Beranda / Rumah Tangga / Penjara Dendam Suami Konglomerat / Menceritakan Kejadian Di Lobi Kepada Nicholas

Share

Menceritakan Kejadian Di Lobi Kepada Nicholas

Penulis: SweetWater
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-16 18:00:00

Aleeta hanya bisa mengerucutkan bibirnya saat beberapa menit ia menunggu, tapi Nicholas tak kunjung juga menoleh ke arahnya. Perasaan ia sudah menyapa dengan suara yang tidak pelan. Apa Nicholas tidak mendengarnya? Atau jangan-jangan Nicholas sedang tertidur?

Tidak ingin menebak-nebak. Aleeta pun akhirnya kembali memutuskan untuk memanggil Nicholas.

“Nicho, apa kamu tidur?” Kali ini Aleeta memberanikan diri untuk melangkah mendekat. “Nicho ...,” Ujarnya seraya mengendap-endap mendekati meja Nicholas.

“Apa?!”

“Astaga!” Aleeta langsung melonjak kaget saat tiba-tiba kursi yang di duduki Nicholas itu berputar ke arahnya. “Kamu ini mengagetkanku saja,” gumam Aleeta seraya memegangi dadanya.

Nicholas hanya memasang wajah datar. Menatap Aleeta yang tampaknya memang benar-benar terkejut karenanya.

“Dari mana kamu tahu kalau ini adalah kantorku?” Nicholas bertanya dingin.

Aleeta yang di tanya seperti itu hanya bis
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Menceritakan Kejadian Di Lobi Kepada Nicholas

    Aleeta hanya bisa mengerucutkan bibirnya saat beberapa menit ia menunggu, tapi Nicholas tak kunjung juga menoleh ke arahnya. Perasaan ia sudah menyapa dengan suara yang tidak pelan. Apa Nicholas tidak mendengarnya? Atau jangan-jangan Nicholas sedang tertidur?Tidak ingin menebak-nebak. Aleeta pun akhirnya kembali memutuskan untuk memanggil Nicholas.“Nicho, apa kamu tidur?” Kali ini Aleeta memberanikan diri untuk melangkah mendekat. “Nicho ...,” Ujarnya seraya mengendap-endap mendekati meja Nicholas.“Apa?!”“Astaga!” Aleeta langsung melonjak kaget saat tiba-tiba kursi yang di duduki Nicholas itu berputar ke arahnya. “Kamu ini mengagetkanku saja,” gumam Aleeta seraya memegangi dadanya.Nicholas hanya memasang wajah datar. Menatap Aleeta yang tampaknya memang benar-benar terkejut karenanya. “Dari mana kamu tahu kalau ini adalah kantorku?” Nicholas bertanya dingin. Aleeta yang di tanya seperti itu hanya bis

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Ruang Kerja Nicholas

    Nicholas baru hendak masuk ke dalam lift, saat ia mendengar suara seseorang memanggil namanya dari arah belakang. “Selamat pagi, Tuan,” sapa Christa begitu Nicholas menoleh ke arahnya. “Ya. Ada apa?” Chista—yang merupakan salah satu staff HRD di kantor Nicholas itu segera menjawab, “Begini, Tuan. Terkait perekrutan karyawan yang Tuan minta beberapa hari yang lalu. Datanya sudah saya siapkan. Barangkali Tuan bersedia mengeceknya terlebih dahulu sebelum saya merekrut mereka.”Nicholas langsung mengangguk. Ia baru ingat kalau beberapa hari yang lalu ia memang sempat meminta departemen HRD untuk merekrut beberapa karyawan untuk mengisi kekurangan staff yang ada di divisi keuangan. Dan karena ini berhubungan dengan divisi keuangan perusahaannya, maka Nicholas memutuskan untuk ikut turun tangan dalam perekrutan tersebut guna mendapatkan karyawan yang benar-benar kompeten dalam bidang tersebut.Nicholas pun mengurungkan niat untuk m

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Saya Istrinya Nicholas!

    Aleeta memegang kotak bekalnya dengan gugup. Ini pertama kali ia datang ke kantor Nicholas. “Ya Tuhan, kenapa aku tiba-tiba jadi gugup seperti ini? Apa aku pulang saja, tapi ... Aku kan sudah terlanjur sampai di sini.”Aleeta berdiri dan menatap sekeliling halaman kantor Nicholas. Gedung pencakar langit yang ada di hadapannya begitu tinggi. Aleeta bahkan sampai melongo menatapnya. Apa benar gedung ini milik keluarga suaminya? Aleeta lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Ini bukanlah saat yang tepat untuk memikirkan hal yang lain. Saat ini ia harus berfokus pada tujuan awalnya.Aleeta lalu memberanikan diri untuk melangkah masuk ke dalam lobi. Dan saat itulah ia baru menyadari bahwa semua orang yang ada disini sekarang sedang menatap ke arahnya. Aleeta melirik pakaiannya. Dress berwarna gading yang terlihat cocok dikulitnya. Perasaan tidak ada yang aneh dengan penampilannya?“Permisi, ada yang bisa saya bantu?”Aleeta tidak sadar jika ia sudah berdiri di depan meja resepsionis kantor i

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Pergi Ke Kantor Nicholas

    Seharusnya pagi ini berjalan berbeda dari pagi yang sebelumnya. Tapi entah kenapa bagi Aleeta semuanya tampak sama saja. Ia masih terbangun seorang diri di kamar tidurnya. Matanya menatap nyalang pada langit-langit kamar. Sepi dan sunyi. Tidak ada suara apapun di dalam kamarnya.Aleeta lalu segera beranjak turun dan masuk ke dalam kamar mandi. Melihat ada handuk basah dan juga wangi sabun yang masih tercium di kamar mandi menandakan bahwa Nicholas mungkin sudah lebih dulu bangun dan mandi. Lalu sekarang dimana suaminya itu berada?“Mary, apa kamu melihat Nicho? Dia nggak ada di kamar. Apa mungkin dia sedang berlari pagi?” Aleeta bertanya saat memasuki dapur.Mary yang tengah memasak segera menoleh ke arah Aleeta. “Tuan sudah berangkat pagi-pagi sekali ke kantor.” Aleeta mengernyit. “Kamu yakin?”“Iya, Nona. Tadi Tuan sempat berpamitan kepada saya.”Aleeta terdiam. Kenapa Nicholas tidak berpamitan juga padanya? Apa ka

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Akhirnya Nicholas Pulang

    Aleeta sampai di rumah saat jam hampir menunjuk di angka sebelas malam. Sepi dan sunyi. Aleeta baru sadar kalau ternyata rumah yang selama beberapa bulan ini ia tempati suasananya jauh terasa lebih sepi di saat malam hari seperti ini. Ia lalu menatap sekeliling rumah yang sudah tampak gelap. Itu karena mungkin Mary sudah tidur dan mematikan semua lampu yang ada di rumah. Seraya mendesah lelah, Aleeta memutuskan untuk melangkahkan kakinya ke arah tangga. Namun, belum sempat kakinya menginjak tangga. Tiba-tiba Aleeta mendengar suara perutnya berbunyi.“Sial. Padahal aku tadi sudah makan. Tapi kenapa aku lapar lagi?” Gumam Aleeta seorang diri.Akhirnya, dengan terpaksa Aleeta mengurungkan niat untuk masuk ke kamar. Dan memilih untuk berjalan menuju dapur. “Mari kita lihat. Apa yang bisa aku makan di sini,” ujar Aleeta pelan.Pasalnya saat ia menghubungi Mary tadi. Aleeta sudah terlanjur mengatakan supaya Mary tidak perlu menyiapk

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Merasa Lebih Baik

    Lukas masih terdiam. Wajahnya hanya datar tanpa ekspresi apapun. Ia lalu menatap Aleeta yang sudah kembali menunduk, mengaduk-aduk makanannya tanpa minat. Lukas jelas bisa melihat sorot kesedihan dari wajah Aleeta.Ternyata itu alasan Nicholas pulang ke apartemen kemarin. Pikir Lukas.Dari awal Lukas memang sudah menduga kalau Nicholas pasti tengah ada masalah dengan Aleeta. Tapi Lukas tidak menyangka kalau masalah itu bisa membuat Nicholas sampai memutuskan untuk pergi dari rumah. Memangnya masalah apa lagi kali ini? Perasaan mereka sudah tampak baik-baik saja beberapa waktu belakangan ini. Lukas lalu mendesah. Sebenarnya ia tidak ingin ikut campur ke dalam masalah Nicholas dan Aleeta. Tapi kalau melihat wajah Aleeta yang sedih seperti itu Lukas menjadi tidak tega.“Aleeta ...,” Lukas memanggil Aleeta pelan.“Hm.” Aleeta hanya bergumam, masih dengan menunduk. Menatap makanannya.Lagi-lagi Lukas kembali mendesah. Ia meletakkan s

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Berkata Jujur Ke Lukas

    “Lukas? Sedang apa kamu di sini?”Aleeta menatap Lukas yang langsung saja tersenyum ke arahnya. Rasanya sudah lumayan lama Aleeta tidak bertemu dengan Lukas. Sedikit terkejut dan senang juga sebenarnya, karena akhirnya Aleeta bisa kembali bertemu dengan pria yang dulu hampir setiap hari bersedia datang menjenguknya di saat sakit.“Seharusnya kamu nggak bertanya seperti itu,” sahut Lukas datar.Aleeta hanya mendengus. Sudah lama tidak bertemu ternyata sifat Lukas masih saja belum berubah. “Lalu aku harus bagaimana?” Tanya Aleeta seraya duduk di kursinya sendiri.“Ya seharusnya kamu mengatakan perasaan senangmu karena akhirnya bisa bertemu lagi denganku. Bukankah begitu?”Aleeta mengernyit. Sial. Bagaimana Lukas bisa tahu kalau ia tadi sempat merasa senang saat bertemu dengan pria itu?“Ck! Jangan berharap,” cetus Aleeta yang langsung membuat Lukas terkekeh.“Ah, rupanya kamu belum berubah ya, Ale

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hari Tanpa Nicholas

    Hal terburuk yang tidak ingin Aleeta rasakan di pagi ini adalah, ia harus menerima kenyataan bahwa Nicholas benar-benar tidak pulang semalaman. Ia harus terbangun seorang diri tanpa ada Nicholas di sampingnya. Aleeta menatap layar ponselnya dengan matanya yang masih terasa perih. Bahkan puluhan panggilannya yang sejak kemarin pun juga masih tak kunjung juga di balas oleh Nicholas. Tanpa berpikir panjang, Aleeta segera menekan nomor Nicholas. Berharap pagi ini Nicholas mau mengangkat panggilannya. Tapi lagi-lagi Aleeta harus menerima kenyataan pahit saat Nicholas tak kunjung menjawab panggilannya juga. Mendesah putus asa. Aleeta segera beranjak turun dari atas tempat tidur. Berjalan dengan langkah gontai menuju kamar mandinya. Jika biasanya di pagi hari seperti ini Aleeta akan bersemangat pergi ke dapur untuk membantu Mary memasak. Tapi kali ini ia sama sekali tidak bersemangat untuk melakukannya. Salah satu alasan Aleeta bersemangat menginjakkan kaki

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Merindukanmu

    “Aku ingin pulang.” Victor berujar sembari menyambar gelas minuman yang ada di depan Lukas “Kenapa terburu-buru sekali? Apa burungmu sudah nggak sabar ingin di lepaskan dari sangkarnya, hm?” Victor segera menggeleng. “Bukan, Luke. Yang benar, burungku sudah nggak sabar ingin bermain-main di dalam guanya,” ujarnya sambil terkekeh.“Kamu yakin gua kali ini bisa membuat burungmu senang?” Tanya Lukas.“Bukan hanya senang, melainkan puas.” Victor lalu mendekati Lukas. “Dia bilang, dia masih perawan,” ujarnya sambil terbahak.“Berengsek!” Nicholas yang mendengar percakapan bodoh dari kedua saudaranya itu hanya mampu mengumpat. Seperti tidak ada percakapan lain saja yang bisa mereka bicarakan. Kenapa juga harus membicarakan burung dan juga gua? Sial. Benar-benar hanya membuat Nicholas jengkel saja.“Dan apa kamu akan percaya begitu saja dengan apa yang wanita itu katakan?” Lukas kembali bertanya.Victor menggeleng. “Nggak juga. Makanya, aku ingin membuktikannya.” Mereka berdua lalu kembal

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status