Share

Bab 3

Penulis: Esther
Edy menelan ludah dengan puas, lalu tanpa ragu mengusap ASI di sudut bibirnya, sama sekali tak merasa ada yang salah dengan tindakannya barusan.

“Aku memperkerjakanmu sebagai pengasuh, jadi selama masa kerja ini, ASI-mu adalah milikku. Tentu saja barang yang kubeli dengan uang nggak boleh disia-siakan!”

Kata-katanya… masuk akal juga.

Namun….

Ini memalukan sekali!

Namun, tubuhku juga merasakan kenikmatannya.

Tidak! Tidak boleh begini! Suamiku masih sedang menungguku di rumah.

Tepat saat aku hendak berdiri untuk pergi, Edy langsung menelepon suamiku. Bagian dadaku masih terbuka dan karena gugup, ASI-ku kembali merembes keluar.

Melihat itu, Pak Edy langsung sigap berjongkok di antara kedua kakiku dan menyambutnya dengan mulut.

“Toni, saat memeras ASI tadi, istrimu merusak laptopku. Bagaimana menurutmu?”

Sejak kapan aku merusak laptopnya?

Aku ingin bicara untuk menjelaskan, tapi aku takut suamiku akan curiga mendengar suaraku sekarang. Jadi, aku hanya bisa menahan diri untuk tidak bicara.

Namun, ASI yang terus menetes deras sudah menunjukkan perasaanku saat ini.

Suamiku agak bingung dan menjawab dia akan ganti rugi.

Edy mendongak, melihat bibirku yang terkatup rapat dan mata sayuku, kemudian tertawa terbahak-bahak.

“Nggak masalah, Toni. Aku juga tahu kamu nggak mudah, nggak perlu diganti. Tapi, tetap saja laptopnya sudah rusak, bagaimana kalau istrimu kerja fisik di sini saja untuk menggantinya?”

Suamiku ragu sebentar, kemudian menyetujuinya.

“Boleh, Pak Edy. Kamu saja yang memutuskan.”

“Sayang, kamu bantu kerjakan pekerjaan apa pun yang ada di rumah Pak Edy, ya. Kalau nggak sanggup, telepon aku saja, biar aku datang membantumu.”

“Nggak… nggak perlu!”

Aku terkejut hingga dadaku tersentak dan langsung menolak.

Jika suamiku melihat penampilanku yang memalukan ini, semuanya akan sulit dijelaskan.

Edy tersenyum licik, kedua matanya terus menatap dadaku dan bagian bawah perutku.

Seolah yakin aku tak akan berani bicara, dia bahkan langsung melepaskan tali pinggangnya, membuka risletingnya dan bersandar di sofa dengan celana terbuka lebar.

Sambil menatapku lekat-lekat, dia menggenggam ponselnya dan berbicara,

“Aduh, aku nggak sengaja menumpahkan air ke celanaku. Toni, nggak masalah ‘kan kalau suruh istrimu ambil handuk untuk lap?”

Suamiku langsung menjawab,

“Nggak masalah! Tentu saja nggak masalah, Pak Edy. Sayang! Cepat bantu Pak Edy lap!”

Aku gemetar, seperti boneka tali, pelan-pelan berlutut di bawah kaki Pak Edy.

Saat ini, tubuhku terasa sangat panas. Di bawah rangsangan antara rasa terlarang dan moral, ASI-ku semakin mengalir deras, bahkan menetes banyak di celana Pak Edy.

Rasa gatal di perut bawahku terasa seperti digigit semut, benar-benar membuatku tak bisa berpikir. Aku hampir tak kuat berlutut, harus bersandar pada kaki Pak Edy agar tak gemetar.

Aku hanya tahu… aku tak boleh menyinggung atasan suamiku.

Selama masa ini, ASI-ku adalah milik Edy.

Tugas utamaku saat ini adalah membantu Edy mengeringkan area selangkangan celananya. Jika tidak, suamiku yang akan menderita.

Lutut Pak Edy terus bergesekan dengan dadaku. Aku mendongak dan bertatapan dengan matanya yang penuh ejekan.

Di balik telepon, suamiku terus mendesakku. Di bawah tekanannya, aku berlutut di antara kedua kaki Pak Edy, perlahan menarik dasterku ke bawah, dadaku kelihatan samar-samar.

Tubuhku memiring ke arah tali pinggangnya, rambutku seperti menyentuh area terlarang. Aku pun merasakan napas Pak Edy yang menjadi berat.

Tangan mungilku yang gemetar menyentuh tali pinggangnya, wajahku sudah memerah.

“Pak Edy, pakai apa aku mengelapnya?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 7

    Melihat tubuh pria itu yang hampir telanjang, jantungku berdebar kencang.Aku langsung menyadari apa yang mau dia lakukan.Aku buru-buru menatap Siska untuk meminta bantuan, tapi dia bersikap acuh tak acuh. Dia tampak berbeda total dengan wanita lemah lembut di kafe siang tadi.Siska dengan cekatan memasang kamera video mengarah ke ranjang besar.Kemudian dia mengangkat alisnya, melemparkan tatapan penuh kebencian padaku.“Jangan-jangan kamu benaran mengira aku menganggapmu sahabat?”“Edy itu suamiku, aku itu wanitanya. Tentu saja aku harus memikirkan segala sesuatu demi dia.”“Apalagi posisi Edy begitu penting di perusahaan, bisa menghasilkan begitu banyak uang, emangnya kenapa kalau dia bermain-main dengan beberapa wanita?”“Selama posisiku sebagai istri sah tak tergoyahkan, sebanyak apapun simpanannya di luar, aku juga bersedia!”“Tapi kalau ada yang mau mencelakakan suamiku, aku orang pertama yang akan melawan!”“Bukannya kamu merekam diam-diam? Aku akan merekam video memalukanmu!

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 6

    Aku membawa Siska ke sebuah kafe dan langsung memutar rekaman suara itu.Mendengar isi rekaman itu, kepalan tangan Siska semakin mengencang. Wajahnya yang cantik dipenuhi amarah dan kesedihan.“Dasar bajingan, aku baru saja melahirkan anaknya, dia sudah mau mencari simpanan?!”“Terima kasih. Kalau nggak ada kamu, aku masih tertipu dengan citra suami baik yang dia tunjukkan sampai sekarang.”Aku menghela napas.Awalnya, aku tak ingin menjadi orang jahat yang merusak rumah tangga orang lain.Namun, Edy benar-benar bajingan.Sebagai wanita, aku juga harus berdiri untuk melindungi keluargaku sendiri.Sekarang aku sudah kasih tahu semua ini pada istri Edy dan aku juga punya bukti tindakan Edy yang mencurigakan di perusahaan.Aku yakin Edy tidak akan mencari masalah lagi dengan diriku dan suamiku.Siska menyeka air matanya, bilang ingin cerai dengan bajingan seperti Edy. Tapi, dia juga menangis tak punya pegangan uang.“Mey, aku sudah menganggapmu sahabat karena sudah mau memberitahuku masa

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 5

    Kalimat terakhir yang diucapkan Edy sangat lambat.Seolah ada maksud lain.Aku tidak menjawab dan segera pergi sambil menutupi tubuhku.Aku tahu apa yang dimaksud Edy. Aku bisa menghindarinya hari ini, tapi tak bisa menghindarinya di lain hari. Habislah riwayatku di sesi menyusui selanjutnya.Namun, jika aku tidak datang atau menolak, bagaimana dengan pekerjaan suamiku?Kenapa? Kenapa dia harus mengincarku?Aku melihat pantulan buah dada yang besar dan bulat di cermin, hatiku pun menjadi sedih. Di era kapan pun, suami yang tak punya kekuasaan dan uang, punya istri cantik itu hanya akan menjadi bencana.Namun, aku benar-benar tak boleh mengkhianati suamiku.Aku galau seharian penuh di rumah. Akhirnya, saat suamiku pulang, aku pun mencari alasan untuk bilang tidak mau pergi menyusui lagi.Namun, belum sempat aku berbicara, suamiku langsung menciumku begitu pulang.Matanya tampak berbinar dan sangat senang.“Sayang, kamu tahu nggak? Pak Edy menaikkan gajiku! Naik dua juta!”“Dia bahkan me

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 4

    Napas Edy menjadi berat.“Pakai saja roti untuk menyerap airnya!”Aku menggigit bibirku, hendak menarik risleting celananya. Namun, cahaya yang masuk dari balkon membuatku reflek menutupi mata dengan tangan.Saat menuruni tangan, aku melihat cincin berlian berkilauan di jari.Itu cincin pernikahanku dengan suamiku. Suamiku….Hatiku langsung tersentak. Seolah-olah ada celah yang tiba-tiba terbuka di otakku yang sedang kacau dan hembusan angin dingin yang menyadarkan pun meniup masuk.Suamiku sedang berbicara di telepon, “Pakai roti? Sepertinya serapan roti itu nggak terlalu efektif. Sayang, lebih baik kamu cari handuk saja. Jangan sampai merusak celana Pak Edy.”Aku menunduk, melihat diriku dan Pak Edy yang tampak berkuasa.Astaga, apa yang sedang kulakukan?Menganggap suamiku orang bodoh dan selingkuh di depan matanya?Aku menggigit bibir bawahku dengan kuat, membiarkan rasa sakit membuatku lebih sadar.Setelah melihat dengan jelas tindakanku, aku pun buru-buru merapikan pakaianku da

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 3

    Edy menelan ludah dengan puas, lalu tanpa ragu mengusap ASI di sudut bibirnya, sama sekali tak merasa ada yang salah dengan tindakannya barusan.“Aku memperkerjakanmu sebagai pengasuh, jadi selama masa kerja ini, ASI-mu adalah milikku. Tentu saja barang yang kubeli dengan uang nggak boleh disia-siakan!”Kata-katanya… masuk akal juga.Namun….Ini memalukan sekali!Namun, tubuhku juga merasakan kenikmatannya.Tidak! Tidak boleh begini! Suamiku masih sedang menungguku di rumah.Tepat saat aku hendak berdiri untuk pergi, Edy langsung menelepon suamiku. Bagian dadaku masih terbuka dan karena gugup, ASI-ku kembali merembes keluar. Melihat itu, Pak Edy langsung sigap berjongkok di antara kedua kakiku dan menyambutnya dengan mulut.“Toni, saat memeras ASI tadi, istrimu merusak laptopku. Bagaimana menurutmu?”Sejak kapan aku merusak laptopnya?Aku ingin bicara untuk menjelaskan, tapi aku takut suamiku akan curiga mendengar suaraku sekarang. Jadi, aku hanya bisa menahan diri untuk tidak bicara.

  • Pengorbanan Demi Suamiku   Bab 2

    Alasan Edy sangat kuat.Aku sama sekali tak menemukan celah untuk membantah.Namun… ini benar-benar membuatku malu.Yang tak disangka, ternyata Edy bersikap sangat sopan. Mungkin karena peka dengan ketidaknyamananku, dia tak lagi menatapku, melainkan berbalik menuju dapur.Karena bayi sangat cepat laparnya, aku harus menunggu sebentar untuk sesi menyusui berikutnya.Setelah selesai menyusui sesi pertama, Edy keluar dan menuangkan segelas air untukku. Tatapan penuh agresinya kembali tertuju pada dadaku. “Mey, kamu benar-benar wanita yang baik. Berkorban begitu banyak untuk keluarga, bahkan bersedia menjadi pengasuh, begitu cantik pula. Aku benar-benar iri pada Toni.”Toni yang dimaksud Edy adalah suamiku, Tonio.Menghadapi pujian Edy, aku hanya bisa tersenyum sopan. Lalu dengan senyuman canggung menutupi kain yang basah di dadaku menggunakan lengan. “Terima kasih pujiannya, Pak Edy.”Untuk menutupi rasa canggung, aku minum air sedikit demi sedikit, menjilati tetesan air gelas yang men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status