Share

Marah Pada Prisilla

Amanda tahu kalau tidak ada gunanya marah. Namun, ia tetap merasa dikhianati oleh Prisilla. Ia sudah benar-benar percaya pada sahabatnya itu.

“Aku benar-benar minta maaf, Manda.” Prisilla terisak dan Amanda masih belum menyahuti permintaan tersebut sejak tadi.

Ia mendekam diam di dalam kamar kosnya sejak datang dan belum keluar sama sekali. Didengarnya Prisilla mengetuk kembali pintu kamar kosnya. Amanda sempat mengintip sebentar tadi dan menemukan asisten pribadi William juga ada di sana. Seorang laki-laki bernama Azzar.

“Pulang saja, Prisilla. Aku tidak mau bertemu denganmu hari ini atau besok. Biarkan aku sendiri dan berpikir!” seru Amanda keras dari dalam kamar.

Jam menunjukan pukul 10 pagi dan semua orang di rumah kos ada di luar melakukan kegiatan mereka. Sehingga Amanda tidak khawatir berteriak-teriak dan kemungkinan menganggu seseorang.

“Amanda, ini tidak baik. Kamu harus membiarkanku menemuimu. Aku bisa menjel

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status