Share

Chapter 6

Luicera masih memperhatikan gerak-gerik Jeff Lincoln, terlalu sempurna bahkan dengan kehidupan yang sempurna dimiliki olehnya, "Untuk apa aku mempelajarinya?" Tanyanya dengan memperhatikan Jeff Lincoln yang berjarak dekat dengannya. Hanya setengah meter dari tempatnya berdiri. Tak lama Jeff Lincoln pun menarik Luicera dengan memegang senapan yang ia genggam.

Dorr .... dorrr ... dorrr

Suara senapan keras terdengar dengan Jeff Lincoln memeluk Luicera. Wanita itu justru terfokus dengan alat penutup telinga untuk melindunginya latihan menembak, "Fokuslah, jika kau memiliki keinginan maka kau harus fokus. Fokus menjalaninya, aku mengajarimu supaya kau bisa menjadi seperti apa yang kau inginkan. Aku sangat memahaminya."

Luicera tak berkutik ketika tubuhnya dalam pelukan Jeff Lincoln, aroma maskulinnya menempel pada tubuh Luicera secara tak langsung. Mendengar bisikan Jeff Lincoln, Luicera hanya tersenyum sesekali. Pria yang tak pernah ia pikirkan untuk bertemu justru melatihnya bahkan mengajarinya untuk menjadi seseorang, mengajari untuk mencintai diri sendiri dan berbagai hal lainnya yang Luicera senangi. Kebahagiaan yang tak pernah terpikirkan oleh Luicera untuk bertemu dengan Jeff Lincoln.

Ingatan itu masih teringat jelas di dalam pikiran Luicera, sepuluh tahun yang lalu dimana Jeff Lincoln tak hanya melatih dirinya bahkan mengajari beberapa hal yang tak pernah ia ketahui. Koper yang Luicera siapkan sudah selesai. Dengan memegang beberapa perlengkapan dan juga undangan platinum, Luicera membawa koper miliknya. New York, adalah wilayah tujuannya untuk menghadiri pesta ulangtahun yang Jeff Lincoln hadiri.

pukul 10.00 pagi.

Luxury Hotel Renaissance Solo Paulo, Brazil.

Rambut berwarna cokelat dengan bolamata biru, kulit putih kemerah-merahan. Suara beratnya mendominasi ketika Zack berbicara kepada beberapa asistantnya. Ini adalah acara pertunangannya bersama kekasihnya Priscilla. Hubungan yang berawal dari nol hingga dirinya sukses membangun bisnis, Priscilla selalu setia menemani Zack Matteo.

Senyuman Priscilla terlihat anggun dengan riasan tipis. Wajahnya memiliki kecantikan natural walaupun tanpa memakai riasan, dan kini wajah cantik itu terpoles sempurna dengan menggunakan make up. Dengan tiara yang berada di kepalanya tentu sepadan dengan penampilannya yang memakai gaun berwarna putih, Priscilla menuruni darah Brazil dan juga China, putri dari seorang pengusaha di Brazil hari ini resmi bertunangan dengan kekasihnya Zack Matteo putra kedua dari Keluarga Matteo, hari ini adalah hari bahagianya bersama Zack untuk meresmikan hubungannya menuju pernikahan. Zack berdiri dengan sesekali melirik ke wajah kekasihnya yang kini resmi menjadi tunangannya, Priscilla.

"Apa kau lelah berdiri terus? Maafkan aku jika waktu pertunangannya di undur beberapa hari," ucap Zack Matteo dengan berbicara pelan kepada tunangannya, Priscilla. Priscilla tersenyum dengan menggenggam tangan Zack. Baginya, kebahagiaannya sudah sempurna dengan menyatukan cinta dirinya dan juga Zack. Priscilla sangat mencintai Zack sedari awal ia bertemu dengannya. Zack adalah sosok pria sempurna tak hanya menjadi seorang sahabat dan juga seorang suami di mata Priscilla, kini kebahagiaan itu terpancar dari wajahnya.

Zack membawa Priscilla dengan berdansa di hadapan para tamu. Tangan lembutnya menggenggam pinggul Priscilla dengan tatapan sayang, "Seandainya aku membawamu ke New York selepas menikah apakah kau bersedia?" Tanya Zack dengan menatap wajah Priscilla. Priscilla terdiam sesaat namun kini senyuman itu kembali terukir dengan mengangguk.

"Jika kau selalu mengizinkan aku selalu ikut bersamamu, aku akan selalu berada di sisimu." Jawaban itu tentu membuat Zack tersenyum bahagia. Ia berencana melaksanakan pernikahan seminggu setelah pertunangan, ia sangat bahagia melihat wanita yang selalu bersamanya selama ini sekarang menjadi tunangan sekaligus istri satu-satunya yang akan selalu menemaninya hingga menua.

Beberapa tamu undangan melihat mereka berdua dengan tatapan kagum, pengusaha sukses dan juga putra pengusaha paling terkaya di Amerika Serikat yang mereka kenali kini resmi bertunangan dan seminggu lagi resmi menuju hari pernikahan.

Siapa yang tak mengenali Priscilla, wanita yang terkenal di seluruh Brazil dengan kepintaran dan juga memiliki beberapa usaha, Priscilla tersenyum kembali dengan memeluk Zack saat ini. Cincin berliannya terukir sempurna di jari manis yang Zack sematkan.

Delon dan William tersenyum dari jauh ketika melihat Zack dan Priscilla berdansa, ini adalah hari kebahagiaan saudara mereka sebagai generasi keturunan Keluarga Matteo.

"Maafkan aku karena terlambat datang di acara Zack dan Priscilla," ucap Delon dengan memegang segelas vodka di samping adik ketiganya William. William sesekali melihat kakak keduanya yang saat ini menatap Priscilla dengan penuh cinta.

"Bukan kakak pertama jika acara penting tidak datang terlambat, aku memahamimu sebagai seorang kakak pertama yang memiliki banyak tanggung jawab, tidak apa-apa. Lagipula kita melihat kebahagiaan Zack dan juga Priscilla secara langsung. Lagipula selama seminggu Zack akan berada disini karena melihat project pembangunan project Keluarga Matteo," William berbicara bersama kakaknya, Delon Matteo dengan sesekali meneguk wine. Berbeda dengan Delon dan William, setelah menghadiri acara pertunangan Zack dan Priscilla mereka akan kembali ke New York.

"Aku akan membawa Kate ke pernikahan kakak kedua, masih ada waktu seminggu untuk berkunjung ke kediaman Keluarga Nicole," ucap William dengan sesekali tersenyum. Delon hanya berdehem ketika mendengar William ingin membawa Kate. Yang memang diinginkan Delon adalah William kembali bersama Kate.

"Kakak pertama tak ingin membawa pasangan juga? Pasanganmu sangat banyak. Pilih salah satu untuk setia, jangan terlalu kebanyakan wanita. Lagipula kita generasi Keluarga Matteo. Sudah seharusnya kakak hanya memiliki seorang wanita," William tersenyum sesekali dengan melirik kakaknya Delon. Memang sudah sifat Delon memiliki banyak wanita, terlebih ia sering mengganti-ganti kekasih. William hanya menyindir dengan nada bercanda, ia dan Zack memang selalu meledek kakak pertamanya Delon Matteo.

Luxury Hotel Renaissance Solo Paulo memang sengaja di rancang dengan design arsitektur yang mewah, tentu saja Delon Matteo yang mendesaign Luxury Hotel Renaissance Solo Paulo yang terletak di Brazil. Sebagai putra pertama dari Keluarga Matteo, ketiga putranya selalu berhasil membangun beberapa project perusahaan di beberapa negara. Sesekali wajah tampan itu melirik ke arah jam dengan brand merk terkenal di pergelangan tangan kirinya, rambut berwarna cokelat dengan bola mata berwarna biru, kulit putih dengan hidung mancung. Delon Matteo memang sangat sempurna dengan penampilan maskulin. Gerakan mata itu masih melirik ke arah jam tangan, hanya ada waktu beberapa jam lagi untuk dirinya kembali ke New York.

"Tidak apa-apa kan jika kita kembali lebih awal ke New York, lagipula Zack memang ada jadwal melihat project di Brazil," ucap Delon dengan menyenggol lengan William. William melirik Delon dengan jawaban setuju. "Tidak apa-apa, lagipula ada Priscilla yang menemani kakak kedua, lagipula aku masih mengurus beberapa laporan perusahaan. Masih ada beberapa yang mesti aku urus," jawab William dengan nada rendah agak setengah berbisik menjawab kakaknya.

Dari jauh orangtua Priscilla tersenyum dengan melihat pemandangan putri kesayangannya, Reka Zaraict bersama istrinya Kara Zaraict. "Kau bahagia melihat putri kita akhirnya menikah bersama Zack?" Tanya Reka dengan memegangi lengan istrinya Kara Zaraict. Reka sudah lama menginginkan Priscilla dan Zack meresmikan hubungan terlebih hubungan mereka memang dari masa perkuliahan. Senyuman itu tak terlepas dari wajah manis sang istri dengan melihat pemandangan yang selama ini ia inginkan, melihat putrinya Priscilla bahagia bersama pria yang mencintainya dan juga putrinya cintai.

"Tentu saja aku sangat bahagia, lagipula tidak perlu menunggu seminggu untuk mereka menikah bagiku Zack sudah menjadi menantu kita," ucap Kara dengan menjawab suaminya Reka Zaraict.

Reka Zaraict adalah pengusaha paling terkaya di Wilayah Brazil, beberapa kepemilikannya adalah di bidang property termasuk di Wilayah Amerika Serikat. Reka Zaraict dan juga istrinya Kara Zaraict yang memiliki keturunan darah China, Reka dan Kara berbicara bersama Delon Matteo dan juga William Matteo sebelum Delon dan William kembali ke New York.

Pukul 08.00 Wilayah Brazil. Pesawat pribadi milik Keluarga Matteo mendarat sempurna di Bandara International Rio De Janeiro, Brazil.

Langkah kaki Dave Matteo keluar dari pesawat mewah miliknya dengan menggandeng lengan istri tercintanya Vigladys Matteo, "Dua minggu berada di Brazil, tidak masalah untukmu kan?" Tanya Dave Matteo dengan suara khasnya, tubuh tinggi tegapnya berjalan dengan menuruni tangga pesawat miliknya dan juga memegangi lengan istrinya Vigladys Matteo.

"Kau ini kebiasaan, kenapa kita datang setelah Delon dan William kembali ke New York, apa kau tidak sayang kepada Delon?" Tanya Vigladys dengan melirik ke arah suaminya. Vigladys sangat menyayangi ketiga anaknya, apapun permintaan anak-anaknya selalu ia manjakan dengan meminta kepada suaminya Dave Matteo.

"Putra kesayanganmu itu sudah dewasa, lagipula semua anak-anak kita juga sukses membawa usaha. Apa yang harus aku khawatirkan lagi," ucap Dave dengan membereskan jas miliknya. Tepukan tangan ke lengan Dave mendarat sempurna dari Vigladys, "anakku juga anakmu, mereka anak kesayanganku dan juga anak kesayanganmu. Enak saja kau bicara bahwa mereka hanya anakku."

"Aku kan berbicara anak kita, anak kita," jawab Dave Matteo dengan menenangi istrinya dengan menuruni tangga pesawat. Sesekali ruam senyuman itu terlihat ketika ia bercanda dengan istrinya. Melihat Vigladys yang selalu terlihat kesal dengannya membuat Dave memang senang membuatnya bercanda.

"Aku tidak mau tahu, pernikahan Zack dan juga Priscilla harus mewah. Aku tidak akan memanjakanmu selama tiga hari jika kau tidak memanjakan putra kita," ucap Vigladys dengan berjalan di sisi suaminya. Dave hanya terdiam sesekali dengan mendengarkan ucapan cerewet istrinya.

"Tunangannya saja sudah mewah sayang, kau nanti melihatnya sendiri. Jika tidak percaya kan bisa tanya Delon dan William," jawab Dave Matteo dengan sesekali melihat jam tangan miliknya. Suara istrinya masih terdengar di sisinya. Siapa lagi jika bukan suara cerewet istrinya Vigladys Matteo.

"Aku tidak mau tahu sayang, kau harus selalu memanjakan mereka. Jika kau mencintaiku kau juga harus selalu memanjakan keluarga. Selama ini aku mendukungmu berbisnis jadi kau harus memanjakan keluarga."

"Hotel Renaissance Solo Paulo," ucap Dave Matteo dengan berbicara kepada asistantnya. Vigladys hanya memegang pundak suaminya dengan tatapan sinis.

"Dimana kau bilang?" Tanyanya dengan tatapan sinis melihat ke wajah suaminya.

"Hotel Renaissance Solo Paulo, memangnya kenapa? Bukankah putra kita bertunangan disana, kau kan ibunya." Jawab Dave dengan menjawab istrinya yang menanyakan hotel milik Keluarga Matteo.

"Kau merayakannya di hotel yang itu? Kau sangat pelit suamiku, kenapa tidak membuat pesta di hotel yang lainnya, aku tidak mau tahu. Pernikahan Priscilla dan Zack harus meriah kalau bisa dirayakan di beberapa negara, aku tak habis pikir kau berbisnis hingga sukses untuk siapa sedangkan untuk keluarga saja sangat pelit," Vigladys bersender di sisi Dave dengan memijat kening dirinya dengan tangan kanan. Padahal ia sangat mengetahui bahwa keluarga Matteo memiliki banyak property.

"Aku pelit apa sayang, lalu kita ke hotel untukmu berdandan lagi?" Tanya Dave dengan mengejek istrinya, sesekali dirinya hanya tertawa pelan melihat istrinya.

"Memangnya aku kurang cantik sehingga harus berdandan lagi, kepalaku semakin dibuat pusing olehmu. Aku tak mengerti kenapa keluargaku memilihmu untuk menjadi suamiku, kau harus ingat suamiku. Jika kau berselingkuh aku akan mendapatkan pria lebih darimu," Vigladys memandangi pemandangan Brazil dari dalam mobil menuju hotel tempat pesta pertunangan putranya dan juga menantunya Priscilla Zaraict.

Mobil yang di tumpangi Dave Matteo beserta Vigladys pun tiba di tempat pertunangan Zack dan juga Priscilla, tak memakai lama. Dave menuruni mobil dengan membukakan pintu mobil untuk istrinya. Gaun berwarna merah dengan beberapa aksesoris berlian menghiasi tubuh Vigladys, Dave memegangi lengan istrinya selama memasuki gedung hotel.

Senyuman itu terlihat dari wajah Vigladys yang melihat Priscilla. Ia memang ingin menjadikan Priscilla menantunya sedari dulu, dan kini ia melihat kebahagiaan putranya Zack Matteo secara langsung bersama suaminya Dave Matteo. Reka Zaraict dan Kara Zaraict menghampiri Vigladys dan juga Dave Matteo. Pelukan hangat dari Vigladys menyambut Kara. Penyatuan dua keluarga yang Vigladys inginkan itupun terwujud. "Akhirnya aku melihat Priscilla bersama Zack, putrimu sangat cantik. Aku bahagia Zack bersamanya," ucap Vigladys dengan memegangi pundak Kara. Kara pun tersenyum menyambut hangat Vigladys dan juga Dave Matteo.

Reka berbicara bersama Dave Matteo, begitupun dengan Vigladys yang berbicara bersama Kara Zaraict. Seperti apa yang di ucapkan suaminya Dave Matteo, Vigladys melirik ke suasana pesta putranya. 'Benar-benar suamiku ini, acara pertunangannya kurang mewah katanya, hanya? padahal ini sudah sangat lebih, lihat saja seusai pesta kau tidak akan kumanjakan. Dave ini sungguh selalu membuatku kesal,' ucap Vigladys dengan membatin.

Dave Matteo hanya melirik ke wajah istrinya dengan memegangi segelas wine, ia tahu apa yang sedang di pikirkan istrinya. Dari jauh Zack memegangi Priscilla untuk menghampiri kedua orangtuanya, sebelum tiba di tempat Vigladys berdiri. Vigladys berjalan mendekati Zack dan juga Priscilla. Ia begitu bahagia melihat putra keduanya menikahi wanita yang ia cintai.

"Akhirnya ibu bisa melihatmu secara langsung di acara pertunangan, mulai sekarang kau tidak usah sungkan lagi memanggilku ibu dan Dave adalah ayahmu, ibu bahagia kau bersama Zack," ucap Vigladys dengan tersenyum melihat Priscilla. Priscilla terlihat sangat cantik walaupun dengan riasan minimalis.

Zack menyambut kedatangan ayahnya, Dave Matteo yang saat ini berbicara bersama ayah mertuanya Reka Zaraict. Melihat kedua orangtuanya tiba di Brazil tentu membuat kebahagiaan Zack semakin sempurna. "Ayah dan ibu akan berada di Brazil selama dua minggu, kebetulan seminggu lagi kau akan menikah bersama Priscilla. Ayah senang akhirnya kau menikahi Priscilla, ayah selalu bangga padamu." Dave Matteo memang selalu bangga kepada putra-putranya, ia berharap putra-putranya bisa membahagiakan keluarganya seperti ia yang selalu membahagiakan keluarga.

Suara baling-baling helikopter terdengar dengan keberangkatan Delon Matteo bersama adik ketiganya William Matteo, suara beratnya terdengar dengan suara baling-baling helikopter yang terdengar. "Jadi kau tidak akan datang ke acara pesta ulangtahun itu? Lalu bagaimana denganku, aku sendirian datang kesana." Ucap Delon dengan tak menerima ucapan William yang tak akan datang ke acara ulangtahun di New York, William memang berniat untuk berkunjung ke Keluarga Nicole untuk bertemu dengan Kate.

"Kuharap kakak memahamiku, lagipula kakak kan anak pertama di keluarga matteo," jawab William singkat dengan melihat pemandangan Wilayah Brazil dari dalam helikopter. Delon hanya menatapi wajah adiknya saat ini, dari keluarga matteo hanya dirinya yang akan menghadiri acara pesta ulangtahun sahabat ayahnya.

"Kenapa kalian menunjukku, William kau jangan seperti Zack, temani aku. Aku kakakmu," bujuk Delon dengan tak terima dengan ucapan adik ketiganya.

"Hanya kakak pertama yang belum memiliki kekasih, berbeda denganku dan Zack," jawab William tak mau kalah dari kakaknya. Delon pasrah dengan ucapan adiknya. Ia memang selalu mengalah kepada adik-adiknya, terlebih jika adik-adiknya bercanda dengannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status