacauan ini sudah cukup memberinya jawaban.

Emma memutuskan turun dari ranjang sambil menahan perih di area bagian bawah tubuhnya. Dia segera memungut pakaiannya lalu buru-buru memakainya.

Emma berjalan menuju pintu untuk pergi dari tempat itu. Alangkah terkejutnya dia saat melihat seorang pria berdiri di depan kamar, bersiap mengetuk pintu.

“Siapa kamu?” tanya pria itu.

Emma panik dan ketakutan. Dia buru-buru melewati pria itu begitu saja, lalu berlari sambil memeluk tas kecil miliknya.

Pria itu terkejut melihat Emma berlari. Dia lantas masuk ke kamar dan mendapati atasannya, Ethan Walter, tertidur pulas di ranjang.

“Apa wanita itu dan Pak Ethan ….” 

Pria itu menggantung ucapannya. Jika melihat kondisi atasannya sekarang ini, sepertinya tebakannya benar.

Tak beberapa lama, Ethan Walter akhirnya bangun dan mendapati asisten pribadinya menghampirinya.

“Anda baik-baik saja, Pak?” 

Ethan merasakan kepalanya pening. Dia duduk sambil menekan kepalanya kuat-kuat. 

Dia terkejut saat mendapati tubuhnya telanjang dan hanya tertutup selimut dari pinggang ke bawah.

“Kamu yang melepas pakaianku?” tanya Ethan sambil menatap pada Samuel, sang asisten.

Samuel mengerutkan dahi. “Saat saya masuk, Anda sudah begini, Pak.”

Ethan terdiam.

“Bukankah semalam Anda masuk kamar untuk mendinginkan tubuh agar pengaruh obatnya hilang? Tapi tadi ada ….” Samuel menjeda ucapannya, dia menunjuk ke pintu untuk menjelaskan tapi lidahnya terasa kelu.

Ethan menatap datar pada Samuel. “Apa?”

Samuel terkesiap. “Pak, sepertinya Anda sudah tidur dengan wanita,” katanya, “Tadi ada wanita berpenampilan berantakan dan agak ketakutan keluar dari sini.”

Ethan terbelalak, tubuhnya menegak dan mencoba mengingat apa yang terjadi.

“Di mana wanita itu?” tanyanya dengan tatapan menajam.

Samuel menggeleng. “Dia sudah pergi.”

Ethan terdiam dan mencoba mengingat kejadian semalam.

Ada yang aneh.

Ethan ingat tubuhnya sangat panas, jadi dia masuk ke kamar untuk menenangkan diri. Tapi saat baru saja masuk, ada wanita yang ikut masuk.

‘Sepertinya memang wanita itu yang menjebakku,’ bantin Ethan.

Sayangnya, Ethan lupa seperti apa wajah wanita itu dan lupa apa yang sudah wanita itu lakukan padanya.

“Cari tahu siapa wanita itu dan siapa yang menyuruhnya. Aku tidak akan melepaskan siapa pun yang sudah berani menjebakku!” perintah Ethan.

Samuel mengangguk, lalu permisi agar Ethan bisa membersihkan diri.

Ethan menyibakkan selimut untuk turun dari ranjang. Namun, pandangannya tertuju pada bercak merah di sprei.

“Ini ….” 

Dia juga melihat anting tertinggal di sisi bantal, sayangnya hanya sebelah.

Ethan mengambil anting itu, lalu mengamatinya. 

Jadi, apa wanita itu berhasil menjebaknya?

Noda merah itu menunjukkan jika wanita yang menjebaknya masih suci. 

Apa pun rencana busuk terhadapnya, Ethan tidak akan melepasnya begitu saja.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Intimidasi Dari Naomi

    Di sekolah Ellen. Emma duduk bersama pengasuh lain di tempat khusus penunggu.Emma sibuk dengan ponselnya, sedang berbalas pesan dengan Ivan.[Syukurlah kalau Kakak sudah mendapat pekerjaan. Kak Noah benar-benar tidak bohong soal membantu Kakak.]Emma senang Ivan membalas pesannya, tapi juga kembali kesal membaca nama Noah.Namun, Emma tak berani menjelaskan soal perbuatan Noah. Dia tidak mau Ivan mencemaskan dirinya.[Iya, kakak pasti akan bekerja lebih keras agar bisa memberimu kaki palsu, agar kamu bisa jalan seperti anak lainnya lagi.]Bola mata Emma berkaca-kaca setelah mengirim pesan balasan untuk Ivan. Harusnya sang adik bisa sekolah dan bermain bola, menjadi pemain bola handal seperti cita-citanya. Tapi semuanya hancur karena kecelakaan dua tahun lalu yang membuat kaki Ivan harus diamputasi karena kerusakan pada tulang dan ototnya.[Yang penting Kakak kerja, dan jaga diri baik-baik di sana. Aku juga akan jaga diri baik-baik di sini, jangan mencemaskanku.]Emma tersenyum, lalu

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Mencari Bukti

    Pagi itu, Ethan mengantar Emma dan Ellen ke sekolah. Begitu tiba, Emma segera turun, lalu membuka pintu belakang untuk mengajak Ellen.Saat Emma mengambil tas dari kursi, Ethan melihat luka di siku Emma.“Kenapa sikumu?” tanya Ethan dengan nada datar.Emma langsung melirik sikunya, dia juga melihat Ellen yang menunduk. Sepertinya ia takut dimarahi ayahnya.“Ini tadi tidak sengaja terbentur tembok waktu saya sedang memandikan Non Ellen, Tuan.” Emma menutupi kesalahan Ellen.Ethan menatap datar ke putrinya, lalu dia tak berkata-kata lagi.Emma segera menutup pintu mobil, lalu menggandeng tangan Ellen saat mobil Ethan mulai melaju meninggalkan area sekolah.Begitu mobil Ethan hilang dari pandangan, Ellen langsung menarik tangannya dari genggaman Emma.“Aku nggak mau digandeng,” ucap Ellen lalu berlari masuk ke gedung sekolah.Emma terkejut dengan sikap Ellen. Dia menghela napas kasar, lalu segera menyusul Ellen untuk mengantar tas gadis kecil itu.**Ethan sudah sampai di perusahaan. Di

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Suruh Memecat

    “Ma-maaf, Tuan, saya—” “Dia tidak sopan masuk kamar Papa sembarangan. Pecat saja dia!” Ellen tiba-tiba muncul dari kamar ganti dan langsung menginterupsi.Emma dan Ethan menoleh bersamaan. Ellen berdiri sambil melipat kedua tangan di depan dada, bahkan bibirnya sekarang mengerucut panjang.“Dia baru pertama kali bekerja, kenapa harus dipecat?”Emma langsung menoleh pada Ethan saat mendengar ucapan pria itu.Ellen semakin kesal, bahkan kedua pipinya sampai menggembung besar.“Aku tidak suka. Aku tidak mau pengasuh, aku maunya Mama!” jawab Ellen menunjukkan rasa tak sukanya.Ekspresi wajah Ethan berubah. Dia paham maksud ucapan Ellen. Mantan istrinya itu masih terus mendoktrin Ellen untuk membujuk Ethan agar mau rujuk.“Hanya pengasuh yang akan menjaga Ellen, Mama tidak akan pernah menjaga Ellen lagi,” ucap Ethan dengan nada tegas.Ethan menoleh Emma yang hanya diam, lalu dia kembali menatap pada Ellen.“Keluarlah, ada yang perlu Papa bicarakan dengan Kakak Emma,” perintah Ethan.Ell

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Pria Semalam

    Emma benar-benar terkejut melihat pria yang akan menjadi majikannya, ternyata adalah pria yang semalam tak sengaja tidur dengannya!Gadis itu meremas erat tali tas yang menyilang di depan dada. Haruskah dia mundur? Tapi, bagaimana dengan kaki palsu yang dia janjikan untuk adiknya?‘Apa dia mengingat wajahku? Bagaimana kalau aku dituntut karena sudah masuk kamarnya semalam?’ batin Emma menjerit panik.Ethan berdiri saat melihat Emma hanya mematung. Pria bertubuh tegap tinggi dengan rahang tegas dan bola mata berwarna cokelat begitu tajam itu kini berjalan ke arahnya.“Perkenalkan dirimu pada Tuan Ethan,” bisik kepala pelayan.Emma tersadar dari kepanikannya, lalu menelan ludah kasar. Ia menatap Ethan sejenak lalu menurunkan pandangannya.“Selamat pagi, Tuan. Perkenalkan, saya Emma. Mulai hari ini saya akan bekerja sebagai baby sitter,” ucapnya, tak berani menatap pada Ethan yang kini berdiri di hadapannya.Ethan mengamati Emma yang terus menunduk. Dia menatap cukup lama wanita itu la

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Melamar Jadi Pengasuh

    Emma berjalan tanpa arah, bingung harus ke mana. Ia tidak punya saudara di kota itu. Noah satu-satunya harapan untuknya, tapi pria itu menghilang dan tak bisa dihubungi lagi.“Bagaimana ini?”Emma terduduk di kursi yang ada di trotoar, memandangi mobil yang berlalu-lalang di jalanan. Ia tidak memegang uang sepeser pun, bagaimana caranya bertahan hidup atau pulang ke kampung halamannya?“Noah, kenapa kamu meninggalkanku seperti ini?” Emma meratap, tidak tahu kenapa kekasihnya itu meninggalkannya begitu saja.Apalagi, semua uang yang dibawanya dari kampung, semalam diambil Noah untuk menyewa kontrakan di kota itu. Tapi nyatanya Emma malah ditipu.Emma sudah tak punya apa-apa lagi, sampai dia teringat pada satu-satunya perhiasan yang dia miliki. Dia menyentuh antingnya dan berniat ingin menjualnya agar bisa pulang lebih dulu. Tapi alangkah terkejutnya dia saat menyadari kalau antingnya hilang sebelah.“Ke mana yang sebelah?” Emma mencari di sekitar, tapi tidak menemukannya.Emma menge

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Malam Yang Tak Diharapkan

    “Ah … lepas.” Emma mendorong sekuat tenaga untuk menyingkirkan pria yang sekarang sedang menindihnya.Namun, usahanya sia-sia. Tubuh kecilnya tak mampu menahan dorongan pria yang kini sedang mengukung tubuhnya.Tadinya, Emma masuk ke kamar itu untuk mencari kekasihnya, tapi tiba-tiba pria ini menariknya dengan kasar lalu melemparnya ke ranjang.“Katakan, siapa yang menyuruhmu, huh?” Sorot mata pria itu begitu tajam, tatapannya seolah siap menerkam Emma yang ada di bawah tubuhnya.“Tuan, lepaskan!” Emma mencoba melepaskan diri, tapi tubuhnya juga sangat tidak nyaman sekarang.“Aku tidak akan mengulang pertanyaanku,” kata pria itu, tampak menahan sesuatu yang membuatnya sampai mencengkram sprei dengan kuat.Emma menggeleng tidak paham.“Panas,” rintih Emma sambil membuka cepat kancing baju yang dipakainya. Mendadak ia merasa gerah, seolah ada sesuatu yang membara dalam tubuhnya. Sesuatu yang terus mendesak untuk segera dituntaskan.“Kau yang memulai ini,” bisik pria itu, suaranya hamp

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status