Besok paginya, Sherly tidak mengatakan apa-apa. Ia sarapan tanpa memandang Damian, kemudian pergi mengantar Aldo dengan mobilnya.
Sementara itu, Damian menghabiskan waktunya untuk mengarang lagu di studionya.Sherly juga berusaha tidak memperdulikannya dan selalu menghabiskan waktunya bersama dengan Aldo. Setelah Aldo tidur, Sherly masuk ke dalam kamarnya tanpa menegur Damian.
Menjelang makan malam, Sherly menemani Aldo untuk makan di meja makan, Damian ada di sana tapi Sherly tetap mendiamkannya dan tidak mau bicara dengan Damian.
Damian menunggu Aldo masuk ke kamarnya untuk berbicara kepada Sherly, tapi rupanya Sherly tidak memberi kesempatan kepadanya untuk menjelaskan dan minta maaf. Dia langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucapkan selamat malam.
Damian benar-benar merasa tersiksa! Entah, ada apa dengannya!? Kenapa ia melakukan hal seperti itu!? Damian tetap tidak tahu jawabnya.
Damian ingin melindungi Sherly dan ia tidak suka ketika Sherly menemui pacar-pacarnya. Damian tidak bisa mengingkari kenyataan bahwa pacar-pacar Sherly itu lebih muda dari padanya, mungkin lebih kaya dan yang membuatnya frustrasi, mereka memang sangat ganteng.
Damian merasa jika ia bersaing dengan mereka, Damian akan kehilangan Sherly.
Ini gila! Kenapa Damian merasa takut kehilangan Sherly? Dan sejak kapan, ia mulai tertarik dengan Sherly sehingga mencemaskan hal itu? Damian meremas rambutnya sendiri karena kesal. Ia tidak bisa berkonsentrasi lalu meninggalkan studionya.
Baru dua hari Sherly tidak menegurnya, kenapa ia merasa tersiksa?! Ada apa dengannya?Damian sudah berniat mengetuk pintu kamar Sherly dan meminta maaf tapi ia ragu dan kemudian mengurungkan niatnya begitu saja lalu masuk kedalam kamarnya.
Sherly merasa begitu tertekan. Ia berusaha menghindari Damian selama dua hari ini. Ia ingin sekali berbaikan dengan Damian.Tapi itu karena salah Damian sendiri! Seenaknya saja, ia menyabotase kencan sempurnanya bersama Darel. Padahal dia sangat menyukai Darel dan berniat menghabiskan malam bersamanya.
Tapi kenyataannya!? Sebenarnya apa sih yang terjadi diri Damian!? Kemarahannya meluap lagi.
Ia bergegas mandi karena jam sudah menunjukkan waktunya ia untuk menemani Aldo. Hanya Aldo-lah yang bisa membuatnya tersenyum saat ini.
Sherly tersenyum ketika mengingat Aldo, tingkahnya begitu menggemaskan. Tapi senyumnya menghilang begitu bayangan Damian yang menyeretnya dari restoran itu terlintas di benaknya, sungguh pengalaman yang sangat-sangat memalukan! erang Sherly.Ia melihat secarik kertas yang menempel di pintu kamarnya.
Aku pergi untuk show 5 hari. Titip Aldo.
Sherly meremas kertas itu.
“Minta maaf pun tidak, dasar!“
Sherly mencari Aldo di kamarnya.
Sherly baru menyadari hari-harinya sepi, tanpa Damian. Biasanya matanya selalu disegarkan dengan pemandangan menarik tubuh dan wajah ganteng Damian. Mau tidak mau, ia jadi merindukannya. Sherly tersenyum saat membayangkan Damian.
Matanya membelalak dengan heran sebenarnya apa yang telah terjadi padanya? Apakah ia menyukai Damian?! Sherly tidak suka dengan perasaan yang menderanya saat ini tapi ia memang mulai merindukan Damian.Seumur hidupnya, baru kali ini ia merindukan seorang pria dalam hidupnya.
Layar di monitornya masih kosong melompong. Belum ada satu informasi pun yang menarik untuk bisa ia olah. Selain kejeniusan Damian dalam menciptakan lagu, Ia adalah paman yang bertanggung jawab atas keponakannya. Dia sudah menyelidiki dengan jelas, Aldo bukanlah anak Damian.Sebagai artis yang banyak diidolakan rupanya Damian tidak pernah mengambil kesenangan dari pamornya itu malahan dia adalah jenis laki-laki yang sukar untuk bersenang-senang. Ia lebih senang mengunakan perasaan untuk berkencan dengan seorang wanitanya dari pada mengikuti naluri liar seorang pria.
Bagi Sherly sampai saat ini Damian adalah pria idaman yang sangat cocok untuk dinikahi karena ia akan menjadi seorang suami yang setia dan bapak yang baik bagi anak-anaknya, kelak. Sherly merinding ngeri menyadari kenyataan yang diperoleh tentang Damian. Tipe seperti Damian-lah, yang mesti ia hindari jauh-jauh. Padahal saat ini banyak penyanyi-penyanyi lainnya yang sangat suka memamerkan kencan sesaat mereka ke media untuk mem-blow up ketenarannya. Tapi Damian tidak melakukan hal itu karena dia memang sorang pria yang baik dan Damian adalah buah terlarang baginya. Semakin ia ingin melupakan niatnya mencicipi buah itu, semakin ia tertarik untuk melahapnya bulat-bulat.Ia menginginkan Damian sebagai teman kencannya!
Dia penasaran seperti apa rasanya berkencan dengan Damian. Apalagi mengingat tindakan konyol Damian dikencan sempurnanya!
Apakah Damian cemburu melihat kedekatannya dengan Darel? tanya Sherly dalam hati.
Sherly sungguh sangat penasaran untuk mencari tahu mengenai hal itu. Tapi begitu teringat cara Damian yang agak kasar ketika membawanya pergi, Sherly agak jengkel dibuatnya.
Demi Tuhan, Damian jelas-jelas menyeretnya keluar dari restoran itu!
5 hari sudah berlalu tanpa kabar dari Damian!Kenapa Damian tidak meneleponnya? Paling tidak menanyakan kabar Aldo, Sherly merengut sebal.
Sherly mendengar suara Damian dari bawah. Dia sudah pulang ke rumah! Meskipun dia masih marah dengan semua kelakuan Damian tapi dia tidak bisa terus-menerus menghindari Damian.
Ia langsung keluar dari kamarnya dan menyambut kepulangan Damian.
Ia memutuskan akan memaafkan Damian dan akan mencium Damian habis-habisan! Itu tekad Sherly dalam hati sambil tersenyum senang.
Saat Sherly turun ke bawah, dia terkejut melihat pemandangan di depannya, kemarahannya kembali muncul. Damian pulang ditemani seorang wanita. Dan dia, bukanlah seorang wanita yang jelek menurut Sherly! Mereka berciuman dan jelas-jelas mereka tampak menikmati ciuman mereka! Sherly mengerang dalam hati sambil menahan diri. Ia tidak tahu kenapa ia sangat terganggu melihat pemandangan itu. Mungkin karena saat ini ia menginginkan Damian untuknya sendiri. Lagi-lagi Sherly mengerang kesal. Sherly berbalik masuk ke kamarnya. Sherly muak melihat Damian! Terlebih lagi, ia muak dengan dirinya sendiri, kenapa ia bisa sampai menginginkan Damian! Konyol! Sherly memukul-mukul bantalnya dengan kesal. Ia berusaha menutup wajahnya dengan bantal hingga ia merasa sesak dan tidak bisa bernapas. Ia tidak akan memaafkan Damian! Ia bertekad akan membalas Damian, lebih dari yang dia rasakan, saat ini! Sherly menenangkan dirinya, mengambil kendali ata
Sherly tidak menghubungi Darel. Ia sudah tidak tertarik lagi dengan Darel. Ia menghubungi pria lain yang lebih ganteng dari Darel untuk berkencan dengannya malam ini. Dan pria yang dipilihnya adalah Rafael Alexander Mexsi. Ia adalah seorang pengusaha muda, ganteng yang sukses dan mapan. Sherly ingat, Rafael pernah menjanjikan sensasi yang berbeda jika Sherly mau memberinya kesempatan untuk berkencan dengannya. Suatu janji yang mengiurkan untuk membalas Damian.Sherly tersenyum dalam hati. Rafael tidak menyangka, Sherly akan menghubunginya dan mengajaknya berkencan. Ia ragu sesaat sebelum mengambil keputusan. Sherly merasa tersinggung mendengar keraguan Rafael. “Kau sungguh-sungguh mau berkencan denganku
Sherly baru menyadari malam ini, Rafael terlihat sangat ganteng! Saat ini ia mengenakan jas formal sangat terlihat gagah dan Sherly tahu itu adalah jas khusus untuk acara pertunangannya malam ini. “Kau sangat gagah dan tampan!“ kata Sherly dengan jujur sambil membelai setelan jas Rafael. “Aku senang kau sudah menyadarinya. Terlalu banyak pria lain yang jauh lebih tampan dan kaya dariku sehingga kau melewatkan aku.“ “Tapi malam ini, aku ada bersamamu iya, ‘kan!?“ Rafael mengecup jemari Sherly sambil menatap Sherly lebih dalam. “Kau sangat cantik, bidadariku.“ Sherly menyukai Rafael dan juga menyukai sentuhannya. Setelah makan malam, Rafael mengajak Sherly untuk menyus
Sherly tidak pulang semalaman dan sudah bisa dipastikan Sherly menikmati kencannya malam ini, erang Damian dengan marah. Ia menunggunya diruang tamu sampai ketiduran. Sherly tidak menyesal menghubungi Rafael sebagai teman kencannya. Ia merasa sensasi yang berbeda ketika Rafael mencumbunya. Rafael adalah pria yang sangat romantis dan lembut. “Aku mencintaimu,“ desah Rafel lembut sambil mengecup bibir Sherly. Sherly hanya mendesah sesaat sambil merasakan kepuasan yang sedang melandanya. Mereka bercinta di atas pasir pantai yang lembut. Rafael membiarkan Sherly mengambil kesenangan atasnya. Dan ia merasa puas karena bisa membuat Sherly berteriak dengan bebasnya ketika mencapai kepuasannya. “Rafael, aku sangat m
“Apakah kita harus membahasnya saat ini? Aku rasa hal ini tidak ada kaitannya denganmu!“ Sherly melepaskan pelukannya dengan kesal. “Jangan pergi kataku! Katakan, apa kau menikmatinya?!“ Damian mencengkram bahu Sherly dan mengguncang tubuh Sherly dengan kasar. “Damian, kau menyakitiku!“ “Dan kau membunuhku!“ teriak Damian sambil meremas rambutnya sendiri dengan kesal. Kesal pada dirinya sendiri terutama. Ada apa dengannya?! Sherly kaget melihat reaksi Damian. “Aku tidak pernah keberatan, kau berhubungan dengan kekasihmu.“ “Kau … !“ Damian kehabisan kata-kata. “Jangan,“ sela Sherly dengan cepat.
Damian menciumi daerah intim Sherly. Sherly terkejut dan menyukai tindakan Damian. Ia mendorong kepala Damian lebih dalam lagi dan menikmati apa yang Damian lakukan padanya. Damian mencium bibirnya lagi sebelum menyatukan diri kedalam tubuh Sherly. Sherly merasa lengkap saat Damian menyatukan diri dengannya. Mereka bergerak dengan pelan dan Sherly merasakan keindahan tersendiri ketika merasakan Damian bergerak didalamnya dan memenuhi dirinya. Sherly mengerang keras dan mencium Damian lagi. Gairahnya berkobar dan mempercepat gerakannya sampai akhirnya ia menemukan muara kepuasan dalam dirinya. Sherly merasakan bagian dari diri Damian mengalir dan menyatu den
Sherly kembali ke kantor dengan tangan hampa karena dia memang tidak mendapat apapun juga yang bisa dijadikan sumber tulisannya. Deni mulai mengorek keterangan dari Sherly dengan penasaran karena gambaran yang diberikan Sherly mengenai Damian sungguh amat-amat ideal bagi seorang penyanyi terkenal sepertinya. Deni curiga, Sherly sedang menutupi sesuatu darinya. “Dan melepas kesempatanku untuk meraih posisi yang aku inginkan? Jangan bermimpi!“ “Tapi …“ “Tidak ada tapi! Damian West adalah pria idaman yang sempurna bagi setiap wanita.“ “Termasuk kau?!“ “Terkecuali aku.“ Deni terkekeh. “Masih belum bisa tertaklukan, yah!?“
Sherly terkejut melihat kehadiran Damian di rumahnya. Dan dia sedang bersama Daniel. Sherly langsung mengejar Damian dan menahan Damian. “Apa yang kau lakukan dirumahku? Mengapa kau tidak meneleponku dulu?“ “Dan mengganggu acaramu? Aku mengira, kau merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan tapi ternyata aku salah besar!“ Damian tertawa pahit. Daniel berlari kearah Damian dan mencoba mencari tahu. “Daniel, ini bukan urusanmu, tinggalkan kami.“ “Sher!“ “Bisa!?“ “Sebaiknya aku pergi,“ kata Daniel dengan sedikit kesal. “Baiklah.“ “Apa? Kau tid