Seluruh orang di pack terkejut ketika Daren datang dengan luka yang mengalir di tangannya. Semua yang ada di sana merasa khawatir melihat langkah Daren yang sedikit terhuyung. Termasuk Kiana, saudara perempuannya, yang juga khawatir.Daren segera berlari menuju Daren, membantu pria yang masih berwujud serigala tersebut memasuki ruangannya. Tak lupa juga memanggil Elisa untuk membantunya dan memerintahkan tabib untuk mempersiapkan bahan-bahan membuat obat untuk kakaknya.Tanpa tahu tujuan dari Elisa, Daren pun mengikuti kemauan gadis itu. Tiba-tiba saja pintu tertutup rapat saat dirinya sudah berada di dalam kamar sang penguasa Lotus pack. Daren terkejut dengan kelakuan gadis tersebut. Ia berlari menuju pintu tersebut dan berusaha membukanya dengan tenaganya."Apa kau akan membiarkanku mati kehabisan darah?" kesal Daren yang telah berubah menjadi manusia.Elisa menatap Daren dengan tatapan tak suka. Namun, detik kemudian ia juga melihat ke arah yang lain. Tidak ingin menatap ke arah Al
Suara pintu terbuka membuat dua orang yang berada di dalam ruangan tersebut terkejut. Mereka bahkan mengelus dada masing-masing saking kagetnya. Sedangkan orang yang membuka pintu tersebut, dengan penuh amarah mendorong benda yang tak dianggap ringan itu. Matanya terlihat melotot ketika menemukan dua orang berjenis kelamin sedang berada di atas tempat tidur. Mereka berdua seperti sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Dengan napas yang terengah-engah, dirinya mendekat ke arah keduanya."Apa yang kau lakukan pada kekasihku?" teriak Valeri seterusnya. Dia menatap geram gadis centil tersebut. Apalagi posisi keduanya yang begitu menyakitkan untuk dilihat.Tubuh Daren tertindih oleh tubuh Elisa. Tangan gadis itu pun berada tepat di dada bidang Daren, membuat Valeri semakin marah, hingga wajahnya berubah menjadi merah seketika."Val, aku bisa jelaskan," ucap Daren yang tiba-tiba saja berhenti ketika kekasihnya melakukan sesuatu.Plak! Sebuah tamparan tepat mengenai wajah gadis tersebut. Dia
Pergilah ke hutan di sebelah selatan dari pack Hi. Kita akan bertemu di sana sore hari. Aku akan menunggumu saat matahari terbenam," suara itu terdengar di pendengaran Elisa, entah dari mana asalnya. Namun, ia bisa menebak suara itu adalah seorang pria yang baru saja memberikannya selimut hangat ini. Elisa tersenyum ketika merasakan kehangatan di tubuhnya.Aroma maskulin pun menguar begitu saja di penciumannya saat ia mengeratkan selimut tersebut. Ia melihat ke sekitar untuk mencari pria itu, mungkin saja masih berada di sekitar tempatnya berada. Namun, sepertinya tidak ada, bayangannya pun sudah hilang bersama kegelapan malam ini.Angin malam tiba-tiba saja menyapu anak rambut di keningnya, membuat rambutnya bergerak bebas. Elisa harus membenarkan rambutnya agar tidak mengenai matanya.Elisa kembali berjalan mendekati bangku, ia harus segera duduk karena kepalanya mulai berdenyut nyeri akibat terlalu lama berdiri. Tiba-tiba saja seseorang berada di hadapannya, bahkan anginnya saja ia
Pemandangan di depannya begitu menakjubkan. Suasana mencekam membuatnya merinding seketika. Meskipun ia berdiri di perbatasan hutan itu, tetap saja suasana mencekam. Ia berpikir kembali ketika melihat ke dalam hutan yang berwarna hitam itu. Ia yakin isi di dalamnya begitu banyak hewan buas, termasuk para Rogue.Hutan hitam terkenal menjadi tempat tinggal bagi para Rogue. Banyak serigala tanpa wilayah berkumpul di sana. Hutan tersebut juga menjadi pembatas antara wilayah Lotus pack dan wilayah lain. Meskipun begitu, hutan hitam tetap masuk ke dalam wilayah Alpha Daren.Elisa ingin kembali masuk ke dalam Lotus pack, tapi ia berpikir lagi. Jika kembali, takut pria bernama X tersebut menunggunya. Namun, untuk menunggu di sekitar hutan hitam membuatnya takut, apalagi sebentar lagi matahari akan terbenam."Hutan ini menyeramkan sekali," ucap Elisa ketika melihat ke dalam sana. Ia menggeleng pelan saat mendengar suara burung hantu yang mulai saling bersahutan. Ia menoleh ke sana kemari untuk
"Apa yang kau lakukan?" teriak salah satu burung."Tidak ada, hanya saja aku ingin mendengar kalian berdua menjelekkan diriku lagi," ujar Elisa sambil tersenyum.Ia membuat kedua burung itu tak bisa bergerak. Sampai akhirnya mereka berdua hanya bisa diam memperhatikan gadis itu."Apa kau seorang penyihir?" tanya salah satu burung yang masih bertengger di ranting tersebut."Apa maksudnya?" tanya burung yang satunya."Entahlah," jawab salah satunya.Elisa hanya tersenyum. Dia tahu jika salah satu dari mereka menyadari kekuatannya. Namun, dia tak perlu takut, dirinya tahu mereka tak akan memberitahukan pada orang lain. Apalagi mereka hanyalah hewan yang bisa terbang dan tidak bisa berinteraksi dengan manusia."Aku ingin tahu apa yang Valeri ingin lakukan padaku, bisakah kalian menceritakannya?" tanya Elisa."Bisa, tapi ada syaratnya," ujar salah satu burung tersebut."Apa syaratnya?" tanya Elisa."Kau harus mengambil buah di sana, di atas tebing itu, kami ingin memakannya," ucap burung i
"Apa benar hanya itu informasi yang kalian tahu?" tanya Elisa sambil terus menatap kedua burung yang masih memakan buah."Apa ada yang lain, Fel?" tanya sang jantan."Emmm, sepertinya kau lupa memberitahu sesuatu, Jef," jawab sang betina."Apa yang kalian bicarakan? Cepat beritahu aku, atau aku akan buang makanan ini ke sungai," ancam Elisa sambil menarik makanan tersebut, membuat kedua burung itu terbang melayang-layang di sekitar Elisa."Valeri sudah membunuh pasangannya lalu di sini," ucap Fel, sang betina."Ah, benar, dan setelah membunuhmu, ia akan mengangkat diri menjadi seorang Luna. Air yang kau minum beberapa hari ini adalah hasil daripada ulah Valeri. Ada beberapa omega yang bekerja sama dengannya," jawab Jef, sang jantan.Elisa mengepalkan kedua telapak tangannya hingga buah di tangan tersebut hancur berkeping-keping. Ia begitu emosi setelah mendengarnya. Pantas saja dirinya merasa lemah beberapa hari ini. Ia harus mencari siapa omega yang melakukan hal itu. Akan ia buat me
Seorang pria memperhatikan gadis yang terbaring di atas ranjang besar. Tubuhnya terlihat lemah, dan bekas luka yang belum sembuh sepenuhnya masih terlihat. Dia merasa iba melihat keadaan buruk yang menimpa gadis itu. Elisa harus melewati berbagai bahaya untuk mencapai kebahagiaannya.Pria itu memperhatikan setiap bagian tubuh gadis tersebut, dan merasa sedih dengan ketidakadilan yang dialaminya. Dahulu, gadis itu juga diperlakukan dengan buruk dan direndahkan hanya karena menjadi seorang penyihir. Bahkan, dia dibunuh atas kesalahan yang tak pernah dilakukannya.Di dalam tas kecil gadis itu terdapat dua buah berwarna merah. Pria itu berharap Elisa bisa memakan buah-buah tersebut dan merasakan kenikmatannya. Itu dapat membantu membuka energinya yang terkunci. Meskipun tidak sepenuhnya, setidaknya buah-buah itu akan membantu sedikit demi sedikit."Tunggulah sebentar lagi, aku akan menjemputmu," ucap pria itu saat berada di hadapan gadis itu. Raut wajah Elisa terlihat lelah, dan kulitnya
"Sapa kau sebenarnya?" tanya Kiana tanpa mengurangi rasa waspadanya. Dirinya terus menggeram penuh amarah. Bentuk tubuh serigalanya memang kecil, tapi jangan meremehkan kekuatan serigala tersebut. Ia pernah mengalahkan dua puluh prajurit sekaligus.Sementara pria itu hanya berdiri santai dan menyilangkan kedua tangannya di perut. Ia menatap gadis yang ditaksir seumuran dengan Elisa. Gadis yang cantik dan anggun. Tentu saja, karena ia adalah putri dari raja dan ratu di pak terkuat itu. Namun, tetap kalah dengan Elisa. Gadis itu memang cantik, tapi tidak sesempurna gadis yang sedang berbaring di kamar itu. Mungkin pria lain akan langsung terpana pada kecantikan gadis yang sedang melototkan mata padanya, tapi tidak dengan dirinya. Ia malah tidak tertarik sama sekali. Jika bukan karena gadis itu teman Elisa, sudah sejak tadi ia ubah menjadi batu."Untuk apa kau tahu siapa aku?" tanya pria itu sambil terus menatapnya santai. Ia tidak suka ada orang lain yang mengetahui identitasnya. Selama