Share

6 . Pulau Youhi

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-03 14:25:20

Pulau Konglong kembali menjadi pulau yang hanya dihuni binatang dan tumbuhan begitu Li Xian dan Zhou Fu melakukan penyeberangan ke pulau lain. Mereka menggunakan perahu rakit darurat yang dibuat dari gelondongan pohon-pohon besar. Sebelum pergi, mereka juga mengaburkan bekas penebangan tersebut.

“Fu’er, ini bukanlah bentuk perahu yang layak untuk digunakan sebagai alat menyebrang lautan. Jika kau tak sedang bersamaku, kau tidak boleh menggunakan perahu rakit seperti ini di laut bebas.”

Zhou Fu tidak memperhatikan ucapan kakeknya, ia sedang berdiri berkacak pinggang sambil memandangi langit yang sudah berhiaskan bintang. Li Xian yakin cucunya sedang menghayal tentang sesuatu. Li Xian sudah hafal jika pandanga Zhou Fu seperti itu, pasti ia sedang menghayal.

Li Xian pun mulai mengatur strategi. Ia tak tahu berapa lama misi dalam gulungan perak itu ditentukan oleh pemangku organisasi. Bisa satu minggu atau bahkan hanya tiga hari saja. Sementara perjalanan menuju pulau terdekat sepertinya akan memakan waktu lebih dari lima hari.

Sementara organisasi rahasia yang menyelidiki keberadaannya, mereka bisa dengan sangat cepat mengitari pulau Konglong sebab mereka memiliki beberapa armada kapal yang cukup maju di zaman tersebut. Li Xian kalah perlengkapan, setidaknya ia harus menang strategi.

***

Zhou Fu menelungkupkan tubuh sambil berpegangan erat-erat pada tali-temali perahu rakit. Li Xian memaksanya untuk menelungkup karena mereka memilih untuk melawan badai angin ketimbang berlayar mengikuti arah angin.

Organisasi rahasia tersebut tentu mengetahui Li Xian tak mungkin memiliki kapal yang kokoh untuk menyebrang. Itu artinya, seseorang yang berpikiran waras akan menghindari arus angina tajam agar tidak terkoyak bersama angina atau pusaran air laut. Dan itulah mengapa Li Xian memilih jalan yang sudah pasti tidak dianggap sebagai jalur pelarian oleh organisasi tersebut.

“Kakek, mengapa rasa airnya asin?”

“Muntahkan airnya! Cepat! Air laut bukan untuk diminum, perutmu akan sakit!”

Li Xian memperingatkan Zhou Fu sambil terus mengerahkan kekuatannya untuk membuat perahu rakitnya bisa bertempur melawan gelombang air laut dan hantaman angin. Posisi Zhou Fu yang menelungkup memang rawan terkena muntahan air laut dengan jumlah yang cukup besar. Tetapi itu lebih baik ketimbang Zhou Fu tetap berdiri, sebab tubuhnya yang masih kecil akan berisiko terbawa angina jika saja ia berdiri.

“Tahan dulu sampai tiga hari seperti itu! Jangan tertidur! Jangan lelah! Harus kuat, setidaknya sampai kita menemukan pulau terdekat.”

Zhou Fu berusaha memuntahkan semua air laut yang terlanjur masuk ke perutnya. Ia terbatuk-batuk beberapa kali sambil terus mengeratkan pegangannya.

“Kalau aku begini terus, siapa yang akan memukul musuh jika ada musuh yang mendekat?”

Zhou Fu menoleh pada kakenya sambil terus menggerak-gerakkan kepalanya untuk menghindari tumpahan air. Sesekali mulutnya kemasukan air laut, sesekali hidungnya yang terkena air laut. Kedua-duanya tidak ada yang menyenangkan.

“Sebelum kau memukul musuh, kau sudah terbang berkelebat terbawa angin. Lalu tubuhmu akan jatuh ke laut dan ikan-ikan besar akan saling berebut memotong tubuhmu dengan gigi-gigi mereka!”

Zhou Fu terdiam. Ia membayangkan apa yang barusan kekeknya ceritakan.

“Oh, baiklah. Lebih baik aku begini saja!”

***

Hari ke tiga terombang-ambing di tengah lautan…

Untuk pertama kali dalam hidup, Zhou Fu meminum air urin. Bukan urin miliknya, tetapi milik kakek Li Xian. Urin milik Zhou Fu telah tercecer bercampur dengan air laut sebab ia tak tahu jika itu berharga.

“Kakek, sekarang sepertinya aku mengantuk, huaaah…

“Tidak boleh! Begitu kau tidur, kau akar hanyut bersama gelombang air! Tahan, aku sudah melihat daratan di depan sana!”

Li Xian melihat ada gundukan tanah jauh di depannya. Mungkin jarak menuju ke gundukan tanah tersebut adalah setengah hari. Li Xian berharap itu bukanlah gundukan tanah melainkan pulau kecil. Ia bersama cucunya membutuhkan istirahat yang cukup dan makanan yang bagus untuk memulihkan kondisi tubuh mereka.

Li Xian sendiri sudah hampir kehilangan separuh ketahanan fisiknya sebab ia menjadi pengendali tunggal dalam perjalanan di tengah laut itu. Tanpa dibantu dengan kekuatannya, tentu perahu rakit yang mereka gunakan akan hancur berkeping-keping ketika dihantam gelombang besar.

“Kita sudah dekat!!!” Li Xian berteriak bersemangat.

Zhou Fu yang tadinya lemas dan mengantuk, mendadak langsung mendongakkan lehernya. Matanya yang hampir-hampir tak mau terbuka, ia paksa sekuat sebisanya untuk membuka.

“Kakek, apakah aku sudah boleh bangun?”

“Belum! Sebentar lagi!”

“Berapa lama?”

“Tidak lama, mungkin hanya satu atau dua jam. Yang penting jangan tidur!”

“Huaaah!!!”

“Jangan tidur!”

“Baiklaah….”

Perkiraan Li Xian tidak meleset, tepat satu jam setelahnya, mereka sudah berada cukup dekat dengan gundukan tanah yang ternyata sebuah pulau kecil. Li Xian berharap jika pulau tersebut juga steril dari keberadaan manusia sebagaimana pulau Konglong.

***

Namanya adalah organisasi Shangjin, organisasi independen yang tidak tunduk pada pemerintahan manapun, sekte, maupun kelompok-kelompok tertentu. Tidak diketahui secara pasti apa tujuan organisasi tersebut didirikan, yang jelas, beberapa kasus bersejarah baik di daratan Caihong, Shamo, dan Bingdao ternyata berkaitan erat dengan organisasi tersebut.

Li Xian memiliki beberapa dugaan, tetapi ia tak ingin terburu-buru menyimpulkan. Lagipula, bukan hanya organisasi Shangjin yang memburunya. Shangjin hanyalah salah satu dari sekian pihak yang menginginkan Li Xian. Bukan untuk dibunuh, tetapi untuk diinterogasi tentang suatu hal yang masih menjadi tanda tanya besar.

Li Xian sendiri, jika dilihat dari sepak terjangnya di masa muda, ia bukanlah pendekar yang memiliki reputasi bagus dalam hal kebaikan. Sederhananya, ia memiliki rekam jejak yang menunjukkan bahwa ia bukanlah pendekar yang seratus persen baik. Tetapi masa lalu Li Xian jelas berbeda dengan keadaan sekarang. Li Xian yang sekarang adalah pendekar tua yang memegang komitmennya melebihi apapun. Komitmen tersebut berkaitan dengan tumbuh kembang seorang anak kecil yang ia beri nama Zhou Fu.

“Fu’er, bangun! Kalau tidak mau bangun, baiklah kuhanyutkan saja tubuhmu ke lautan!”

Zhou Fu mengucek-ucek matanya yang merah menahan kantuk. Ia melihat pepohonan rindang dan matanya pun berbinar-binar.

“Kakek! Ayo kita berburu serigala!”

Wajah Li Xian mendadak sedikit lesu. Ia menoleh ke belakang ke arah hutan rimba di pulau tersebut, lalu menoleh lagi kepada Zhou Fu.

“Sayangnya, aku tak merasakan hawa kehidupan binatang di pulau ini. Rasanya sedikit janggal, entah apa yang terjadi di pulau ini tetapi jika tebakanku tak meleset, tidak ada binatang di sini!”

Li Xian bergumam pelan seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri sebab Zhou Fu pasti tidak paham pada ucapannya barusan. Ia sendiri heran, aura yang terpancar dari pulau itu terasa sangat dingin di kulitnya. Biasanya itu menandakan tidak adanya kehidupan baik manusia maupun binatang.

Pulau itu bernama pulau Youhi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Edison Panjaitan STh
perjuangan pasti menang.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status