Share

7. Tatapan Mematikan.

"Paman Sam, jangan membentak Bibi. Apa yang Bibi katakan itu semua benar. Jadi aku minta bersikaplah sopan pada Bibi mengerti?!"

Bentak Seung, pria di depan Seung menundukkan kepalanya mendengar suara Seung.

"Tapi tuan muda, kita tidak tahu siapa nona ini bukan? Bagaimana jika nona ini ingin berbuat jahat pada tuan muda?"

"Bibi, tidak mungkin berbuat jahat. karena Bibi yang menolongku saat menyebrang di kota J."

"Tapi tuan muda,"

"Paman Sam, buka pintu mobilnya aku akan mengajak Bibi bertemu dengan ayah."

"Baik tuan muda."

Paman Sam berlari kearah mobil, membukakan pintu untuk Aera dan Seung. Menyadari Aera hanya berdiri di samping mobil, Seung kembali bersuara.

"Bibi ikutlah bersamaku, akan aku kenalkan pada Ayah. Bibi tidak perlu takut, ayah orang yang baik."

"Ta– tapi, Seung,"

"Bibi, aku mohon,"

Aera menatap wajah polos Seung, entah kenapa hatinya merasakan sesuatu. Tidak peduli jika ia akan di anggap butul eh orang tua Seung, baginya saat ini membuat Seung tersenyum adalah keharusan untuk dirinya.

"Baiklah," Aera duduk di samping Seung, perasaan kini kembali tidak menentu mengikuti permintaan anak kecil yang ditolongnya.

Sopir sekaligus pengawal pribadi Seung, menatap tidak percaya pada tuan kecilnya. Pasalnya Seung tipe anak yang tidak mudah bergaul terlebih pada orang yang baru di kenalnya, namun melihat sikap Seung pada wanita yang saat ini berada di sampingnya. Tuan kecilnya terlihat sangat berbeda dengan sikap Seung pada nona A Young kekasih ayahnya.

"Paman Sam, berhenti memikirkan yang tidak penting! Cepat tutup pintunya dan pergi ke kantor ayah. Jika perlu hubungi ayah untuk kembali ke mansion." Pengawal Seung hanya bisa diam terpaku. Mendengar kata-kata dari Tuan kecilnya, yang begitu dingin dan tegas. Bukan hal baru untuknya, namun kali ini ia benar-benar terkejut dengan sikap Tuan muda.

Seung adalah anak yang memiliki kecerdasan yang di atas rata-rata, meskipun usianya baru menginjak empat tahun. Namun tidak bisa di pandang remeh.

Seung memperhatikan Aera dengan pandangan sendu tanpa segan Seung meminta Aera untuk memeluknya. tanpa menolak permintaan Seung. Aera mengangkat Seung dan mendudukkan di atas pangkuannya. Dengan lembut Aera memeluknya hingga Seung terlelap.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Sopir yang diam-diam menghubungi Myung, jika tuan mudanya kembali ke mansion dengan membawa seorang wanita. Terdengar suara Myung yang terkejut, tetapi Sam telah menjelaskan apa yang terjadi pada Seung. Sam berapa kali menoleh ke arah Aera yang dengan lembut membelai rambut Seung yang terlelap dalam pelukannya.

Tidak berapa lama mobil mewah yang membawa Aera dan Seung memasuki halaman mansion, yang mewah milik Seung.

Seung yang tertidur terbangun saat mobil berhenti di halaman mansion. Bergegas Seung keluar dari mobil di ikuti dengan Aera, tangan Seung tidak lepas dari genggaman tangan Aera. Dia takut jika melepaskan tangannya dari Aera, maka dia akan di tinggal.

Sesampainya di dalam terlihat Myung menuruni anak tangga, pandangan matanya menatap tajam Aera.

Bagaimana putranya membawa wanita asing bahkan Seung menggandeng tangan wanita itu dengan posesif.

"Saung siapa wanita yang bersamamu?!" tanya Myung dengan suara tegasnya.

"Dialah Bibi yang aku cari itu. Ayah, tidak perlu mencarinya. Dan satu lagi jangan ada yang mengusirnya!"

A Young yang mendengar jika Seung membawa wanita asing segera kembali ke mansion. Benar yang di katakan orang kepercayaannya yang menjadi pelayan di mansion Myung.

"Seung, siapa wanita itu? Tunggu sepertinya aku pernah melihatnya?" tanya A Young, yang tiba di mansion. Mendengar perdebatan antara Seung dan Myung terdengar jelas di telinganya.

A Young berfikir dengan keras dimana dia melihatnya, kembali menatap tajam Aera yang masih menggenggam tangan Seung.

"Aku ingat sekarang, kamu adalah pelayan restoran yang berada di kota J? Benar bukan?" A Young, menelusuri pakaian Aera yang sederhana. Tapi wajahnya yang cantik membuatnya sedikit risih, terlebih pemandangan di depan matanya membuat hatinya memanas.

"Mau apa kamu disini? Atau jangan-jangan kamu membututi kami iya, kan? Jawab!!"

Aera menghela napasnya mendengar tuduhan wanita di depannya.

"Maaf, sepertinya anda salah paham. Saya kemari hanya ingin.."

"Bohong! Bagaimana bisa kamu bertemu dengan putraku? Jika tidak di rencanakan olehmu. Oh, aku tahu sekarang, kamu hanya menginginkan

uangnya bukan? Oke, akan aku siapkan untukmu, tapi setelah itu cepat tinggalkan Mansion ini!"

A Young berusaha untuk mengusir Aera. Ia merogoh tasnya untuk mengeluarkan cek kosong, namun suara dingin Seung membuat dirinya berhenti.

"Cukup, Bibi! Aku bukan anakmu. Dan aku tidak suka jika Bibi Young berbuat kasar pada Bibiku!" Seung berdiri di depan Aera untuk melindunginya, dari amukan Myung dan A Young.

"Apa yang sudah kamu lakukan pada putraku? Sampai dia berbuat seperti ini padaku? Sekarang, pergilah dari sini jika tidak. Aku pastikan pengawal yang akan mengusir mu dengan kasar. Aku yakin jika kamu mengikuti kami sampai ke sini, kalau tidak bagaimana kamu bertemu dengan anakku. Sekarang, keluar atau ayah dari putraku yang akan mengusir mu!"

A Young kembali berteriak di depan Aera. Myung hanya memperhatikan Aera yang sejak tadi terdiam, walau ia tahu jika ada hal yang ingin di katakanya.

"Maaf saya tidak mengikuti kalian, dan tujuan saya kesini hanya mengantar anak kecil ini. Kami tidak sengaja bertemu di taman yang berada di kota. Maaf jika kedatangan saya membuat kegaduhan, permisi." Aera keluar dari mansion milik Myung, namun Seung mengejarnya.

"Jangan pergi Bibi. Tetaplah disini bersamaku, aku tidak ingin berpisah dengan Bibi,"

rengek Seung pada Aera. Berbalik dan menjajarkan posisi tubuhnya di depan Seung.

"Sayang, Bibi harus pergi. Kita bisa bertemu, kapanpun Seung mau."

Aera berusaha untuk membujuk Seung, agar tidak menghalangi langkahnya. Tatapan mematikan dari Myung, membuat tubuh Aera bergetar. Aera berusaha untuk tetap tenang, meski dalam hatinya merasakan ketakutan.

"Tidak Bibi! Bibi tidak akan pergi kemanapun. Bibi akan tetep berada disini,"

Seung meninggikan suaranya dan menahan pergelangan tangan Aera.

"Saung sayang, Bibi berjanji kita akan bertemu kembali. Jika perlu Bibi akan berkunjung kesini untuk menemui Seung, bagaimana?"

"Tidak! Bibi tetap disini. Mulai hari ini Bibi adalah pengasuhku! tidak ada yang bisa memecat Bibi, selain aku!"

Semua orang yang berada di ruang tamu, terkejut atas apa yang di lakukan Seung. Tidak ada yang menyangka jika anak berusia empat tahun, bisa mengucapkan kata-kata dengan sangat tegas. Myung di buat diam atas ucapan putra kesayangannya.

Kini semua memandang ke arah Myung. Dengan perasaan takut.

'Seperti apa wanita yang mengandung kamu Seung, kenapa sifat mu sekeras ini,' menyadari semua menundukkan kepalanya. Myung kembali menatap tajam Aera yang berusaha untuk membujuk Seung. Untuk pertama kalinya, putranya memilih sendiri dan untuk pertama kalinya putranya posesif terhadap orang asing. Myung yang menyadari ada ketulusan dari wanita yang baru di kenal oleh putranya.

Setelah berfikir sesaat Myung menganggukkan kepala. Semua pelayan dan sopir pribadi Seung sangat bergembira. tetapi mereka begitu heran dengan sikap Seung yang tiba-tiba berubah manja terhadap wanita asing. Mereka mengenal sosok Seung yang sangat sulit untuk di dekati.

"Baiklah dia akan bekerja disini. Tapi ingat, jangan berbuat macam-macam pada putraku."

"Ayah dia Bibiku, ayah tidak sepantasnya bicara seperti itu!!" Myung menghela napasnya, melihat sikap Seung yang tidak pernah manja terhadap siapapun termasuk dirinya.

"Lakukan, apa yang kau sukai Seung."

Setelah mengatakan Myung kembali ke ruang kerjanya. Di ikuti oleh Asisten pribadinya.

"Yong Jin cari tau wanita itu, kenapa dia bisa berada di sini? Bukankah kalian tidak menemukan identitasnya? Apa motifnya dia ada di sini? Apa benar dia mengikuti putraku, maka tugas mu untuk menyeretnya ke jeruji besi."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status