Bella mulai panik dan menarik tangan Master Gilbert. Dia takut Mereka tidak akan bisa keluar lagi dari sana."Paman.. Bagaimana ini? Apa sebaiknya Kita kembali saja!" bisik Bella."Apa yang Kau katakan? Kita sudah sampai di sini sekarang," tolak Master Gilbert sambil terus berjalan.Akhirnya Bella terpaksa melanjutkan perjalanannya untuk bertemu dengan Penyihir hebat yang katanya dapat membantunya.*****Di Sekolah Naema sedang membersihkan toilet dibantu dengan Nick. Mereka sudah mengerjakannya sejak pagi. Namun karena toilet di Arnabala begitu banyak, Mereka belum juga selesai."Maaf.. Karena sudah merepotkanmu, Nick!" ucap Naema sambil menyeka keringat di keningnya dengan handuk kecil."Tidak perlu sungkan! Katakan saja jika Kau butuh bantuan dariku," ucap Nick sambil menepuk dadanya."Tapi sebaiknya Kau jangan terlalu dekat denganku!" ucap Naema memperingatkan."Memangnya kenapa jika dekat denganmu? Apa ada yang marah jika Aku berada dekat denganmu?" tanya Nick."Bukan marah lagi!
"Siapa yang Kau temui? Maaf karena sudah membuatmu menunggu. Apa Kau ketakutan di dalam sana?" ucap Nick menyesal."Tidak, Nick! Aku baik-baik saja," sahut Naema sambil melepaskan pelukan Nick."Tadi Aku tidak sengaja melihatmu masuk ke dalam sini. Tapi saat Aku mengikutimu, Kau malah tidak ada di sana," gumam Naema."Aku membersihkan toilet di sebelah sana! Kupikir Kau juga ada di sana," ucap Nick sambil mengerutkan keningnya."Kalau begitu, mungkin Aku sudah salah lihat," terang Naema.*****Sore harinya Naema pergi ke Perpustakaan bersama Linch. Tidak biasanya Perpustakaan cukup ramai. Meskipun Naema dan Linch berada di sana untuk membantu, namun Master Moris masih saja kewalahan. "Terima kasih karena Kalian sudah banyak membantuku," ucap Master Moris sambil memberikan sekeranjang penuh buku."Apa yang Anda bicarakan, Master! Memang sudah menjadi tugasku untuk membantu Anda," sahut Naema."Hari ini adalah hari terakhir Kau menjalankan hukumanmu. Apa setelah ini Kau tidak akan memb
Naema hanya terdiam mendengar pernyataan Nick. Dia tidak pernah menyangka kalau Nick menyukainya."Nae.. Apa Kau baik-baik saja?" tanya Nick sambil mengibaskan tangannya tepat di depan Naema.Sayangnya Naema masih belum juga sadar dari keterkejutannya. "Ada apa, Nae? Kenapa Kalian tidak ikut masuk!" seru Linch yang ternyata sudah menunggu Mereka cukup lama."Ahh.. Kakak! Iya Kami akan masuk," sahut Naema yang langsung tersadar setelah mendengar panggilan dari Linch."Kupikir Kalian akan ikut masuk! Malah masih berada di sini," gerutu Linch."Apa Kau sudah menemukan yang Kau cari, Kak?" tanya Naema sambil bergelayut manja di lengan Linch.Mereka berdua masuk kembali ke toko barang antik, diikuti oleh Nick di belakangnya. Naema terus saja mengoceh sampai tidak memberikan kesempatan pada Linch untuk bicara.Sedangkan Nick hanya melihat pemandangan di depannya dengan hati yang terbakar. Dia merasa iri dengan kedekatan antara Naema dan Linch.Sayangnya memang begitulah adanya. Nick baru sa
Semua orang menoleh ke asal suara yang ternyata adalah Master Stock Holmes yang sedang membawa banyak belanjaan."Master.. Anda juga datang ke sini?" sapa Linch."Iya, Kami sedang belanja untuk keperluan Sekolah," sahut Master Stock Holmes."Kami.. Maksud Anda, Anda tidak sendiri?" tanya Naema sambil mengerutkan keningnya."Benar! Kepala sekolah pergi denganku. Kami membeli banyak keperluan untuk para murid," ucap Miss Zoya yang baru saja datang.Linch menyembunyikan senyumannya dan sengaja menginjak kaki Naema."Apa yang Kau lakukan! Jangan menginjak kakiku!" seru Naema sambil melotot ke arah Linch.Memang tidak banyak yang tahu hubungan antara Master Stock Holmes dengan Miss Zoya karena Mereka berdua pandai menyembunyikannya.Tapi tidak dengan Naema dan Linch yang sudah sering melihat kebersamaan Mereka. Meskipun disembunyikan dari semua orang, namun tetap saja Naema dan Nick mengetahuinya."Kebetulan sekali Kalian ada di sini! Bisakah Kalian membantu membawakan belanjaan di sebelah
Mereka berempat mencari tempat duduk yang masih kosong. Sayangnya banyak pengunjung yang datang ke pelelangan itu hingga Mereka sedikit kesulitan untuk duduk."Bagaimana kalau Kita duduk di sebelah sana!" seru Linch sambil menarik tangan Naema agar sedikit mendekat."Kau saja yang duduk di sana! Aku tidak suka duduk di dapan," tolak Naema sambil berjalan sendiri ke belakang.Dia lebih memilih di sana karena cahayanya tidak terlalu terang. Nick juga mengikuti Naema di belakang."Jangan terlalu cepat! Cahaya di sini sedikit redup, Aku takut Kau terjatuh," ucap Nick memperingatkan.Tanpa aba-aba Naema menghentikan langkahnya dan berbalik. Hingga Nick tidak sengaja menabraknya hingga Mereka berdua terjatuh ke lantai."Kurasa Kau yang harus berhati-hati! seru Naema sambil mendorong Nick dari atas tubuhnya."Maaf, Aku tidak sengaja! Kenapa Kau berhenti mendadak?" ucap Nick sambil berdiri."Jangan mengikutiku lagi! Aku mau duduk di sebelah sana!" tunjuk Naema pada sebuah bangku di barisan pa
"Mereka sudah kembali ke asrama! Dan Kau juga harus segera kembali karena sudah sore," ajak Nick.Naema sedikit curiga dengan Nick, Dia tidak seperti Nick yang dikenalnya. Dan lagi, Linch tidak akan meninggalkannya apalagi tadi Mereka pergi bersama."Tapi tadi Aku pergi dengan Kakak, jadi Aku akan menunggunya," putus Naema."Tapi Mereka sudah kembali! Dan Kita harus segera pergi dari sini!" bentak Nick sambil menatap Naema dengan tajam.Dari sini Naema sudah sadar kalau yang ada di depannya bukanlah Nick yang Dia kenal. Nick tidak pernah berkata kasar maupun membentaknya.Naema berusaha mencari tongkat sihirnya untuk berjaga-jaga. Dia memegang tali kekang kudanya dengan tangan kiri, sedang tangan kanannya bersiap untuk mengayunkan tongkat sihirnya."Siapa Kau? Dimana Nick dan yang lainnya!" seru Naema sambil memegang tongkat sihirnya tepat di depan dada."Apa yang Kau bicarakan! Aku adalah Nick," ucap Nick berusaha mendekatkan kudanya ke kuda milik Naema."Berhenti di sana atau Aku aka
"Apa Anda Lucas atau Master Stock Holmes?" tanya Naema memastikan saat orang itu mulai melangkah masuk hingga terlihat jelas wajahnya."Apa Aku terlihat setua itu?" tanya Pria tua itu."Baiklah Master! Silahkan duduk! Ada kepentingan apa Anda datang kemari?"Naema dan Linch serempak menoleh ke arah Miss Zoya. Mereka heran bagaimana Miss Zoya dapat membedakan antara Lucas dan Master Stock Holmes.Mungkinkah karena Miss Zoya sudah lama mengenal Master Stock Holmes dan cukup dekat dengannya."Ada apa! Kenapa Kalian menatapku seperti itu?" tanya Miss Zoya yang risih karena ditatap begitu intens oleh kedua muridnya."Siapa yang ada di sini, Guru?" tanya Naema."Kenapa Kau bertanya seperti itu? Tentu saja Dia adalah Master Stock Holmes! Mana mungkin Lucas tiba-tiba datang ke Sekolah dan pergi ke kediamanku," sahut Miss Zoya.Naema langsung tersenyum karena baru saja menyadari kebodohannya. Dia berpura-pura menggaruk kepalanya yang tidak gatal untuk menutupi rasa malu.Begitu juga dengan Linc
"Aku tidak yakin, tapi akan ku usahakan! Pasalnya Pusat Penelitian ada di bawah pengawasan Pangeran Iblis langsung," bisik Nick sambil melihat ke kanan dan ke kiri.Dia takut ada seseorang yang menguping pembicaraan Mereka. Hal yang paling dihindari adalah membicarakan Pangeran Iblis karena jika sampai ketahuan akan dihukum penggal."Apa yang sedang Kalian bicarakan? Kenapa berbisik seperti itu?" tanya Naema sambil menarik bahu Linch ke belakang."Tidak ada! lupakan saja!" putus Linch sambil membubarkan diri.Naema kesal karena Mereka berdua menyembunyikan sesuatu darinya. Sedang Nick hanya diam saja melihat Naema komat-kamit di depannya sambil melirik ke arah Linch."Untuk apa Kau membawa benda seperti itu ke Sekolah?" tanya Naema sambil melirik ke arah Nick."Aku hanya ingin mencoba memberinya makan," ucap Nick lirih."Memangnya apa yang Dia makan! Apakah sama seperti yang Kita makan?" tanya Naema penasaran."Tentu saja berbeda! Dia memakan sari pati dari orang yang telah meninggal,