Share

Pengorbanan Demi Suamiku
Pengorbanan Demi Suamiku
Penulis: Esther

Bab 1

Penulis: Esther
Demi masa depannya, suamiku menyuruhku bekerja sebagai pengasuh di rumah atasannya.

Awalnya aku sangat enggan, tapi suamiku memohon berkali-kali, bilang bahwa jika aku bersedia, jalan untuk kenaikan jabatan dan gajinya akan mulus.

“Lagipula ASI-mu juga berlebih setiap hari, anak kita juga nggak habis. Lebih baik kamu cari penghasilan tambahan!”

Suamiku selalu sangat baik padaku, aku tak ingin membuatnya sulit.

Dan yang dia bilang benar juga.

Kudengar atasannya, Edy adalah pria yang bermoral, jadi seharusnya tidak ada masalah.

Setelah dipikir-pikir, aku pun tak jadi mengucapkan kata penolakannya.

Sore harinya, suamiku membawaku ke rumah Edy.

Begitu membuka pintu dan melihatku, mata Edy langsung berbinar.

“Akhirnya kamu mau datang juga, anakku sedang kelaparan.”

Pada saat yang sama, tangisan bayi yang melengking bergema di ruang tamu. Seketika, naluri keibuanku muncul. Tanpa berpikir panjang, aku langsung menggendong bayi itu dan mulai menyusui.

Agar lebih mudah, aku tidak memakai bra, melainkan hanya mengenakan daster dengan kerah lebar. Daster yang lembut menonjolkan lekuk tubuhku dan bagian ujung dadaku sedikit basah.

Aku menggendong bayi, lalu dengan tangan satunya menarik turun kerah dasterku, mengeluarkan satu bagian dadaku yang lembut dan mendekatkannya ke mulut si kecil.

Bayi itu langsung tenang setelah minum ASI. Melihat wajah kecilnya yang bahagia, hatiku juga terasa hangat.

“Bluk.”

Terdengar suara menelan ludah, aku terkejut dan segera menoleh ke belakang.

Ternyata Edy berdiri di belakangku entah sejak kapan dan suamiku sudah pergi. Sekarang hanya tersisa kami berdua di rumah ini.

Dan sekarang, Edy sedang menatap dadaku dengan tatapan penuh hasrat yang hampir meluap.

“Mey, ASI-mu benar-benar banyak sekali, melihat anakku minum dengan begitu puas, aku sangat senang.”

Wajahku agak memerah karena malu. Aku dengan canggung menutupi dadaku yang terbuka. Bagian itu sedikit memerah karena ulah si kecil.

Selain suamiku, ini pertama kalinya ada pria lain yang menatap tubuhku seperti ini.

“Pak Edy, ada ruangan khusus untuk menyusui? Biar aku menyusui di sana saja, biar… nggak mengganggumu juga.”

“Nggak apa-apa, nggak mengganggu sama sekali.”

Edy tersenyum sambil terus melambaikan tangan, lalu mulai menjelaskan,

“Begini, sebelumnya aku juga pernah mencari pengasuh, tapi ASI-nya nggak cukup untuk anak keduaku. Anakku hampir sakit karena kelaparan. Jadi sekarang, aku baru bisa merasa tenang kalau melihat proses menyusui secara langsung.”

“Tenang saja, kamu melakukannya dengan sangat baik. Tapi, untuk memastikan kelanjutannya, aku harus mengawasinya sendiri. Kamu nggak keberatan, ‘kan?”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 7

    Melihat tubuh pria itu yang hampir telanjang, jantungku berdebar kencang.Aku langsung menyadari apa yang mau dia lakukan.Aku buru-buru menatap Siska untuk meminta bantuan, tapi dia bersikap acuh tak acuh. Dia tampak berbeda total dengan wanita lemah lembut di kafe siang tadi.Siska dengan cekatan memasang kamera video mengarah ke ranjang besar.Kemudian dia mengangkat alisnya, melemparkan tatapan penuh kebencian padaku.“Jangan-jangan kamu benaran mengira aku menganggapmu sahabat?”“Edy itu suamiku, aku itu wanitanya. Tentu saja aku harus memikirkan segala sesuatu demi dia.”“Apalagi posisi Edy begitu penting di perusahaan, bisa menghasilkan begitu banyak uang, emangnya kenapa kalau dia bermain-main dengan beberapa wanita?”“Selama posisiku sebagai istri sah tak tergoyahkan, sebanyak apapun simpanannya di luar, aku juga bersedia!”“Tapi kalau ada yang mau mencelakakan suamiku, aku orang pertama yang akan melawan!”“Bukannya kamu merekam diam-diam? Aku akan merekam video memalukanmu!

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 6

    Aku membawa Siska ke sebuah kafe dan langsung memutar rekaman suara itu.Mendengar isi rekaman itu, kepalan tangan Siska semakin mengencang. Wajahnya yang cantik dipenuhi amarah dan kesedihan.“Dasar bajingan, aku baru saja melahirkan anaknya, dia sudah mau mencari simpanan?!”“Terima kasih. Kalau nggak ada kamu, aku masih tertipu dengan citra suami baik yang dia tunjukkan sampai sekarang.”Aku menghela napas.Awalnya, aku tak ingin menjadi orang jahat yang merusak rumah tangga orang lain.Namun, Edy benar-benar bajingan.Sebagai wanita, aku juga harus berdiri untuk melindungi keluargaku sendiri.Sekarang aku sudah kasih tahu semua ini pada istri Edy dan aku juga punya bukti tindakan Edy yang mencurigakan di perusahaan.Aku yakin Edy tidak akan mencari masalah lagi dengan diriku dan suamiku.Siska menyeka air matanya, bilang ingin cerai dengan bajingan seperti Edy. Tapi, dia juga menangis tak punya pegangan uang.“Mey, aku sudah menganggapmu sahabat karena sudah mau memberitahuku masa

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 5

    Kalimat terakhir yang diucapkan Edy sangat lambat.Seolah ada maksud lain.Aku tidak menjawab dan segera pergi sambil menutupi tubuhku.Aku tahu apa yang dimaksud Edy. Aku bisa menghindarinya hari ini, tapi tak bisa menghindarinya di lain hari. Habislah riwayatku di sesi menyusui selanjutnya.Namun, jika aku tidak datang atau menolak, bagaimana dengan pekerjaan suamiku?Kenapa? Kenapa dia harus mengincarku?Aku melihat pantulan buah dada yang besar dan bulat di cermin, hatiku pun menjadi sedih. Di era kapan pun, suami yang tak punya kekuasaan dan uang, punya istri cantik itu hanya akan menjadi bencana.Namun, aku benar-benar tak boleh mengkhianati suamiku.Aku galau seharian penuh di rumah. Akhirnya, saat suamiku pulang, aku pun mencari alasan untuk bilang tidak mau pergi menyusui lagi.Namun, belum sempat aku berbicara, suamiku langsung menciumku begitu pulang.Matanya tampak berbinar dan sangat senang.“Sayang, kamu tahu nggak? Pak Edy menaikkan gajiku! Naik dua juta!”“Dia bahkan me

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 4

    Napas Edy menjadi berat.“Pakai saja roti untuk menyerap airnya!”Aku menggigit bibirku, hendak menarik risleting celananya. Namun, cahaya yang masuk dari balkon membuatku reflek menutupi mata dengan tangan.Saat menuruni tangan, aku melihat cincin berlian berkilauan di jari.Itu cincin pernikahanku dengan suamiku. Suamiku….Hatiku langsung tersentak. Seolah-olah ada celah yang tiba-tiba terbuka di otakku yang sedang kacau dan hembusan angin dingin yang menyadarkan pun meniup masuk.Suamiku sedang berbicara di telepon, “Pakai roti? Sepertinya serapan roti itu nggak terlalu efektif. Sayang, lebih baik kamu cari handuk saja. Jangan sampai merusak celana Pak Edy.”Aku menunduk, melihat diriku dan Pak Edy yang tampak berkuasa.Astaga, apa yang sedang kulakukan?Menganggap suamiku orang bodoh dan selingkuh di depan matanya?Aku menggigit bibir bawahku dengan kuat, membiarkan rasa sakit membuatku lebih sadar.Setelah melihat dengan jelas tindakanku, aku pun buru-buru merapikan pakaianku da

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 3

    Edy menelan ludah dengan puas, lalu tanpa ragu mengusap ASI di sudut bibirnya, sama sekali tak merasa ada yang salah dengan tindakannya barusan.“Aku memperkerjakanmu sebagai pengasuh, jadi selama masa kerja ini, ASI-mu adalah milikku. Tentu saja barang yang kubeli dengan uang nggak boleh disia-siakan!”Kata-katanya… masuk akal juga.Namun….Ini memalukan sekali!Namun, tubuhku juga merasakan kenikmatannya.Tidak! Tidak boleh begini! Suamiku masih sedang menungguku di rumah.Tepat saat aku hendak berdiri untuk pergi, Edy langsung menelepon suamiku. Bagian dadaku masih terbuka dan karena gugup, ASI-ku kembali merembes keluar. Melihat itu, Pak Edy langsung sigap berjongkok di antara kedua kakiku dan menyambutnya dengan mulut.“Toni, saat memeras ASI tadi, istrimu merusak laptopku. Bagaimana menurutmu?”Sejak kapan aku merusak laptopnya?Aku ingin bicara untuk menjelaskan, tapi aku takut suamiku akan curiga mendengar suaraku sekarang. Jadi, aku hanya bisa menahan diri untuk tidak bicara.

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 2

    Alasan Edy sangat kuat.Aku sama sekali tak menemukan celah untuk membantah.Namun… ini benar-benar membuatku malu.Yang tak disangka, ternyata Edy bersikap sangat sopan. Mungkin karena peka dengan ketidaknyamananku, dia tak lagi menatapku, melainkan berbalik menuju dapur.Karena bayi sangat cepat laparnya, aku harus menunggu sebentar untuk sesi menyusui berikutnya.Setelah selesai menyusui sesi pertama, Edy keluar dan menuangkan segelas air untukku. Tatapan penuh agresinya kembali tertuju pada dadaku. “Mey, kamu benar-benar wanita yang baik. Berkorban begitu banyak untuk keluarga, bahkan bersedia menjadi pengasuh, begitu cantik pula. Aku benar-benar iri pada Toni.”Toni yang dimaksud Edy adalah suamiku, Tonio.Menghadapi pujian Edy, aku hanya bisa tersenyum sopan. Lalu dengan senyuman canggung menutupi kain yang basah di dadaku menggunakan lengan. “Terima kasih pujiannya, Pak Edy.”Untuk menutupi rasa canggung, aku minum air sedikit demi sedikit, menjilati tetesan air gelas yang men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status