Share

Bab 2 "Penguasa lima lingkaran VS Monster Singa"

Xue Feng merasakan getaran hebat yang terjadi di dalam hutan. Dia berusaha mencapai tempat seperti pertarungan itu dengan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Meskipun dia tahu mungkin tempat itu berbahaya, dia sangat penasaran dengan bunyi itu, yang menurutnya, bunyi pertarungan itu harus monster yang besar.

Bergantung pada keseimbangannya, dia berusaha menjaga agar tidak terjatuh. Semakin dekat dengan tempat pertarungan, suara ledakan semakin keras dan membuat sekitarnya terasa hancur. Setiap kali monster menyerang, terdengar suara "BOOM!" yang mengguncang tanah dan membuat pepohonan bergoyang.

Xue Feng terus maju dengan penuh adrenalin, hatinya berdebar kencang. Begitu sampai, dia melihat dua sosok bertarung sengit di tengah hutan. Setiap serangan mereka menghasilkan ledakan yang membuat tanah berguncang dan pepohonan hancur. Suara "CRACK!" terdengar ketika pohon-pohon besar patah akibat serangan mereka.

Pandangannya diisi dengan rasa kagum dan sedikit ketakutan melihat kekuatan yang ada di hadapannya. Dia merasa tak bisa melewati kekuatan itu, jadi dia memilih bersembunyi lebih baik, dan tidak ingin ikut terseret oleh pertarungan tersebut.

Ini adalah pertama kalinya dia melihat pertempuran spiritual yang luar biasa seperti ini. Jarang dia melihat para tetua dan orang disekitarnya menggunakan kekuatan spiritual yang kuat, dia hanya banyak melihat anak-anak di keluarga Xue di pusat bela diri terus menunjukkan teknik spiritual mencolok tapi terlihat lemah, membuatnya bosan melihatnya.

Dua sosok itu adalah seorang lelaki tua dan seekor monster besar yang menyerupai singa berbulu hitam merah. Dari kejauhan, Xue Feng bisa merasakan kekuatan dahsyat yang ada dalam tubuh monster itu.

Lelaki tua itu juga sosok yang kuat. Aura spiritual berwarna kuning dengan lima lingkaran mendekap tubuh lelaki tua itu. Xue Feng tahu, itu berarti lelaki tua itu adalah penguasa lima lingkaran.

Setiap kali kekuatan spiritual mereka meningkat, akan muncul lingkaran spiritual baru. Semakin banyak lingkaran, semakin tinggi kekuatan mereka. Seperti yang diketahuinya, penguasa tertinggi memiliki sembilan lingkaran.

Setiap individu juga memiliki elemen spiritual yang berbeda-beda. Lelaki tua itu memiliki elemen bumi yang memberinya ketahanan yang luar biasa dalam pertarungan. Tetapi itu juga terkait dengan pengalaman pertarungan individu tersebut.

"GRAAAAAWWWRRRR!" Monster itu terus menyerang lelaki tua dengan cakar-cakarnya yang tajam, tetapi serangannya ditahan oleh aura spiritual yang melindungi lelaki tua itu.

Melihat cakarnya tidak dapat memberikan kerusakan pada musuhnya, tiba-tiba mulut singa itu terbuka lebar, dan keluar bola energi spiritual berwarna hitam yang terus menyerang lelaki tua itu.

"BOOM!" Penghalang elemen tanah orang tua itu mulai retak, dan hancur lebur karena serangan kejutan monster itu.

Saat lelaki tua itu berpikir monster itu akan menjauhinya setelah menyerang dengan energi spiritualnya, monster itu malah tetap menyerang dengan ganas!

Sepertinya monster itu tidak puas dengan upaya lelaki tua itu untuk menghadang serangannya. Akhirnya, lelaki tua itu terkena cakaran monster dan sebelah lengannya terlempar menjauh.

Lelaki tua itu meringis kesakitan saat monster itu terus menyerangnya. Meski tubuhnya sudah terluka, lelaki tua itu tetap menyerang balik monster itu dengan teknik elemen tanahnya, sambil mencoba melarikan diri. Namun, monster itu terus mendekatinya dan menggaruknya dengan kejam.

Tampaknya, kekuatan pertahanan monster itu tidak kalah hebat dengan pertahanannya sendiri.

Melihat situasinya semakin memburuk karena kehilangan lengan yang membuat dia tidak dapat mengerahkan kekuatan penuhnya, lelaki tua itu menggunakan kekuatan spiritual yang tersisa untuk melawan ketika monster melompat lagi untuk menyerangnya.

Dengan cepat, ia melemparkan sebuah batu tajam yang besar diselimuti oleh energi spiritualnya ke arah perut monster yang sedang melompat menyerang ke arahnya.

Dengarlah suara "Banggggg!"

Batu itu menembus perut monster, membuatnya merintih kesakitan dan tersungkur.

Lelaki tua ingin terus menyerang, tetapi monster itu membuka mulutnya dan melontarkan bola energi hitam yang mendekati lelaki tua dengan cepat.

Lelaki tua itu tidak menyangka akan mendapat serangan kejutan lagi, bola energi itu menghantam lelaki tua, dan dengan keras lelaki itu terlempar ke belakang dan menabrak pohon besar.

Meski terluka parah, lelaki tua itu mencoba bangkit, tetapi darah mulai keluar dari mulutnya dan membuatnya jatuh tak berdaya di atas tanah.

Xue Feng, yang menyaksikan pertempuran itu dari atas pohon, sangat terkejut melihat pertempuran antara monster yang tampak cerdas dengan lelaki tua yang dianggap tidak terampil oleh Xue Feng.

Mengapa lelaki tua itu harus melawan monster itu? Apakah mereka secara tidak sengaja bertemu dan monster itu mengejarnya? Namun, lelaki tua tersebut adalah penguasa lima lingkaran yang kuat.

Seharusnya dia mengetahui keberadaan monster dengan kekuatan spiritualnya. Pikiran Xue Feng dipenuhi dengan pertanyaan yang membuatnya penasaran.

Sebagai penguasa lima lingkaran, lelaki tua itu adalah sosok yang kuat di mata Xue Feng.

Di Kota Bulan, ayah Xue Feng juga seorang penguasa lima lingkaran, itulah mengapa meski sering dihina, tak ada yang berani memukulnya.

Keluarga-keluarga besar seperti keluarga Wei dan Tang juga memiliki satu atau dua penguasa lima lingkaran yang membuat mereka kuat.

Xue Feng memperhatikan saat monster singa berusaha bangkit dan mendekati lelaki tua itu. Monster itu berjalan dengan susah payah, menyeret tubuhnya yang terluka.

Dia merenung dengan ragu-ragu, 'Mengapa monster tersebut terus berupaya untuk bangkit dan menyerang lelaki tua itu, padahal perutnya sudah terluka parah? Apakah sifat monster memang demikian? Serangan yang menentukan nasib, bahkan hingga keduanya saling binasa?'

Lelaki tua itu hanya terbaring tak berdaya, sepertinya ia sudah pasrah dengan nasibnya, dan hanya mengamati monster itu mendekatinya.

Saat monster itu semakin dekat dan siap menyerang, tiba-tiba muncul kekuatan spiritual dari bawah perut monster dan sebuah batu tajam muncul dari tanah, menembus perut monster.

"Ruarghhhh!"

Monster itu berteriak kesakitan dan sempat mencakar lelaki tua tersebut hingga dadanya ditembusi oleh cakaran dan terlempar ke tanah. "CRACK!" terdengar suara tulang yang patah saat tubuh lelaki tua itu jatuh ke tanah. Monster itu jatuh dan perlahan-lahan sekarat karena banyak darah yang keluar dari tubuhnya.

"Apakah ini sudah berakhir? Mengapa pertarungan berakhir ketika aku baru saja tiba?" gumam Xue Feng ketika ia melihat mayat lelaki tua itu, dan monster yang perlahan sekarat, sambil mengernyitkan matanya.

Lalu, dengan kewaspadaan, dia melihat sekelilingnya, mencari tanda-tanda keberadaan orang lain selain dirinya yang menyaksikan pertarungan tersebut. Pikirannya terus ragu, Xue Feng menunggu beberapa menit, dan setelah mengamati bahwa dia benar-benar sendirian, Xue Feng perlahan-lahan turun dari pohon tempat dia duduk.

Xue Feng tidak mendekati monster itu sampai dia yakin bahwa monster itu sudah mati. Setelah memastikannya, ia berjalan perlahan sambil waspada, jika monster itu hanya pura-pura mati, dia dapat melarikan diri.

Dengan hati-hati, Xue Feng mendekati tubuh lelaki tua itu dan melihat banyak darah memenuhi tanah di sekitar mayat lelaki tua tersebut. Dia memeriksa sekeliling tubuh mayat dan melihat sebuah cincin sumi di jari lelaki tersebut. Segera, Xue Feng mengambilnya dengan cepat dan menyimpannya dalam saku.

Setelah itu, Xue Feng melangkah mendekati monster itu pula. Monster singa itu memiliki tubuh sepanjang kira-kira empat meter dan membuat mereka terlihat seperti gunung kecil jika diamati dari jarak jauh. Bulunya terlihat begitu lembut, hampir seperti bahan pakaian yang dapat membuatnya terlihat tampan, pikir Xue Feng.

Melihat tubuh monster itu, Xue Feng merasa kasihan karena ia tidak bisa membawa pulang daging monster yang sebanding dengan penguasa lima lingkaran. Sayangnya, tubuh Xue Feng tidak memiliki energi spiritual untuk membuka cincin sumi itu. Xue Feng merasa kecewa dan juga sedikit sedih, ia ingin segera pergi.

Kerana mungkin ada monster yang mencium bau darah yang lezat, dan melaju kemari. Namun, saat itu ia melihat ada sesuatu di perut monster yang terlindungi oleh darah monster, ia memutuskan untuk mendekatinya. Sebelumnya, ia tidak melihatnya karena terlindungi oleh darah.

Xue Feng mendekati perut monster dan mengambil objek hitam tersebut. Dia mencari sesuatu untuk membersihkan darah yang masih hangat yang melapisi objek itu, dan akhirnya, pakaian mayat lelaki tua itu menjadi handuk pengganti Xue Feng.

Dia membersihkannya hingga bentuk asli objek tersebut terungkap - sebuah buku bertutup kulit dengan tulisan yang tidak dapat dimengerti oleh Xue Feng.

Dari luar, terlihat seperti blok hitam yang padat. Ia melihat sekeliling pada buku itu, ketika Xue Feng mencoba membukanya, buku tetap tertutup, menyerupai blok batu.

"Apakah ini batu yang diukir seperti buku? Mengapa sebuah buku menyerupai sebuah blok batu hitam yang keras? Hmm, apakah ini sesuatu yang berharga, sehingga monster singa ini memakannya atau melindunginya?"

Di tengah ketidakpastiannya tentang blok yang mirip batu tersebut, Xue Feng memperhatikan lubang kecil yang cukup untuk jempolnya.

Rasa ingin tahu memuncak, Xue Feng dengan hati-hati memasukkan jarinya. Pada saat itu, dia merasakan sensasi tajam seperti jarum menusuk ibu jari. Kaget, dia dengan cepat menarik jari tersebut.

Dia melihat darah menetes dari ibu jarinya. Xue Feng menghisap ibu jari untuk menghilangkan darah dijarinya. Dan melihat pada buku yang aneh itu, dia terus menatap pada tempat dia memasukkan jempolnya tadi dengan ragu. Apakah ada serangga atau sesuatu didalam lubang itu yang mengigit jarinya?

Tiba-tiba, blok batu yang dipegangnya itu mengeluarkan suara.

"Crack, crack, crack."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status