Ternyata Sherly dan Darel makan malam di tempat yang sama dengan Damian!
Sherly melambaikan tangannya sekilas menyapa Damian dan juga teman kencannya.
Dari tempat duduknya, ia dapat melihat dengan jelas bagaimana Sherly dan Darel saling menggoda dan melupakan kehadirannya yang berada di satu ruangan yang sama dengannya.
Tiba-tiba Damian merasa tidak suka melihat kedekatan Sherly dengan Darel.
“Kau tidak apa-apa?“ kata Serena.Damian hanya terdiam dan tidak menanggapi sindiran Serena.
“Atau kau mau, kita menghampiri mereka!“
Serena benar-benar terganggu dengan sikap Damian. Dia selalu melirik meja tempat di mana pengasuhnya sedang berkencan saat ini!
“Oh, maaf itu tidak perlu. Sebaiknya kita memesan makanan sekarang.“
Di balik menunya Damian masih mencuri pandang ke arah meja Sherly.
Serena merasa kesal karena Damian tidak pernah memperhatikannya. Perhatiannya hanya tertuju pada pengasuh Aldo! Tapi ia berusaha menahan diri. Cukup sulit baginya untuk mengajak Damian berkencan. Sekuat tenaga, ia berusaha meredam rasa cemburunya!Darel mengecup dan mengelus tangan halus milik Sherly dan Sherly tersenyum manis tampak begitu menikmatinya.
Darel mengatakan sesuatu kepada Sherly dan melihat Sherly diam sesaat kemudian mengangguk malu-malu.
Apakah Darel mengajaknya bercinta? Dan Sherly mengiyakan? Damian merasa gerah membayangkan hal itu!
Darel memanggil pelayan dengan wajah gembira. Dan memberikan tip yang banyak!
Damian tidak senang melihatnya! Tanpa sadar, Damian menghampiri Sherly yang baru akan berdiri.
“Kita harus bicara!“
“Tapi kami baru mau pergi,“ ucapnya berbisik.
“Sekarang!“ Damian menarik tangan Sherly dengan cepat.
Darel merasa tersinggung tapi tidak bisa berbuat apa-apa atas permintaan Sherly. Ia membanting lap tangannya ke meja.
Damian menarik tangan Sherly menuju arah toilet.“Apa kau akan menjadikannya Darel-mu malam ini!?“
“Apa ada masalah dengan hal itu?“ tanya Sherly bingung.
“Kau baru mengenalnya!“
“Well, katakan saja, aku lebih senang hubungan sesaat yang singkat namun menyenangkan.“
“Kau akan berpacaran dengannya?“
“How-how-how, tunggu dulu! Pacaran? Aku tidak mau berpacaran dengan siapapun, untuk apa?! Aku hanya ingin bersenang-senang, itu saja.“
“Kau tidak boleh melakukannya!“
“Kenapa tidak boleh?“ tantang Sherly merasa ingin marah.
Damian diam tidak bisa menjawab.
“Lebih baik kau menemani teman kencanmu sekarang karena aku bisa merasakan, ia akan membunuhku sekarang ini karena mencuri waktumu darinya! Dan aku juga tidak mau membuat teman kencanku menunggu.“
“Kau harus pulang bersamaku!“
“Apa! Tapi kenapa? Tidak, aku tidak mau. Damian, lepaskan aku!“
Damian tidak perduli. Ia tetap tidak melepaskan pegangan tangannya dari Sherly dan menyeretnya pulang.
“Maaf, aku ada keperluan mendadak yang tidak bisa ditunda. Kami harus pergi!“
Damian memberitahu Serena dan Darel dengan singkat. Sebelum sempat mereka beraksi, Damian sudah menyeret Sherly pergi dari tempat itu.
“Kau gila! Sebenarnya apa sih maumu? Jangan bilang tiba-tiba kau tidak menyukai teman kencanmu sehingga menyabotase kencanku?“
Tapi kenapa? tambahnya bingung dalam hati.
Damian hanya diam sambil berkonsentrasi mengemudi mobilnya. Apa yang ada dalam pikirannya saat ini!? Kenapa dia melakukan hal ini!? Damian juga sama tidak mengertinya dengan Sherly.
Sherly terduduk lemas.
“Padahal aku sangat menyukai Darel,“ sindir Sherly sambil melirik Damian yang tidak mau melihat kearahnya.
Namun Damian hanya diam tidak menanggapi apa-apa.
Sherly bersandar dengan lemas di kursi mobil Damian.
Sesampai di rumah, Damian tidak berkata apa-apa. Ia langsung naik ke atas dan meninggalkan Sherly begitu saja.
Sherly terduduk tidak mengerti! Tapi ia tidak mengejar Damian dan masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu.
Damian tidak mengerti, kenapa ia berbuat seperti itu kepada Sherly! Ia tidak bisa tidur karena memikirkan hal itu. Berulang kali ia mencoba untuk tidur, tapi ia tetap tidak bisa. Dalam hatinya bertanya-tanya apakah Sherly sudah tidur?
Ia pasti marah sekali!
Tapi Damian tidak perduli.
Ia lebih suka Sherly marah padanya, dari pada ia harus melihat Sherly bercinta dengan Darel. Entah kenapa, ia tidak suka dengan kenyataan itu.
Besok paginya, Sherly tidak mengatakan apa-apa. Ia sarapan tanpa memandang Damian, kemudian pergi mengantar Aldo dengan mobilnya. Sementara itu, Damian menghabiskan waktunya untuk mengarang lagu di studionya. Sherly juga berusaha tidak memperdulikannya dan selalu menghabiskan waktunya bersama dengan Aldo. Setelah Aldo tidur, Sherly masuk ke dalam kamarnya tanpa menegur Damian. Menjelang makan malam, Sherly menemani Aldo untuk makan di meja makan, Damian ada di sana tapi Sherly tetap mendiamkannya dan tidak mau bicara dengan Damian. Damian menunggu Aldo masuk ke kamarnya untuk berbicara kepada Sherly, tapi rupanya Sherly tidak memberi kesempatan kepadanya untuk menjelaskan dan minta maaf. Dia langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucapkan selamat malam. Damian benar-benar merasa tersiksa! Entah, ada apa dengannya!? Kenapa ia melakukan hal seperti itu!? Damian tetap tidak tahu jawabnya. Damian ingin melindungi Sherly dan ia tidak suka ketika Sh
Saat Sherly turun ke bawah, dia terkejut melihat pemandangan di depannya, kemarahannya kembali muncul. Damian pulang ditemani seorang wanita. Dan dia, bukanlah seorang wanita yang jelek menurut Sherly! Mereka berciuman dan jelas-jelas mereka tampak menikmati ciuman mereka! Sherly mengerang dalam hati sambil menahan diri. Ia tidak tahu kenapa ia sangat terganggu melihat pemandangan itu. Mungkin karena saat ini ia menginginkan Damian untuknya sendiri. Lagi-lagi Sherly mengerang kesal. Sherly berbalik masuk ke kamarnya. Sherly muak melihat Damian! Terlebih lagi, ia muak dengan dirinya sendiri, kenapa ia bisa sampai menginginkan Damian! Konyol! Sherly memukul-mukul bantalnya dengan kesal. Ia berusaha menutup wajahnya dengan bantal hingga ia merasa sesak dan tidak bisa bernapas. Ia tidak akan memaafkan Damian! Ia bertekad akan membalas Damian, lebih dari yang dia rasakan, saat ini! Sherly menenangkan dirinya, mengambil kendali ata
Sherly tidak menghubungi Darel. Ia sudah tidak tertarik lagi dengan Darel. Ia menghubungi pria lain yang lebih ganteng dari Darel untuk berkencan dengannya malam ini. Dan pria yang dipilihnya adalah Rafael Alexander Mexsi. Ia adalah seorang pengusaha muda, ganteng yang sukses dan mapan. Sherly ingat, Rafael pernah menjanjikan sensasi yang berbeda jika Sherly mau memberinya kesempatan untuk berkencan dengannya. Suatu janji yang mengiurkan untuk membalas Damian.Sherly tersenyum dalam hati. Rafael tidak menyangka, Sherly akan menghubunginya dan mengajaknya berkencan. Ia ragu sesaat sebelum mengambil keputusan. Sherly merasa tersinggung mendengar keraguan Rafael. “Kau sungguh-sungguh mau berkencan denganku
Sherly baru menyadari malam ini, Rafael terlihat sangat ganteng! Saat ini ia mengenakan jas formal sangat terlihat gagah dan Sherly tahu itu adalah jas khusus untuk acara pertunangannya malam ini. “Kau sangat gagah dan tampan!“ kata Sherly dengan jujur sambil membelai setelan jas Rafael. “Aku senang kau sudah menyadarinya. Terlalu banyak pria lain yang jauh lebih tampan dan kaya dariku sehingga kau melewatkan aku.“ “Tapi malam ini, aku ada bersamamu iya, ‘kan!?“ Rafael mengecup jemari Sherly sambil menatap Sherly lebih dalam. “Kau sangat cantik, bidadariku.“ Sherly menyukai Rafael dan juga menyukai sentuhannya. Setelah makan malam, Rafael mengajak Sherly untuk menyus
Sherly tidak pulang semalaman dan sudah bisa dipastikan Sherly menikmati kencannya malam ini, erang Damian dengan marah. Ia menunggunya diruang tamu sampai ketiduran. Sherly tidak menyesal menghubungi Rafael sebagai teman kencannya. Ia merasa sensasi yang berbeda ketika Rafael mencumbunya. Rafael adalah pria yang sangat romantis dan lembut. “Aku mencintaimu,“ desah Rafel lembut sambil mengecup bibir Sherly. Sherly hanya mendesah sesaat sambil merasakan kepuasan yang sedang melandanya. Mereka bercinta di atas pasir pantai yang lembut. Rafael membiarkan Sherly mengambil kesenangan atasnya. Dan ia merasa puas karena bisa membuat Sherly berteriak dengan bebasnya ketika mencapai kepuasannya. “Rafael, aku sangat m
“Apakah kita harus membahasnya saat ini? Aku rasa hal ini tidak ada kaitannya denganmu!“ Sherly melepaskan pelukannya dengan kesal. “Jangan pergi kataku! Katakan, apa kau menikmatinya?!“ Damian mencengkram bahu Sherly dan mengguncang tubuh Sherly dengan kasar. “Damian, kau menyakitiku!“ “Dan kau membunuhku!“ teriak Damian sambil meremas rambutnya sendiri dengan kesal. Kesal pada dirinya sendiri terutama. Ada apa dengannya?! Sherly kaget melihat reaksi Damian. “Aku tidak pernah keberatan, kau berhubungan dengan kekasihmu.“ “Kau … !“ Damian kehabisan kata-kata. “Jangan,“ sela Sherly dengan cepat.
Damian menciumi daerah intim Sherly. Sherly terkejut dan menyukai tindakan Damian. Ia mendorong kepala Damian lebih dalam lagi dan menikmati apa yang Damian lakukan padanya. Damian mencium bibirnya lagi sebelum menyatukan diri kedalam tubuh Sherly. Sherly merasa lengkap saat Damian menyatukan diri dengannya. Mereka bergerak dengan pelan dan Sherly merasakan keindahan tersendiri ketika merasakan Damian bergerak didalamnya dan memenuhi dirinya. Sherly mengerang keras dan mencium Damian lagi. Gairahnya berkobar dan mempercepat gerakannya sampai akhirnya ia menemukan muara kepuasan dalam dirinya. Sherly merasakan bagian dari diri Damian mengalir dan menyatu den
Sherly kembali ke kantor dengan tangan hampa karena dia memang tidak mendapat apapun juga yang bisa dijadikan sumber tulisannya. Deni mulai mengorek keterangan dari Sherly dengan penasaran karena gambaran yang diberikan Sherly mengenai Damian sungguh amat-amat ideal bagi seorang penyanyi terkenal sepertinya. Deni curiga, Sherly sedang menutupi sesuatu darinya. “Dan melepas kesempatanku untuk meraih posisi yang aku inginkan? Jangan bermimpi!“ “Tapi …“ “Tidak ada tapi! Damian West adalah pria idaman yang sempurna bagi setiap wanita.“ “Termasuk kau?!“ “Terkecuali aku.“ Deni terkekeh. “Masih belum bisa tertaklukan, yah!?“