/ Romansa / Penipu Cantik dan Hot CEO / Berjuang Demi Keluarga Kecilnya

공유

Berjuang Demi Keluarga Kecilnya

last update 최신 업데이트: 2021-12-13 17:35:26

"CEO Harris Wijaya Grup, Dhexel Harris Wijaya tertangkap kamera sedang tidur bersama seorang wanita di sebuah kamar hotel mewah pagi ini."

"Para klien dan investor yang sempat bekerja sama dengannya pun kini mulai mempertanyakan reputasi baik dari Sang CEO yang disebut hanya settingan selama ini."

"Beberapa saham di bawah Harris Wijaya Grup pun secara mengejutkan langsung terpengaruh sejak berita ini diturunkan."

Suara pembawa berita itu tidak berhenti terdengar di rumah keluarga Dhexel sampai kedua orang tua Dhexel, Dexter dan Rebecca pun menjadi cemas mendengarnya.

Bahkan Rebecca terus menelepon Dhexel namun anaknya tidak kunjung menjawab teleponnya.

Sampai tidak lama kemudian, suara mobil berhenti terdengar di depan rumah dan Rebecca pun langsung berlari keluar.

Marlo sendiri menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah besar yang merupakan rumah keluarga Harris Wijaya dan Dhexel langsung melihat ibunya di sana.

"Dhexel, kau sudah pulang? Kau baik-baik saja? Mama sudah melihat beritanya. Apa pria itu benar-benar kau? Dan bagaimana itu bisa terjadi, Dhexel?"

"Kita bicarakan di dalam saja, Ma. Aku dijebak, Ma. Ini ulah salah satu lawan bisnisku."

"Astaga, jadi itu benar kau? Tapi siapa yang berani melakukan itu padamu?"

"Entahlah, Ma. Tapi Mama jangan khawatir, aku akan mencari tahu tentang itu."

"Ck, Dhexel! Jangan menganggap masalah ini sepele, kita sedang bersiap meluncurkan produk baru dan berita ini sudah membuat investor dan klien bisnis kita cukup heboh."

"Aku mengerti, Ma! Aku berjanji akan segera menyelesaikannya. Mama jangan khawatir."

Dhexel terus menenangkan Rebecca dan mereka pun masuk ke dalam rumah untuk berunding.

Sementara di sisi lain, Selina sendiri akhirnya sampai ke markas para rentenir, orang yang sudah memberinya tugas untuk menipu Dhexel.

Untuk sesaat Selina menggeram kesal melihat para anak buah rentenir yang berjaga di depan markas.

"Apa yang kalian lihat, Brengsek? Mana Bosmu? Keterlaluan, dia sudah menipuku!"

Para anak buah pun mempersilakan Selina masuk karena mereka memang sudah mengenalnya dan saat akhirnya Selina bertemu dengan seorang pria bengis yang dipanggil Bos Besar itu, Selina pun langsung dibakar emosinya.

Selina langsung menggebrak meja di hadapan pria itu.

"Dasar pria brengsek! Berani sekali kau menipuku, hah?"

Bos Besar yang sedang duduk di kursi kerjanya pun mengangkat alisnya. "Apa yang kau katakan? Siapa yang menipumu? Bahkan aku sudah mendapatkan bayaran dari orang yang memakai jasa kita!" Pria itu menepuk koper kecil di mejanya dengan santai.

Selain sebagai rentenir, Bos Besar dan para anak buahnya juga melakukan tindakan kriminal lain. Mereka bisa dibayar untuk menipu, menculik, menjebak, atau kekerasan lain, dengan kata lain, mereka adalah penjahat.

Selina sendiri terpaksa bekerja pada mereka demi melunasi hutang ayahnya agar keluarganya bisa hidup tenang.

Selina pun menatap koper kecil di meja itu dan mendadak kemarahannya sedikit teredam.

"Kau sudah mendapat bayaran? Kalau begitu cepat berikan padaku! Aku harus minta bagianku dua kali lipat karena CEO gila itu sudah merenggut keperawananku!"

Bos Besar pun mengernyit mendengarnya. "Merenggut apa? Kau tidur dengannya?"

"Ck, dasar brengsek! Jangan pura-pura tidak tahu! Obat apa yang kumasukkan ke dalam minumannya sampai dia mendadak menggila dan meniduriku?"

Bos Besar pun terdiam sejenak. "Benarkah itu? Jadi karena obat itu, dia tidur denganmu? Ck, malang sekali nasibmu, tapi siapa yang percaya kalau kau masih perawan, hah? Apa kau bisa membuktikannya?"

"Dasar brengsek! Kau pikir aku berbohong, hah?"

"Jangan mengataiku terus, Selina! Hidupmu itu bergantung padaku jadi jangan berani-berani melawanku!" Bos Besar mulai marah dan menggebrak mejanya juga dan Selina pun mendadak menciut hingga tidak berani bicara lagi.

Bos Besar langsung membuka kopernya dan mengambil dua bendel uang lalu melemparnya ke hadapan Selina.

"Ambil uang itu dan sisanya ini untuk mencicil hutang ayahmu yang masih segunung, belum ditambah bunganya yang semakin hari juga semakin besar!"

Selina pun menatap nanar pada dua bendel uang yang tergeletak di lantai.

Selina membungkuk dan mengambil uang itu sambil melayangkan protesnya.

"Hanya segini? Apa kau tidak salah? Aku tahu hutang ayahku masih sangat banyak tapi aku tidur dengan CEO itu, tidak bisakah aku mendapat bayaran yang lebih?"

"Ck, itu masalahmu sendiri, Selina! Sudah untung aku memberimu bagian! Kalau kau tidak mau menerimanya, kembalikan saja! Suruh dia keluar!" perintah Bos Besar pada anak buahnya.

Dengan cepat para anak buah pun menyeret Selina keluar.

"Hei, tunggu, dasar brengsek! Berikan aku lebih! Dasar pria brengsek!" teriak Selina frustasi.

Cukup lama Selina membuat keributan sendiri di depan markas Bos Besar namun para anak buah terus mengusirnya hingga Selina tidak punya pilihan lain selain menyeret langkahnya pergi dari sana.

"Sial! Aku bekerja seharian, kehilangan keperawanan, berlari seperti orang gila karena dikejar oleh CEO itu dan sekarang aku juga diperlakukan seperti ini oleh Bos Besar itu?" lirih Selina sambil melangkah gontai menjauh dari markas rentenir itu.

Selina pun menatap dua bendel uang di tangannya dan mendadak melow.

"Ck, aku benci keadaan seperti ini! Sial! Ayah, di mana kau sekarang? Bisakah kau lebih bertanggung jawab pada keluargamu, hah? Kalau kau berani, muncullah sendiri dan bekerjalah pada rentenir itu untuk melunasi hutangmu sendiri! Jangan jadikan anakmu sebagai korbannya!" teriak Selina lagi dengan frustasi.

"Sial!" geram Selina lagi yang akhirnya melangkah pulang.

Selina sempat mampir ke sebuah depot untuk membeli makanan, sebelum akhirnya langkah kakinya pun berhenti di sebuah rumah kecil di gang yang cukup sempit.

Selina menenangkan napasnya, merapikan dirinya, dan menampilkan senyum sumringahnya sebelum ia membuka pintunya dengan bersemangat.

"Aku pulang!" teriak Selina dengan senyuman yang merekah.

"Eh, Kakak sudah pulang, Ibu!" pekik Juna, adik laki-laki Selina yang baru berumur sepuluh tahun itu.

Umur Selina yang berbeda jauh dengan adiknya membuat Selina sangat memanjakan Juna dan over protektif padanya.

Selina pun berusaha memberikan pendidikan yang terbaik untuk Juna dan Selina juga tidak akan pernah membiarkan adik semata wayangnya itu tahu apa yang ia kerjakan karena selamanya ia berharap bisa menjadi kakak yang membanggakan untuk adiknya itu.

"Eh, kau membawa apa, Kak? Kau tahu Ibu sangat kebingungan karena kau tidak pulang semalaman. Kami meneleponmu tapi ponselmu tidak aktif."

"Ah, itu ... ponselku kehabisan baterai! Kemarin aku bekerja lembur dan tertidur di rumah temanku, maaf ya tidak memberi kabar. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Selina berusaha bersikap biasa saja.

"Benarkah itu? Syukurlah kalau begitu. Aku sudah tahu kau pasti bisa menjaga dirimu tapi Ibu yang kebingungan tidak jelas," seru Juna sambil langsung mengambil makanan dari tangan Selina dan membukanya di meja makan.

Selina pun menatap Juna dan tersenyum melihat betapa adiknya itu bahagia hanya dengan melihat makanan enak.

Sambil masih tersenyum, Selina pun melangkah ke kamar dan melihat Aula, ibunya, yang baru saja bangkit berdiri dari ranjangnya.

"Ibu?"

"Selina, kau membuat Ibu tidak bisa tidur sepanjang malam."

"Astaga, maafkan aku, Ibu! Aku sibuk bekerja."

"Pekerjaan macam apa yang membuatmu sampai tidak pulang?"

"Ah, sudahlah, ini salahku yang tidak mengabari tapi sungguh aku baik-baik saja."

Aula pun terus mengomel sedangkan Selina hanya bisa menunduk mendengarkan omelan itu sambil menenangkan ibunya itu. Hingga akhirnya Selina pun membawa Aula duduk di meja makan dan melayaninya makan.

"Makanlah ini, Ibu! Ini enak sekali!"

"Sudah cukup, untukmu saja! Ibu yang sudah tua dan sakit-sakitan ini tidak perlu banyak makan!" balas Aula sambil mengambilkan Selina makan.

"Astaga, apa maksudmu, Ibu? Orang tua dan sakit pun tetap harus banyak makan. Ayo, kita makan bersama!"

"Ah, baiklah, kau juga makan. Ibu lega sekali melihatmu, kau tahu Ibu sampai mimpi buruk semalam karena kau tidak pulang, Selina."

Selina tersenyum mendengarnya. "Mimpi itu hanya bunga tidur, memangnya kau mimpi apa, Ibu?"

"Mimpi yang mengerikan! Ibu bermimpi kau bangun di ranjang seorang pria asing dan jantung Ibu berdebar tidak karuan, Ibu takut sekali, Selina!"

Senyuman Selina langsung menghilang mendengarnya dan debar jantungnya langsung memacu kencang.

"Apa? Itu ... sudah kubilang mimpi hanya bunga tidur, Ibu! Jangan dipikirkan, ayo makan saja! Tapi aku hampir lupa, ada sedikit uang untuk Ibu simpan dan ini ada uang jajan untuk Juna, sisanya akan kubuat membayar uang sekolah Juna nanti."

Selina yang sedikit gugup pun langsung membagikan uang itu untuk Juna dan Aula. Juna sendiri langsung sumringah, sedangkan Aula langsung menatap uang itu dengan penuh syukur, sebelum mendadak Aula mengatakan hal yang membuat debar jantung Selina makin tidak terkendali.

"Uang yang didapat secara halal pasti akan menjadi berkah, terima kasih, Selina! Tapi kali ini, pekerjaan apa yang kau lakukan sampai hasilnya cukup banyak, Nak?"

**

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Penipu Cantik dan Hot CEO (END)

    "Aku ingin menjadi badut lagi di depan The Market Suka-Suka!" Dhexel langsung membelalak mendengar permintaan Selina yang begitu mustahil. Tiga bulan awal kehamilan, Selina jalani dengan cukup sulit karena Selina terus muntah, tapi memasuki bulan keempat, Selina sudah mulai aktif. Selina pun mulai ngidam, tapi bukan ngidam makanan, melainkan ngidam beraktivitas, seperti bersepeda atau joging. Tentu saja itu masih normal saja walaupun Dhexel tetap tidak menurutinya sampai Selina terus mengomel, tapi sekarang di umur kehamilan Selina yang masuk bulan kelima, permintaan Selina makin aneh."Mana bisa kau menjadi badut lagi, Sayang? Pertama karena promosinya memang sudah tidak memakai badut, dan yang kedua kau sedang hamil, Selina," sahut Dhexel sabar. "Memangnya kenapa kalau aku sedang hamil? Aku kan tetap bisa memakai topeng monyetnya. Lagipula kau kan CEO-nya, adakan lagi promosi dengan badutnya." "Tidak bisa, Sayang! Sudah berbeda sekarang." "Apanya yang berbeda, Dhexel? Aku mau

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Kebahagiaan Yang Sempurna

    Hampir dua bulan berlalu sejak pesta pernikahan dan pasangan pengantin baru itu pun akhirnya pulang dari bulan madunya keliling Eropa. Semua anggota keluarga pun menyambutnya dengan sumringah, terutama Aula dan Juna yang sudah sangat merindukan Selina. "Akhirnya kalian pulang juga, Ibu sangat merindukanmu, Selina!" "Aku juga, Ibu!" Selina dan Aula berpelukan begitu erat dan mereka pun menghabiskan waktu bersama beberapa hari setelahnya. Dhexel dan Selina sendiri juga sudah pindah ke rumah baru mereka di mana Dhexel dan Selina hanya tinggal berdua saja bersama dengan pelayan. Dhexel sendiri sebenarnya sudah mengajak Aula dan Juna untuk tinggal bersama tapi mereka menolaknya. Bagi Aula, kehidupan rumah tangga akan lebih sehat kalau hanya ada satu kepala keluarga di dalamnya yaitu Dhexel. Biarkan mereka mengatur rumah tangga mereka dengan cara mereka sendiri. Dan pikiran itu sama seperti yang Rebecca pikirkan. Walaupun begitu, Dhexel dan Selina sangat sering mengunjungi rumah Aula

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Malam Pertama Yang Menggebu

    "Akhirnya acaranya selesai juga, Sayang!" "Ya, aku mulai mengantuk, Dhexel. Aku bangun subuh tadi untuk make up."Dhexel dan Selina sudah berada di kamar hotel mereka malam itu setelah akhirnya serangkaian acara pesta pun selesai. "Aku juga bangun subuh, Sayang, bukan untuk make up tapi aku terlalu bersemangat menyambut hari ini," sahut Dhexel. Selina tersenyum mendengarnya dan Dhexel pun langsung memeluk mesra istrinya itu. "Aku mencintaimu, Selina! Dan akhirnya kita tidak perlu berjauhan lagi sekarang." "Haha, kapan kita pernah berjauhan, Dhexel? Kau selalu menarikku mendekat." Dhexel tergelak dan ya, itu memang benar. Dhexel selalu mempunyai seribu satu cara dan alasan untuk menarik Selina mendekat. Dhexel pun mendekap istrinya ikut makin erat, begitupun Selina yang balas memeluk suaminya dan mereka pun begitu menikmati hangatnya pelukan setelah sah menjadi suami istri itu. Cukup lama mereka berpelukan di sana sebelum tiba-tiba Dhexel bergerak dan secara mengejutkan membopo

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Wedding Day

    Persiapan pernikahan selalu menjadi hari yang sibuk untuk pasangan manapun, termasuk pasangan Dhexel dan Selina. Dhexel menginginkan pernikahan yang sempurna untuk mereka, tapi Selina menginginkan yang sederhana saja. Hidup sederhana sejak kecil membuat Selina tidak punya banyak impian untuk pesta pernikahannya, Selina lebih fokus pada kehidupan setelah menikah nanti. Selina pun selalu menolak semua dekorasi mewah yang Dhexel sodorkan sampai Dhexel gemas sendiri pada calon istrinya itu. "Aku akan ikut apa pun yang kau persiapkan, Dhexel. Bagiku yang penting adalah kehidupan kita nanti setelah menikah." "Aku tahu, Sayang! Aku bangga padamu tentang itu juga, padahal calon pengantin wanita lain sangat banyak menuntut ini dan itu. Tapi kali ini aku yang ingin memberikan yang istimewa padamu, Selina! Ini bukti cintaku untukmu!" Selina mengangguk dan akhirnya ia ikut memilih bersama Dhexel walaupun Selina tidak berhenti mengomel saat tahu berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untu

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Menikahlah Denganku!

    Beberapa waktu berlalu dan kondisi pun kembali tenang. Heidy sudah kembali ke Paris dan kali ini Darrel tidak menyusulnya. Darrel tetap berada di Indonesia untuk membantu Dexter memegang perusahaan ayahnya itu yang lain. Tentu saja menghilangkan perasaan pada Heidy tidak semudah itu, tapi Darrel sudah bertekad menghilangkannya karena Heidy pun tidak akan pernah membalas perasaannya. Butuh waktu, tapi Darrel yakin pada akhirnya perasaan itu akan hilang juga. Darrel pun tidak ingin mencari penggantinya secepat itu karena Darrel akan fokus pada bisnisnya saja. Di sisi lain, Dhexel dan Selina pun makin mesra. Dhexel yang tidak mau berjauhan dengan Selina pun akhirnya meminta Selina bekerja di kantor pusat HWG bersamanya menjadi sekretaris barunya karena kebetulan sekretaris lama Dhexel yang sudah tua juga ingin pensiun. Elvan sendiri sebenarnya tidak rela kehilangan Selina, bukan karena Elvan masih menyukai Selina, tapi karena Selina ternyata sangat kompeten dalam bekerja. Namun, El

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Cinta Yang Tidak Akan Berbalas

    Dhexel tidak bisa menahan amarahnya begitu mendengar nama Heidy disebut. Dhexel pun langsung memeriksa CCTV dan persis seperti kesaksian Madam Poni, Heidy memang bertemu dengan beberapa karyawan kantor. Malahan Dhexel menemukan pertemuan lain yang tidak dilihat oleh Madam Poni. Brak!Dhexel menggebrak meja kerjanya dengan penuh emosi. "Sial, Darrel! Sial! Aku tidak mengerti apa yang ada di otak Heidy. Aku tidak mencintainya, bagaimana dia bisa memaksaku untuk mencintainya? Dan saat aku mencintai orang lain, dia melakukan semua ini untuk menjelekkan nama Selina. Aku tidak bisa menahannya lagi, Darrel! Sial!" Darrel tidak bisa berkata apa-apa untuk membela Heidy kali ini karena memang Heidy tidak pantas dibela. Darrel sendiri juga menahan amarah di dadanya, tapi cintanya tetap masih ada. Karena itu, hatinya bergejolak dan rasanya menyakitkan sekali mengetahui wanita yang ia cintai ternyata adalah wanita yang berhati busuk. Namun, setelah mendapatkan bukti ini, Dhexel pun makin mu

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status