Share

Pengakuan Cinta

Penulis: Shilla07
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-20 23:59:25
Genderuwo sang penguasa hutan nampak terdesak, ia terus menerus mendapat serangan bertubi-tubi dari Pesinden dan Raja Jawa. Ia terus berupaya menangkis serangan-serangan yang seolah tak berkesudahan itu. Tubuhnya mulai merasa kelelahan, darah mulai mengucur dari bekas luka akibat serangan kedua khodam itu. Pertempuan sengit itu akhirnya berakhir dengan kemenangan kedua khodam yang awalnya saling bersitegang akibat perbedaan pandangan.

Kemenangan itu memberikan kelegaan bagi pemenang namun tidak bagi penghuni istana. Istana kacau balau dan mereka bingung harus kemana, ibarat anak ayam kehilangan induknya. Mereka hanya bisa menatap kedua khodam itu dengan rasa takut, khawatir mereka akan menjadi korban selanjutnya.

"Wahai kalian, penghuni hutan terkutuk dan anak buah dari genderuwo yang telah mati. Ketahuilah, aku telah mengalahkan raja kalian dan mengambil alih kekuasaannya!" Teriak raja jawa, suaranya menggema hingga menimbulkan rasa takut bagi siapapun yang mendengarnya.

"Kalian
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Dilema

    Sekar tersipu malu mendengar pernyataan Galih. Seolah bak gayung bersambut, kedua insan itu ibarat sedang dimabuk asmara. Mereka kerapkali saling memandang dengan pipi merah merona. Sambil Sesekali mengusap-usap rambut gadis berkulit kuning langsat itu dengan hangat. Sang gadis tersipu malu sambil sesekali menundukkan pandangan. Suasana romantis itu membuat Sulastri muak, ia berdecak kesal karena peringatannya tidak digubris oleh Sekar. Sulastri tidak menyukai Galih karena ia tahu kekurangannya, yakni lemah syahwat. Bagaimana mereka akan memadu kasih di ranjang jika sang lelaki tidak perkasa? ia memilih pergi daripada melihat keromantisan yang membuatnya muak. Berbeda dengan raja jawa, ia sangat menikmati pemandangan romantis itu. Baginya persoalan asmara tuannya bukanlah ranahnya untuk ikut campur. Sang khodam itu tahu jika tuannya adalah pria yang tulus. Sepanjang hidupnya, ia selalu fokus belajar dan berbakti pada orang tuanya. Hal itu dibuktikan dengan kesuksesannya di usia mud

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Gairah Muda

    Aryo mengendarai mobilnya dengan perlahan sambil menengok kanan-kiri mencari tempat yang nyaman untuk singgah. Adzan Maghrib telah berkumandang menandakan matahari segera terbenam. Namun jalan di kota itu kian padat karena berbarengan dengan orang pulang ke rumah setelah seharian bekerja demi sesuap nasi. Setelah berkeliling kota lebih dari satu jam lamanya, akhirnya Aryo menemukan penginapan yang nampak bersih dan rapi. Penginapan itu terlihat sederhana dan tidak terletak di tempat yang strategis sehingga nampak sepi. Ia bergegas turun dari mobilnya, mengecek apakah masih bersedia menerima tamu untuk menginap atau tidak. Setelah Aryo menyelesaikan proses transaksi, ia segera mengajak Sekar untuk bermalam disana. Gadis itu nampak kelelahan dengan sesekali menguap sambil berjalan sempoyongan. Lelaki itu segera memapahnya, khawatir sang gadis tiba-tiba pingsan. Beberapa orang yang berlalu-lalang mulai menatap gerak-gerik keduanya. Mereka sesekali berbisik sambil menatap sang gadis

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Cinta Atau Obsesi

    Keduanya tengah terbuai dalam panasnya gelora asmara hingga mereka nampak telah kehilangan akal sehat. Cinta itu telah membangkitkan gairah seksual untuk terus berlanjut hingga keduanya semakin tak berdaya terperosok dalam dosa besar yang dipoles dengan kenikmatan duniawi. Tiba-tiba Aryo teringat dengan janji suci saat mereka masih SMA. Kala itu Sekar menangis pasca mengalami pelecehan oleh kakak kelasnya. Gadis itu bercerita ketika ia pulang sekolah, tiba-tiba dicegat beberapa pria yang tak dikenalnya. Ia diseret menuju gudang sekolah yang sepi. Untungnya peristiwa naas itu diketahui satpam sekolah hingga ia masih bisa terselamatkan, kesuciannya tidak terenggut akibat ulah para pria tak bertanggung jawab. Sejak saat itu Aryo bertekad untuk terus menjaga dan melindungi Sekar dari ulah lelaki manapun yang mencoba mencelakainya. Pintasan ingatan itu telah menyadarkannya untuk mengakhiri pergumulan panas itu. "Sekar, aku mencintaimu tapi aku tak ingin kita terlalu jauh" Bisik Aryo d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pulang Kampung

    Aryo berjalan sambil membawa satu tas berisi pakaian sang pacar. Wajahnya nampak tak bersahabat seolah kesal, mengapa Sekar lebih memilih pergi bersama orang lain ketimbang dirinya? Apakah perasaannya telah berubah? hatinya dilanda kegalauan, ia seolah cemas mengetahui tingkah Sekar yang seolah semakin menjauh. "Terima kasih Mas Aryo, aku minta maaf jika saat itu aku tidak mengabarimu terlebih dahulu. Aku hanya ingin menyelesaikan semuanya seorang diri. Namun Pak Galih ..." Ujar Sekar mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Sudahlah... kamu tidak perlu menjelaskan apapun, aku sangat mencintaimu, Sekar." Ucapnya lirih. Aryo memilih untuk mengingkari firasatnya sendiri. Ia masih yakin bahwa Sekar adalah pacar yang sangat ia cintai dan mencintainya. Pelayan rumah makan berjalan mendekati pasangan yang tengah dirundung kegelisahan, ia membawakan makanan yang telah dipesan. Kedua pasangan kekasih itu nampak tak berselera sebab masih terhanyut dalam pikiran masing-masing. San

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Ibu

    "Sebenarnya..." Ibu Sekar mencoba melanjutkan perkataannya. Sekar terlihat antusias menunggu penjelasan sang ibu, ia nampak tidak sabar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa khodam sinden itu terus mengikutinya? bukankah dulu ia telah dirukyah, namun mengapa makhluk halus itu masih terus menempal? "Tok... tok... tok..." Terdengar ketukan pintu dari luar. Suara ketukan itu semakin keras memecah keheningan malam. Ibu Sekar memutuskan untuk tidak melanjutkan perkataanya, ia berjalan tergopoh-gopoh menuju pintu depan yang tak jauh dari jangkauan matanya. Sekar mendengus kesal, keingintahuannya yang begitu besar seolah lenyap begitu saja akibat kedatangan tamu tak diundang. Surti, ibunda Sekar nampak begitu terkejut melihat siapa tamu yang sedang berkunjung ke rumahnya. "Surti, sudah lama kita tidak bertemu, semoga kamu masih mengingatku" Ucap Wiryo, Ayah dari pacar Sekar. "Mas Wiryo, ada perlu apa kamu datang kemari?" Tanya Surti dengan ekspresi terkejut, keningny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kebangkitan

    Kedua insan yang tengah dimabuk asmara memutuskan untuk mengakhiri persetubuhan pada menjelang dini hari. Tak ada rasa penyesalan di keduanya, terkadang mereka saling pandang untuk sekedar melihat rona kebahagian. Sang gadis terus memeluk kekasihnya seolah tak ingin lepas, pelukan itu disambut dengan dekapan hangat dari lelaki yang sudah menemaninya dalam cinta penuh hasrat. Sulastri merasa telah berada di puncak kemenangan, Ia tertawa begitu nyaring hingga sebagian besar penunggu gaib mulai merasa terganggu. Begitu kuatnya energi khodam sinden itu membuat dedemit kelas rendahan memilih untuk menyingkir. Mereka tak ingin terlibat lebih jauh. Namun terdapat sebuah pohon besar yang berdiri kokoh di depan penginapan yang dipenuhi oleh pasangan muda yang menjalin hasrat terlarang. Penunggu berwujud kuntilanak itu cukup terganggu karena tawa sinden nyatanya mampu memecah energi gaib yang melindungi penginapan itu. "Siapa kau? Berani-beraninya berbuat gaduh di rumahku!" Teriak Kuntilanak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Teman atau Musuh?

    Galih tersenyum melihat kemunculan gadis pujaannya, seolah kehadirannya sangat dinanti-nantikan. Gadis itu nampak semakin mempesona hingga membuatnya tidak bisa berhenti menatap. "Sekar, perkenalkan ini Sinta, adik sepupuku yang mulai hari ini akan tinggal di kosan ini," Ujar Galih sambil memberi kode pada adik sepupunya untuk mengulurkan tangan tanda perkenalan. Sekar hanya terdiam, terlihat enggan menyambutnya. Ekspresinya datar karena ia merasa tidak nyaman dengan kehadiran gadis itu. "Wah, Sekar sudah pulang ya, karena kamarmu kosong, untuk sementara Sinta di kamarmu ya, dia sebenarnya ingin punya kamar sendiri namun semua kamar masih penuh," Ujar bu kos yang terdengar seperti perintah yang tak bisa ditolak. Gadis itu mengangguk dan segera pergi dari tempat itu, ia merasa sangat tidak nyaman dengan kehadiran sepupu Galih, semacam timbul firasat buruk. Sinta berjalan mengikuti Sekar seolah ia telah mendapat ijin untuk tinggal di kamar yang sama, padahal Sekar belum member

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Peringatan

    "Sinta, darimana kau tahu jika aku tinggal disini?" Cecar Galih seolah terganggu dengan kedatangan sang sepupu di tengah malam. "Mas Galih, aku baru saja putus dengan pacarku, aku sedih dan ibumu memberikan alamatmu." Balasnya dengan deraian air mata yang nampak palsu. Galih menghela nafas panjang, ia tak mungkin membiarkan seorang gadis berdiri didepan pintu. dengan berat hati, ia mempersilahkan sepupunya masuk ke dalam apartemen. Sekar begitu terkejut melihat Sinta, sepupu sang dosen yang berkunjung di tengah malam. Gadis itu mulai berpikir, sedekat apa hubungan mereka hingga bisa bertemu di tengah malam begini? sungguh hal yang tak dapat dijangkau dengan nalar. "Katakan, apa yang sebenarnya kau inginkan?" Desak Galih, ia sudah tidak sabar untuk mengusir tamu tak diundang itu. "Aku hanya sangat bersedih, pacarku memutuskan hubungan dengan aku karena dia punya wanita lain. Aku menceritakan ini pada ibumu dan beliau memberikan alamatmu agar kau bisa menenangkanku," Balas Sin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28

Bab terbaru

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (2)

    Pov Sekar Arum Aku terkejut melihat nenek yang terlihat seperti ingin membunuhku. Aroma melati menusuk hidungku, hingga aku bersin berkali-kali. Kutatap ular itu semakin membesar, sangat menyeramkan. Dilema menyapaku, mana jalan yang harus kupilih? Bertarung dengan ular atau nenekku sendiri? "Sekar, ke marilah! Aku merindukannmu!" ucapnya sekali lagi, hendak mempengaruhiku. "Sulastri, katakan sesuatu! Aku bingung harus memilih yang mana?" Masih tak ada jawaban dari sana. Aku kembali memusatkan pikiranku, lagi-lagi nihil. Akhirnya kuputuskan untuk masuk ke terowangan di mana nenekku berada. "Bagus, kamu memang cucu terbaikku," Wanita muda itu berjalan diiringi suara gamelan yang membuat Sekar justru meras sesak, bahkan berkali-kali terjatuh, langkahnya terasa berat, kepala mau pecah."Nenek? Apa yang kamu lakukan padaku?" "Aku bukan nenekmu ..." teriaknya lalu wajah perlahan berubah menjadi tua, rambutnya memutih! Dialah Sari! Orang yang telah menghancurkan hidup Ningsih!

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (1)

    Pov Sekar Jantungku berdengup kencang. Hawa dingin menghampiriku, membuat tubuhku terasa ngilu, susah digerakkan. Langkah terasa berat hingga tetesan darah mulai membasahi kaki dan tanganku. Darah ini ibarat kulitku yang robek karena melawan angin yang terasa menghalangi langkahku. Kulihat dua terowongan besar, sisi kanan kosong dan sisi kiri terdapat siluet pria yang berjalan mendekatiku "Galih ...." gumamku. Aku tak percaya bisa melihatnya di sini. Sosok yang sangat kucintai dan kurindukan. "Sekar, kenapa kau berdiri di situ? Tidakkah kau ingin memelukku?" Ucapan itu membuatku kembali mengenang manisnya hubungan kita yang telah lalu. Dia adalah sosok pelindungku yang selalu menemani dan mejagaku saat makhluk astral hendak menguasai tubuhku. Aroma tubuhnya masih sama sepeti kita terakhir kali bercinta, melepaskan seluruh hasrat di jiwa. Dia adalah sosok yang apa adanya, memperlakukanku bak ratu dan selalu memujiku terlebih saat permaianan ranjang yang membara. Dia berkali-kal

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (10)

    Sekar mencoba memikirkan kembali apa yang diucapkan oleh Sulastri. Akankah ia merelakan begitu saja orang yang dulu sangat dicintainya? Hatinya gamang, ia terus menatap ke jendela kamarnya, resah dan gelisah.Sementara itu di ruang tamu, Wiryo nampak putus asa. Mungkin ia harus meminta tolong pada orang lain karena Sekar telah menolaknya."Baiklah Surti, kami harus pergi, mungkin selama ini kami selalu merepotkan keluargamu," ujarnya dengan tatapan menunduk, bergegas untuk pulang.Pagi itu cuaca mendung, awan hitam menyelimuti desa seolah hujan akan segera turun, kedua orang tua yang cemas itu bingung, bagaimana cara menyelamatkan Aryo yang tersandera oleh makhluk halus."Pak, gimana nasib anak kita? Kita harus bergegas," ucap wanita yang telah menyelamatkan Aryo.Wiryo, berpikir keras hingga ia tak sempat menyalakan mobil. Ia, istri dan Siti tengah melamun, mencari cara untuk menyelamatkan Aryo hingga hujan deras akhirnya mengguyur desa, aroma tanah mulai tercium seolah memberikan se

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendan Aryo (9)

    Siti bergegas turun dari motor kang ojek yang ditemuinya di jalan, tak lupa ia membayar dan tak mengambil kembaliannya. Waktunya terbatas! Dengan langkah kaki penuh harap, ia belari menyibak dinginnya pagi, fajar baru saja menyingsing tak mengurungkan langkahnya untuk menyelamatkan mantan tunangannya, Aryo yang kini berada dalam genggaman adiknya sendiri, Seruni! Napasnya terengah-engah, ia terus mengetuk pintu rumah yang pernah menjadi saksi bisu atas batalnya pernikahan yang seharusnya terjadi padanya. "Mau apa kamu datang ke sini?" tanya Ibu Aryo yang belum mengetahui jika nasib anaknya sedang di ujung tanduk. "Bu, Aryo dalam bahaya, kita harus menyelamatkannya," ujarnya sambil mengatur nafas yang terus memburu. Wanita paruh baya tertegun saat mendengar mantan calon menantunya mengatakan hal buruk tentang anaknya, ia bergegas menyuruhnya masuk untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Tak lupa ia terus memanggil Wiryo, suaminya. Hatinya mulai gelisah ternyata fira

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (8)

    Aryo tengah tertidur lelap, terlihat seseorang tengah mengendap-endap ke dalam kamarnya. Ia kini duduk di tepi ranjangnya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya. "Mas Aryo, bangunlah," bisik Siti lirih. Aryo yang belum sepenuhnya sadar, mulai mengusap-usap matanya. Ditatapnya mantan tunangannya yang terlihat panik."Siti, kamu kenapa?"Tanpa pikir panjang, ia menarik tangan Aryo secara paksa. Pria yang baru saja bangun itu terlihat pasrah saat dirinya hendak dibawa ke suatu tempat."Malam ini adalah malam ritual desa, kamu harus melihat siapa sebenarnya orang yang akan kau nikahi," sahut Siti dengan terus menarik tangan Aryo ke suatu tempat.Kini mereka sudah tiba di balai desa, hawa dingin menyeruak hingga terasa menusuk kulit. Aryo beberapa kali menggosok-gosok tangannya karena merasa kedinginan, berbeda dengan Siti dan orang-orang yang berkumpul itu, mereka terlihat baik-baik saja."Sebentar lagi upacara akan dimulai, biasanya ayah yang memimpin tapi sang gadis pilihan akan ditentu

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (7)

    Pov Aryo Malam itu telah menjadi awal petaka yang menghampiriku. Bagaimana tidak? Tubuhku terasa dikendalikan oleh sosok tak kasat mata yang seolah membimbingku untuk datang ke kamar gadis yang cukup menarik perhatianku, Seruni. Masih teringat awal pertemuanku dengannya di sebuah mobil saat aku hendak menjemput Sekar atas permintaan Seno, adiknya. Waktu itu hatiku masih tertaut padanya, mantan pacar yang sudah begitu lama bersemayam dihatiku harus berakhir sebab dia lebih memilih dosen mudanya. Awalnya aku masih berduka tatkala mengetahui fakta jika adik kandungku yang baru saja kuketahui, Setyo meninggal tidak wajar. Dengan tekad kuat dan bantuan Seruni mantan pacarnya, aku memutuskan untuk mencari tahu kebenaran atas kematian adikku dan membalaskan dendamnya. Seruni, gadis berparas manis dan lembut kuajak untuk menelusuri penyebab kematian pacarnya yang tidak lain adalah adikku. Kami sepakat menjalin hubungan palsu untuk meyakinkan ayahnya agar aku diijinkan masuk kembali pada k

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (6)

    "Seruni, maaf, aku sudah kelewatan," ujar Aryo sambil fokus mengemudikan motornya. "Mas, bukankah kita akan menikah, kenapa harus minta maaf?" sahut Seruni sambil memeluk tubuh pria yang kini telah memiliki ruang tersendiri di hatinya. Jantung Aryo berdegup kencang, ia merasa terhipnotis dengan segala ucapan Seruni, seolah hal itu adalah perintah yang tak bisa dilanggar. "Aku akan bicara pada ayah untuk mempercepat pertunangan kita," ucapnya sambil merapatkan tubuhnya. Di sisi lain, Sekar tengah memendam rasa cemburunya. Masih terngiang dibenaknya saat Aryo bercumbu dengan Seruni di sebuah warung yang nampak tutup. Nafasnya memburu seolah menahan amarah atas adegan yang mencabik perasaannya. "Sepertinya kau cemburu, sayang sekali jika Aryo berhasil masuk perangkap Seruni padahal sedikit lagi dia akan menjadi budak di kerajaanku," bisik Sulastri yang selalu memprovokasi Sekar. Sesampainya di rumah, ia segera masuk kamar. Nafsu makannya seolah hilang sejak melihat sang manta

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (5)

    "Seruni, apa yang terjadi?" tanya Aryo yang baru saja dari pingsannya, kepalanya terasa berat. "Mas, tadi pingsan, mungkin kelelahan, ayo makan dulu," sahut Seruni sambil menyuapinya semangkok bubur yang telah dimasak. Itu bukanlah bubur biasa karena terdapat jampi-jampi pemikat yang membuat pemakannya akan menjadi tergila-gila pada si pemberi. Aryo terlihat kelaparan hingga bersih tak tersisa, tenaganya seperti terisi kembali. Ditatapnya Seruni, entah mengapa wajahnya terlihat cantik dan bersinar tapi dirinya mencoba mengabaikannya. "Bagaimana? Apakah kamu telah menemukan petunjuk kematian adikku?" tanya Aryo yang masih gelisah, sudah seminggu ia berada di sana tapi tak menemukan apa-apa. Senyum sumringah Seruni hilang, belum ada tanda-tanda peletnya bekerja, bukannya memuji dirinya malah menanyakan adiknya yang telah tewas, sial! Batinnya. "Mas, aku belum menemukan petunjuk apapun, sepertinya kita harus behubungan lebih dekat agar mereka percaya padaku," ujar Seruni bohong, di

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (4)

    "Pak, kenapa Mas Aryo belum sadar juga?" ujar Seruni yang gelisah. Seruni khawatir jika hal buruk menimpa Aryo, kehilangan Setyo sudah memberi luka dalam untuknya, jangan sampe hal serupa terjadi pada kakaknya. Aryo perlahan membuka mata, tubuhnya terasa lemah. Perlahan ia menggerakkan tangannya, menunjuk ke arah pintu yang terdapat nenek sedang tersenyum kecil padanya. Seruni lega melihat pacar palsunya telah siuman tapi ia terkejut melihat Aryo yang menunjuk ke arah pintu seoalah ada seseorang di sana padahal tidak ada siapa pun. "Ada apa, Mas?" "Nenek Sari ..." Aryo pingsan kembali membuat seisi rumah panik kecuali sang kades, pemilik murah. "Dia pasti terkejut melihat ibu, biarlah," ujar sang kades terlihat acuh. "Apa maksud ayah? Bukankah nenek sudah meninggal?" sahut Seruni yang kebingungan. Ayahnya tak menjawab, dia justru duduk di meja makan. Menyalakan rokoknya dengan tatapan kosong. Pria itu sepertinya lelah, ternyata sang ibu belum mengakhiri "perburuannya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status