Share

bab 5

Penulis: Adaha Kena
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-13 12:45:28

"Kamu bisa meminta apa saja. Bagaimana? mau mengajariku?" Tanya kembali menawarkan.

Dia memberi senyum terbaiknya, berharap laki-laki itu luluh. Tidak lupa gadis itu juga menambahkan ekspresi penuh harap.

"Baiklah. Kalau begitu aku minta ...." Lelaki itu menggantungkan kata-katanya. Matanya menjalar dengan niat tak terdefinisi.

Tanya melayangkan sorot tajam saat menyadari apa yang di inginkan lelaki di depannya. Dia membuat gerakan mempertahankan diri.

"Bermimpilah! Dasar mesum!"

"Kalau begitu bermimpi lah juga untuk aku ajari."

"Kau ...." Mulut Tanya langsung sulit digerakkan. Di depannya benar-benar lelaki jahat yang memanfaatkan keadaan.

"Pasti ada kan yang kamu mau selain hal-hal melanggar aturan itu?"

"Aku ini dewa yang bisa melakukan apa saja. Jadi, tidak ada yang aku inginkan selain hal tersebut. Lagipula aku meminta dengan cara yang benar."

"Dari sisi mana ini disebut benar? kau orang jahat yang memanfaatkan keadaan." Tanya tidak mungkin mengabulkan permintaan orang ini. Dia adalah tipe orang yang mengerti akan sebuah norma. "Kamu orang mesum yang handal mendongeng. Tidak mungkin seorang dewa memiliki perilaku tercela sepertimu," bantah Tanya dengan kesal.

"Terserah, aku akan tidur sekarang, saat kamu keluar hutan seharusnya tidak sulit untuk menemukan orang yang bisa mengajarimu."

Lelaki itu merebahkan dirinya di samping api unggun. di sana cukup nyaman karena dia berbaring di hamparan rumpun yang diberi sedikit jemari.

Tanya merebahkan dirinya juga. Mereka dipisahkan oleh api unggun yang menghangatkan. Sambil menatap ke langit tanpa bintang, dia mencari solusi dari pikirannya yang buntu. Kalau ada orang yang bisa mengajarinya beladiri di luar sana. itu sudah pasti Tanya temukan sejak lama.

Meski tidak ada jaminan orang mesum itu bisa mengajarinya. Tapi yang pasti dia memiliki kekuatan yang mengerikan. Kekuatan yang mungkin lebih hebat ketimbang ayahnya; Robert Quinn.

"Aku rasa hutan ini sama menyedihkannya denganku. Bintang tidak akan pernah bisa terlihat dari sini."

Hutan malapetaka adalah kawasan yang terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama merupakan inti atau pusat wilayah paling berbahaya yang berupa gunung es. Bagian kedua adalah sebuah hutan mati yang mencakup radius 15 kilometer dari gunung es. Dan yang terakhir, bagian terluar, bagian ini adalah kawasan hutan lebat. Di kawasan ini terdapat banyak kehidupan seperti binatang buas dan pohon-pohon kecil maupun besar. Hal yang patut diwaspadai dari kawasan ini adalah monster abnormal yang sering mengamuk.

Selama ribuan tahun hutan malapetaka dirotasi oleh awan gelap. Sehingga, dalam keadaan siang sekalipun cahaya sukar untuk masuk. Hal itu juga yang membuat benda langit tidak bisa dilihat dari kawasan hutan tersebut.

"Padahal sebelumnya aku dapat tidur dengan nyenyak. Biasanya ibuku membawakan segelas susu yang harus diminum lalu mencium keningku ketika aku berhasil menghabiskannya. Aku tidak percaya bisa terjebak di sini dan menghabiskan malam dengan orang jahat lagi mesum."

Tanya hanya bisa tersenyum masam. kehidupan yang sebelumnya sangat nyaman berubah suram semudah membalikkan telapak tangan.

"Bisakah kamu diam? Aku tidak bisa tidur mendengar cerita sedihmu itu!" tegur dia tanpa membuka mata.

"Setidaknya kamu kasihan padaku. Tidakkah kamu punya hati yang bisa dipakai untuk itu?"

"Pada akhirnya manusia memang berjuang dan mengandalkan dirinya sendiri. Mendapat beberapa teman atau dianugerahi keluarga yang baik. Itu artinya kamu memang akan selalu bersinggungan dengan kehilangan."

"Kata-kata itu cukup keren dan bijak. Tapi tidak cukup untukku bisa memaklumi kesedihan." Tanya tersenyum nanar, wajahnya dipenuhi oleh kesedihan tanpa air mata. "Tapi tenang saja. Aku cukup kuat untuk menahan tangis kesedihan," terusnya.

Lelaki itu membuka matanya dan mengernyit heran. "Bukannya sebelumnya kamu menangis?"

"Itu karena kamu menakutiku!" jawab Tanya kesal.

"Kekuatan yang aku lepas hanya sedikit dan kamu sudah menangis. Bagaimana jika aku melepas semuanya?"

"Sedikit? Apa kau memang sekuat itu?"

Kekuatan yang Tanya rasakan sebelumnya saja sudah membuatnya ketakutan setengah mati. Bagaimana jika yang lelaki kata itu benar? mungkin dia akan mati hanya dengan melepas auranya saja.

"Tentu saja. Kalau aku ingin, aku bisa saja mendikte dunia dan menguasainya dengan mudah," jawabnya dengan bangga.

"Kalau kamu memang dewa. Siapa namamu dan apa tugasmu sebagai dewa? Apa para dewa yang menciptakan dunia?" Tanya menghujaninya pertanyaan tanpa berpikir panjang. "Dan yang terakhir. Apa para dewa adalah kumpulan orang-orang mesum?" ucapnya kemudian.

Lelaki itu terdiam, mulutnya sedikit berkedut.

"Aku dewa yang baru saja dilahirkan. Tugasku menghabisi semua monster di dunia ini agar umat manusia tidak lagi memiliki ancaman yang berarti. Soal nama aku belum memikirkannya."

"Tidak mempunyai nama? Lalu bagaimana aku memanggilmu? haruskah aku memanggilmu dewa mesum?"

"Baiklah, aku akan membuatnya sekarang. Kau tahu? Sang penghancur sepertinya cocok untukku. Aku akan memberi opsi lain, tolong pilih yang lebih bagus, " pintanya lalu mencubit dagu sembari bergumam. "Sang Penghancur atau Raja Para Manusia?"

"Itu dua nama yang sangat payah!"

Tanya tidak habis pikir dewa itu lahir di jaman apa. Itu nama yang sangat kono dan terkesan mengarah ke suatu julukan.

"Bagaimana kalau Taring Naga?"

"Kalau ada acara pembagian otak. Lain kali tolong ikut mengantri supaya tidak bodoh seperti sekarang. Bagaimana bisa seseorang memanggilmu Taring Naga," ucap Tanya menghela napas.

"Aku tidak bodoh, ya! Hanya saja ... membuat nama bukan pekerjaan seorang dewa."

"Mau dewa atau bukan. Bodoh ya bodoh saja."

"Kalau begitu nama apa yang bagus wahai putri yang cantik dan pintar sedunia."

Sebuah ide terpikirkan di kepala, Tanya langsung saja menawarkan, "Aku akan memberimu nama yang sangat bagus. Tapi, sebagai imbalan kamu harus mengajariku caranya bertarung!"

"Jika nama yang kamu berikan bagus, aku akan memikirkannya. Sebelum itu kamu juga harus memberi tahu berapa lama aku harus mengajarimu. Kalau terlalu lama aku tidak akan setuju sebagus apapun nama yang kamu berikan."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Siti Aziah
ingin tahu kesudahannya..bagus sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   Tamat

    13 tahun kemudianDi sebuah apartemen bertingkat. Seorang wanita bercelemek abu-abu meniyicipi makanan di wajan. Dia tersenyum ketika makanan itu dirasa enak untuk dihidangkan sebagai menu sarapan. Kemudian, gadis kecil berusia kisaran 5 tahun keluar dari kamar mandi. Tanpa sehelai benang dia berjalan mengetuk kamar kakaknya. "Kak Ares! Giliran Kakak!" teriaknya. Tanya jadi menghela napas melihat anak perempuannya. Bagaimana bisa dia berkeliaran tanpa mengenakan handuk selepas mandi. Apa tubuhnya kebal akan rasa dingin? "Aaron!" Tanya berteriak, pagi-pagi begini dia sudah kewalahan menghadapi dua buah hati mereka sendirian. "Alice, keringkan badanmu lalu kenalan pakaianmu. Habis itu panggil papamu," pintanya. Gadis kecil itu menangguk. Setelah keluar dari kamarnya, dia memang mengenakan seragam tk-nya namun belum dikancing. Di tangannya menenteng rumpi biru ketika menuju kamar ayahnya. Ketika kembali, gadis itu sudah rapi dengan dasi dan pita di kepala. Di sampingnya ada seseorang

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 144

    Flashback ... setelah pertempuran di markas pembunuh ....Cotan mengatakan, jika Aaron ingin mengetahui siapa identitas dirinya, maka dia harus bertanya kepada Ares. Setelah menyelesaikan pertarungan dengan pimpinan pembunuh Aaron benar-benar menanyakan perihal tersebut. Dia bertanya siapa sebenarnya Ares dan apakah dia mengetahui sesuatu tentang apa itu Silva. "Akan aku jelaskan secara sederhana. Sepuluh klan saat ini adalah keluarga bangsawan seribu tahun lalu. Kau seorang Silva, seorang yang seharusnya bertakhta sebagai Kaisar dan berhak memerintah mereka dan dunia.""Bagaimana aku harus mempercayai jawabanmu?" tanya Aaron."Aku tidak begitu peduli soal kepercayaanmu. Kau bertanya siapa dirimu ... dan aku menjawabnya. Aku tidak memiliki bukti selain fakta kau mempunyai elemen api. Tentang siapa aku. Kalau jawabannya aku adalah leluhurmu. Apa kau tidak akan percaya juga?""Sudah jelas, kan? Akan terlalu konyol jika kau mengaku sebagai leluhurku. Lagian elemenmu adalah es."Ares tert

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 143

    PoV Tanya QuinnBeberapa bulan setelah perang berlalu... Tiada siapapun yang dapat menghentikan waktu. Ia terus melukis takdir meski beberapa manusia sepertiku enggan mengizinkannya. Dunia yang damai telah tercipta selayaknya keinginan Ares setelah mengorbankan diri. Dan, aku aman serta tetap hidup seperti harapan Ares dan kedua orang tuaku. Tanpa sadar masa-masa bersama mereka kian menjauh setiap detiknya. Sebenarnya banyak hal baik yang terjadi setelah perang berakhir. Mulai dari senyum abadi Kalista usai pernikahannya dengan Gilbert, invasi hutan yang lebih mudah, Imelda yang menemukan cintanya, hingga hal-hal kecil lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Aku sama sekali tidak membenci keadaan ini, sungguh. Senyum setiap orang semakin mudah diciptakan dan itu juga membuatku senang. Tidak ada lagi hal mengkhawatirkan yang mungkin dapat menyebabkan senyum mereka hilang. Manusia benar-benar berada di puncak kelegaan. Namun, sepertinya ada yang kurang dalam diriku. Ketakutan yang

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 142

    Pertarungan dasyat di belakang bukit berhenti menggetarkan medan perang. Monster abnormal yang sebelumnya mengarah ke kota Seal berhamburan ke sembarang arah. Sedangkan monster yang dapat berubah wujud sudah dikalahkan semua. Itu semua berkat strategi Gilbert yang luar biasa. Gilbert menghela napas legas karena Ares, Tanya, dan Aaron telah berhasil mengalahkan ratu monster. Dengan begitu perang telah usai, monster yang kehilangan pemimpin mereka kehilangan persatuan mereka. Terutama monster abnormal yang tidak dapat berpikir. "Istirahat!" tegas Kalista pada Gilbert yang berusaha tidak goyah. "Aku ingin tidur," jawab Gilbert memeluk Kalista. Membuat gadis itu menahan senyum. "Tidurlah, aku akan menjagamu."Kemudian beberapa pemimpin klan berkumpul. Di antaranya ada Alex Kairi dan Jivalov Finley. Kalista agak canggung dengan keadaan dirinya dan Gilbert. Apalagi setelah Aiden Quinn menghampiri. "Apa ada hal buruk yang terjadi pada Gilbert?" tanya Aiden Quinn. Kalista sedikit menund

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 141

    Wajah Ares sama persis seperti Robert ketika meninggal Tanya di bibir hutan malapetaka. Tanya merasa hatinya sangat tidak enak terasa, tetapi dia sudah mencapai batas. Tidak mungkin baginya untuk berusaha mengejar Ares yang kembali melanjutkan pertarungan. Pandangannya kian memudar dan dia merasa tidak akan bertahan di langit. "A—aron? Kau tidak apa-apa?" Tanya bertanya dengan wajah yang khawatir namun lemah. Kepala Aaron dialiri banyak darah. Sorot matanya redup tetapi senyum menampik kelegaan. Dia memeluk Tanya, sayap di punggungnya tidak lagi dapat dipertahankan. Sama seperti Tanya, remaja tersebut sudah mencapai batasnya. Kemudian dia memposisikan tubuhnya di bawah Tanya ketika mereka jatuh. Saat membentur tanah. Aaron sepenuhnya kehilangan kesadaran karena benturan yang keras. Tetapi dia sempat tersenyum karena berhasil melindungi Tanya yang berada di pelukannya saat jatuh. Untuk terakhir kali, dia senang berada di samping gadis itu. "Dia melindungiku?" Tanya berusaha mencapa

  • Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran   bab 140

    "Seni api, Inferno Dragon!" seru Aaron. Naga lava api putih berkaki empat dengan sayap membentang mengejar Akira. Menyemburkan api sepanjang pergerakan yang menghanguskan semua target. Dari awan turun air bertekanan besar, memotong sayap naga tersebut hingga jatuh. Domain Tanya muncul di ujung perpindahan Akira dan menurunkan petir hitam. Akira terbang lebih tinggi setelah terkena serangan itu, namun tubuhnya dapat kembali pulih. Aaron menyerang bersamaan dengan Tanya. Pertarungan tiga orang di langit layaknya meteor berekor. Dua di antaranya sedangan mengapit satu target.Domain Tanya mengurangi kecepatan musuh sekaligus menambah kecepatannya. Sulit dipercaya Akira tetap bergerak lebih cepat dalam keadaan tersebut. Tanya menggertakkan gigi sebab beberapa moment dia masih bergantung pada perlindungan Aaron. Pedang Tanya mengeluarkan cahaya hijau yang menjalar-jalar. Akira memotong serangan Tanya yang datang dengan gerakan memutar. Ketika Aaron hendak melayangkan tebasan tiba-tiba,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status