Share

Permohonan

Author: Shilla07
last update Last Updated: 2025-02-14 23:32:37
Ki Arjuno menghela nafas panjang, masalah yang dihadapi keluarga itu nampak kompleks, tidak sesederhana mengusir gangguan demit dari rumah, tapi juga melepaskan jiwa aryo yang sedang terbelenggu oleh perjodohan yang membawanya menjadi tumbal desa sesat.

"Apa bapak melakukan perjanjian dengan kades desa seberang?" tanya Ki Arjuno sambil mengelus-elus jenggotnya yang panjang, usia jelas nampak tak muda tapi kesaktiannya bisa diadu sebab dia adalah satu-satunya keturunan dukun sepuh yang tersakti pada masanya.

Kedua orang tua itu saling pandang, mereka nampak ingin menjawab namun masih takut-takut, ia khawatir kejujurannya akan menjadi sebuah kesalahan besar yang sulit termaafkan. Dengan penuh kebimbangan, akhirnya sang ibu mulai bersuara.

"Kami berjanji dengan kades desa seberang akan melakukan pertunangan dua minggu lagi dan pernikahan sebulan setelahnya," jawab sang ibu dengan ragu-ragu, ia merasa bersalah sebab menyebabkan sang anak dalam kondisi bahaya.

"Kalian sungguh cerobo
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Mencari Pertolongan

    Pak Wiryo bergegas menuju rumah Sekar, waktunya tentu tidak banyak, ia harus bergegas mencari pertolongan dalam rangka upaya penyembuhan sang anak. Ia mengendari motor butunya dengan kecepatan tinggi, berharap masih ada waktu bertemu dengan Sekar yang sebenarnya telah pergi selama dua jam yang lalu. Ia segera memarkinkan motornya lalu mengetuk pintu beberapa kali dengan keras, berharap ada yang segera membukanya. "Pak Wiryo, ada perlu apa ke sini?" ungkap Surti, Ibu Sekar. Ia sangat terkejut melihat pria tua yang kini berada dihadapanya nampak gelisah. "Surti, ijinkan aku masuk dan menjelaskan semuanya," Pinta Wiryo dengan sopan, ia merasa harus melakukannya demi sang anak, Aryo. "Iya Pak, silahkan masuk." ucap wanita tua itu, ia merasa kaget atas kehadiran yang pria yang pernah dicintainya di masa lalu. "Kedatanganku ke sini adalah memohon bantuan Sekar atas kemalangan yang menimpa Aryo, pacarnya," ujar Wiryo dengan tatapan sedih, seolah ia tak mampu lagi menutupi perasaanny

    Last Updated : 2025-02-15
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kabur

    Sekar mengatakan pada Galih sebaiknya mereka segera pergi dari rumah makan tak biasa ini. Gadis itu merasa ada yang janggal dari rumah makan itu. Namun, ia tak dapat mengatakannya sebab itu hanya berdasarkan firasatnya saja. Mata batinnya belum terbuka sebab sosok khodam itu masih pergi entah kemana. "Pak, sebaiknya kita pergi dari tempat ini, firasatku mengatakan tempat ini menganut pesugihan, coba minta mereka bungkus makanannya," bisik Sekar danp berharap sang dosen mau mendengar permintaannya. Galih yang sudah terlanjur bucin, meski kelaparan akhirnya nurut saja, ia berjalan ke meja kasir dan meminta makanan yang sudah dipesan sebaiknya dibungkus saja. Ketika ia hendak membalikkan badannya, ia dikejutkan dengan penampakan khodam yang selalu mengikutinya. Sang khodam menutup mata Galih dengan tangannya sepersekian detik lalu membukanya. Galih terkejut saat melihat beberapa pocong tengah berdiri di depan pintu, ada juga yang meludah ke beberapa makanan yang sedang di santap ol

    Last Updated : 2025-02-17
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Teman Baru

    "Jadi kamu, perempuan yang akan kos di kamar Putri?" tanya ibu kos yang bertubuh langsing bak model, ia beda dengan pemilik kos lain yang biasanya berbadan tambun atau gendut. "Iya bu, perkenalkan saya adalah Sekar, mahasiswa semester lima," ujar gadis berkuncir kuda sambil menundukkan kepala, ia sudah mengulurkan tangan tapi tidak digubris. "Iya, biaya sewanya dua ratus ribu perbulan, bebas biaya lain-lain dan aturan di kos ini adalah maksimal jam 10 malam, jika lewat dari itu maka tidur saja diluar. Tamu cowok hanya boleh sampai ruang tamu, tidak boleh masuk kamar, dapur digunakan bersama, bisa dipahami?" tanya ibu kos dengan wajah juteknya, ia nampak kurang bersahabat dengan penghuni baru. "Iya bu, saya paham, terima kasih," jawab Sekar mencoba tersenyum ramah, ia tidak punya pilihan lain sebab belum menemukan kos yang cocok. Putri mengajaknya masuk ke kamar yang akan mereka tempati bersama. Kamar itu berada di pojok nomor dua yang berada di lantai dua. Kos itu memiliki tig

    Last Updated : 2025-02-18
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Ayam Kampus

    Mila masih tertidur akibat kelelahan, ia baru saja bertransaksi dengan salah satu dosen muda di kampusnya. Ia mulai terjebak pada dunia kelam saat ia pindah dari kosan. Pilihan hidupnya ini bukan tanpa alasan, sang ayah tak bisa bekerja karena sakit sedangkan sang ibu harus merawatnya dan mengurus keperluan adiknya, sekarang Mila telah menggantikan ayahnya menjadi tulang punggung keluarga. Malam sebelumnya .... Malam itu, di sebuah kafe remang-remang di sudut kota, seorang gadis sedang duduk sendiri di sudut ruangan. Dialah Mila, seorang mahasiswi semester lima yang dilabel banyak orang sebagai "ayam kampus." Julukan itu melekat padanya bukan tanpa alasan, ayahnya sakit dan ibunya tidak bekerja sebab harus merawat sang ayah dan menjaga adik-adiknya, kini tulang punggung beralih padanya. "Kamu yakin nggak mau cari kerja yang lebih baik, Mil?" tanya Sarah, sahabatnya, yang duduk di hadapannya. Matanya penuh keprihatinan. Mila tersenyum tipis, mengaduk kopinya dengan malas. "Aku

    Last Updated : 2025-02-19
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Tak Terduga

    Sekar mencoba memejamkan mata, ia nampak kesulitan untuk tidur, dilihatnya teman sekamarnya yang telah lelap berselimut malam. Terdengar suara notifikasi pesan dari gawainya, ada sebuah pesan dari sang dosen. "Besok kita bertemu di saat makan siang, aku tunggu kamu di foodcourt kampus, kita akan membicarakan proyek riset dengan tim." Sekar tersenyum membaca pesan itu, ia sudah tidak sabar untuk segera mengikuti proyek itu. Terdengar seseorang tengah memanggilnya, "Sekar... Sekar...." suara itu terdengar lirih seolah mengandung banyak kesedihan. Sekar terkejut dan segera bangun dari tidurnya. Ia menoleh melihat jam di dinding menunjukkan pukul 06.00 pagi. Ia melihat ke sekeliling kos, sepi. Tak ada seorangpun disana dan hari masih gelap. Ia mulai berpikir, ini jam 6 pagi atau 6 sore? masih dalam kebingungan, ia terus memanggil nama teman kosnya, "Putri... Mila...." berkali-kali terus memanggil teman-temannya tapi tidak ada jawaban. Ia melangkahkan kaki perlahan menuju lan

    Last Updated : 2025-02-20
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kegaduhan

    Seminggu setelah pertemuan itu, Sekar menghabiskan banyak waktu untuk menyusun persiapan proyek penelitian yang bernilai ratusan juta. Ia diamanahi oleh Galih untuk membuat kuosiner untuk memudahkan proses pencarian data. Tugas ini menyebabkannya tidur larut malam. "Sekar, kamu lembur lagi?" tanya Putri teman sekamarnya, ia nampak lelah setelah seharian harus mengikuti kuliah sejak pagi hingga sore hari. "Iya, sudah mepet banget, kurang seminggu lagi aku akan berangkat riset bareng Pak Galih." jawabnya sambil terus menatap layar laptop dan sesekali mengetik di keyboardnya. "Sebenarnya kamu tuh jadian nggak sih sama Pak Galih?" tanya Putri yang sebenarnya penasaran dengan kisah percintaan teman sekamarnya. "Nggak jelas sih, sebenarnya aku punya pacar tapi status kita masih gantung, sedangkan Pak Galih memang sudah menyatakan perasaannya hanya saja aku ragu," sahut Sekar dengan tatapan bingung, ia tak mampu menjelaskan bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Putri tidak menyahut lag

    Last Updated : 2025-02-21
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Proyek Riset

    "Sekar .... Sadarlah," terdengar suara perempuan memanggil namanya, beberapa perempuan tengah berbisik, semua orang yang berada di sana merasa khawatir dan cemas. Sekar mulai membuka matanya, perlahan ia merasakan tubuhnya terasa berat, rasa sakit menyeruak di seluruh persendiannya. Ia meminta segelas air sebab rasa haus yang tak tertahankan. Putri teman sekamarnya, segera mengambil air yang berada di kulkas dapur atas ijin ibu kos. Mila dengan setia mendampinginya, ia duduk di tepi ranjang kamar ibu kos. "Apa yang terjadi Mila? Kenapa aku berada di kamar ini? Apa yang telah terjadi?" tanya perempuan yang baru saja tersadar dari pingsannya. Ia melihat jam dinding, menunjukkan pukul 06.00 pagi. Mila menghembuskan nafas panjang, ia lega saat melihat mantan sahabat yang kini telah berbaikan dengannya mulai tersadar dari pingsannya. Matanya berkaca-kaca seolah terharu atas apa yang terjadi. "Kamu pingsan, setelah kesurupan arwah pacar Mas Kiki," jawab Mila sambil memegang tangan

    Last Updated : 2025-02-22
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Mimpi Buruk

    POV Sekar Arum Hari pertama di Desa Bringin yang dikenal sebagai "desa pesinden" membuatku berpikir, apakah benar langkah yang telah aku ambil? Bagaimana jika teror besar akan datang? Ah... Sudahlah! Aku butuh uang karena ibuku sedang kesulitan ekonomi, apalagi adik laki-lakiku sebentar lagi ujian kelulusan. Jika bukan karena uang, mungkin aku tidak akan mengikuti proyek penelitian ini. Setibanya di sana, kami disambut baik oleh pak kades yang merupakan paman dari Pak Sadewa. Semakin aku mengenalnya, menatapnya lebih dalam malah aku merasa takut padanya. Dia bukan pria biasa! Jika Pak Galih dengan segala kelebihannya membuatku takjub tapi berbeda dengan Pak Sadewa. Baru beberapa menit kami duduk, Mila sudah bergegas ke kamar mandi. Aku mengikuti tanpa sepengetahuannya dan mendengar dia muntah-muntah. Aku curiga kalau dia hamil! Apalagi dia tidak mengelak atas tuduhan ayam kampus yang ku alamatkan padanya! Ya Allah! Kenapa nasib dia harus setragis ini? Pria mana yang sudah mengha

    Last Updated : 2025-02-23

Latest chapter

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (8)

    Aryo tengah tertidur lelap, terlihat seseorang tengah mengendap-endap ke dalam kamarnya. Ia kini duduk di tepi ranjangnya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya. "Mas Aryo, bangunlah," bisik Siti lirih. Aryo yang belum sepenuhnya sadar, mulai mengusap-usap matanya. Ditatapnya mantan tunangannya yang terlihat panik."Siti, kamu kenapa?"Tanpa pikir panjang, ia menarik tangan Aryo secara paksa. Pria yang baru saja bangun itu terlihat pasrah saat dirinya hendak dibawa ke suatu tempat."Malam ini adalah malam ritual desa, kamu harus melihat siapa sebenarnya orang yang akan kau nikahi," sahut Siti dengan terus menarik tangan Aryo ke suatu tempat.Kini mereka sudah tiba di balai desa, hawa dingin menyeruak hingga terasa menusuk kulit. Aryo beberapa kali menggosok-gosok tangannya karena merasa kedinginan, berbeda dengan Siti dan orang-orang yang berkumpul itu, mereka terlihat baik-baik saja."Sebentar lagi upacara akan dimulai, biasanya ayah yang memimpin tapi sang gadis pilihan akan ditentu

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (7)

    Pov Aryo Malam itu telah menjadi awal petaka yang menghampiriku. Bagaimana tidak? Tubuhku terasa dikendalikan oleh sosok tak kasat mata yang seolah membimbingku untuk datang ke kamar gadis yang cukup menarik perhatianku, Seruni. Masih teringat awal pertemuanku dengannya di sebuah mobil saat aku hendak menjemput Sekar atas permintaan Seno, adiknya. Waktu itu hatiku masih tertaut padanya, mantan pacar yang sudah begitu lama bersemayam dihatiku harus berakhir sebab dia lebih memilih dosen mudanya. Awalnya aku masih berduka tatkala mengetahui fakta jika adik kandungku yang baru saja kuketahui, Setyo meninggal tidak wajar. Dengan tekad kuat dan bantuan Seruni mantan pacarnya, aku memutuskan untuk mencari tahu kebenaran atas kematian adikku dan membalaskan dendamnya. Seruni, gadis berparas manis dan lembut kuajak untuk menelusuri penyebab kematian pacarnya yang tidak lain adalah adikku. Kami sepakat menjalin hubungan palsu untuk meyakinkan ayahnya agar aku diijinkan masuk kembali pada k

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (6)

    "Seruni, maaf, aku sudah kelewatan," ujar Aryo sambil fokus mengemudikan motornya. "Mas, bukankah kita akan menikah, kenapa harus minta maaf?" sahut Seruni sambil memeluk tubuh pria yang kini telah memiliki ruang tersendiri di hatinya. Jantung Aryo berdegup kencang, ia merasa terhipnotis dengan segala ucapan Seruni, seolah hal itu adalah perintah yang tak bisa dilanggar. "Aku akan bicara pada ayah untuk mempercepat pertunangan kita," ucapnya sambil merapatkan tubuhnya. Di sisi lain, Sekar tengah memendam rasa cemburunya. Masih terngiang dibenaknya saat Aryo bercumbu dengan Seruni di sebuah warung yang nampak tutup. Nafasnya memburu seolah menahan amarah atas adegan yang mencabik perasaannya. "Sepertinya kau cemburu, sayang sekali jika Aryo berhasil masuk perangkap Seruni padahal sedikit lagi dia akan menjadi budak di kerajaanku," bisik Sulastri yang selalu memprovokasi Sekar. Sesampainya di rumah, ia segera masuk kamar. Nafsu makannya seolah hilang sejak melihat sang manta

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (5)

    "Seruni, apa yang terjadi?" tanya Aryo yang baru saja dari pingsannya, kepalanya terasa berat. "Mas, tadi pingsan, mungkin kelelahan, ayo makan dulu," sahut Seruni sambil menyuapinya semangkok bubur yang telah dimasak. Itu bukanlah bubur biasa karena terdapat jampi-jampi pemikat yang membuat pemakannya akan menjadi tergila-gila pada si pemberi. Aryo terlihat kelaparan hingga bersih tak tersisa, tenaganya seperti terisi kembali. Ditatapnya Seruni, entah mengapa wajahnya terlihat cantik dan bersinar tapi dirinya mencoba mengabaikannya. "Bagaimana? Apakah kamu telah menemukan petunjuk kematian adikku?" tanya Aryo yang masih gelisah, sudah seminggu ia berada di sana tapi tak menemukan apa-apa. Senyum sumringah Seruni hilang, belum ada tanda-tanda peletnya bekerja, bukannya memuji dirinya malah menanyakan adiknya yang telah tewas, sial! Batinnya. "Mas, aku belum menemukan petunjuk apapun, sepertinya kita harus behubungan lebih dekat agar mereka percaya padaku," ujar Seruni bohong, di

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (4)

    "Pak, kenapa Mas Aryo belum sadar juga?" ujar Seruni yang gelisah. Seruni khawatir jika hal buruk menimpa Aryo, kehilangan Setyo sudah memberi luka dalam untuknya, jangan sampe hal serupa terjadi pada kakaknya. Aryo perlahan membuka mata, tubuhnya terasa lemah. Perlahan ia menggerakkan tangannya, menunjuk ke arah pintu yang terdapat nenek sedang tersenyum kecil padanya. Seruni lega melihat pacar palsunya telah siuman tapi ia terkejut melihat Aryo yang menunjuk ke arah pintu seoalah ada seseorang di sana padahal tidak ada siapa pun. "Ada apa, Mas?" "Nenek Sari ..." Aryo pingsan kembali membuat seisi rumah panik kecuali sang kades, pemilik murah. "Dia pasti terkejut melihat ibu, biarlah," ujar sang kades terlihat acuh. "Apa maksud ayah? Bukankah nenek sudah meninggal?" sahut Seruni yang kebingungan. Ayahnya tak menjawab, dia justru duduk di meja makan. Menyalakan rokoknya dengan tatapan kosong. Pria itu sepertinya lelah, ternyata sang ibu belum mengakhiri "perburuannya

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (3)

    Aryo tertegun melihat sekelilingnya, sebuah rumah tua yang ditinggal seorang perempuan muda. Ia nampak gelisah, hanya duduk termenung di depan pintu. "Sari, apa yang kamu lakukan? Minggir, Aku mau lewat!" bentak seorang perempuan yang membawa sebuah tas besar, sepertinya dia hendak pergi. "Bu, mau ke mana? Jangan tinggalkan Sari, Bu!" ucapnya sambil menahan tangis, mencoba menghalangi ibunya yang hendak pergi. "Aku nggak sudi hidup miskin dengan bapakmu, aku akan pergi mencari kebahagiaan," sahutnya lalu mendorong anak gadisnya hingga jatuh tersungkur. Di luar terdapat seorang pria yang sedang berada di dalam mobil, wajahnya tampan seperti blasteran bule. Ia melambaikan tangan semacam kode agar sang wanita segera masuk. Sari berlari mengejar mobil itu tapi sia-sia, mobil itu terus melaju dengan kecepatan tinggi hingga sulit digapai. Sari yang terduduk di tanah hanya bisa meratapi kesedihannya, ibunya pergi meninggalkan pria lain sedangkan sang ayah tengah sakit keras. Ga

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (2)

    Aryo dan Seruni memutuskan untuk bergegas kembali ke Desa Seberang, mereka sepakat untuk memainkan sandiwara agar bisa diterima di sana. Surti mengantar kepergian Seruni, rasa terima kasih tak terhingga sebab gadis itu telah menemaninya selama kedua anaknya pergi. "Bu, titip salam ke Mbak Sekar ya, terima kasih untuk kebaikannya selama ini," ujar Seruni berpamitan. Surti hanya tersenyum lalu melambaikan tangannya. "Kasihan Mbak Sekar ya Bu, setelah ditinggal mati pak dosen sekarang ditinggal Mas Aryo juga, takutnya malah perawan tua," ungkap Seno yang justru terkesan meledek Sekar. "Seno, jodoh, rejeki itu sudah ada yang mengatur, kamu jangan bicara sembarangan tentang Mbakmu," sahut Surti yang jengah melihat anak lelakinya justru meledek kakaknya. Seno hanya tersenyum lalu menuju kamar kakaknya, ia beberapa kali mengetuk pintu kamarnya lalu akhirnya di buka. "Ada apa? pagi-pagi berisik kali!" bentak Sekar yang terganggu dengan keusilan adiknya. "Gawat Mbak! Mas Aryo dir

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (1)

    POV Aryo Aku tidak menyangka ternyata Seruni adalah anak dari kades seberang yang jelas-jelas melakukan praktik pesugihan untuk memajukan desanya. Meski desa itu memang sangat subur dan asri, segala komoditas tumbuh meski tak lagi musim. Aku teringat saat pertama kali ke sana dengan orang tuaku untuk perjodohan yang dibuat oleh antar keluarga. Nenek misterius, gentong-gentong raksasa dan tiang berbentuk salip mulai muncul dalam ingatanku, menciptakan semacam kengerian dan menyisakan trauma. Belum lagi teror perempuan berkebaya hitam yang ternyata adalah suruhan mereka. Dedemit yang diciptakan untuk menyebar teror di keluargaku. Belum lagi sukmaku yang tertawan kurang lebih sebulan membuatku merasakan kengerian dipenjara sebuah kerajaan jin. Aku masih sedikit mengingat yang terjadi di sana, bagaimana sukma manusia dijadikan budak untuk membangun kerajaan mereka. Para gadis cantik dijadikan alat pemuas nafsu, jin-jin yang berwujud sangat mengerikan. Anak-anak yang terlahir jika

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Siapakah Seruni? (4)

    "Ibu, apa maksudnya? Aku tidak paham," tanya Aryo yang mulai kebingungan dengan ucapan ibunya. "Sebenarnya, Setyo adalah adikmu yang diasuh oleh pamanmu. Saat itu kamu masih sangat kecil sehingga lupa jika memiliki adik. Ayahmu memberikannya pada Paman Wira sebagai pancingan agar ia segera memiliki anak," ucap sang ibu dengan tatapan sedih. Jantung Aryo berdegup kencang, persendian melemah. Badannya perlahan duduk di sofa empuk yang kini tak terasa empuk lagi. Perlahan air matanya jatuh membasahi pipi. Kini ia paham mengapa rasa sedih yang begitu dalam muncul saat pamannya berkata Setyo telah meninggal ternyata mereka memang bersaudara. Terkadang ikatan batin akan terhubung meski awalnya tidak mengetahui jika ada ikatan darah yang begitu kuat. Kini Aryo benar-benar menyesali tindakannya di masa lalu, terlalu mencintai Sekar membuatnya jauh dari keluarganya sendiri, andai dia lebih sering berkunjung ke rumah pamannya, mungkin penyesalan tidak sedalam ini. "Maafkan aku, Bu. Mung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status