Share

Penipu Cantik dan Hot CEO
Penipu Cantik dan Hot CEO
Penulis: Mommykai22 Mommykai22

Kehilangan Keperawanan

"Untung saja kau masih perawan, penipu sialan!"

"Kau yang sudah mengambil keperawananku, pria sialan!"

"Kau yang sudah menipuku dan bukankah ini yang kau inginkan, hah? Kalau bukan karena obat terkutuk itu, aku juga tidak akan sudi menyentuhmu! Sekarang katakan siapa yang menyuruhmu melakukannya?"

Dhexel menggeram kesal sambil melilitkan handuk besar di pinggangnya untuk menutup bagian sensitifnya.

"Pikir saja sendiri! Pria brengsek sepertimu pasti mempunyai banyak musuh!" sahut Selina berapi-api.

Selina Thomas, seorang wanita cantik yang sudah mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya, sampai ia rela melakukan pekerjaan apa saja demi mendapatkan uang, termasuk menipu orang.

Bahkan ia sudah biasa memainkan banyak peran dalam hidupnya, mulai dari peran sosialita sampai gadis urakan.

Bukan profesi yang membanggakan, namun dari sanalah ia bisa mendapatkan biaya pengobatan ibunya, biaya hidup, sekaligus melunasi hutang yang ditinggalkan oleh ayahnya.

Sampai suatu hari ia mendapat tugas untuk menipu seorang CEO muda bernama Dhexel Harris Wijaya.

Dan di sinilah petaka terjadi. Selina sama sekali tidak tahu obat apa yang ia masukkan ke dalam minuman sang CEO karena tugas Selina hanya memberinya minum lalu membawanya ke kamar hotel.

Namun sialnya, ternyata obat itu membuat sang CEO menjadi beringas, menyerangnya, memaksanya, dan merenggut kehormatannya, sesuatu yang tidak pernah Selina bayangkan akan terjadi dalam hidupnya.

"Dasar pria brengsek!" seru Selina sambil meringis merasakan tubuhnya yang lengket dan bagian intinya yang begitu perih.

"Kau yang brengsek!" seru Dhexel sambil menatap tajam pada Selina.

Dhexel pun memicingkan matanya saat mendadak ia mengingat wajah cantik Selina yang pernah ia temui beberapa hari yang lalu.

"Kau! Bukankah kau juga wanita yang berpenampilan urakan yang waktu itu berpura-pura tertabrak mobilku dan mencoba memerasku kan! Ya, aku mengingatmu! Kau benar-benar penipu sialan!" geram Dhexel.

Selina terdiam mendengarnya karena ia tidak pernah benar-benar mengingat siapa saja yang sudah pernah ditipunya.

Namun itu tidak penting karena Selina merasa keluar dari sini adalah yang terpenting.

Dengan tertatih, Selina pun berusaha bangkit dari ranjang sambil tetap mencengkeram selimut putih itu sebatas dadanya. Bagian intinya masih terlalu perih sampai ia kesulitan bergerak.

"Auw, sialan! Mengapa rasanya seperti ini?" Mendadak hati Selina perih membayangkan kehormatannya harus terenggut seperti ini. Ibunya pasti akan sangat kecewa saat mengetahuinya.

Tapi masalah tidak akan selesai kalau ia hanya meratapi apa yang sudah terjadi.

Selina terus bergerak sampai akhirnya ia berhasil duduk di tepi ranjang. Dengan susah payah Selina menarik selimut hotel yang tebal itu untuk menutup tubuhnya dan berniat memungut bajunya.

Namun Dhexel yang tubuhnya sudah kembali memanas karena efek obatnya masih bekerja pun langsung menatap Selina dengan lapar.

Dengan cepat Dhexel menghampiri Selina lalu mencengkeram lengannya.

"Kau mau ke mana, penipu?"

Selina pun membelalak ngeri. "Akhh, lepaskan aku! Apa yang mau kau lakukan? Biarkan aku pulang!"

"Pulang? Jangan harap kau bisa pulang sebelum aku selesai!"

"Apa? Apa lagi maksudnya? Tugasku sudah selesai! Masalahmu urus saja sendiri!"

Selina mulai mengomel dengan panik. Namun Dhexel sudah tidak dapat mendengar apapun lagi saat fokusnya sudah tertuju pada leher jenjang wanita itu dan tulang selangkanya yang begitu seksi. Ditambah rambut acak-acakan yang membuat hasrat Dhexel makin menggila. Ditambah lagi dengan bibir cerewet itu yang tidak berhenti mengomel.

"Sialnya, masalahku hanya bisa diselesaikan bersamamu, penipu!"

Tanpa mempedulikan Selina yang sekarang sedang membelalak lebar, Dhexel langsung saja menyambar bibir wanita itu dan memagutnya dalam.

Dhexel mengarahkan tubuh Selina sampai tubuh wanita itu kembali terbaring ke ranjang dan dalam sekejap tubuh keduanya pun kembali polos.

"Lepaskan aku, pria brengsek! Tidak! Jangan lagi!"

"Nikmati saja jebakanmu sendiri, Nona penipu!"

*

Cahaya matahari masuk melalui celah jendela lagi itu.

Dhexel dan Selina pun masih tertidur lelap karena percintaan yang sangat melelahkan kemarin malam.

Namun keduanya tersentak kaget oleh suara pintu kamar hotel yang tiba-tiba dibuka dengan kasar.

Brak!

Seketika kilatan kamera pun langsung menyapa mereka saat kerumunan wartawan mendadak menerobos masuk ke kamar itu.

"Apa ini? Apa ini?" pekik Selena yang langsung panik menutupi wajah dan tubuhnya.

Hal yang sama dilakukan oleh Dhexel yang buru-buru meraih handuk yang masih tersampir di pinggir ranjang dan buru-buru memakainya.

"Sial! Wartawan dari mana itu? Seharusnya aku tahu akan jadi seperti ini!" geram Dhexel.

Sambil terus menunduk, Dhexel pun berlari ke kamar mandi dan tidak peduli lagi pada nasib Selena.

Cukup lama para wartawan mengambil gambar dan bertanya dengan begitu ribut, bahkan ada yang membuat siaran live.

Sampai seorang pria muda dan beberapa anak buahnya tiba dan mengusir para wartawan dari sana.

"Mereka sudah pergi, Marlo?" tanya Dhexel sambil memakai kembali kemeja lengkapnya di dalam kamar mandi.

"Sudah, Bos! Aku sudah menyuruh orang kita mengusir semua wartawan dari sekitar hotel," sahut Marlo, asisten Dhexel.

"Cari tahu siapa yang melakukan ini, Marlo! Mereka sengaja menjebakku pasti untuk menjelekkan namaku agar produk baru kita gagal bersaing di pasaran."

"Aku sudah meminta rekaman CCTV di hotel untuk menangkap siapa yang melakukan ini, Bos."

"Bagus! Aku tidak akan memaafkan siapapun yang melakukannya. Dan wanita sialan itu adalah wanita penipu. Dia juga yang pernah berpura-pura tertabrak mobil kita waktu itu, Marlo! Jangan biarkan dia lolos!"

Marlo yang mendengarnya sempat terdiam sejenak karena wanita yang berpura-pura tertabrak mobil waktu itu adalah wanita berpenampilan urakan, namun wanita yang kemarin malam adalah tamu hotel yang berkelas. Namun Marlo tidak berani membantah bosnya itu.

"Apa lagi yang kau tunggu, Marlo? Awasi wanita itu, jangan biarkan dia lolos!"

"Ah, baik... baik, Bos!"

Marlo pun bergegas keluar dari kamar mandi namun ia mendadak tertegun melihat ranjang yang sudah kosong.

"Bos... wanitanya hilang!" teriak Marlo sambil berlari sampai ke pintu keluar dan berkeliling sekitar hotel sampai ke lobby lalu kembali lagi ke kamar.

"Wanita itu sudah kabur, Bos. Aku tidak menemukannya di mana-mana, Bos," lapor Marlo dengan napas tersengal begitu ia sudah masuk lagi ke kamar.

Namun Dhexel tidak menanggapinya sama sekali karena Dhexel masih menatap isi dompetnya dengan penuh amarah.

"Sial! Entah kapan dia mengambil dompet dari kantong celanaku tapi dia sudah menguras habis semua uang di dompetku."

"Cari wanita penipu itu sampai dapat, Marlo! Aku mau dia dipenjara atas tuduhan penipuan dan pencurian! CEPAT, Marlo!!!" teriak Dhexel penuh amarah.

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status