Share

4. Menyukai Pekerjaan Baru

   “Halo ganteng, apa jadwalmu hari ini?“  Sherly menunduk ke arah Aldo.

     “Namanya Aldo, oke!“ koreksi Damian kepada Sherly.

     “Aku lebih suka dipanggil ganteng!“ bela Aldo.

     “Lihat?“ timpal Sherly sambil melirik Damian.

     Damian tidak menanggapi Sherly dan menjabarkan kegiatan yang harus dilakukan Aldo secara panjang lebar.

     “Wow, untuk anak sekecilmu, jadwalmu padat juga yah! Ayo kita pergi main!“ kata Sherly mengajak Aldo pergi.

     “Kau mau mengajaknya ke mana?“ tanya Damian dengan cepat. Pikirannya mendadak kreatif dan menyangka Sherly akan menculik Aldo! Tapi alasan itu lebih masuk akal, dibanding mengira Sherly adalah seorang wartawan yang sedang mencari berita.

     “Jalan-jalan! Apa kau ingin ikut?“ tanya Sherly dengan heran.

     “Ke mana? Kau tidak tahu komplek ini! Aku tidak akan mengijinkanmu membawanya.“

     “Oke, kalau begitu ikutlah dengan kami dan tunjukkan jalannya,“ ucap Sherly sambil mengenakan kacamata hitamnya dan melangkah kearah mobilnya. 

     Damian segera mengejar Sherly dan Aldo dan ikut bersama mereka.

     Namun Sherly tidak mengijinkan Damian membawa mobilnya. Dia menawarkan diri secara sukarela untuk menjadi supir hari ini. Akhirnya Damian pun duduk di kursi penumpang berdua dengan Aldo.

    Karena Sherly melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, Damian cepat-cepat memasang sabuk pengamannya.

     Sherly berteriak-teriak lepas sambil mengajak Aldo bersenang-senang dengan udara bebas yang menerpa wajah mereka.

     “Sherly, aku tidak mau kau membawa Aldo dengan kecepatan seperti tadi lagi!“ kata Damian setelah mereka sampai ke salah satu mall.

     “Tapi aku suka sekali, Paman! Seru!“ bela Aldo.

     “Tuh, kan!“ 

     “Sherly!“ seru Damian tidak mau dibantah.

     “Baik! Baik! Ayo kita masuk, ganteng!“ Sherly merenggut  lalu menggandeng tangan Aldo masuk kedalam mall.

     Sherly mengajak Aldo bermain di area permainan dan membeli tiket permainan tanpa meminta uang kepada Damian. Dia juga mengajak Aldo untuk membeli es krim. Mereka berdua tampak kompak dan saling menyukai satu sama lain. Hal ini membuat Damian ikut tertawa melihat keceriaan mereka. Rasanya ia harus mencoret imajinasinya tentang status Sherly sebagai penculik keponakannya.

     Tiba-tiba seorang pria tampan mendekati Sherly sambil memeluk Sherly dengan akrab. 

     Mata Damian menyipit. 

     Dia mengecup pipi Sherly dan Sherly membiarkannya dengan senang hati. Pria itu membisikkan sesuatu ke telinga Sherly dan Sherly tertawa kecil. 

     Damian memutuskan untuk mengajak Aldo menjauh dari Sherly dan tampaknya Sherly tidak keberatan dan menyambut baik niat Damian. 

     Damian merasa sedikit menyesal dengan keputusannya.

     Seharusnya Sherly tidak melalaikan tugasnya!

     Damian melangkah dengan hati kesal. 

     “Apakah mereka berpacaran, Paman?“ tanya Aldo sambil menatap Sherly dari kejauhan.

     Mau tidak mau Damian memandang Sherly dan teman prianya itu.

     “Mungkin saja, aku tidak tahu!“ jawab Damian dengan ketus.

     “Dia gadis yang sangat cantik, Paman.“

     Damian melirik tidak mengerti ke arah Aldo.

     “Kalau saja aku 15 tahun lebih tua sekarang, pasti aku akan mengejarnya,“ kata Aldo bersungguh-sungguh sambil menunjukkan perasaannya.

     “Untung saja, kau masih kecil!“

     Damian tergelak sambil menutupi wajah Aldo yang memerah.

     “Kudengar bosmu menawarkan posisi yang kau idamkan selama ini! Selamat yah!" pancing Brian genit sambil menggenggam tangan Sherly lalu mengecupnya. 

     Sherly menarik tangannya karena Damian masih terus menatap mereka dari kejauhan. 

     Brian melihat arah pandangan Sherly.

     “Jangan bilang kau menyukainya?!“ terka Brian.

     “Sayangnya belum.“

     “Benar!?“

     “Kurasa, kau harus pergi.“

     “Tidak mau.“ Brian menolak dengan nada genit.

     “Jadi apa maumu?! Saat ini, Damian sedang melihat ke arah kita!“ Sherly mulai kesal dengan kehadiran Brian.

     “Apa itu jadi masalah?“ tanya Brian merasa lucu dengan ucapan Sherly.

     “Ini saatnya aku bekerja. Jika aku diusir dari rumah Damian gara-gara hal ini, perjuanganku sampai saat ini sia-sia saja, kau tahu!“  Sherly berbisik di telinga Brian.

     “Jangan bilang ini ada hubungannya dengan uang?“

     “Apa kau gila! Kau tahu, aku tidak butuh uang!“

     “Jadi ini murni komitmen pekerjaanmu? Apakah aku bisa mempercayaimu?“

     “Apa perlu aku menjawabmu?"

     “Mungkin.“ 

     “Kurasa tidak!“

     “Baiklah kalau begitu, kabari aku yah.“

     Brian mengecup bibir Sherly dengan gemas. Namun Sherly mendorong Brian sambil tergelak.

     “Kau gila!“ ucap Sherly sambil meninggalkan Brian.

     Sherly langsung bergabung dengan Aldo dan Damian tanpa merasa bersalah dan berhutang penjelasan kepada Damian. Sementara Damian tidak berkomentar apapun ketika Sherly mendekati mereka. 

     “Apakah dia pacarmu?“ tanya Aldo ketika masuk ke dalam mobil.

     “Apa dia terlihat seperti pacarku?“ goda Sherly sambil melirik Damian. 

     Damian sengaja mengalihkan pandangan ingin tahunya.

     “Dia tampak akrab dan tidak segan-segan menciummu, di bibir.“

     Sherly tertawa sambil merapikan rambutnya yang beterbangan saat melewati kipas angin berukuran super besar diruang pameran mal.

     “Bukan.“

     Sherly menggeleng pasti.

     “Apa kau yakin?“         

     “Aldo!“ sela Damian.

     “Dia sepupuku, Damian!“

     Kali ini Damian langsung menatap Sherly. 

     “Benar?“

     “Yah!“

     “Tapi dia menciummu, di bibir! Kenapa?“ tanya Aldo lagi, penasaran.

     “Kurasa dia bermaksud menggoda Paman Damian-mu ini, Aldo.“

     “Hah?“ seru Damian spontan. Kali ini Damian keceplosan.

     “Dia mengira aku sedang mengejarmu, " kata Sherly polos.

     Sherly melihat wajah Damian memerah sesaat.

     “Lalu kukatakan aku tidak memiliki perasaan seperti itu padamu.“

   “Sungguh? Belum pernah ada gadis yang menolak untuk tertarik dan jatuh cinta pada Pamanku ini.“

     “Sayangnya yah!“ kata Sherly sambil mengajak Aldo menaiki pesawat ulang alik.

     Sesampainya mereka di rumah, Damian memberikan Sherly sejumlah uang untuk menggantikan uang Sherly yang terpakai. 

     Sherly menolak uang Damian sambil tersenyum.  

     “Anggap saja, kali ini aku yang traktir!“ 

     “Tapi…“

     “Lain kali traktir aku yah?!“ goda Sherly sambil mengerling.

     Damian tersenyum.

     “Pasti!“

     Ternyata mengurus Aldo tidak sesulit yang Sherly bayangkan.

     Ia malah merasa senang karena Aldo lebih menyenangkan dari yang selama ini Sherly bayangkan. 

     Dengan adanya Aldo, ia tidak kesepian lagi. Ia menyayangi Aldo dengan tulus. Sherly tersenyum sambil mengecup pipi Aldo yang sudah tertidur pulas.

     “Selamat tidur, ganteng! Tidur yang nyenyak yah.“

     Damian melihat Sherly hampir menangis ketika memandangi Aldo. Meskipun masih tersimpan keraguan tentang Sherly tapi ia bisa melihat, Sherly tulus menyayangi Aldo.

      Sherly kaget saat menemukan Damian berdiri di depan pintu kamar Aldo. Cepat-cepat, ia menghapus air matanya.

     “Kau menangis? Ada apa?!“ tanya Damian seraya menghampiri Sherly. 

     “Bolehkah, kupinjam bahumu?“

     Sherly mendekat dan memeluk Damian sambil terisak tanpa menunggu jawaban Damian. 

     Damian memeluk Sherly tanpa banyak bertanya sambil menenangkannya. 

     Sherly menghela napasnya sambil tertawa. Ia merasa konyol karena telah menangis dibahu Damian.

     “Apa kau mau membicarakannya? Apakah kau terlalu lelah mengurus Aldo?!“

     Sherly menggeleng.

     “Aku tidak pernah tahu indahnya punya saudara kandung. Aku baru sadar, aku kesepian dan di sini aku bahagia. Jangan pernah pisahkan aku dari Aldo yah!“

     Sherly mempererat pelukannya. 

     Damian tersenyum lega mendengar penjelasan Sherly.

     “Kau belum makan malam,“ ucap Damian mengingatkan Sherly.

     “Aku seorang wanita, ingat!“

     “Apa hubungannya wanita dengan makan malam?“

     “Diet!“ Sherly langsung pergi meninggalkan Damian tanpa mengucapkan selamat malam dan menutup pintu kamarnya. 

     Rasanya, Damian tidak mau melepaskan Sherly dari pelukannya. Ia merasa tubuh Sherly begitu pas melekat di pelukannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status