Pengacara Maevea telah menemui Leonis dengan rincian kerugian yang disebabkan oleh orang-orang Leonis terhadap Maevea.Leonis benci kekalahan, tapi dia tidak akan menang melawan Maevea karena Maevea didukung oleh Rael. Pada akhirnya dia mengeluarkan sejumlah uang untuk kerusakan yang diperbuat oleh orang-orangnya.Maeve tidak ikut pengacaranya menemui Leonis, dia tidak memiliki keinginan untuk bertemu dengan pria tidak bermoral seperti Leonis. Untuk menghadapi seorang wanita, Leonis mengirim segerombolan pria, benar-benar memalukan.Maevea berada di galerinya yang saat ini sudah diperbaiki. Dia mengatur beberapa lukisan baru di tempat lukisan yang sudah dirusak kemarin.Hari ini dia tidak akan pergi ke mana pun karena Rael akan pergi ke luar negeri untuk sebuah pekerjaan dan baru kembali besok.Setelah mengatur lukisan di pajangan, Maevea kembali ke ruang kerjanya. Wanita itu akan menenggelamkan dirinya ke dalam goresan tinta lagi.Pintu terbuka saat Maevea baru mengerjakan lukisannya
Besok adalah hari pernikahan Maevea dengan Rael. Maevea seharusnya bertemu dengan Rael kemarin, tapi pekerjaan Rael mengharuskan pria itu berada di luar negeri lebih lama.Semalam ketika Maevea bicara dengan Rael melalui panggilan telepon, pria itu mengatakan bahwa Rael akan kembali hari ini.Meski besok adalah hari pernikahannya, Maevea masih berada di galerinya. Dia tidak tahu harus melakukan apa jika dia tidak bekerja."Nona, Tuan Liam datang lagi." Emily datang memberitahu Maevea.Maevea menghela napas kasar. Apa lagi yang diinginkan oleh Liam. Pria ini sepertinya benar-benar ingin mengalami patah tulang."Katakan padanya bahwa aku tidak ingin bertemu dengannya." Maevea enggan berdebat dengan Liam, jadi lebih baik untuk menolak bertemu dengan pria itu."Baik, Nona."Namun, Emily dan Andrew bukan orang yang bisa menghadapi Liam. Pria itu akhirnya masuk ke ruang kerja Maevea dengan paksa."Maevea, berhenti bersikap memuakan seperti ini!" Liam menatap Maevea jengah."Liam, bukankah t
Tiap menit menjadi sangat menyiksa bagi Liam, pria itu pergi ke klub malam untuk melampiaskan amarah dan rasa putus asa di dalam dirinya.Dia tidak memedulikan orang-orang yang ada di lantai dansa, pria itu hanya terus menenggak cairan keemasan di dalam cangkirnya.Dari sudut lain saat ini seorang wanita sedang memperhatikan Liam yang tampak sedang dalam emosi yang buruk."Aku akan pergi sebentar!" Wanita itu memberitahu dua sahabatnya. Dia mengarahkan pandangannya ke arah Liam."Semoga berhasil, Eleonora!" Seru salah satu sahabatnya dengan senyum nakal di wajahnya.Eleonora terkekeh kecil. Dia melangkah dengan percaya diri menuju ke Liam. Dia tahu siapa pria yang sedang dia dekati saat ini, mantan tunangan sepupunya yang tersayang, Maevea Collin.Sejak kecil Eleonora telah bersaing dengan Maevea, tapi dia selalu kalah dalam segala aspek. Dia sangat benci menjadi bayangan Maevea, untungnya hal itu berhenti ketika dia dikirim oleh ayahnya ke luar negeri ketika dia berusia lima belas ta
Pernikahan Rael dan Maevea sedang berlangsung saat ini, wajah Maevea dan Rael tampak berbinar. Keduanya seperti pasangan yang menikah karena cinta.Tamu undangan yang hadir di acara itu tidak terlalu banyak, itu karena Rael hanya mengundang orang-orang yang penting saja.Sementara Maevea, dia tidak mengundang siapapun selain sahabatnya saja, Azuela. Ayah Maevea ingin mengundang semua kenalan mereka, tapi karena undangan yang terbatas jadi ayah Maevea hanya memilih beberapa yang penting saja.Pria itu memamerkan pada kenalannya bahwa Rael Gilloti adalah menantunya.Ketika Rael dan Maevea berbahagia, Liam menunjukan wajah masam. Pria itu menggenggam cangkirnya dengan sangat kuat. Dia tampaknya akan memecahkan cangkir itu sebentar lagi.Liam benar-benar membenci senyuman di wajah Maevea, sejak menjadi tunangannya Maevea tidak pernah tersenyum seperti itu.Memang benar bahwa dia menjadikan Maevea sebagai bahan taruhan ketika mereka masih remaja, tapi seharusnya Maeve bersyukur meski itu h
Sudah cukup bagi Rael merasakan sentuhan lembut tangan Maevea pada miliknya. Sekarang dia melepaskan tangan Maevea, pria itu mengarahkan miliknya ke milik Maevea."Ah!" Maevea mengerang karena rasa sakit yang dirasakan di bagian bawahnya."Ini akan sedikit sakit, Eve, tapi setelahnya kau akan menikmatinya." Rael memegang pinggul Maevea lalu kemudian menggerakan bokongnya maju ke depan.Rasanya benar-benar menyakitkan. Maevea mengernyit, tubuhnya berkeringat dingin sekarang.Rael tidak bergerak untuk sejenak, dia ingin membiasakan milik Maevea dengan miliknya."Eve, rasanya sangat hangat." Rael berka
Satu minggu berlalu, waktu bulan madu Maevea dan Rael di pulau pribadi Rael sudah selesai dan kini keduanya Dalam perjalanan menuju ke kediaman orangtua Rael.Setelah menikah Maevea akan tinggal bersama dengan Rael di kediaman pribadi milik Rael, tapi untuk menghormati tetua di keluarga Rael, maka Maevea harus tinggal selama satu bulan di kediaman itu."Eve, bangun, kita sudah sampai." Rael membangunkan Maevea dengan lembut.Maevea yang ketiduran segera membuka matanya. Dia yang bersandar di pelukan Rael kini menjauhkan dirinya dan melihat ke samping. Wanita itu menghela napas pelan, dia benar-benar tertidur sepanjang jalan. Dia bahkan tidak tahu kapan turun dari pesawat. Ini semua karena ulah Rael yang memakannya siang dan malam sehingga membuatnya lel
Maevea tidak ikut campur dalam keputusan yang dibuat oleh Rael, selain itu dia juga tidak terlalu peduli terhadap nasib Liam. Hubungan yang dia jalin dengan Liam selama dua tahun tidak meninggalkan kenangan manis sedikit pun, jadi dia tidak memiliki rasa iba sama sekali terhadap pria itu.Makan malam selesai, Rael dan Maevea kembali ke kamar mereka. Tidak ada salah satu dari mereka yang membahas mengenai Liam lagi. Rael cukup puas karena istrinya tidak bersuara untuk Liam. Itu menandakan bahwa istrinya benar-benar tidak memiliki Liam di pikirannya sama sekali."Aku akan memeriksa barang-barangku dulu." Maevea belum sempat memeriksa barangnya, jadi dia akan melakukannya sekarang."Baiklah. Aku akan pergi ke ruang kerjaku. Jika sudah selesai temui aku di
"Sepertinya kau tidak dididik dengan baik oleh orangtuamu! Kau bangun lebih siang dari tetua di kediaman ini." Lara menatap Maevea sinis.Maevea biasanya bangun jam enam pagi setiap harinya, tapi karena semalam Rael tidak mau melepaskannya sehingga dia kelelahan dan kurang tidur. Dia akhirnya bangun lebih siang. "Maafkan aku, Kakak ipar." Dia hanya bisa meminta maaf."Eve, ayo duduk di sini." Lize menepuk sofa di sisi sebelahnya. Wanita tua itu menyambut Maevea dengan hangat, berbanding terbalik dengan Lara.Saat Maevea sudah duduk, Lize meraih tangan Maevea dan mengelusnya dengan perlahan. "Apakah tidurmu nyenyak?""Aku tidur nyenyak, Bu."