Share

Bab 267: Bukan Rumahmu

Author: Rizki Adinda
last update Last Updated: 2025-08-01 08:37:07

Namun, aku akan sebisa mungkin menghindari Raka, batin Kirana, seraya berdiri membeku di ambang ketegangan yang menggantung di udara.

Ruangan itu hening, nyaris seperti ruang vakum yang menyedot suara dan napas. Hanya detak jam dinding yang terdengar, bergema dalam kehampaan yang menggumpal.

Raka berdiri di dekat jendela, tubuhnya kaku, wajahnya tidak menunjukkan emosi apa pun, hanya sorot mata yang sayu, seperti memendam banyak hal yang tak sempat terucap.

Akhirnya, ia menyerah. Suaranya rendah dan hambar, “Kalau itu maumu.”

Kirana mengangguk kecil, tanpa membalas pandangan itu. Ia segera melangkah naik ke lantai dua, anak tangga berderit pelan di bawah langkahnya.

Di tengah keheningan rumah, suara itu terdengar seperti detik-detik perpisahan yang tak terhindarkan.

Kamar Aidan dan Bayu dipenuhi cahaya sore yang mengambang lewat jendela besar. Aroma kayu mainan bercampur dengan bau bedak bayi yang samar, menciptakan kehangatan ya

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 274: Di Antara Sunyi dan Bubur Hangat

    Tubuh Raka tetap tegap meski langkahnya sudah menempuh jarak yang lumayan jauh sambil menggendong Kirana.Aneh, tidak ada rasa pegal sedikit pun. Seolah perempuan itu bukan beban, hanya bayang samar yang dipeluk angin.Pikiran Raka melayang, menelisik diam-diam: Apa Kirana benar-benar merawat dirinya selama ini?Enam tahun berlalu, sendirian membesarkan dua anak, tanpa keluhan, tanpa jeda.Lampu temaram kamar rawat menyinari wajah Kirana yang kini mulai bergerak pelan. Matanya mengerjap beberapa kali, buram dan gamang.Ada jeda singkat sebelum kenyataan perlahan-lahan menepi ke tepian benaknya.Apa yang terjadi tadi cuma mimpi?Jantungnya berdebar pelan, ketika suara napas yang teratur membelah keheningan malam. Ia menoleh. Raka.Tertidur di kursi sempit di pojok ruangan. Posisi tubuhnya nyaris tidak berubah, seakan ia tak berani bergerak karena takut mengganggu.Kursi itu jelas bukan tempat istirahat y

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 273: Dalam Pelukannya

    Hujan belum turun, tapi angin malam mulai menggesek dedaunan dengan suara gemerisik yang serak dan dingin.Lampu teras rumah menyala temaram, menyinari tubuh Kirana yang nyaris limbung, berdiri tak seimbang seperti daun kering yang baru saja jatuh dari ranting.Matanya berkabut, keningnya mengilat karena demam, dan tubuhnya bergetar samar.Sebelum Kirana sempat mengucap sepatah kata pun, lengannya ditarik pelan, lalu tubuhnya melayang ringan dalam pelukan Raka.Pria itu mengangkatnya ke dalam gendongan, seperti seseorang yang sangat terbiasa membawa sesuatu yang berharga.Hangat tubuh Raka menyalur lewat kemejanya, sementara aroma khas sabun dan kulit lelaki itu membuat Kirana memejamkan mata sejenak, mengambang antara sadar dan tidak.Begitu ia mulai tersadar, tubuhnya memberontak, lemah namun tetap berusaha.“Turunkan aku,” gumamnya, suara serak dan penuh rintik protes, “aku bisa jalan sendiri.”Namun

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 272: “Biar Saya Saja”

    Udara senja belum benar-benar reda ketika kabar itu menerobos masuk seperti angin dingin yang membelah dada.Tak ada yang menyangka hari itu akan berakhir dengan cemas dan diam yang berat.Elina berdiri di dekat ayahnya, matanya menyipit, seolah mencoba menangkap maksud dari kalimat-kalimat yang baru saja terucap.Ia menarik pelan lengan baju ayahnya, suaranya nyaris berbisik, “Bu Alesha…”Raka segera menangkap maksud lirih itu. Nada suaranya mengeras sedikit, penuh kekhawatiran yang coba disembunyikan, “Apa yang terjadi sama Bu Alesha?”Lisa, yang berdiri di dekat pintu dengan jaket setengah terbuka dan rambut sedikit berantakan, menjawab tanpa banyak pikir, “Semalam beliau udah kelihatan nggak enak badan. Saya kira cuma kecapekan. Tapi tadi siang pas saya cek, ternyata demam. Sekarang saya harus buru-buru pulang, jagain beliau.”Selesai bicara, ia menggamit tangan Aidan dan Bayu, dua anak yang lan

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 271: Wajah Merah Itu

    “Daa-daa, Bu Alesha,” ucap Elina dengan suara kecil yang mengambang di udara sore, menyerupai bisikan angin di antara daun-daun yang mulai menguning.Matanya masih terpaku pada sosok Kirana yang membungkuk lembut menjawab, “Sampai ketemu besok.”Kirana menggenggam erat tangan kedua putranya, menarik mereka perlahan menjauh dari gerbang TK yang mulai lengang.Langkah-langkah kecil mereka menyisakan jejak samar di tanah berdebu, menambah senyap suasana.Di sisi lain pagar, Raka berdiri mematung. Tatapannya mengikuti Kirana dan anak-anaknya hingga bayang mereka lenyap di balik tikungan.Sorot matanya sulit ditebak, datar tapi terasa seperti menyimpan sesuatu yang belum selesai. Keheningan menggantung di antara mereka, seperti potongan masa lalu yang belum dirapikan.Raka tidak bergerak sampai Elina, yang berdiri di sampingnya dengan kepala sedikit menengadah, menggamit tangannya perlahan.Sentuhan kecil itu menyad

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 270: Tak Mau Berpisah

    Raka menarik napas panjang, lalu ucapnya lirih, “Ya sudah, Ayah tunggu di sini sama kalian.”Suaranya nyaris tenggelam di antara riuh rendah angin sore yang menyibak dedaunan kering. Ia melipat lengan, berdiri canggung di dekat bangku taman yang mulai sepi.Sejak Raka datang, suasana yang tadinya penuh tawa berubah beku. Aidan, Bayu, dan Elina hanya duduk diam, seperti tiga boneka kayu yang kehilangan tali kendali.Tak ada lagi permainan kejar-kejaran atau tawa renyah yang menggema. Mereka menunduk, sesekali saling melirik, tapi tak satu pun bicara.Langit perlahan beralih warna, dari biru cerah menjadi kelabu tua, pertanda hari mulai menua.Tapi Kirana belum juga datang.Raka melirik ponsel. Layar menyala, nama Kirana terpampang. Ia menekan panggilan, menunggu nada sambung… tidak diangkat.Ia mencoba lagi. Lalu lagi. Tetap sama.Mungkin dia masih di ruang operasi, batinnya, mencoba menenangkan keresahan yang

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 269: Tetap Bareng

    Beberapa dokter spesialis sudah berdiri di luar ruang ICU, mengenakan jas putih mereka yang nyaris tak berkerut, mengisyaratkan profesionalisme yang sudah terlatih bertahun-tahun.Aroma antiseptik memenuhi lorong itu, tajam dan dingin, menempel di ujung hidung seperti bayang-bayang kematian yang menanti di balik tirai rumah sakit.Mereka memutar kepala ketika Kirana melangkah masuk. Perempuan itu masih muda, jauh lebih muda daripada yang mereka bayangkan.Wajahnya bersih, tanpa riasan, tapi sorot matanya tajam dan teduh sekaligus. Setenang dan setangguh batu karang di tengah badai."Ini Janet?" salah satu dari mereka bertanya pelan, seolah tak percaya.Lukman mengangguk. Nama samaran itu sudah lebih dulu disampaikan, tetapi tetap saja sulit bagi mereka memadukan nama itu dengan sosok Kirana yang tampak terlalu tenang, terlalu muda untuk reputasi yang dibawanya.Tanpa membuang waktu, Kirana melangkah mendekat ke tempat pasien terbaring. Ia me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status