Share

2. Langkah Awal Berhasil

     Saat tiba di lokasi, Sherly terkejut karena orang yang melamar pekerjaan di rumah Damian sangat banyak sekali! Sherly tidak mengira akan mendapat rintangan sebanyak ini. Tapi tentu saja hal itu tidak memadamkan semangatnya! Dia malah semakin tertantang untuk mendapatkan pekerjaan ini.

     Ia tersenyum dan melangkah dengan girang. 

     Ia mengambil nomor urut dan menunggu seperti yang lainnya. Karena terlalu lama menunggu, Sherly ketiduran di kursi sofa tempatnya menunggu giliran. 

     Ia kaget begitu mendengar namanya diteriakkan dengan keras beberapa kali dan langsung bersiap.

     “Apakah ada Sherly Margareta?!“

     “Yah, ada!“ jawab Sherly dengan cepat.

     Sherly membuka kaca riasnya dan memandang wajahnya sesaat, membenahi riasannya sebentar lalu langsung masuk kedalam ruangan. 

     Ternyata Damian West sendirilah yang akan mewawancarainya sendiri. Ia merasa lucu bagaimana jadinya nanti tapi hal itu akan semakin mempermudah baginya untuk dapat melancarkan tugasnya.

     Di sebelahnya tampak anak kecil yang cukup ganteng juga, menurut Sherly dan tampaknya dia adalah anak yang menyenangkan. 

     Sherly tersenyum yakin sambil mengerling genit kearah anak kecil itu.

     Anak kecil itu tersipu dan tertawa malu.

     Damian agak terusik dengan kehadiran Sherly yang tampak sangat menonjol di ruang audisi.

     Damian merasa Sherly telah salah masuk ruangan. Tidak mungkin wanita secantik dan semodis dia melamar pekerjaan sebagai calon pengasuh bagi keponakannya, iya ‘kan!?

     Sudah jelas-jelas kulit mulus Sherly selalu mendapatkan perawatan penuh salon dan spa tanpa pernah absen. Mulai dari ujung rambut, sampai ujung kaki. 

     Belum lagi pakaian yang dikenakan Sherly saat itu  jelas-jelas keluaran model terbaru dari salah satu brand ternama yang belum lama diluncurkan dan harganya bisa dipastikan gila-gilaan!

     Wajahnya tidak seperti orang kebanyakan  dan dia  memiliki pesona wajah malaikat!

     Begitulah cara Damian menggambarkan sosok Sherly dihadapannya saat ini. Rambutnya diwarnai coklat dan dikombinasi warna pirang dan terlihat sangat modis sekali. Tangan Damian rasanya ingin membelai helaian rambut halus itu. Damian penasaran apakah Sherly benar-benar membutuhkan pekerjaan darinya?

     “Apakah anda tidak salah masuk ruang wawancara?“ tanya Damian memastikan.

     “Apa ini ruangan untuk mencari pengasuh keponakan anda?“ tanya Sherly balik.     

     Damian mengiyakan. 

     “Aku datang untuk melamar  pekerjaan itu!“

     Damian mengerutkan keningnya tidak percaya.

     Sherly menyadari keraguan Damian. Mungkin caranya  berpakaian?! Sherly memperhatikan pakaian yang ia kenakan. Tidak ada yang salah! Kening Sherly mengerut bingung.

     “Apa aku harus mengenakan seragam saat bekerja?“ tanya Sherly.

     “Tidak juga. Hanya saja menurutku harga baju atasanmu tidak akan terbayar dengan gaji yang akan kuberikan padamu dalam sebulan! Apa kau yakin!?“

     “Uang bukan masalah buatku. Asal kau memberikan aku informasi yang benar,“ ucap Sherly keceplosan.

     “Apa?“

     “Informasi … mengenai keponakanmu, tentunya! Ha… ha…ha…“

     Sherly tertawa kikuk. Mudah-mudahan Damian tidak curiga padanya. Harapnya dalam hati.

     “Aku sangat suka anak-anak!“ katanya lagi dengan bersemangat. 

     “Apakah kau benar-benar mau bekerja sebagai pengasuh?“ tanya Damian lambat-lambat.

     “Tentu saja! Memang sebenarnya aku tidak terlalu suka anak kecil, tapi kadang-kadang aku suka, kau mengerti maksudku ‘kan!?“ celotehnya lagi berusaha membenahi kekacauan yang dibuatnya tapi malah bertambah kacau. Ingin sekali Sherly menampar mulutnya sendiri saat ini.

     Damian dan Aldo saling berpandangan, tampak tidak mengerti maksud perkataan Sherly sebenarnya. 

     “Tapi tampaknya keponakanmu berbeda. Dia sangat ganteng! Aku suka pria ganteng, mungkin kalau dia lebih tua 20 tahun aku akan mengencaninya!“

     Sherly berkata dengan polosnya lalu langsung menutup rapat-rapat mulut besarnya.

     Ia mengerang dalam hati! Bodoh, bodoh, bodoh, rutuknya dalam hati.

     Wajah Damian merah padam! 

     “Apa ada yang salah dengan ucapanku?“ tanya Sherly lagi, menutupi kesalahannya dengan percaya diri.   

     Entah dari mana datangnya keberaniannya itu! Sherly merasa ingin menutupi wajahnya dengan tas saat ini. Kenapa dia jadi grogi seperti ini!?

     “Ah, tidak! Sesaat kukira, kau mengatakan aku ganteng tapi ternyata keponakanku,“ kata Damian dengan nada menggoda.

     “Kalau begitu kau salah! Aku mengatakan dengan jelas, bahwa keponakanmulah yang ganteng tapi kau juga ganteng, tak kalah ganteng kok, percayalah!“ kata Sherly dengan enteng.

     Dia lupa seharusnya dia juga memuji Damian agar memberinya pekerjaan itu. Ia mengerang dalam hati.

     Tiba-tiba anak kecil itu tertawa!

     Damian merengut.

     “Kau tahu paman, rasanya aku suka padanya. Berikan pekerjaan itu padanya!“ celoteh anak itu dengan lugas.

     Sherly bersorak!

     Dia langsung beranjak dari kursinya lalu mengangkat keponakan Damian dan memeluknya. 

     “Terima kasih!“ ucap Sherly sambil mengecup bibir anak kecil itu.

    Rasanya ada yang aneh. Apa sebegitu senangnya Sherly bekerja sebagai pengasuh? Damian agak curiga dengan sikap Sherly dan masih belum bisa percaya bahwa Sherly menginginkan pekerjaan sebagai seorang pengasuh. 

     Dia bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan sebagai model iklan atau produk dan mendapatkan uang yang banyak!

     “Siapa namamu, ganteng?“ kata Sherly dengan manis.

     “Namaku Aldo!“ ucap Aldo dengan tersipu. 

     “Namaku Sherly. Mulai besok aku akan mengurusmu, oke!“

     Sherly mengajak Aldo untuk ber-tos! 

     Aldo menyambut tangan Sherly dengan cepat! Tos!

     “Baiklah, kalau begitu kau resmi bekerja padaku mulai dari sekarang. Apakah kau bersedia kalau harus menginap di rumahku?“

     Entah kenapa, Damian merasa seperti mau melamar Sherly ketika menanyakan hal itu. Aneh!

     Damian merasa tingkahnya saat ini seperti bocah ingusan yang baru saja merasakan cinta pertama!

     “Kau terdengar seperti mau melamarku? Oke, aku bersedia tapi aku juga minta privasi jika aku harus keluar bersama pacar-pacarku, boleh ‘kan?!“

     “Pacar-pacarmu?!“

     Damian mengulang perkataan Sherly dengan tidak yakin.

     “Yah, begitulah! Mumpung masih muda,“ jawab Sherly dengan polos.

     Damian tidak mengira akan mempekerjakan wanita yang berstatus playgirl tapi baginya tidak masalah, toh akhirnya ia dapat menemukan pengasuh yang cocok dengan Aldo sehingga ia bisa tenang meninggalkan Aldo. 

     Aldo bukanlah anak yang gampang menyukai seseorang yang baru dikenalnya. Itulah sebabnya Damian menyetujui persyaratan aneh Sherly. Lagipula apa ruginya untuknya dan kenapa juga dia  mesti keberatan kalau masalah Aldo sudah teratasi?

     Damian membuang segala keraguannya.

     “Oke! Kalau begitu kapan aku bisa pindah ke rumahmu?“

     “Malam ini, kalau kau mau.“     

     “Oke! Aku akan berkemas. Senang bekerja padamu!“

     Sherly berkata dengan yakin sambil mengulurkan tangannya kearah Damian.

     Langkah pertama berhasil dilaluinya tanpa hambatan! teriaknya bersorai dalam hati. 

     Damian memberikan alamat rumahnya kepada Sherly dan menanyakan apakah ia perlu kendaraan untuk mengantarnya. Namun dengan yakin Sherly tersenyum dan menolak dengan pasti. Damian tersenyum dan menjabat tangan Sherly. Sherly pun berpamitan dengan Aldo sambil menciumnya lagi sebelum menghilang dari balik pintu.

     “Aku cinta padanya!“ ucap Aldo dengan girang.              

     “Kau ini!“ kata Damian gemas sambil menjitak kepala mungil Aldo.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status