Sherly mengemasi barang-barang yang akan dibawa dan tidak ketinggalan, ia juga membawa laptopnya. Dia memilih dari sekian banyak mobil kesayangannya lalu memutuskan untuk mengendarai Ferarri warna kuning super kesayangannya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Damian mendengar deru suara mobil meraung di depan rumahnya. Ia mengintip sebentar sebelum membuka pintu. Dia benar-benar tidak menyangka Sherly turun dari mobil Ferarri?! Dalam hati Damian bertanya-tanya kemungkinan apa jika seorang wanita yang memiliki mobil Ferarri bersedia bekerja sebagai pengasuh?Tidak mungkin! Atau mobil itu milik kekasih Sherly dan meminjamkannya kepada Sherly tapi untuk apa Sherly bekerja sebagai pengasuh Aldo kalau begitu? Damian lagi-lagi tidak habis pikir.
Damian merasa sangat aneh dan mulai mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi?
Sherly mengenakan pakaian mahal dan bermerk, bukan hanya itu saja, ia juga sangat menguasai Ferarrinya saat ini tapi anehnya, ia mau bekerja sebagai pengasuh dengan gaji dua juta lima ratus ribu perbulan. Damian merasa telah dipermainkan saat ini.
Tapi untuk ukuran seorang wartawan rasanya sulit juga diterima akal sehatnya. Jadi apa alasan Sherly untuk bekerja padanya?
Ketika ia membuka pintu, Sherly juga hendak mengetuk pintu.
Damian terpaku sesaat.
“Halo! Harus dibawa kemana barang-barangku?“ tanya Sherly sambil tersenyum manis.
“Siapa kau sebenarnya?“ tanya Damian dengan cepat.
“Pengasuh barumu?“ kata Sherly mengingatkan.
Ia merasa sedikit heran, Damian begitu cepat melupakan kesepakatan diantara mereka.
“Apakah kau sedang mempermainkan aku? Apa kau wartawan? Dan apa yang kau inginkan dariku?“
Damian mencecar Sherly dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.
“Kenapa kau bertanya begitu?“ Sherly bertanya balik dengan cepat guna menutupi sikap paniknya.
“Aku merasa, kau tidak kekurangan uang.“
Damian melirik mobil Sherly.
“Itu kepunyaanmu?“ tanyanya menyudutkan.
Sherly memandang Ferarinya dengan heran, apa dia berlebihan membawa Ferarrinya malam ini? Mungkin kalau saja ia membawa Jaguarnya, Damian tidak akan bersikap seperti itu padanya. Sherly menyayangkan keputusannya itu.
“Seingatku mobil itu adalah milikku, hadiah!“ tambahnya lagi.
Ayahnya membelikannya, waktu ulang tahunnya yang ketujuh belas.
“Jadi kenapa …?“
“Aku cuma butuh pekerjaan!“
Sherly berkata dengan jujur.
“Apa tidak boleh?“
“Kau …“
“Apakah kau akan membiarkan aku berdiri terus di sini? Aku capek!“ keluh Sherly.
“Baiklah. Sini biar kubantu!“ kata Damian.
“Terima kasih. Oh, iya ngomong-ngomong masih banyak barangku di mobil yang perlu diturunkan.“
Sherly masuk ke dalam rumah dengan santai.
Damian melongok mendengar perkataan Sherly.
“Sam! Turunkan barang-barang Miss Sherly!“ teriak Damian dengan kencang sambil menutup pintunya kembali.
Sherly menjelajah sendiri masuk kedalam rumah. Setelah memutuskan melihat semua kamar.
Sherly memutuskan untuk memilih kamar disebelah kamar Damian.
“Hmm… itu kamar sepupuku, sebenarnya kamarmu ada di…“
“Di mana sepupumu sekarang?“
“Dia sedang berlibur ke Bali.“
“Oke, aku akan pindah ketika dia pulang, boleh? Aku suka dengan kamar ini!“
Damian memperhatikan Sherly, ia hanya bisa tersenyum lalu mengalah.
Sherly menepuk pipi Damian pelan.
“Terima kasih.“
Damian merasa diperlakukan seperti anak kecil oleh Sherly.
Sherly sama sekali tidak terpengaruh dengan pesonanya? Damian merasa heran! Baru kali ini ada wanita yang bersikap santai ketika melihatnya tapi baginya itu tidak masalah karena ia juga tidak bermaksud untuk mendekati Sherly dan menjadikannya kekasihnya! Hanya saja saat ini, ia merasa harga dirinya sebagai seorang pria tampan sedikit terusik.
Setelah memasukkan semua barang-barangnya ke kamar barunya, Sherly langsung menutup pintu sambil mengucapkan selamat malam.
Jantung Sherly berdebar kencang! Dia tidak menyangka Damian begitu ganteng, lain sekali dari foto yang dia lihat di internet!
Ya Tuhan… aslinya, jauh, jauh, jauh… lebih ganteng! pekik Sherly dengan keras.
Pintu kamarnya diketuk.
“Sherly, kau tidak apa-apa?“
Damian memastikan.
“Yah!“
Sherly tiba-tiba nongol di pintu lalu menutup pintunya dengan cepat.
“Oke,“ kata Damian sambil geleng-geleng kepala.
“Halo ganteng, apa jadwalmu hari ini?“ Sherly menunduk ke arah Aldo. “Namanya Aldo, oke!“ koreksi Damian kepada Sherly. “Aku lebih suka dipanggil ganteng!“ bela Aldo. “Lihat?“ timpal Sherly sambil melirik Damian. Damian tidak menanggapi Sherly dan menjabarkan kegiatan yang harus dilakukan Aldo secara panjang lebar. “Wow, untuk anak sekecilmu, jadwalmu padat juga yah! Ayo kita pergi main!“ kata Sherly mengajak Aldo pergi. “Kau mau mengajaknya ke mana?“ tanya Damian dengan cepat. Pikirannya mendadak kreatif dan menyangka Sherly akan menculik Aldo! Tapi alasan itu lebih masuk akal, dibanding mengira Sherly adalah seorang wartawan yang sedang mencari berita. “Jalan-jalan! Apa kau ingin ikut?“ tanya Sherly dengan heran. “Ke mana? Kau tidak tahu komplek ini! Aku tidak akan mengijinkanmu membawanya.“ “Oke, kalau begitu ikutlah dengan kami dan tunjukkan jalannya,“ ucap Sherly sambil mengenakan kacamata hitamnya dan melangkah kearah mobilny
“Sudah dua hari aku di sini, aku belum mendapatkan berita apapun juga! Huh, rasanya be-te!“ Sherly menghela napasnya. Ia memeriksa handphonenya. “Wow ada banyak panggilan tak terjawab dan pesan!“ Bella menelepon dan menulis pesan bagaimana situasi sampai saat ini. Robert, Sandi, Bram, dan lain-lainnya menelepon dan mengajaknya kencan. Sherly meringis tidak tertarik berkencan dengan salah satu pria yang mengidamkannya. Satu-satunya orang yang menarik perhatiannya adalah Beni. Senyum Sherly mengembang lebar. Beni adalah salah satu playboy yang terkenal suka mempermainkan hati wanita. Ia sudah beberapa kali mengajak Sherly keluar tapi Sherly selalu menolaknya. Tapi kali ini, rasanya ia ingin keluar bersama Beni. Ia menghubungi Beni dan mengajaknya berkencan. Beni sangat antusias mendengar ajakan kencan dari Sherly. Ia seperti mendapat lotere di siang bolong! Sherly dapat mendengar dari suaranya yang terlalu kencang dan memekik di
Sherly benar-benar merasa menyesal karena mengira Beni bisa membuat malamnya berkesan! Setelah menimbang-nimbang akhirnya ia memutuskan untuk mengunjungi Bella. Dan Bella sedang berpesta! Tanpanya! Bisakah kalian bayangkan!? Sherly sangat marah kepada Bella karena tidak memberinya kabar. Tapi Bella membela diri sudah mengirimkan pesan yang tidak pernah dibalas Sherly. Akhirnya Sherly memutuskan untuk memaafkan Bella dan ikut bersenang-senang bersamanya! Ini adalah salah satu pesta terheboh sepanjang hidupnya! Sherly merasa sangat gembira sambil menari bersama Bella dan teman-teman prianya. Semetara itu, Damian tidak berhasil menyusul Sherly dan sekarang ia sedang menghawatirkan Sherly karena teman kencannya Sherly kembali mencari ke rumahnya, tanpa membawa Sherly pulang bersamanya! Bagaimana hal itu mungkin!? Damian benar-benar tidak percaya! Sudah hampir jam 3 pagi, Sherly belum pulang juga. Seharusnya Damian tidak mencampuri
Damian tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Sherly. Sherly tampak sangat bersungguh-sungguh. “Bisakah aku memikirkannya sambil duduk?“ Sherly baru sadar dengan posisinya dan langsung menjauh dari Damian. “Maaf!“ “Satu kesempatan.“ Sherly bersorak senang. “Aku harus pergi siang ini dan aku mau kau, menemani Aldo dengan baik.“ “Kau mau ke mana?“ tanyanya cepat. Damian merasa tidak perlu memberitahu Sherly tapi entah kenapa ia memberitahunya. “Aku harus pergi menemui seseorang.“ “Siapa? Pacarmu?!“ “Apa aku harus memberitahumu?“ sindir Damian. “Yah!“ ucap Sherly dengan yakin. Damian tidak bisa membantah Sherly. “Apa kau juga akan memberitahuku tentang lelaki yang menjemputmu dan yang juga mengantarmu tadi malam kalau aku bertanya?“ balas Damian. “Kalau kau ingin tahu, yah aku akan memberitahukannya.“ Sherly merasa tidak keberatan sama sekali. Damian bingung tapi membiarkan ras
Ternyata Sherly dan Darel makan malam di tempat yang sama dengan Damian! Sherly melambaikan tangannya sekilas menyapa Damian dan juga teman kencannya. Dari tempat duduknya, ia dapat melihat dengan jelas bagaimana Sherly dan Darel saling menggoda dan melupakan kehadirannya yang berada di satu ruangan yang sama dengannya. Tiba-tiba Damian merasa tidak suka melihat kedekatan Sherly dengan Darel. “Kau tidak apa-apa?“ kata Serena. Damian hanya terdiam dan tidak menanggapi sindiran Serena. “Atau kau mau, kita menghampiri mereka!“ Serena benar-benar terganggu dengan sikap Damian. Dia selalu melirik meja tempat di mana pengasuhnya sedang berkencan saat ini! “Oh, maaf itu tidak perlu. Sebaiknya kita memesan makanan sekarang.“ Di balik menunya Damian masih mencuri pandang ke arah meja Sherly. Serena merasa kesal karena Damian tidak pernah memperhatikannya. Perhatiannya hanya tertuju pada pengasuh Aldo! Tapi ia berusaha menahan di
Besok paginya, Sherly tidak mengatakan apa-apa. Ia sarapan tanpa memandang Damian, kemudian pergi mengantar Aldo dengan mobilnya. Sementara itu, Damian menghabiskan waktunya untuk mengarang lagu di studionya. Sherly juga berusaha tidak memperdulikannya dan selalu menghabiskan waktunya bersama dengan Aldo. Setelah Aldo tidur, Sherly masuk ke dalam kamarnya tanpa menegur Damian. Menjelang makan malam, Sherly menemani Aldo untuk makan di meja makan, Damian ada di sana tapi Sherly tetap mendiamkannya dan tidak mau bicara dengan Damian. Damian menunggu Aldo masuk ke kamarnya untuk berbicara kepada Sherly, tapi rupanya Sherly tidak memberi kesempatan kepadanya untuk menjelaskan dan minta maaf. Dia langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucapkan selamat malam. Damian benar-benar merasa tersiksa! Entah, ada apa dengannya!? Kenapa ia melakukan hal seperti itu!? Damian tetap tidak tahu jawabnya. Damian ingin melindungi Sherly dan ia tidak suka ketika Sh
Saat Sherly turun ke bawah, dia terkejut melihat pemandangan di depannya, kemarahannya kembali muncul. Damian pulang ditemani seorang wanita. Dan dia, bukanlah seorang wanita yang jelek menurut Sherly! Mereka berciuman dan jelas-jelas mereka tampak menikmati ciuman mereka! Sherly mengerang dalam hati sambil menahan diri. Ia tidak tahu kenapa ia sangat terganggu melihat pemandangan itu. Mungkin karena saat ini ia menginginkan Damian untuknya sendiri. Lagi-lagi Sherly mengerang kesal. Sherly berbalik masuk ke kamarnya. Sherly muak melihat Damian! Terlebih lagi, ia muak dengan dirinya sendiri, kenapa ia bisa sampai menginginkan Damian! Konyol! Sherly memukul-mukul bantalnya dengan kesal. Ia berusaha menutup wajahnya dengan bantal hingga ia merasa sesak dan tidak bisa bernapas. Ia tidak akan memaafkan Damian! Ia bertekad akan membalas Damian, lebih dari yang dia rasakan, saat ini! Sherly menenangkan dirinya, mengambil kendali ata
Sherly tidak menghubungi Darel. Ia sudah tidak tertarik lagi dengan Darel. Ia menghubungi pria lain yang lebih ganteng dari Darel untuk berkencan dengannya malam ini. Dan pria yang dipilihnya adalah Rafael Alexander Mexsi. Ia adalah seorang pengusaha muda, ganteng yang sukses dan mapan. Sherly ingat, Rafael pernah menjanjikan sensasi yang berbeda jika Sherly mau memberinya kesempatan untuk berkencan dengannya. Suatu janji yang mengiurkan untuk membalas Damian.Sherly tersenyum dalam hati. Rafael tidak menyangka, Sherly akan menghubunginya dan mengajaknya berkencan. Ia ragu sesaat sebelum mengambil keputusan. Sherly merasa tersinggung mendengar keraguan Rafael. “Kau sungguh-sungguh mau berkencan denganku