Share

Chapter 5

Dari dalam ruangan Luicera hanya memegang headset di telinga kanan miliknya. Percakapan Jeff Lincoln terdengar dengan beberapa sinyal lampu di alat penyadap tersebut. Tak lama Luicera melihat undangan acara platinum ke New York. Setelah mendengarkan percakapan Jeff Lincoln dari alat penyadap miliknya, dirinya berjalan ke ruang khusus. "Sebuah flashdisk?" Tanyanya dengan membuka sebuah kotak berisikan flashdisk. Luicera memegang flashdisk tersebut dengan tatapan mata sinis, "Dasar pria bodoh. Kau menjadi pembisnis tapi musuhmu banyak."

Luicera meletakkan kembali flashdisk yang ia temukan di ruangan pertemuan Jeff Lincoln bersama Devo Van Marveen, dengan cepat dirinya menaruh beberapa pakaian dengan memasukkannya ke koper. Sebagai seorang pembisnis Jeff Lincoln memang sengaja memberikan fasilitas lengkap untuk Luicera termasuk alat penyadap pembicaraan Jeff Lincoln bersama rekan bisnisnya jika Luicera tidak ikut bersamanya.

Luicera masih ingat pertama kali pertemuannya bersama Jeff Lincoln sepuluh tahun yang lalu. Dimana ia hanya sebagai pegawai bar di salah satu bar di Mexico.

"Kemarikan uangmu dasar jalang, hari ini adalah hari tanggal gajianmu kan, kemarikan uangmu atau keluargamu akan kami habisi," ucap beberapa pria di salah satu ruangan dengan menampar Luicera, pakaian yang ia kenakan di lucuti hingga hanya sehelai kain tipis. Luicera menangis dengan menerima perlakuan beberapa pria yang mabuk di dalam ruangan. Tak lama dirinya dipaksa untuk melayani beberapa pria yang meminta uang padanya, Luicera pasrah dengan menangis dan meminta pertolongan. Ruangan yang di sewa secara vvip dengan tamu ekslusif membuat ruangan terkunci tertutup dengan suara musik yang menyala. Tak lama seorang pria memasuki ruangan dengan mendobrak pintu ruangan tersebut.

Beberapa security pun mengamankan beberapa pria yang bertubuh kekar tersebut dengan mengamankannya. Luicera terlihat malu disana dengan menangis. Tubuhnya bertelanjang bulat dengan banyak luka memar, ia menangis dengan ketakutan. Yang ia inginkan adalah lebih baik berhenti dari pekerjaan hari ini juga setelah ia menerima perlakuan keji dari beberapa tamu bar.

Jeff Lincoln mengambil sehelai kain disana, kain gorden yang ia tarik paksa dengan merobeknya dari jendela besar ruangan vvip. Dirinya menutupi tubuh Luicera dengan kain gorden tersebut. Jeff Lincoln melihat Luicera yang menangis, wajahnya masih belia dengan tubuh mungilnya. "Pergi dari sini, kau siapa?" Tanya Luicera dengan mengusir pria yang bertubuh kekar tersebut dari tempat duduknya.

"Kau tenang saja, aku tidak akan menyakitimu. Wajahmu terlalu belia bekerja seperti ini, aku memberikan kartu namaku jika kau menginginkan pekerjaan kau bisa menghubungiku," ucap Jeff Lincoln dengan duduk di samping Luicera. Tak lama tubuh mungil itu tak sadarkan diri dengan pingsan di sisi Jeff Lincoln. Helaan napas Jeff terlihat dengan menggendong Luicera keluar dari ruangan vvip tersebut. Dirinya membawa Luicera ke mobil mewahnya dengan bberapa bodyguard yang menjaga Jeff Lincoln.

Mobil mewah milik Jeff Lincoln terhenti di sebuah hotel mewah Horison Luxury Hotel, Mezico. Sudah ada beberapa karyawan hotel yang menyambut kedatangannya. Jeff menggendong Luicera menuju sebuah ruangan kamar. Tatapannya hanya memperhatikan Luicera, hatinya masih tak bisa terlepas dari Lunacia setelah Lunacia meninggalkannya dengan menikahi Devo Van Marveen.

Kulit kuning langsat itu dipenuhi luka lebam dan memar, Jeff memperhatikan Luicera dengan menggenggam erat pelukannya. Membiarkan wajah wanita itu bersandar di dada bidangnya, lift berhenti di lantai kamar yang Jeff Lincoln pesan untuknya beristirahat. Langkah kakinya berjalan dengan ditemani seorang asistant kepercayaannya.

Setelah kamar terbuka dirinya membawa Luicera dengan beristirahat di ranjang. "Kau sudah menyampaikannya ketika aku berada di mobil kan?" Tanya Jeff Lincoln kepada asistantnya. Tak lama seorang staff hotel wanita datang dengan membawa gaun tidur dan beberapa perlengkapan untuk mengobati luka-luka yang ada di tubuh Luicera.

Jeff Lincoln duduk di sofa tak meninggalkan Luicera sedetikpun. Ia melihat staff pegawai hotel yang mengobati luka Luicera hingga memakaikan gaun di tubuh Luicera. Hanya dalam sejam Luicera beristirahat di atas ranjang.

Jeff Lincoln menunggu Luicera semalaman, sesekali dirinya mendekati Luicera yang tertidur. Ditatapnya wajah anggun itu, tanpa memakai make up wajahnya bersinar secara natural. Hatinya masih terluka dengan Lunacia yang meninggalkannya, kehadirannya tentu membuat Jeff Lincoln harus menahan luka yang diberikan mantan kekasihnya.

Tangannya sesekali ingin menyentuh wajah Luicera namun keinginannya terhenti dengan dirinya berjalan dan duduk kembali di sofa. Kamar hotel mewah tempatnya beristirahat kini dihadiri seorang wanita yang tak ia kenal.

"Gara-gara kau aku harus tidur di sebelah kamar ini," ucapnya dengan melepas dasi miliknya dan juga jas. Rasa lelahnya sesekali memikirkan Luicera yang masih beristirahat di ranjang dengan wajah cantiknya. Jeff Lincoln kembali ke sofa dengan duduk menunggu Luicera.

Seorang pria membuka kacamatanya ketika menuruni mobil bugatti, mobil mewah itu terparkir di hotel tempat Jeff Lincoln menginap. El Barack menghela napasnya ketika mengetahui bahwa kekasihnya dibawa seorang pria dari tempatnya bekerja.

"Wanita itu sudah kubilang jangan bekerja lagi di bar masih tetap saja tidak mendengarkanku, padahal kekasihnya seorang miliarder," ucapnya dengan merapikan jas miliknya. Wajah maskulin itu memasuki hotel yang kini menjadi hotel termewah di Mexico.

"Tuan Muda El Barack, lokasinya terlacak," ucap seorang asistantnya dengan memperlihatkan ponsel kepada El Barack.

"Aku memang berkelahi dengannya tapi aku belum mengucapkan resmi berpisah, wanita itu merepotkanku," Elbarack berjalan memasuki lift sendirian. Rambut berwarna hitam legam dengan blesteran wajah inggris dan jepang. Bibir tipisnya terlihat seksi, kulit putih kemerah-merahan dengan bola mata berwarna cokelat. El Barack adalah putra pengusaha Keluarga Barack terkaya di Mexico.

Lantai lift yang ia tuju sudah ada di hadapannya. Dengan melihat kemewahan didalamnya sangat tidak mungkin kekasihnya bisa menempati ruangan kamar mewah seperti ini, "Ini benar lokasinya disini kenapa mewah seperti ini," bisiknya dengan melihat ke sekitar. Ruangan luas yang hanya berisikan satu ruangan milik Jeff Lincoln.

Tak lama Jeff Lincoln keluar dari kamarnya. Wajahnya melirik ke arah seorang pria dengan wajah yang ia kenali. "Aku kedatangan tamu dari putra Keluarga Barack, selamat datang di hotel milikku," ucap Jeff Lincoln dengan berjalan menghampiri El Barack.

El barack melihat ke arah Jeff Lincoln, "Aku tidak akan berbicara lama, apa ada wanita di sini. Kau melihatnya tidak?" Tanya El Barack dengan singkat. Ia sangat tahu siapa Jeff Lincoln, kepemilikan Jeff Lincoln bersaing dengan Keluarga Barack di dunia.

"Jangan terburu-buru, aku sangat senang kedatangan tamu putra keluarga barack. Kau tahu kan siapa aku, apapun yang di genggamku tidak akan dimiliki orang lain," ucap Jeff Lincoln dengan tersenyum duduk di sofa di depan El Barack. Dengan menyalakan rokok tembakau merk terkenal dirinya melirik tajam ke arah El Barack.

"Cepat katakan dimana dia?" Tanya El Barack dengan menarik dasi miliknya. Ia sangat tahu watak seorang Jeff Lincoln. Bagi El Barack kekasihnya belum menjadi mantannya.

"Tidak ada siapapun disini, lift itu terbuka untukmu keluar dari hotel ini. Atau semua bodyguard ku menarikmu keluar. Kau lihat di atas sana kamera cctv mengawasi kita Tuan Muda El Barack," ucap Jeff Lincoln dengan tak mau kalah.

Tak lama beberapa bodyguard Jeff Lincoln memasuki lantai ruangan kamar dirinya menginap. "Maaf Tuan Muda El Barack, kami harap Tuan Muda El Barack memahami apa yang di ucapkan Tuan Jeff Lincoln."

"Pertemuan kita tidak sampai disini, ingat itu Jeff Lincoln," ucap El Barack dengan merapikan jas dan juga dasi miliknya.

Senyuman Jeff Lincoln terlihat sinis dengan meneguk beberapa minuman alkohol. "Apa yang menjadi milikku akan selalu menjadi milikku Tuan Muda El Barack, putra kesayangan Keluarga Barack."

Jeff Lincoln berjalan dengan memandangi Wilayah Mexico di malam hari. Melihat Luicera dirinya berbicara kepada asistantnya, "aku membeli beberapa wilayah mexico. Wanita itu milikku, akan selalu menjadi milikku. Siapapun tidak ada yang boleh menyentuhnya selain tanganku dan tubuhku."

"Baik Tuan Jeff Lincoln," jawab asistantnya dengan berjalan membawa beberapa berkas dan mengurus beberapa permintaan Jeff Lincoln.

"Berani-beraninya mengalahkan Jeff Lincoln, sampai kapanpun namaku yang akan selalu menjadi yang utama," Jeff mematikan rokok tembakau miliknya, meletakkan minuman yang ia minum dan berjalan kembali menuju kamar dimana Luicera beristirahat. Dirinya berjalan dengan menjulurkan tangannya ke kening Luicera, menyentuh lembut wajahnya dengan tatapan teduh. "Mulai sekarang kau akan menjadi wanita Jeff Lincoln yang sangat mahal, tidak ada yang bisa menyentuhmu karena kau sangat mahal."

Beberapa bodyguard Jeff Lincoln memegangi tangan El Barack, tentu saja El Barack hanya berdehem dengan melirik sinis ke arah bodyguard yang memegangi tangannya, "Permisi, anda bisa lepaskan tanganku. Kau tahu siapa yang kau sentuh? Jadi tolong lepaskan tanganku."

"Ma-maf Tuan Muda El Barack, kami hanya melaksanakan tugas dari Tuan Jeff Lincoln, kami harap Tuan Muda El Barack memahaminya."

El Barack hanya terdiam dengan ucapan beberapa karyawan Jeff Lincoln dirinya hanya menatap sinis dengan ucapan yang ia dengar. "Kalian akan berurusan dengan ayahku Ralph Barack."

Beberapa bodyguard Jeff Lincoln hanya saling melirik dengan ketakutan. Mereka sangat tahu bahwa Ralph Barack adalah sahabat Jeff Lincoln, sebagai seorang pengusaha kelas elite dunia ia sangat memanjakan putranya El Barack.

Suara lift terdengar dengan pintu yang terbuka, El Barack hanya memegang jas miliknya dengan melirik beberapa bodyguard Jeff Lincoln, "Cukup disini kalian mengantarku. Bagiku kalian sudah merendahkanku. Aku akan berbicara kepada Ralph Barack perihal ini," ucapnya dengan nada sinis. Suara maskulin itu tentu membuat kepanikan beberapa staff karyawan Jeff Lincoln. El Barack berjalan menuju mobil miliknya yang terparkir di gedung hotel milik Jeff Lincoln, ia memakai kacamata kembali dengan menyetir menuju kediaman keluarga besar Barack.

Dua hari kemudian, Jeff Lincoln masih setia menunggu Luicera yang masih terbaring di atas ranjang. Jari telunjuk tangan kirinya mengecak sebelah mata hanya karena ia tak tertidur selama dua hari, ini adalah hari kedua ia menemani wanita yang ia tolong di bar.

Suara langkah kaki Jeff Lincoln terdengar dengan mendekati Luicera yang masih beristirahat, waktu sudah menunjukan jam lima sore wilayah mexico. Dengan menyandarkan lengan kanannya ke dahi Luicera dirinya pun tersenyum karena demam Luicera sudah sembuh tak seperti kemarin, "sepertinya kutinggalkan mandi tak masalah, lagipula ia masih beristirahat." Ucapnya dengan nada rendah, tak lama tubuh kekar itu berjalan memasuki kamar mandi dengan Luicera yang masih terbaring di ranjang berukuran king size.

Tak lama gerakan lengan Luicera terlihat dengan meraba kain di sekitar ranjang, kain lembut yang sangat berbeda dari ranjang miliknya. Sesekali dirinya pun memegangi kepalanya dengan menahan rasa pusing akibat terkena pukulan beberapa tamu pria di bar. Dengan masih mengenakan gaun tidur dirinya pun mulai terbangun dari tidurnya dengan bersandar di tepian ranjang. Pandangan Luicera mengarah ke sekeliling ruangan kamar, ruangan kamar yang luas dan mewah dengan berisikan lampu tidur dari berlian dan juga beberapa property barang mewah.

"Ini bukan di kamarku, dimana aku?" Tanyanya dengan kebingungan, Luicera dengan cepat menggerakkan kedua kakinya dengan menuruni ranjang besar disana, kakinya berjalan mendekati sebuah meja kerja yang besar dengan sebuah nama Jeff Lincoln, dahinya mengkerut dengan kebingungan. Yang ia tahu adalah ia hanya sebagai karyawan bar bukan sebagai wanita pengisi kekosongan pria yang menginginkan asmara.

Luicera masih melihat meja kerja yang berisikan laptop dengan brand merk ternama bahkan sebuah pena dengan lapis emas, meja kerja yang cukup mewah jika hanya dimiliki oleh karyawan biasa. "Meja kerja siapa ini? Kenapa mejanya mewah dan luas," ucapnya dengan kebingungan. Tak lama Luicera pun melihat ke sekitar dengan beberapa rak buku yang ada di sekitar meja kerja milik Jeff Lincoln. Sudah ada beberapa buku yang berjejer dari mulai buku-buku tentang management hingga buku-buku tentang bisnis dan lainnya.

"Kau sedang apa?" Tanya Jeff Lincoln dengan mengenakan bathrob berwarna biru tua. Pandangannya segaris tak lepas dari wanita yang ia kenali. Luicera yang ia tahu sedang beristirahat di atas ranjang miliknya.

Masih dengan memegangi sebuah buku tebal, Luicera terdiam dengan menaruh buku yang ia pegang tersebut ke atas meja kerja milik Jeff Lincoln. Bibirnya bergetar dengan melihat Jeff yang kini hanya mengenakan bathrob, tubuh kekarnya terlihat maskulin dengan aroma vanila dari perawatan yang ia kenakan.

"Kau siapa? Berhenti disana jangan mendekatiku, aku bukan wanita penghiburmu," ucap Luicera dengan kedua matanya yang menyipit, sesekali ia melirik ke arah dada bidang atletis Jeff Lincoln yang kini berjalan mendekatinya. Air mengalir di sekitar dahi dan juga dada bidangnya begitu mendominasi.

"Kau tidak apa-apa? Maafkan aku. Tunggu disini aku akan berpakaian, tunggu disini dan jangan kemana-mana. Kau mengerti?" Jeff Lincoln mencoba menenangkan Luicera yang kini tengah panik dan juga ketakutan, terlebih melihat dirinya yang baru saja selesai membersihkan diri. Tak lama dirinya menuju ruang ganti pakaian dengan membuka ruangan khusus pakaian miliknya. Dengan beberapa brand merk ternama pun terlihat dengan Jeff Lincoln yang memilih pakaian hingga perlengkapan rambut dan juga kulitnya.

Pandangan Luicera hanya sesekali melirik ke arah ruangan dimana Jeff Lincoln mengganti pakaian. Yang ia lihat hanya ruangan mewah dan besar yang hanya berisikan brand merk ternama perlengkapan miliknya. Rasa penasaran Luicera tak terhenti ketika ia harus menunggu dari pria yang tidak ia kenali. Dengan lirikan mata yang masih mencari, ia mencari-cari keberadaan tas miliknya dan juga beberapa pakaian miliknya. Yang ia pikirkan adalah keluar dari ruangan ini dari pria yang tak ia kenali.

"Maaf jika menunggu lama," ucap Jeff Lincoln dengan tersenyum melihat Luicera, wanita yang ia tolong di bar dan kini sudah sadar dan berada di hadapannya.

Luicera hanya terdiam dengan duduk diatas ranjang, tak pakai lama ia menarik selimut yang berada di ujung ranjang untuk menutupi tubuhnya. Yang ia tahu adalah gaun tidur miliknya terlihat masih seksi di hadapan pria yang kini ada di hadapannya.

"Tidak apa-apa, kau tidak perlu takut. Aku tidak akan jahat kepadamu, kau lihat kan, aku tidak memegang benda apapun di tanganku. Maafkan aku membawamu ke sini karena kau pingsan disaat di bar. Dan ini sudah dua hari kau beristirahat, apa sekarang kau tidak apa-apa?" Tanyanya dengan khawatir, Jeff Lincoln mencoba mengajak Luicera berbicara untuk menanyakan tempat tinggal, jika memang dirasa perlu ia pun siap untuk mengantar Luicera kembali ke rumah orangtuanya.

Luicera hanya terdiam sesaat, dirinya masih tak percaya dengan ucapan pria yang ada di hadapannya. Masih dengan ketakutan dan juga memeluk erat selimut yang kini menyelimuti seluruh tubuhnya. "Kau tidak menyentuh tubuhku sedikitpun kan tuan," ucapnya dengan sesekali menunduk karena malu. Ini pertama kalinya bagi Luicera berada dalam satu ruangan bersama seorang pria.

Senyuman Jeff tentu saja terlihat, lagipula ia sedang dalam tak baik-baik saja setelah berpisah dari Lunacia, "Jeff Lincoln, panggil namaku. Aku tidak menyentuhmu, tenang saja. Jika aku boleh tahu alamatmu dimana, jika kau mau kembali aku bisa mengantarmu, aku lupa kau baru terbangun, apa perutmu lapar? Aku bisa memanggil seorang staff hotel untuk membawakanmu makanan."

"Apa Tuan Jeff tahu tasku dimana? Pakaianku?" Tanya Luicera dengan seketika, ia tak menjawab ucapan Jeff Lincoln yang kini menawarkan beberapa menu makanan dan menanyakan kabar dirinya. Helaan napas Jeff terlihat ketika ia berjalan mengambil tas milik Luicera.

"Ini tasmu, tapi pakaianmu tak bisa kuselamatkan karena kejadian itu membuatmu, kau mengerti kan maksudku. Tak perlu aku menjelaskannya, tapi tidak masalah karena aku menyiapkan dress untukmu. Kau bisa memakainya dan bisa memilihnya, sudah disiapkan tiga model dress dan kau bisa memilihnya."

Luicera mulai melepas selimut yang ia genggam, tubuhnya mulai beranjak dengan Jeff Lincoln yang membawanya ke tempat pakaian ganti. Seperti apa yang di katakannya sudah ada tiga model dress yang ia siapkan. Luicera pun memilih salah satu model dress yang ia pilih dengan rona wajah malu-malu. Senyuman Jeff Lincoln terlihat dengan dirinya mengambil dress yang Luicera tunjuk dan membawanya ke ruang ganti.

"Kau bisa berdandan sendiri. Di ruang ganti sudah ada beberapa merk make up, aku akan menunggumu di ruang tamu," ucap Jeff Lincoln dengan meninggalkan Luicera di ruang pakaian ganti.

Hanya berselang beberapa menit, Jeff menunggu Luicera dengan memainkan ponsel miliknya. Dress berwarna hitam dengan manik berlian menghiasi tubuh Luicera, rambut panjang hitamnya menutupi tubuh sintalnya dengan heels tinggi yang ia kenakan.

"Apa aku tidak apa-apa memakai dress ini? Kupikir ini milik istrimu atau kekasihmu atau milik wanita yang tubuhnya pas," ucap Luicera dengan memegang tas kecil yang ia miliki.

Jeff hanya berdehem disana dengan beranjak dari sofa ruang tamu. Tak lama dirinya berjalan dengan Luicera, tak ada pembicaraan khusus yang terjadi di antara keduanya. Hingga Jeff membawa Luicera memasuki limosin miliknya.

"Aku berterimakasih karena Tuan Jeff menolongku, aku tidak tahu kenapa aku tiba-tiba berada di ruangan milikmu. Yang kutahu aku berada di ruangan bar, untuk dress ini aku meminjamnya, aku akan mengembalikannya. Maafkan aku jika aku beristirahat lama di ruangan mewahmu," Luicera menunduk dengan sesekali melihat wajah Jeff Lincoln, wajahnya masih ia takuti dengan tubuh kekar dan bidangnya. Sesekali Luicera pun menunduk kembali dengan malu dan ketakutan.

Jeff Lincoln hanya memperhatikan Luicera yang berbicara tentang dress yang ia siapkan untuknya, "tidak udah di kembalikan. Ini, pakai jas ku. Pundakmu terlihat, lagipula angin diluar cukup dingin. Tidak baik jika ada wanita yang agak terbuka pakaiannya lalu aku berada di sisimu. Jasku bisa menutupinya," ucapnya dengan menaruh jas miliknya ke pundak Luicera.

Luicera memegang jas milik Jeff Lincoln dengan tak enak, baginya dress yang ia berikan dan ia sediakan mungkin agak mahal terlebih dengan jas yang kini melekat di pundaknya. "Tapi ini jas milik," ucap Luicera dengan ucapan yang di potong oleh Jeff Lincoln.

"Jeff Lincoln, jangan panggil Tuan. Usiaku masih muda," jawabnya dengan cepat. Jeff menikmati pemandangan Kota Mexico dengan sesekali berdehem.

"Mexico cukup indah ternyata, cantik sepertimu," ucapnya dengan sesekali melirik ke arah Luicera. Sesekali dirinya menikmati pemandangan dari dalam limosin dengan tersenyum sesekali. Hanya ada pemandangan Luicera yang masih agak menunduk dengan malu di dekat Jeff Lincoln.

Luicera memberikan arahan petunjuk lokasi rumah sewaan miliknya yang dekat dengan bar tempatnya bekerja. Limosin milik Jeff Lincoln pun berhenti beberapa gang dari rumah sewa Luicera yang ia tempati. Jeff melihat ke sekitar dengan sesekali melihat Luicera. "Apa kau tidak apa-apa tinggal disini?" Tanyanya dengan khawatir.

Tak lama Luicera hanya tersenyum dengan mengucapkan beberapa kalimat terimakasih karena sudah mengantarnya dan juga menolongnya, tak lama Jeff Lincoln keluar dari limosin miliknya dengan membuka pintu mobil untuk Luicera. Seorang bodyguard kepercayaan Jeff Lincoln pun menemani Luicera hingga menuju rumah sewa yang Luicera tempati. Hanya beberapa menit ia kembali ke limosin dengan Jeff yang menunggu di dalam.

"Sudah kubilang kemarikan tasmu dasar jalang! Kemarikan tas mu, kau pikir aku tidak tahu kau memiliki uang kan, pakaianmu ternyata masih bagus ya, dasar wanita jalang dan hina berani-beraninya kau masih memperlihatkan wajahmu. Kemarikan uangnya, kemarin kita belum selesai dan sekarang kemarikan uangmu!" Ucap beberapa pria yang memaksa Luicera dua hari yang lalu di bar.

Jeff Lincoln menggulung kemeja di lengan keduanya, tak lama dirinya memukul beberapa pria dengan tangan. "Sudah kubilang jangan ganggu wanitaku. Dasar bajingan," ucapnya dengan memukul beberapa pria yang mengganggu Luicera. Tak lama bodyguard Jeff Lincoln pun mengurusi beberapa pria yang mengganggu Luicera dan membawanya ke kepolisian Kota Mexico.

"Apa kau tidak apa-apa? Aku lupa menanyakan namanya," ucap Jeff Lincoln dengan mengangkat tengkuk kepala Luicera, sudah ada darah yang keluar dari kedua lubang hidung Luicera dan tak sadarkan diri. Jeff Lincoln pun menggendong Luicera dengan berjalan menuju limosin miliknya.

"Bawa ke rumah sakit terdekat, wanita ini benar-benar membuatku untuk melupakan Lunacia rupanya," ucapnya dengan menyuruh supir pribadi dirinya yang kini menyetir menuju salah satu rumah sakit di Mexico.

Jeff Lincoln bersender di kursi mobil dengan napas tersengal, keringatnya mengalir dari dahi hingga pelipis. Tangannya memegang tubuh Luicera yang kini tak sadarkan diri. "Aku tak pernah mengerti kenapa Tuhan mempertemukanku denganmu, mungkin memang kau di pertemukan denganku karena kau sedang sulit atau memang aku yang harus melupakan Lunacia," ucapnya dengan nada rendah. Pandangannya nanar melihat wajah wanita yang ia lihat memang sangat cantik, tak hanya cantik tapi juga menarik.

Limosin berwarna hitam metalik berhenti tepat di salah satu rumah sakit besar di salah satu Kota Mexico, salah satu bodyguard Jeff Lincoln pun menuruni mobil limosin dengan meminta pertolongan kepada tim medis, tak lama troly hingga suster pun berdatangan dengan membawa tubuh Luicera. Jeff Lincoln menghela napas sesaat, melihat wanita yang ia kenali dalam semalam dibawa oleh petugas medis untuk diberikan pertolongan di ruang igd.

"Kau mau kemana?" Tanya Jeff Lincoln dengan menghentikan beberapa bodyguard miliknya yang berjalan ingin mengikuti Luicera. Melihat pimpinannya menghentikan mereka tentu saja mereka terdiam dengan menghentikan langkahnya.

"Bukankah Nona sedang dalam kritis," ucap seorang bodyguard Jeff Lincoln.

Jeff Lincoln tak salah dengar dengan apa yang di katakan bodyguardnya, sebutan nona untuk wanita yang ia tolong dan ia bawa ke hotel miliknya. Padahal tak ada hubungan apapun bersama wanita itu tetapi melihat orang-orang kepercayaannya memanggilnya nona membuat seorang Jeff Lincoln berpikir.

"Ada tugas untuk kalian, aku ingin data-data dari wanita itu dengan detail. Tak ada yang bisa mengganggu orangku di wilayah ini, cari data-data ini hingga semalaman. Dia akan menjadi wanitaku," ucapnya dengan merapihkan kemeja di bagian lengan miliknya. Sudah ada beberapa luka memar yang ia dapatkan setelah memukul beberapa pria yang mengganggu Luicera di rumah sewa miliknya.

Beberapa bodyguard hanya saling melirik, apa yang mereka dengar tidak salah, wanita yang pimpinannya bawa disebut sebagai wanitanya yang artinya akan menjadi kesayangan pimpinannya. pria-pria tubuh kekar dengan difasilitasi peralatan lengkap, memakai jas berwarna hitam mereka pun pergi setelah pimpinannya menyuruh mereka untuk mencari identitas lengkap Luicera.

Jeff Lincoln berjalan dengan duduk di salah satu kursi di depan ruang igd, ini baru pertama kalinya ia menunggu seorang wanita seperti ini di rumah sakit umum, tak seperti wanita lainnya yang ia fasilitasi dokter pribadi. Bahkan Keluarga Lincoln memiliki rumah sakit sendiri hanya untuk berobat. Sesekali senyuman itu terlintas dari wajah Jeff Lincoln. Wajah yang nyaris sempurna bagi seorang miliarder muda putra kesayangan keluarga lincoln. Banyak wanita yang menginginkan menjadi kekasih seorang Jeff Lincoln, tak hanya pintar berbisnis ia pun memiliki fisik maskulin serta sempurna yang di segani banyak wanita.

"Apa anda anggota keluarganya?" Tanya seorang dokter yang menangani Luicera, jam sudah memasuki pukul 03.00 pagi wilayah mexico, mendapati seorang dokter yang menangani Luicera saja membuat Jeff Lincoln sangat bersyukur karena waktu sudah memasuki pagi dengan keadaan Luicera yang terluka.

"Saya dokter," jawab Jeff dengan nada pelan. Hanya ada Jeff dan juga dokter yang kini berbincang. Beberapa menit percakapan itupun selesai dengan kondisi Luicera yang sudah tertolong oleh tim medis.

"Sepertinya saya akan membawanya tidak akan di rawat di rumah sakit, jauh lebih baik jika ia berada di sisi saya terutama di mansion," ucapnya dengan menjawab beberapa pertanyaan dokter untuk Luicera. Dokter pun menerima permintaan Jeff Lincoln untuk membawa Luicera perawatan berjalan yang ia inginkan.

"Saya harap ia tidak kelelahan untuk sekarang-sekarang ini," jawab dokter dengan Jeff yang mendengarkan ucapan dokter.

***

"Tuan Muda Jeff Lincoln membeli beberapa wilayah di Mexico, akhir-akhir ini juga Tuan Muda Jeff Lincoln berada di kediamannya Tuan Sebastian Mark Lincoln," ucap seorang asistant kepercayaan Keluarga Lincoln dengan melaporkan kabar terbaru dari putra satu-satunya Keluarga Lincoln.

Tiana berjalan dengan memegang segelas vodka, tangannya meraba lengan suaminya yang kini sedang berdiri dengan tangan di saku celananya. Mendengar kabar akan putra mereka membuat Sebastian Mark berpikir. Padahal sudah waktunya Jeff Lincoln kembali ke New York, "Tidak masalah sayang, lagipula bukankah hubungannya baru saja berakhir," ucap Tiana dengan suara pelan meraba punggung suaminya.

"Tetap saja ia harus profesional, sebagai pengusaha dan penerus keluarga harus mengenyampingkan ego. Bukankah ia harus berada di New York hari ini, kau selalu memanjakan putra kita, Tiana. Kau lihat hasilnya? Aku akan mengurus beberapa pekerjaan, bagiku selama putra kita baik-baik saja tidak masalah. Aku tak mengerti kenapa ia membeli beberapa wilayah di mexico," ucap Sebastian Mark dengan melepas lengan istrinya yang menyentuh punggungnya. Ada nada kecewa dari Sebastian Mark setelah mendengar laporan asistant kepercayaannya.

"Akan kupastikan putra kita akan selalu membawa nama baik Keluarga Lincoln," jawab Tiana Lincoln dengan meneguk segelas vodka, Sebastian Mark Lincoln meninggalkan Tiana dengan sendirian di ruangan. Ruangan luas dengan design mewah yang berada di atas gedung hotel. Tak lama Tiana melempar segelas vodka ke atas lantai, beberapa beling bercecer di lantai dengan vodka yang tertumpah.

"Anak itu hampir tidak pernah mau di jodohkan, kau lihat ayahmu Sebastian Mark. Jika ia marah selalu melampiaskannya kepadaku, aku ibumu Jeff Lincoln. Kau putraku satu-satunya, anak itu hampir saja membuat Sebastian Mark marah," ucap Tiana dengan melepas sarung tangan brukat di lengan dan memegang dahinya. Beberapa staff pegawai membersihkan segelas vodka yang terpecah di atas lantai. Hanya ada Tiana yang kini duduk di sofa dengan memijat keningnya secara perlahan. Tak seperti biasanya Sebastian Mark melepaskan genggaman tangannya seperti tadi.

"Apa Nyonya Tiana ingin menghubungi Tuan Muda Jeff Lincoln?" Tanya salah satu staff pegawai yang menghampiri Tiana saat ini. Wajah Tiana begitu kecewa ketika melihat ekspresi suaminya Sebastian Mark siang ini.

Lambaian tangan dari Tiana terlihat dengan jawaban menolak. Ia sedang tak ingin di ganggu oleh apapun, "Kalian tahu Jeff Lincoln membeli beberapa wilayah itu untuk siapa? Jika untuk keluarga tidak masalah, apakah untuk kebutuhan bisnis usahanya? Apa kalian tahu?" Tanya Tiana dengan suara agak mengeras di tengah kondisi tengah mabuk akibat meminum vodka, Ia kesal dengan ekspresi suaminya yang menolak genggaman tangannya dan pergi meninggalkannya sendirian di ruangan.

"Maaf Nyonya Tiana, biarkan Tuan Sebastian Mark yang menjawabnya. Kami izin keluar dulu dari ruangan ini Nyonya Tiana," ucap beberapa staff pegawai yang bekerja, tak berselanglama langkah kaki Sebastian Mark mendekati Tiana.

Helaan Sebastian Mark terlihat ketika melihat kebiasaan istrinya, "sudah kukatakan jangan minum terlalu banyak," ucapnya dengan pelan. Sebastian Mark memang mendesign gedung kantor dengan ruangan kantor khusus di atas gedung, tentu saja dengan ruangan kamar khusus jika Sebastian Mark lelah bekerja ia bisa beristirahat disana.

"Kau tidak marah kan kepada putra kita?" Tanya Tiana dengan menatap wajah suaminya, genggaman tangannya memegang tangan Sebastian Mark dengan tatapan sayang.

Sebastian Mark Lincoln terdiam sesaat, ada rasa kecewa akan putranya yang seharusnya hari ini ia berada di New York, namun melihat istrinya yang kini bernada lembut membuat Sebastian Mark tersenyum. "Kau ingin bekerja atau seharian ingin duduk santai di sofa?" Tanya Sebastian Mark dengan meledek istrinya Tiana Lincoln. Tak memakai lama Tiana merapikan rambut miliknya serta penampilannya. Wajah manja itu berubah seketika dengan Tiana Lincoln yang berdehem dengan nada pelan di sisi suaminya Sebastian Mark.

"Kau merusak moodku, sudah tahu aku ingin romantis bersamamu. Aku akan bekerja dan jangan menggangguku, istrimu tak ingin di ganggu. Nanti malam aku tak akan memberikannya maksudku tak memberikannya di kantor, tapi di mansion kita," ucapnya dengan berbisik di telinga suaminya dengan nada manja. Tiana berjalan keluar dari ruangan kerja milik Sebastian Mark, hanya ada senyuman yang terlintas dari pria dengan tinggi seratus delapan puluh sentimeter tersebut, rambut berwarna cokelat dengan bola mata berwarna biru manik.

Sebastian Mark kembali bekerja setelah melihat istrinya keluar dari ruangan. Ruangan kerja miliknya dan juga milik Tiana Lincoln hanya bersebelahan, ini memang permintaan Tiana karena ia tak ingin seruangan bersama suaminya.

Jeff Lincoln menutup panggilannya setelah berbicara bersama ayahnya yang tak lain adalah Sebastian Mark Lincoln. Ia sangat paham akan watak dan sifat ayahnya jika kecewa, hari ini memang seharusnya ia kembali ke New York setelah mengerjakan beberapa pekerjaan di Mexico. Sayangnya, sebelum ia menjelaskan kepada ayahnya akan alasannya membeli beberapa wilayah di Mexico. Kabar sudah terdengar oleh Sebastian Mark. Jeff Lincoln menelan air liurnya sesaat dengan menaruh ponsel yang ia genggam di saku jas miliknya. "Secepat itu kabar untuk ayahku, padahal biar aku yang menjelaskannya sendiri. Anak buahku benar-benar tak bisa di percaya, rahasiaku saja bisa diketahui ayahku dan ibuku dengan cepat," Bisiknya dengan menahan emosi.

Tak lama beberapa bodyguard Jeff Lincoln memberikan data-data pribadi Luicera. Jeff membacanya dengan teliti, ada satu buah kertas yang ia baca dengan seksama. "Kekasih El Barack?" Tanyanya dengan melirik ke arah beberapa bodyguard yang membawa data-data pribadi milik Luicera. Beberapa bodyguard hanya saling melirik satu sama lain. Mereka tak ingin melihat Jeff Lincoln marah hanya karena salah memberikan data-data pribadi Luicera.

"Kami hanya mendapatkan datanya seperti ini, untuk selengkapnya kami tak bisa memberikannya karena Nona Luicera sudah berada di sini, di Wilayah kita," ucap seorang bodyguard berbicara tegas dan lantang di hadapan Jeff Lincoln.

Jeff Lincoln merobek kertas tentang status hubungan El Barack dan Luicera disana, "Dia milikku mulai hari ini. Bukan milik El Barack," ucapnya dengan menaruh sobekan kertas di atas meja. Beberapa bodyguard yang melihatnya hanya terdiam dengan memandangi hasil pekerjaan mereka.

Setelah menemui bodyguardnya, Jeff Lincoln berjalan menuju ruangan dimana Luicera beristirahat. Dengan kepala di tutupi perban akibat luka benturan, Jeff Lincoln memperhatikan wanita yang baru saja ia temui dalam semalam.

Sesekali helaan napasnya terlihat dengan dirinya kembali berjalan membuka pintu ke balkon, mengambil sebatang rokok tembakau untuk dirinya kembali berpikir. "Bertemu denganmu dan aku harus menerima akibatnya, ayahku Sebastian Mark pasti marah jika tahu aku membeli beberapa wilayah di mexico hanya karena wanita. Terlebih ibuku, Tiana. Kenapa aku harus bertemu denganmu, Luicera nama yang bagus." ucapnya dengan lirih sembaring menghisap rokok tembakau dengan mengepulkan asap berbentuk o, Jeff Lincoln berdiri dengan melihat pemandangan sekitar mansion miliknya. Bukan di hotel tempatnya menginap melainkan mansion pribadi miliknya.

Dua minggu kemudian, hari demi hari pun berlalu. Dengan kondisi Luicera yang semakin membaik. Yang Luicera tahu bahwa ini adalah kediaman pria yang menolongnya. Masih dengan perasaan yang sama, ketakutan dan juga tak nyaman, pria yang baru saja ia kenali memiliki kekayaan yang melebihi dari kekayaan yang ia pikirkan.

Wanita cantik itu berjalan dengan memakai gaun berwarna biru tua, dengan rambut di ikat serta make up minimalis. Tubuh sintalnya terlihat ketika ia berada di ruangan pribadi milik Jeff Lincoln.

"Kau disini rupanya," ucap Jeff Lincoln menemukan Luicera berada di ruangan keluarga miliknya. Terdapat beberapa patung khas Eropa dengan beberapa ukiran seni disana. Beberapa diantaranya lukisan dan juga foto Keluarga Besar Lincoln yang saat ini di lihat Luicera.

"Apa ini foto keluargamu?" Tanya Luicera dengan menyentuh lembut foto yang kini ia lihat. Wajahnya termangu dengan sesekali tersenyum. Jeff Lincoln menghampiri Luicera dengan tangan yang menyaku. Dirinya melihat foto keluarga besar lincoln dengan sesekali melirik ke arah Luicera.

"Apa kau menyukai bisnis? Maksudku dunia usaha," ucapnya dengan melihat wajah Luicera tak berpindah sedikitpun. Di tatapnya wajah Luicera dengan lekat ketika ia berbicara.

"Kenapa Tuan Jeff menanyakan hal itu?"

Seorang asistant kepercayaannya menghampiri Jeff Lincoln dengan membawa sebuah buku. Buku yang ia temukan di ruangan kamar Luicera tanpa Jeff Lincoln ketahui. "Karena aku menemukan ini di atas nakas. Kau mengambilnya dari lemari buku milikku," ucap Jeff Lincoln dengan memegang buku yang baru saja Luicera baca.

Luicera kembali melihat foto keluarga besar Jeff Lincoln disana. Tak ada apapun yang harus ia jawab, "Aku hanya membacanya saja. Mempelajarinya tidak masalah. Lagipula banyak buku berada di mansion ini, tidak masalah jika aku membacanya."

"Apa kau ingin menemaniku," ajakan Jeff Lincoln menarik perhatian Luicera saat ini. Luicera memperhatikan pria yang kini sedang berbicara dengannya. Yang ia inginkan adalah keluar dari mansion ini secepatnya.

Tak memakai lama Luicera berjalan mengikuti Jeff Lincoln yang kini berjalan menuju taman. Sudah ada beberapa pria bertubuh kekar dengan beberapa perlengkapan kebutuhannya latihan. Latihan menembak, beberapa perlengkapan senapan milik Jeff Lincoln tersedia di atas meja. Beberapa bodyguard pun menyiapkannya untuk Jeff Lincoln latihan.

"Kemari, aku akan mengajarimu," ucap Jeff Lincoln dengan melangkahkan kaki mengambil senapan kesukaannya. ia memilih senapan yang paling termahal yang ia sukai.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status