Share

5. Jejak

Author: Banin SN
last update Last Updated: 2021-05-03 14:24:39

“Sudah-sudah, ayo kita pulang ke gubuk. Sudah hampir sepekan kita meninggalkan gubuk, berdoa saja semoga rumah kita tidak dirusak binatang buas.”

Zhou Fu bangkit berdiri mengikuti Li Xian yang sudah terlebih dahulu berdiri. Cucu dan kakek itu kini berjalan beriringan membelah rerumputan hijau yang masih perawan. Maksudnya, tak terjamah kawanan manusia. Entah bagaimana, alam akan menjadi sangat menawan ketika mereka tidak bertemu dengan manusia. Setidaknya binatang lebih tahu diri dan bisa memperlakukan alam dengan lebih baik daripada manusia.

Alasan mengapa pulau Konglong merupakan pulau yang tidak terjamah manusia adalah karena lokasinya yang berjauhan dengan dengan pulau-pulau lain. Seribu pulau yang tersebar di sepanjang sisi depan daratan Caihong memiliki karakteristik yang sama yaitu saling berdekatan dan hanya dibatasi oleh selat-selat kecil. Sementara itu, pulau Konglong menjadi salah satu dari sedikit pulau yang terisolir. Berdiri di tengah hamparan laut bebas yang sewaktu-waktu bisa memuntahkan airnya hingga membuat seluruh bagian pulau karam oleh air garam.

Hanya binatang yang tidak memiliki akal pikiran yang berani mempertarukan nyawa menghadapi keganasan alam yang sesekali tak mau diajak berkompromi. Dan begitulah, Li Xian memilih pulau Konglong sebagai tempat dia bersembunyi.

“Kakek, apakah ada kawanan beruang yang lewat sini?”

Zhou Fu berhenti melangkah. Ia mengamati bekas tapak kaki yang tampak sangat jelas di sebuah jalan setapak yang mereka buat. Li Xian yang mendengar penuturan Zhou Fu, turut berhenti untuk melihat jejak kaki yang dimaksud Zhou Fu. Seharusnya wilayah tersebut bukanlah wilayah yang lumrah dilewati oleh beruang.

Dada Li Xian mencelos ketika matanya menangkap sebuah jejak kaki yang bukan merupakan kaki beruang. Bahkan, itu bukanlah jejak dari sebuah binatang.

Li Xian menarik Zhou Fu dan melemparkan bocah kecil itu ke punggungnya, ia meminta Zhou Fu untuk berpegangan sekeras yang Zhou Fu bisa sebab Li Xian belum bisa menebak dengan akurat seberbahaya apa si pemilik jejak kaki itu. Li Xian pun berjalan berkelebat menyusuri hutan pulau Konglong dengan mengambil arah yang berlawanan dengan arah jejak kaki itu.

“Kakek, mengapa kakek sepertinya takut? Apakah itu jejak kaki binatang yang berbahaya?”

“Bisa iya, bisa tidak. Karena kita tidak bisa mengukur bahaya yang ada di dekat kita, jalan terbaik yang bisa kita lakukan adalah berwaspada.”

“Bukankah kakek kuat? Mengapa takut? Kakek bilang jika kita semakin kuat, kita tidak akan takut pada apapun?”

Li Xian memang kuat, bahkan bisa dibilang termasuk dalam lingkaran pendekar sepuh yang diperhitungkan keberadaannya. Tetapi sebuah kecelakaan besar terjadi enam tahun silam. Kecelakaan tersebut membuat Li Xian harus sangat berhati-hati merawat tubuhnya. Ia tak boleh mengambil risiko sekecil apapun sebab tanggung jawabnya masih panjang, dan dia harus tetap dalam kondisi sehat selama tanggung jawab tersebut belum terselesaikan sepenuhnya.

“Meskipun kuat, sesekali seorang pendekar harus berani memilih untuk mundur jika itu diperlukan. Diam dulu, kakek sedang berkonsentrasi!”

Zhou Fu menurut. Ia sebenarnya ingin bertemu dan bertarung bersama musuh sebab setiap malam kakek Li Xian selalu mendongenginya tentang cerita-cerita kepahlawanan seorang pendekar yang menghabisi musuh. Zhou Fu selalu berharap, suatu ketika ia bisa menghabisi musuh dengan kekuatannya.

“Nanti… Nanti setidaknya ketika usiamu sudah di atas sepuluh tahun,” Li Xian menggumam pelan seolah ia mengerti maksud dari keheningan Zhou Fu.

“Mengapa demikian?”

“Kau masih terlalu kecil untuk bertarung. Bukannya kakek menganggapmu lemah, tapi memang ukuran tubuhmu belum sesuai. Tendanganmu menjadi sangat pendek, jarak pukulanmu juga terbatas, belum lagi jika kau memaksa untuk melukai bagian vital musuhmu, kau membutuhkan banyak lompatan karena posturmu masih kecil. Sudahlah, lebih baik bermain-main dulu bersama gajah dan harimau baru nanti bertarung melawan musuh!”

Jebuuuug!!!

Seseorang yang tak dikenal terpelanting beberapa meter setelah Zhou Fu menghantamkan pukulan padanya.

Li Xian berhenti sejenak, seharusnya ia menyadari jika ada seseorang yang sudah dekat dengannya. Tak biasanya kewaspadaannya lalai seperti itu. Ia pun mencurigai sesuatu.

“Zhou Fu, terima kasih. Pukulanmu tepat waktu dan tepat sasaran!”

Zhou Fu tidak memedulikan ucapan kakeknya, ia lebih tertarik pada tubuh yang tersungkur menelungkup di atas dedaunan kering. Itu adalah untuk yang pertama kalinya Zhou Fu melihat manusia selain kakeknya.

“Ia sudah mati!” Li Xian memberitahu setelah Zhou Fu berkali-kali mengguncang tubuh orang tersebut tetapi tidak ada reaksi.

Li Xian sudah menebak dari mana adal pendekar laki-laki itu. Dilihat dari keberadaannya yang tak terendus oleh tubuhnya, tentu lelaki tersebut berasal dari sebuah organisasi yang cukup ia kenal beberapa waktu silam.

“Fu’er, coba cari sesuatu yang ada di balik jubahnya, biasanya ada petunjuk yang ditinggal di sana!”

Zhou Fu menurut, ia menemukan sebuah gulungan perak yang tak tahu apa nama dan fungsinya. Li Xian meminta gulungan tersebut dan membuka isinya.

“Jika kau sedang membaca pesan ini, maka itu artinya kami tahu di mana lokasi persembunyianmu!”

Li Xian menghela napas panjang. Bukan ide bagus untuk membunuh seorang utusan dari organisasi tersebut. Mereka beroperasi menggunakan beberapa metode khusus, misalnya seperti apa yang sudah disebutkan dalam gulungan itu.

Mula-mula beberapa utusan akan ditugasi untuk mengintai sejumlah wilayah. Masing-masing dari mereka dibekali dengan gulungan yang mereka tidak boleh membuka isinya. Biasanya misi mereka memiliki waktu kadaluarsa. Jika waktu kadaluarsanya adalah dua pekan, maka mereka harus segera berkumpul di tempat yang telah disepakati sebelum 14 hari. Jika salah seorang terlambat datang dari waktu yang ditentukan, mereka akan dieksekusi oleh anggota yang lebih senior.

Jika ada utusan yang tidak kembali lebih dari tiga hari, maka organisasi akan berpendapat jika utusan tersebut mati dalam misi. Itu artinya, titik-titik lokasi yang pernah dilalui oleh utusan tersebut akan menjadi tempat-tempat yang kemudian akan diselidiki.

“Fu’er, kita harus segera pergi dari pulau ini!” Li Xian menggeleng-gelengkan kepala.

Zhou Fu mengangguk meski ia tak mengerti. Setidaknya pada waktu itu ia cukup senang karena telah berhasil menghabisi musuh. Apalagi, hanya dengan satu pukulan.

***

Li Xian membopong mayat pendekar yang telah dibunuh Zhou Fu untuk dibawa ke bagian selat yang memiliki kedalaman paling dalam di antara yang lain. Meski persembunyiannya telah diketahui, ia tetap harus melenyapkan barang bukti. Segala bentuk peninggalan baik itu gubuk dan jalan-jalan setapak langsung dimusnahkan oleh Li Xian bersama Zhou Fu.

Mereka bertindak cepat untuk menghilangkan bukti bahwa pernah ada kehidupan manusia di pulau itu.

“Kakek, kakek jangan takut.”

Li Xian menoleh dengan dahi mengkerut, ia mengamati cucunya yang sedang mendorong tiang gubuk untuk membuatnya runtuh.

“Ya, kakek tidak perlu takut. Jika ada musuh lagi, aku akan menghabisinya dengan satu pukulan!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Re Han
autornya kena corona ya, kok ga update capter lagi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status