Share

Usaha Yang Tak Mudah

Penulis: Queenara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-11 22:50:50

Freya duduk di depan ponselnya yang disangga tripod kecil di meja makan. Cahaya ringlight memantul lembut di wajahnya. Ia sudah menyiapkan beberapa baju yang ia ambil dari suplier Talita—blus, rok, dan gamis sederhana yang ia gantung di belakangnya sebagai latar. Dengan napas sedikit gemetar, ia menekan tombol “Live” di akun media sosial barunya.

“Selamat malam semuanya...” suaranya pelan, agak canggung. “Hari ini aku mau tunjukin beberapa outfit cantik yang cocok buat ke kantor, jalan-jalan, atau acara santai...”

Ia tersenyum, berusaha terdengar ceria meski jantungnya berdebar. Satu, dua orang bergabung di siarannya. Nama-nama asing muncul sebentar lalu menghilang. Setelah lima menit, jumlah penontonnya hanya tujuh orang.

Freya terus berbicara, mencoba percaya diri. Ia memutar manekin kecil, memperlihatkan bahan baju, memberi tahu harga, bahkan mempraktikkan cara mix and match. Tapi, tidak ada komentar yang menanyakan harga atau stok. Beberapa hanya menulis emoji acuh, bahkan ada
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Desas Desus Yang Nyata

    Kabar itu tidak langsung meledak besar. Namun seperti bara kecil yang tertiup angin, gosip itu merayap pelan, menembus sela-sela percakapan kantor, komunitas sosialita, hingga media online yang haus sensasi. Awalnya hanya sebuah foto: Arga dan Eveline terlihat keluar dari sebuah hotel konferensi di Bandung. Foto itu sebetulnya bersih—mereka menjaga jarak yang sopan. Namun ekspresi mereka terlalu nyaman untuk sekadar rekan kerja. Lalu muncul foto lain. Arga tertawa lepas saat Eveline menyentuh lengannya. Foto itu diambil candid, tanpa kesadaran mereka. Sebuah momen yang seharusnya hanya milik udara dan waktu, kini menjadi konsumsi publik. > “CEO muda Arga Pratama terlihat semakin dekat dengan putri tunggal pengusaha tekstil, Eveline Prawira. Apakah ini pertanda adanya hubungan spesial?” - GossipStar ID > “Istri? Tidak terlihat dalam lingkaran sosial Arga belakangan ini.” - HypeDaily Media Tagar mulai bermunculan. #ArgaEveline #PasanganSempurna #FuturePowerCouple T

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Retakan Yang Semakin Besar

    Malam turun perlahan di langit Jakarta.Hujan rintik-rintik mengguyur kaca jendela, menimbulkan bunyi ritmis yang biasanya menenangkan, namun malam ini justru terasa seperti jarum yang menekan dada Freya.Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam ketika suara pintu utama terbuka.Freya menatap dari ruang tamu — wajahnya datar, bukan lagi senyum lembut seperti biasanya. Ia menunggu suara langkah yang sudah begitu ia kenal itu.Arga masuk dengan jas masih melekat di bahu, dasi longgar, dan wajah lelah yang tak berusaha disembunyikan. Hujan membuat rambutnya sedikit basah.Ia bahkan tidak menatap ke arah Freya. Langsung menuju dapur, membuka kulkas, mengambil air mineral, lalu meneguknya dalam sekali minum.Suasana di antara mereka hening.Begitu hening hingga suara detak jam dinding terdengar seperti palu kecil yang memukul waktu.Freya akhirnya berdiri. Di tangannya masih ada amplop berisi foto-foto yang tadi diberikan oleh Ny. Ratna. Ia berjalan perlahan, langkahnya tenang, tapi mata

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Yang Tidak Pernah Diiinginkan

    Langit siang tampak cerah, tapi suasana di rumah itu terasa dingin.Freya baru saja selesai membereskan sisa sarapan Arga. Di meja makan masih tercium samar aroma kopi hitam dan roti panggang — kebiasaan pagi yang ia jaga dengan hati-hati, meski sering diabaikan.Ia baru saja hendak menjemput paket pesanan dari kurir ketika suara klakson mobil terdengar di halaman.Nada klakson itu khas — dua kali, cepat dan pendek.Freya terdiam sejenak.Ia tahu suara itu.Beberapa detik kemudian, suara langkah sepatu berhak terdengar di lantai marmer. Dan di ambang pintu ruang tamu, berdirilah Ny. Ratna Malik, dengan busana elegan warna krem dan tas bermerek menggantung di lengannya.> “Selamat siang, Freya,” sapanya datar, dengan nada yang tidak mengandung kehangatan sedikit pun. “Kau sendirian?”Freya menelan ludah, berusaha menjaga sopan santun.> “Iya, Bu. Arga sudah berangkat ke kantor.”Ny. Ratna melangkah masuk tanpa diminta. Tatapannya langsung jatuh pada beberapa tumpukan pakaian dan kardus

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Jamuan Yang Mengubah Segala nya

    Restoran mewah di pusat kota malam itu berkilau dengan cahaya hangat. Meja panjang di tengah ruangan sudah tertata rapi, lengkap dengan lilin aromatik, bunga segar, dan deretan hidangan berkelas. Di sisi kanan duduk keluarga Malik — Tuan Baskara, Ny. Ratna, dan Arga yang datang dengan jas gelapnya. Di sisi lain, keluarga Surya — keluarga Eveline — menyambut dengan senyum ramah. Suasana awalnya hangat, diwarnai pembicaraan ringan tentang bisnis dan kerja sama kedua perusahaan: Malik Group dan Surya Kapital Group, yang belakangan semakin erat. Eveline duduk anggun di sebelah ayahnya, mengenakan gaun pastel lembut yang membuatnya tampak bersinar. Tatapan matanya sering kali jatuh pada Arga — lembut, penuh rasa kagum. Sementara Arga, berusaha bersikap profesional, meski senyum sopannya tak bisa sepenuhnya menyembunyikan kelelahan batinnya. Di sisi lain meja, Ny. Ratna tampak bersinar malam itu — bukan karena kebahagiaan tulus, melainkan karena ambisi yang sejak lama ia simpan. > “Rasa

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Hati Yang Semakin Menjauh

    Waktu berjalan begitu cepat. Musim hujan datang dan pergi, namun jarak antara Arga dan Freya tak juga mencair. Kini, Malik Group telah resmi menjalin kerja sama besar dengan Surya Kapital Group, perusahaan milik keluarga Eveline. Dalam beberapa bulan terakhir, nama Eveline sering terdengar di ruang kerja Arga, di rapat, bahkan di berita bisnis nasional. Ia menjadi wajah baru yang membawa napas segar bagi banyak proyek Malik Group yang sempat goyah. Dan di balik semua keberhasilan itu, kedekatan Arga dan Eveline semakin tak terelakkan. Mereka sering bepergian bersama — rapat di luar kota, kunjungan ke proyek, dan menghadiri konferensi bisnis di hotel-hotel besar. Di awal, semua terasa profesional. Namun perlahan, batas antara urusan pekerjaan dan keakraban pribadi menjadi kabur. Sore itu, di lobi hotel bintang lima di Bandung, Arga dan Eveline berdiri berdampingan menunggu kendaraan yang akan menjemput mereka. Eveline mengenakan blazer krem dan rok pensil yang elegan, semen

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Senyum Kecil, Bukan Untuk Dia

    Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 23.15. Hujan yang sejak sore mengguyur kota kini tinggal gerimis tipis yang menetes lembut di atap rumah kecil mereka. Di ruang makan, meja sudah tertata rapi — dua piring nasi, lauk hangat, dan secangkir teh yang kini mulai dingin. Freya duduk di kursi makan sambil menatap layar ponselnya. Pesan terakhir yang ia kirim pada Arga dua jam lalu belum juga dibaca. > “Kamu makan malam di mana, Ga? Aku sudah siapkan makanan kesukaanmu.” Tidak ada tanda centang biru. Tidak ada balasan. Ia tersenyum kecil, meski senyum itu terasa pahit. “Pasti sibuk,” gumamnya pelan, mencoba menenangkan diri. Tapi di dalam hatinya, ada rasa tak tenang yang menekan dada. Sejak siang tadi, bayangan Arga dan Eveline di kafe seberang jalan masih terus menghantui pikirannya. Ia berusaha melupakannya, berusaha meyakinkan diri kalau itu hanya pertemuan bisnis biasa. Tapi mata Arga yang terlihat bahagia… itu yang sulit ia hapus dari ingatan. Ia berdiri, merapikan piring ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status