Esok paginya, Lan Xiaoyan belum kembali membuat Feng Guang cemas mengingat hutan ini memiliki banyak siluman yang bisa kapan saja membunuhnya. Feng Guang akhirnya memutuskan mencari Lan Xiaoyan di saat hujan gerimis turun. Dia tidak memiliki petunjuk ke mana anak itu pergi, ditambah lagi Gunung Gui Shan cukup luas dan dia belum mengingat jalan.
Jubah merah yang dikenakannya mulai basah. Feng Guang berjalan cukup lama, semakin dalam ke hutan rimba sampai dia mulai tidak yakin masih mengingat jalan kembali. Walaupun langit di atas gelap, nyatanya saat ini sudah memasuki tengah hari. Feng Guang sedikit ganjil kalau mengingat fenomena aneh di Gunung Gui Shan. Sekat antara dunia luar dan gunung tampaknya dibuat oleh manusia.Seingatnya dulu memang masih ada beberapa pendekar hebat yang bisa membuat segel sebesar ini, tapi untuk masa sekarang orang seperti itu hanya bisa dihitung dengan jari, pendekar Tujuh Pilar Langit belum tentu dapat membuatnya.Feng Guang menyeberangi sungai dangkal dengan arus yang mulai tak terkendali, secepat mungkin bergegas ke satu tempat yang diyakininya adalah penghujung Gunung Gui Shan. Namun seperti perkiraannya, tempat itu berakhir dengan sekat abu-abu yang tidak memiliki ujung. Di saat laki-laki itu mengamati sekitarnya, dia melihat Lan Xiaoyan sedang mencoba menghancurkan dinding pelindung Gunung Gui Shan dengan kedua tangannya. Lelaki itu tak langsung menghampirinya melainkan melihat sekat pelindung yang mengeluarkan petir ketika disentuh dan melukai kedua tangan anak itu.Feng Guang termenung untuk beberapa saat. Jika Lan Xiaoyan melakukannya sejak kemarin dia sudah pasti mati oleh petir tersebut.Lelaki berjubah merah itu melihat Lan Xiaoyan termundur, namun pemuda itu maju sekali lagi dan mendorong tanpa menyerah. Lan Xiaoyan yang keras kepala memaksa menghancurkan pelindung dan berteriak, ”Keluarkan aku dari sini!” Suara itu terdengar marah dan putus asa di saat yang bersamaan.Lalu lagi-lagi terdengar suara petir yang menyambar. Cuaca menjadi lebih buruk dari yang pernah Feng Guang lihat."Aku ingin bebas seperti Dewa Matahari!" Suara itu seakan-akan menggema menentang langit.Feng Guang tertegun, bagaimana Lan Xiaoyan bisa mengetahui sosok Dewa Matahari? Sosok itu telah tiada sejak ratusan tahun lamanya di masa lalu dan hanya segelintir orang yang masih mengingat julukannya. Sekarang pertama kali dia melihat seorang anak kecil masih menyebutnya dengan gelar yang membuat laki-laki itu begitu dihormati.Tanpa menunggu dia segera mendekati Lan Xiaoyan, sembari menatap sekat tinggi di hadapan mereka dan berujar pelan, "Maaf soal omonganku kemarin."Pemuda itu sedikit menoleh. "Pak Tua Feng, kau datang kemari hanya untuk menyuruhku menyimpan nyawa di gunung ini? Aku tidak akan pernah mengabulkannya, seumur hidupku!""Jika kau memang keras kepala ingin keluar, aku mungkin bisa membawamu bersamaku."Lan Xiaoyan tertegun, tapi dia masih belum percaya sepenuhnya pada Feng Guang. Tak ada respon dari Lan Xiaoyan, lelaki itu kembali bertanya sembari menghadapkan wajahnya ke arah pemuda tersebut."Dengan begitu kau akan memaafkanku?""Bukankah katamu aku masih belum cukup kuat untuk pergi ke luar?""Jika kau menjadi muridku, kau akan kulatih untuk menjadi kuat."Feng Guang mengerutkan dahinya, bagaimana bisa dia menawarkan pilihan yang tak pernah diucapkannya pada sembarang orang. Di perguruan lamanya banyak anak muda yang berebut ingin menjadi muridnya, termasuk salah satu Tujuh Pilar Langit, Mo Xiaohan namun Feng Guang selalu menolak, dia hanya pernah menjadi guru di suatu perguruan namun tidak pernah mengangkat seorang murid secara khusus.Feng Guang penasaran dengan respon anak itu dan langsung menangkap wajah berkerut keberatan."Pak Tua Feng, kau datang ke sini rupanya untuk itu? Aku tidak mau."Feng Guang pikir petir-petir di atas menyambar hatinya yang sekarang terasa perih.Siapa orang bodoh di dunia ini yang menolak untuk menjadi muridnya?Lan Xiaoyan yang masih mencoba menghancurkan sekat baru menyadari aura murung dari Feng Guang, dia menaikkan sebelah alisnya. "Apakah tidak ada cara lain untuk keluar dari sini?"Mendengar pertanyaan anak itu, Feng Guang yang belum sembuh dari sakit hati mencoba menjawab."Jika sekat ini dibuat oleh manusia pasti memiliki kelemahan."Lan Xiaoyan terperangah. Detik selanjutnya Feng Guang kembali berucap dengan terganggu."Sebelum itu lepaskan tanganmu dari sekat itu, kau bisa mati kering."Lan Xiaoyan melakukan seperti permintaan Feng Guang. Feng Guang menatap kedua tangan Lan Xiaoyan dan tanah di bawah kakinya yang penuh darah.Dia menebak Lan Xiaoyan sudah melakukan hal yang sama selama bertahun-tahun, luka bakar di kedua tangannya dan darah yang mengering selama bertahun-tahun di atas rumput adalah bukti dia ingin keluar dari sana. Ini menjadi masuk akal mengapa tangan anak itu penuh luka. Feng Guang sebenarnya cukup kasihan dengan anak itu.*Setelah hujan reda, Lan Xiaoyan dan Feng Guang memutuskan untuk kembali ke rumah. Feng Guang terpaksa dipangku oleh Lan Xiaoyan karena luka di tubuhnya kembali terbuka karena air hujan. Seperti sebelumnya, Lan Xiaoyan menyiapkan obat-obatan dan mengobati Feng Guang. Dua siluman menunggu di depan rumah gubuk, mereka membawa beberapa helai bunga aneh yang memiliki aroma busuk. Feng Guang pernah melihat bentuk bunga itu di sebuah buku obat-obatan tua, itu adalah obat yang cukup manjur untuk mengatasi luka luar.Jika dipikir-pikir lagi, bagaimana mungkin seorang anak manusia dapat berteman dengan siluman. Andai Feng Guang mengatakannya pada orang luar, dia pasti ditertawakan. Lan Xiaoyan berbeda dari anak-anak pada umumnya.Ketika sibuk berpikir, Feng Guang baru tersadar Lan Xiaoyan sedang mengoleskan obat di lengannya."Pak Tua Feng, kau bilang tadi kita memiliki cara untuk kabur dari sini.""Ya. Tapi rasanya hampir tak mungkin," ucapnya tertahan.Lan Xiaoyan berbinar-binar, setidaknya d
Dua minggu berlalu sejak pertama kali Feng Guang bertemu seorang anak kecil yang terjebak di Gunung Gui Shan dan dua minggu pula dirinya menjadi melatih Lan Xiaoyan. Dia tidak pernah menyangka akan bertemu sesuatu yang langka di tempat terasingkan seperti ini.Untuk kesekian kalinya lelaki itu menahan napas.Lan Xiaoyan sedang mengulang kembali gerakan yang diajarkannya satu jam yang lalu, hasilnya anak itu dapat mengulangnya dengan sangat mudah. Semakin lama Lan Xiaoyan mengulangnya, gerakannya menjadi semakin mulus dan sempurna. Tanpa sadar Feng Guang menggeleng-gelengkan kepala.Sekarang dia punya alasan mengapa dirinya ingin menjadikan Lan Xiaoyan muridnya. Selagi itu, Feng Guang masih dalam tahap penyembuhan tubuhnya. Dia harus fokus sembari melihat latihan Lan Xiaoyan."Pak Tua Feng!!"Feng Guang yang baru menutup mata dibuat kaget. Lan Xiaoyan menunjukkan gerakan yang sudah dikuasainya dalam waktu satu jam itu. Lelaki tersebut mengamati dengan teliti dan nyaris tidak ada yang sa
Satu Minggu berlalu, Feng Guang merasa dia mulai keliru tentang kekuatan Lan Xiaoyan. Lan Xiaoyan tetaplah pemuda biasa yang belum pernah mempelajari kultivasi. Dia mulai berpikir untuk mendatangi makam misterius untuk memastikan keadaan muridnya."Semoga dia baik-baik saja..."Feng Guang menapakkan kakinya di depan pintu, tapi langkahnya terpaku ketika melihat seseorang sudah berada tepat di hadapannya.Tetes demi tetes dari rambutnya jatuh ke tanah, belasan luka terbuka di seluruh tubuhnya. Bebatuan tempatnya berpijak sudah digenangi oleh darah yang menggenang. Dia menyodorkan sesuatu dari tangannya, batu-batu itu nyaris tak terlihat karena ternodai oleh darahnya sendiri. Terdengar berat suara yang keluar dari kerongkongannya."Ti-tiga ..."Feng Guang segera menangkap tubuh Lan Xiaoyan dengan tangan kirinya, pemuda itu menarik senyum susah payah. "A-ajarkan aku ... Tiga gerakan."Feng Guang menahan napas, dia menggelengkan kepala berulang kali sembari menatap ke kiri dengan takjub, "
Esok harinya seperti yang diharapkan, tiba waktunya bagi Lan Xiaoyan meninggalkan Gunung Gui Shan, momen itu adalah momen yang paling ditunggunya selama hidupnya. Tanpa diduga hari itu para silumannya berkumpul. Lan Xiaoyan yang baru saja keluar dari rumah melihat puluhan siluman berada di depan gubuk yang selama ini menjadi tempatnya pulang. Tentu saja dia pasti akan merindukan tempat yang telah membesarkannya, siluman yang selalu bersamanya dan petir yang selalu menyambar Gunung Gui Shan. Para siluman itu tampak sedih. Lan Xiaoyan tertawa. "Kalian seharusnya senang, tidak ada yang memakan kalian lagi, ahahaha!"Siluman singa duduk lesu. Dia seperti menggumamkan sesuatu. Lan Xiaoyan menyahut, "tidak perlu khawatir, kalkun kuning. Aku tidak akan memakan kawan-kawanmu di luar sana." Dia masih tertawa-tawa, "Hah... Kalau dipikir-pikir kalian mengajarkan banyak hal padaku. Aku benar-benar berterima kasih pada kalian." Dia menatap siluman-siluman itu dengan bersahabat. "Setidaknya kalian
Tiga kali dentuman gemuruh menggema membuat tanah berpijak bergetar, Lan Xiaoyan baru pertama kali ini melihat gunung Gui Shan mengamuk. Petir-petir menyambar dataran luas di belakang mereka. Dia menatap petir yang mulai mendekat dan Feng Guang berulang kali dengan rasa cemas yang semakin meningkat. Aliran kekuatan merah yang sangat luar biasa memenuhi bagian timur Gunung Gui Shan. Lan Xiaoyan terpana melihat seberapa besar kekuatan yang Feng Guang katakan hanya sekian persen dari kekuatannya.Kekuatan Feng Guang membuat tanah di bawah mereka kembali bergetar tak terkendali. Sengatan dari segel pelindung melawan kekuatan Feng Guang, menciptakan percikan cahaya yang meledak-ledak melukai lelaki itu, Lan Xiaoyan menyaksikannya dengan hati berdebar. Dia tidak pernah melihat kekuatan asli dari Gunung Gui Shan, seandainya dulu gunung ini menyerangnya dengan kekuatan yang sekarang dilihatnya dia pasti sudah mati sejak lama. Bahunya naik tiba-tiba, Lan Xiaoyan merasa kekuatan Feng Guang mel
Tapak kaki Lan Xiaoyan mengambang di atas udara, dia pikir dirinya akan jatuh dari ketinggian. Pemuda itu berteriak heboh. Namun teriakannya melambat dramatis saat melihat raut wajah Feng Guang yang menatapnya dengan tatapan menyedihkan."Aaa-ha. Kita sudah keluar?" Lan Xiaoyan menyipitkan matanya, dia merasakan tanah dan bebatuan asing di telapak tangannya namun belum bisa melihat jelas sekitar. Padahal baru saja mereka kehujanan di Gunung Gui Shan, namun saat ini dia merasakan hangat matahari membanjiri tubuhnya.Kedua mata pemuda itu berbinar terang, dia melihat rumah-rumah berderet di pinggir jalan yang dipenuhi manusia berlalu lalang, jajanan, oleh-oleh, toko baju, kedai arak dan penjual mainan anak-anak. Ketika dia mendengarkan keramaian dari tawa anak kecil, suara lelaki dewasa dan cekikikan wanita di pinggir jalan hatinya berbunga-bunga. Seperti anak kecil yang baru saja melihat dunia, Lan Xiaoyan berlari ke sana kemari untuk mengejar sesuatu yang menarik perhatiannya."Aku beb
"Sepertinya aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja. Kau bisa menggemparkan dunia ini dengan kebodohanmu.""Guru!!" Dia menyengir lebar. "Hehehe. Kau bilang kita pasti akan bertemu lagi. Aku tidak menyangka akan secepat ini."Dengan kesal Feng Guang mendecih dan menggerutu, itu justru membuat Lan Xiaoyan tambah tertawa lucu.Feng Guang benci mengatakannya, tapi anak itu benar, mereka pasti akan bertemu lagi, dia berulang kali berpikir membawa Lan Xiaoyan adalah magnet masalah. Contohnya saja, baru beberapa menit menapakkan kaki ke dunia luar Lan Xiaoyan sudah membuat kekacauan di kota. Saat ini semua orang di jalan masih mencari keberadaan pemuda itu. Sebelum mereka tertangkap, keduanya harus segera pergi dari sana secepatnya.*Setelah perjalanan yang panjang akhirnya keduanya menemukan pohon teduh untuk rehat sejenak, angin segar menghembus wajah mereka. Feng Guang berusaha memejamkan mata, tidak mau memusingkan Lan Xiaoyan yang sejak dua jam lalu tidak berhenti-henti terpana denga
Akhirnya mereka tiba di kota berikutnya, Daoluo. Daoluo berada di sebelah Kota Rouhan, dulunya dikenal sebagai kota yang diberkahi keindahan danau laut tawar yang indah, beberapa perahu bertengger di pinggiran danau yang berhadapan langsung dengan jalan kota. Tiap sudut jalan ditumbuhi pepohonan yang mulai layu saat musim gugur tiba. Namun Kota Daoluo yang sekarang hanya memiliki keindahan yang diwariskan masa lalu. Jalan yang dulu dipenuhi warga Daoluo kini beralih fungsi menjadi alur transportasi angkut barang berat. Setiap harinya gerobak-gerobak bermuatan berat melalui jalan tersebut dan menyebabkan retakan di jalan berdebu yang dulunya sangat megah. Bangunan yang dulu digunakan sebagai kuil beralih fungsi menjadi pabrik. Feng Guang, Lan Xiaoyan dan Oak berjalan di alun-alun kota yang dipenuhi hiasan dan kelopak bunga yang berterbangan. Meskipun masih tersisa keindahan dari Kota Daoluo tak bisa dipungkiri mereka merasa ada hal yang aneh saat berada di kota tersebut, atmosfer yg