Share

Bab 103. Menjenguk Taufiq

Memilih kesenangan Venus adalah pertimbangan paling utama. Mengingat orang tuanya juga sudah tiada, keluarga Hisam merelakan bayi itu dibawa Herdion pagi-pagi ke Batu Ampar. Bayi itu sudah segar kembali dan sama sekali tidak demam.

“Maaf, kami tidak bisa melihat keadaan Taufiq. Kami berdoa semoga Allah selalu memberikan yang terbaik.” Nur Fatimah melepas kepergian Venus dengan berbicara sejenak pada Herdion.

“Tidak masalah, Nyonya. Anda mengizinkanku membawa Venus saja itu sudah meringankan segala urusanku. Salam buat Tuan Ardan. Apa Miana masih tidur?” Herdion tidak mendapati wanita berperut buncit itu. Baik saat sarapan di meja makan atau sekarang saat sudah akan perjalanan. Sedang ayahnya Hisam, Tuan Ardan, tidak ikut menjenguk Pak Yunus dan Venus sebab pergi menemani Hisam ke mana-mana.

“Seperti itulah Miana. Sudah menikah dan akan punya anak pun selalu lambat bangun. Lelah Mama menasihatinya, Fiq,” sahut Nur Fatimah yang mengeluh akan putrinya. Merasa tidak masalah meluah rasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status