Share

95. Kecemasan Fitri dan Syifa

"Anak-anak sudah ngantuk, aku ke dalam dulu ajak mereka, Ma," pamit Fitri, mama mengangguk dan dia mulai mendekati anak-anak. Terlihat anak-anak membereskan mainan sebelum meninggalkan ruang bermain.

Sepeninggal Fitri, Lak Farid berkata, "Kasihan Fitri penasaran tingkat tinggi, Pa."

"Biarkan saja, siapa suruh kalau menyangkut suaminya penasaran sampai tidak ketulungan," sahut Papa santai.

"Memang apa yang Papa bicarakan dengan Akram?" tanya Mama.

"Apalagi, jika bukan soal pekerjaan. Masalah pribadi keluarga kita kondisi bahagia begini," sahut Papa seperti tanpa beban.

"Akram, saja selama kamu bertugas anak-anak mau dimana?" tanya Papa.

"Di sini saja mungkin, di rumah sendiri Bapak Ibu sedang berkunjung ke rumah adik," jawab Akram.

"Mama senang banget itu, sudah senyum-senyum sendiri," sahut Farid.

"Berapa hari ke luar kotanya?" tanya Farid.

"4 hari, Kak," jawab Akram.

"Pa, Ma, ke dalam dulu. Fitri sendirian kasihan," pamit Akram.

Akram berjalan menuju kamar anak-anak. Hilda satu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status