Beberapa saat setelah kejadian Zhou Fu mengalahkan pendekar Wei Sihao, Yang Zi pergi bersama Feng Yaoshan untuk mencari kereta kuda. Tak lama berselang, mereka pun telah kembali dan membawa kereta kuda yang cukup besar dan bisa menampung beberapa orang di dalamnya. Rencananya, Feng Yaoshan dengan dua gadis-gadis akan duduk di dalam kereta, pengawal Feng Yaoshan mengemudi kuda sementara Zhou Fu membawa kuda hitam yang diberikan oleh Patriark Yuan Kai.
Tetapi, karena pengawal Feng Yaoshan mengalami patah tulang rusuk, ia terpaksa akan diistirahatkan di dalam kereta sementara kuda akan dikemudikan Feng Yaoshan. Ketika semua orang sudah hampir siap untuk masuk ke kereta, tiba-tiba Zhou Fu mendadak ambruk dan terbatuk.
“Sial! Ayolah bertahan sebentar lagi!” Zhou Fu menekan-nekan dadanya yang terasa ngilu hebat.
Semua orang menoleh dengan perasaan was-was, kekhawatiran mereka semakin bertambah tatkala kulit di wajah Zhou Fu sedikit terlihat pucat.
&
Di dalam Benteng Bunga Krisan, setidaknya terdapat sekitar sepuluh ribu pasukan dari Sekte Sungai Utara. Sebuah Sekte yang pernah menjadi bahan olok-olokan kelompok hitam di distrik Jinwei karena tiga anggotanya tak pernah kembali setelah berhasil menangkap Shen Shen di sekitar pulau Youhi. Karena sudah tak memiliki muka di distrik Jinwei, sekte Sungai Utara pun bermigrasi dari distrik Jinwei ke wilayah perbatasan lalu merebut Benteng Bunga Krisan dari tangan militer Caihong.Kedatangan rombongan Feng Yaoshan di wilayah kekuasaan mereka tentu akan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh mereka. Sebagaimana mereka tahu sebelum-sebelumnya, bangsawan selalu membawa banyak harta. Jangankan bangsawan kelas satu, mereka sudah sering merampok bangsawan tanpa gelar, dan meskipun tak bergelar, bangsawan dari Caihong nyatanya kaya raya semuanya.“Mereka datang dengan hanya membawa satu pengawal yang berkuda hitam itu! Pasti mereka telah kehilangan banyak pasukan di perjalanan. In
Perjalanan rombongan Shen Shen menuju ke pemukiman Bunga Persik bisa dibilang sangatlah mulus. Hal tersebut tak lain tak bukan karena adanya sosok Patriark Yuan Kai di dalam rombongan tersebut. Perjalanan mereka bukannya tak menemui hambatan, nyatanya, beberapa perampok telah berencana menghandang rombongan mereka. Tetapi, tak satu pun dari mereka yang berhasil mendekati kereta kuda Feng Yaoshan.Perampok-perampok itu terkulai tak berdaya bahkan sebelum mereka mulai menyerang rombongan Shen Shen. Yang Zi adalah orang pertama yang menyadari keanehan tersebut. Beberapa kali ia merasakan adanya sebuah pergerakan dari arah luar, tak lama setelahnya ia juga merasakan jika pergerakan-peregrakan itu mendadak terhenti dengan cukup ganjil.“Patriark Yuan, apakah Patriark yang membereskan mereka semua?” tanya Yang Zi yang berada di dalam kereta kuda bersama Patriark Yuan Kai.“Kau cukup jeli juga, Nona Yang,” jawab Patriark Yuan Kai singkat.
Di sebuah meja bundar di lantai dasar, rombongan Shen Shen kecuali pengawal Feng Yaoshan, sedang menikmati sajian makan siang yang telah disuguhkan pihak penginapan. Ketika hidangan di meja telah berkurang separuh, Feng Yaoshan melihat para gadis telah usai bersantap siang. Ia pun turut menghentikan kegiatan santap siangnya dan terlihat ingin memulai sebuah percakapan.“Nona-nona yang cantik, hari ini suasana cukup indah dan cerah. Merupakan ide yang sempurna jika kita melanjutkan perjalanan ke Maundo di hari yang cerah ini. Bagaimana?”“Ya, kurasa juga begitu. Semakin cepat kalian pulang, semakin baik untuk semuanya!” Patriark Yuan Kai menimpali, tentu ia setuju dengan gagasan Feng Yaoshan sebab itu artinya putra-putri bangsawan tersebut akan kembali pulang tanpa melibatkan Zhou Fu.“Ya, ini adalah hari yang cukup cerah. Bagaimana kalau kita berangkat sekarang saja?”Terdengar suara yang tak asing dari arah pintu masuk
Dalam perjalanan menuju ke gerbang Maundo, Zhou Fu terlihat sedang berpikir cukup serius. Misinya memulangkan Shen Shen akan segera selesai dan seperti biasanya, dia belum pernah gagal menjalankan tugas. Hanya saja, ia kemudian sedikit bimbang akan ke mana ia pergi setelah memulangkan Shen Shen nantinya.Sebelum bertemu dengan Zhao Yunlei, tentu tujuan utamanya setelah mengantar Shen Shen pulang adalah kembali ke pulau Youhi. Tetapi, setelah bertemu Zhao Yunlei dan mendengar kabar tentang keberadaan pasukan elite dari Bingdao, ada sebuah rasa penasaran yang terus bertambah di benak Zhou Fu. Ditambah lagi pertemuannya dengan Patriark Yuan Kai juga semakin membuatnya ingin mendatangi markas Pasukan Enam.“Hei, Saudaraku, lihatlah iring-iringan prajurit di sana itu! Dari seragam yang mereka kenakan, kukira mereka datang untuk menjemput kita! Kukira kami sudah tak lagi bergantung padamu sekarang, pulanglah jika kau rindu ayah ibumu!” Feng Yaoshan bergumam seray
Tembok raksasa sudah terlihat di depan mata. Tembok tersebut merupakan tumpukan bebatuan alam yang disusun sedemikian rupa hingga menjulang setinggi tiga puluh meter. Kabarnya, bebatuan penyusun tembok raksasa itu bukanlah batu biasa melainkan bebatuan yang turun dari langit hingga memiliki ketahanan yang tak bisa diukur oleh kekuatan manusia.Sejarah mengatakan bahwa nenek moyang manusia zaman dahulu membangun tembok raksasa demi menciptakan kedamaian dunia. Pada waktu tembok tersebut dibangun, peradaban manusia baru saja pulih dari era kekacauan yang maha besar. Itulah mengapa para nenek moyang manusia berbondong-bondong menghabiskan sisa usia mereka demi membangun peradaban baru yang akan menyelamatkan keturunan umat manusia.Begitulah, tak benar-benar ada yang tahu siapa dan bagaimana cerita asli di balik dibangunnya tembok raksasa tersebut. Yang jelas, saat ini tembok tersebut merupakan sebuah garis pembatas antara dua jenis manusia, yaitu manusia biasa dan manusi
Sebenarnya, Zhou Fu tak memiliki urusan dengan kematian sekeluarga bangsawan itu. Andai saja ia tetap melanjutkan perjalanan menuju ke kediaman Shen Shen, itu akan jauh lebih baik. Tetapi, ketika ia mulai mencurigai tentang adanya dalang di balik dalang terkait kematian tersebut, perhatiannya tertuju pada kasus itu. Kasus yang mungkin akan membuatnya percaya pada kecurigaan Patriark Yuan Kai tempo dulu.“Maaf, sepertinya aku tak bisa menepati janjiku Patriark Yuan. Aku akan sedikit lebih lama di sini,” gumam Zhou Fu dalam batin tepat ketika ia melihat mayat-mayat satu anggota keluarga bangsawan itu.Sayangnya, ketika ia masih melakukan introgasi pada dua tabib yang menangani kasus itu, seseorang berjenggot datang. Pria berjenggot itu marah-marah dan menunjukkan eskpresi tidak senangnya pada Zhou Fu. Dari gaya bicaranya, jelas orang itu adalah orang penting dan berkuasa, atau bisa juga dibilang orang yang merasa punya kuasa.“Maaf, Tuan. Siapapu
“Jadi, langsung saja biar tak berlama-lama. Siapa yang ada di balik semua ini?”“Kakak, jawablah…” gumam salah seorang tabib seraya menarik-narik lengan baju tabib di sebelahnya.Si tabib yang dipanggil kakak tersebut terlihat kebingungan untuk memulai kalimatnya. Akhirnya, ia pun mencoba bernegosiasi.“Tuan, kematian mereka tidak akan merugikan Tuan Muda. Bahkan, kematian kami sekalipun, juga tidak akan membuat hidup Tuan menjadi lebih untung atau lebih rugi. Tidakkah sebaiknya kita berunding dengan lebih santai?” ucap si tabib dengan kedua telapak tangan menyatu, memohon agar Zhou Fu bersedia mempertimbangkan usulannya.“Tuan-Tuan Tabib, asal kalian tahu jika saya tak sedang mencari untung atau menghindari rugi. Saya hanya ingin menuntaskan rasa penasaran di kepala saya. Tuan-tuan tabib pasti mengerti jika dikejar penasaran itu rasanya tak tertahankan! Jadi intinya, jawab saja pertanyaan say
Tak ada satu pun kejadian di muka bumi yang terjadi begitu saja. Bahkan, sebuah kebetulan sekalipun katanya adalah sesuatu yang sudah direncanakan. Sebagaimana kasus Zhou Fu yang keluar dari pulau Youhi untuk mengantar Nona Shen Yang, perjalanannya menuju ke Caihong justru membawanya pada serpihan teka-teki tentang identitas dirinya sendiri. Sepertinya, takdir memang ingin menunjukkan sesuatu pada Zhou Fu lewat perjalanannya memulangkan Nona Shen Yang.Zhou Fu terduduk diam di sudut ruangan, pikirannya sedang sibuk menimbang-nimbang beberapa hal. Misi menyelamatkan Shen Shen sudah hampir selesai dengan sempurna. Akan menjadi sangat mudah baginya untuk kembali pulang ke pulau Youhi dan melanjutkan latihan bersama kakek Li Xian. Tetapi sialnya, pikirannya sedang diselimuti rasa penasaran yang mungkin akan selalu menghantui kepalanya jika ia memilih untuk pulang ke Youhi. Rasa penasaran memang kerap membuat hati seseorang terbolak-balik dalam kebimbangan.Zhou Fu yang awa