Share

#47 Mimpi

Langit telah berwarna biru kehitaman. Rembulan memutuskan untuk bersembunyi di balik awan- enggan untuk menampakkan wajah bundarnya. Lampu-lampu jalanan pun bekerja sama dengan lampu-lampu yang berada di teras-teras rumah, di sepanjang dinding pagar, dan di tiap-tiap balkon, bersama-sama menerangi area di sekitar.

“Uuh…” rintihnya ketika hawa dingin berhembus dan menusuk ke tulang, membuat ia yang tengah terbaring di atas sebuah bangku taman semakin meringkuk

Krik… krik…

“…….”

Krik… krik… krik…

“……”

Krik… krik… krik… krik… krik…

Merasa terganggu, ia langsung bangun dari tidurnya dan duduk menatap lurus ke arah depan.

Suara jangkrik itu langsung berhenti.

“Huh, dasar… ganggu orang tidur aja… Hooaahhmm….” gerutunya sembari merenggangkan tubuhnya.

“Eh? Ini di… lho? Lho?” Ia lompat berdiri dan langsung celingak celinguk kebingungan. Panorama yang terlihat familiar di matanya itu membuatnya terdiam seribu bahasa.

Drrt… drrt…

Tiba-tiba terdengar suara getaran dari dalam sebuah t
Mint.Nata

Terimakasih telah membaca chapter <#47 Mimpi> ini. Sampai jumpa di chapter selanjutnya! (Kritik dan saran sangat diapresiasi)

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status