Share

Bab 2. Pelakor tak tahu diri.

Luna membuang muka. Berdebat dengan madunya ternyata tak mudah. Walau wajah Kaila nampak begitu teduh terlihat seperti perempuan lemah lembut ternyata perempuan itu ternyata bisa melontarkan kata-kata pedas menohok hati.

"Karena perempuan pelakor seperti kamu ini, nih! Banyak pasangan yang sudah menikah rumah tangganya hancur," Imbuh Kaila lgi.

"Diam kamu!" Bentak Luna pada Kaila.

"Kamu yang diam! Ini rumahku! Aku yang mempunyai hak penuh di rumah ini. Kalau kamu nggak terima ucapanku, silahkan keluar dari sini!" Balas Kaila tak kalah membentak.

"Oke!" Jawab Luna mantap. "Aku akan keluar dari rumah ini! Tapi aku nggak akan pergi sendiri. Mas Dika akan tinggal bersamaku dan nggak bakal aku izinin untuk datang kesini lagi. Biarin aja kamu kelaparan dan nggak punya uang karena nggak di nafkahi sama suami," ancam Luna dengan senyum miring di bibirnya.

"Siapa takut!" Balas Kaila. "Kalau begitu cepat keluar dari sini!"

"Ayo, Mas kita pergi aja dari sini. Aku juga nggak sudi tinggal satu atap sama perempuan kayak dia." Kata Luna pada Andika. "Pantesan aja suami kamu selingkuh, orang kamunya nggak ada sopan santunnya sama sekali. Tidak punya tata krama, bermulut pedas. Jangan nangis ya nanti kalau di tinggal sendirian. Aduh! kasihan deh," cibirnya lagi.

"Kaila! Luna! Sudah cukup!" Teriak Andika menengahi pertengakaran antara istri pertamanya dan istri keduanya. "Dan, kamu Kai!" Tunjuknya mengarah pada sang istri pertama. "Tolong Kamu bersedia dan berlapang dada menerima kehadilan Luna di rumah ini!"

"Tidak akan! sampai mati pun aku tidak mau. Aku tidak sudi menerima dia di sini! sekarang juga Keluar kalian berdua dari rumah ini." Tegas Kaila.

"Awas aja kamu, ya! Keluar dari sini aku akan suruh Mas Dika buat jual rumah ini biar kamu jadi gembel sekalian," ancam Luna dengan gigi bergemelatuk.

Kaila hanya tersenyum menanggapi ancaman adik madunya itu dengan senyuman sinis. "Silahkan saja, kalau memang Mas Dika bisa! Memangnya kamu bisa jual rumah ini, Mas?" Tanya Kaila pada Andika.

Andika hanya bisa tertunduk dan terdiam. Luna tampak nengernyit kebingungan, dia tidak mengerti apa maksud dari perkataan dari Kakak madunya itu. Kenapa Kaila malah bertanya seperti itu pada suaminya? begitulah kira-kira pertanyaan yang ada di kepala Luna.

"Beritahu fakta yang sebenarnya pada perempuan ini, Mas! Siapa pemilik sah rumah ini? Siapa pemilik perusahaan tempat kamu bekerja, siapa yang sudah memberi kamu jabatan Direktur dan dari mana sumber kekayaan kamu selama ini berasal! Aku tidak mau di anggap menumpang hidup sama kamu. Dan satu lagi, jangan lupa beritahu dia siapa kamu sebenarnya dan seperti apa kehidupan kamu sebelum menikah denganku! biar istri baru kamu itu tahu, siapa sebanarnya suami yang dia bangga-banggakan itu. Jangan sampai nanti menyesal kalau sudah tahu semuanya!"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Kaila berlalu dan meninggalkan mereka menuju kamarnya. Di kumpulkan semua aset berharga milik orang tuanya, mulai dari sertifikat rumah, villa, dan perhiasan-perhiasan miliknya. Kaila tak ingin jika Luna menghasut Andika dan memintanya untuk mengambil harta dan perhiasan miliknya setelah mengetahui fakta yang sebenarnya bahwa sumber kekayaan Andika selama ini adalah milik Kaila. Lebih baik Kaila mengamankannya lebih dahulu sebelum itu terjadi.

Kaila berencana menyimpan semua barang berharganya tersebut ke Bank. Jika masih di simpan di dalam rumah sudah di pastikan Andika akan nekat dan mengacak semua isi rumah untuk mencarinya. Semua BPKB kendaraan pun tak luput Kaila amankan. Perempuan itu ingin sang suami keluar dari rumahnya tanpa membawa barang berharaga apapun sama seperti dahulu saat Andika pertama kali datang. Dahulu Laki-laki itu hanya membawa satu unit sepeda motor Honda Mio J keluaran tahun 2012 itu pun sudah di jual oleh Andika dan di tukar dengan mobil Alphard keluaran terbaru, bahkan kini dia memiliki satu mobil lamborgini dan motor Kawasaki Ninja ZX yang terparkir di dalam garasi mereka. Semua itu Andika beli dari uang yang ia dapat dari perusahaan milik orang tua Kaila.

"Apa kurangnya aku selama menjadi istri kamu, Mas? Aku bahkan rela memberikan jabatan ku sebagai direktur padamu. Aku juga rela meninggalkan dunia karirku hanya untuk mengabdikan diriku padamu. Tapi, inikah balasannya?"

Tak terasa, air mata Kaila kembali menetes. Ia membaringkan tubuhnya yang terasa lelah diatas penbaringan sambil memeluk foto kedua orang tuanya yang menjadi pengobat rindu selama ini.

"Ma, Pa kenapa Mas Dika tega nyakitin Kaila seperti ini?" Lirihnya.

*

"Aku minta maaf, Mas! Gara-gara aku Mbak Kaila jadi salah paham dan marah sama kamu." Ujar Luna berpura-pura sedih saat dia dan Andika sudah di dalam kamar tamu.

Andika meraih bahu sang istri dan menatapanya dengan lekat.

"Kamu nggak perlu minta maaf, Sayang. Tidak ada yang perlu di maafkan, memang sudah waktunya Kaila tahu tentang kamu dan calon anak kita." Ucap Andika menenangkan Luna yang merasa bersalah karena kehadirannya.

"Aku takut, Mas! Bagaimana kalau Mba Kaila nggak bisa menerima hubungan kita? Aku nggak mau gara-gara kehadiranku dan anak ini kalian bertengkar dan sampai bercerai, Mas." Seru Luna merasa bersalah sambil mengelus perutnya yang mulai membuncit.

"Sudahlah, kamu jangan berpikir yang macam-macam. Fokus saja pada kehamilan kamu," ujar Andika sambil meraih tangan Luna dan menciumnya dengan lembut.

Andika merebahkan tubuhkan di kasur, rasanya hari jauh melelahkan dari pada biasanya. Perkataan Luna barusan sedikit mengusik pikiran Andika, bagaimana jika Luna benar-benar tidak menerima pernikahannya dengan Luna dan meminta cerai darinya? Apa yang harus dia lakukan jika itu terjadi. Andika tak mau dan tak rela jika harus bercerai dari Kaila, itu sama saja dia akan kehilangan semuanya, jabatan, kehidupan mewah dan popularitasnya sebagai laki-laki muda yang sukses kaya raya.

"Mas,..." panggil Luna.

Andika tak menyahut, laki-laki itu masih berkelut dengan pikirannya.

"Mas Dika," panggil Luna sekali lagi.

"Hm,.. ada apa?"

"Kalau seandainya Mbak Kaila meminta kamu untuk memilih antara aku dan dia, kamu pilih siapa, Mas?" Tanya Luna was-was.

"Sudahku bilang, jangan berfikir yang tidak-tidak!" Sahut Andika.

"Aku cuma bilang, kalau seandainya Mbak Kaila meminta kamu untuk memilih tolong kamu lepaskan saja aku! Hiduplah bahagia dengan Mbak Kaila, aku akan membesarkan anak kita dengan baik seorang diri."

Andika bangkit dari tidurnya, ia lalu meraih tangan Luna lalu menarik kedalam pelukannya. Di elusnya dengan lembut pucuk kepala Luna dan ia kecup berkali-kali.

"Mas tidak akan pernah melepaskan kamu, Lun! Kamu tahu kenapa? Karena di sini ada anak kita, darah dagingku." Tunjuk Andika pada perut Luna. "Kalau nanti aku di minta untuk memilih, Mas pasti akan memilih kamu dan melepaskan Kaila. Kamu sudah bersedia mengandung keturunan Mas, sedangkan Kaila? Dia tak mau hamil, katanya takut jika hamil badannya akan melar dan muncul Stretch mark. Dia juga takut setres jika mempunyai anak. "Jelas Andika mengada-ada. Pasalnya dirinyalah yang belum siap memiliki anak dengan Kaila, dia tak ingin repot mengurus anak dan masih ingin bebas bepergian tampa ada beban fikiran yang mengganggu. "Tapi kamu tenang saja, Kaila tidak akan berani meminta cerai. Kamu ingat! Mas pernah bilang Kaila itu sudah tidak punya orang tua lagi, orang tuanya sudah meninggal. Mau kemana dia kalau bercerai dariku, iya kan?" Imbuhnya lagi sambil tersenyum sinis.

Luna tersenyum. "Terima kasih ya, Mas! Kamu sudah mau bertanggung jawab sama aku dan calon anak kita." Membalas pelukan sang suami dengan erat.

"Sama-sama sayang! Mas cinta sama kamu, jadi sudah seharusnya bertanggung jawab atas kamu dan anak kita." Jawab Andika sembari mengecup kening Luna.

Luna tersenyum licik. Sebentar lagi niatnya untuk menjadi Nyonya dan menguasai harta Andika akan terlaksana. Dia akan menjadi perempuan yang sangat beruntung dan istimewa sedangkan Kaila akan tersiksa pelan-pelan tanpa bisa berbuat apa-apa. Luna tak akan bisa hidup tanpa Andika, sedangkan Andika tak akan bisa hidup tanpa dirinya. Pikir Luna.

bersambung!

teman-teman mohon dukungannya untuk karyaku ya, like komen dan Vote seikhlasnya. terima kasih!

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kaya Marya
cerita yang bagus!
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status