Suara tangis bayi memecah keheningan ruangan itu. Rasa sakit yang dirasakan oleh Maevea karena kontraksi kini telah terbayarkan. Dia begitu emosional sampai akhirnya dia mengeluarkan air mata. Dia dan putrinya telah berjuang bersama-sama, dan perjuangan mereka berhasil.Semakin dekat dengan waktu melahirkan Maevea merasa sedikit takut. Dia bukan takut melahirkan, tapi takut jika dia tidak cukup kuat untuk melahirkan putrinya.“Sayang, kau telah melakukannya dengan sangat baik.” Rael mengecup puncak kepala Maevea dengan lembut. Setelah melihat perjuangan istrinya melahirkan, dengan semua rasa sakit, keringat dan darah. Rael semakin berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak akan pernah menyakiti atau mengecewakan istrinya.Rael menghapus air mata istrinya yang jatuh. “Terima kasih karena telah berjuang untuk putri kita. Terima kasih karena telah melahirkan putri yang cantik untukku. Istriku, aku sangat mencintaimu.”Hati Maevea sangat tersentuh karena kata-kata suaminya. “Aku juga sanga
Maevea Collins menatap jijik ke arah pria dan wanita yang saat ini sedang berciuman di sebuah pesta perjamuan. Ini bukan pertama kalinya dia melihat pemandangan tidak sedap itu.Pria yang sedang mencium ganas wanita yang bersamanya adalah Liam Gilloti, tunangan Maevea. Pria yang tidak pernah menghargai Maevea sebagai pasangannya sama sekali.Disela berciuman Liam menatap Maevea lalu kemudian tersenyum mengejek pada wanita itu. Sementara itu Maevea hanya menanggapi dengan wajah tenang, dia tidak terganggu sama sekali.Alih-alih marah atau cemburu, Maevea menyesap minumannya dengan anggun. Reaksi Maevea ini benar-benar menuai pujian dari orang-orang di sekitarnya.Dia melihat tunangannya berselingkuh untuk kesekian kalinya, tapi bukannya marah atau mengamuk dia masih bisa meminum anggur merah dengan begitu cantiknya.Dalam perjamuan itu tidak ada yang tidak mengenal Maevea Collins, dia adalah wanita tercantik di kalangan atas. Selain itu dia memiliki aura yang sangat memikat, ke mana pu
Sebuah tamparan keras diterima oleh Maevea ketika dia kembali ke kediamannya. Orangtuanya telah menerima keluhan dari Liam tentang yang terjadi di perjamuan hari ini.Maevea sudah siap menghadapi orangtuanya, dan dia tahu bahwa dia akan disambut dengan tamparan dari sang ayah."Berani sekali kau mempermalukan Liam di depan banyak orang, Eve!" Artur Collins, ayah Maevea menatap Maevea dengan tajam. Pria itu benar-benar marah saat ini. Dia telah berkali-kali mengatakan pada Maevea untuk tidak pernah membuat Liam marah.Maevea menyentuh pipinya yang terasa seperti terbakar. Dia tidak akan mengatakan apapun untuk membela diri karena dia tahu semakin dia membela diri maka ayahnya akan semakin marah."Cepat pergi ke kediaman Gilloti dan meminta maaf pada Liam!" seru Artur dengan nada kasar.Maevea menarik napas dalam lalu kemudian menghembuskannya. Dia sangat ingin menanyakan pada ayahnya apakah perusahaan jauh lebih penting darinya, tapi dia tidak berani menanyakan itu karena dia bisa mene
Makan malam dengan keluarga Gilloti akan segera dilaksanakan. Saat ini Maevea dengan orangtuanya serta kakaknya sudah ada di kediaman keluarga Gilloti.Di ruangan itu terdapat keluarga besar Gilloti yang terdiri dari Cedric Gilloti - kakek Liam, Lize Dawnell - nenek Liam, Lara Gillloti - ibu Liam, Jhon Chester - ayah Liam, Rael Gilloti - paman Liam dan terakhir Liam Gilloti.Suasana di ruangan itu sunyi ketika keluarga Collins masuk ke dalam sana. Tatapan tajam diarahkan pada Maevea oleh Lara dan Liam sementara Jhon, ayah Liam hanya menampakan wajah bijaksana.Artur dan Serena serta Lucas menyapa tetua di keluarga Gilloti, kemudian beralih pada orangtua Liam dan terakhir Rael Gilloti.Serena, ibu Maevea menyentuh tangan Maevea, mengisyaratkan pada Maevea agar putrinya itu segera menyapa keluarga besar Gilloti.Maevea melakukannya, menyingkirkan perasaan tidak menyenangkan di dalam dirinya. Dia jelas tidak bahagia datang ke kediaman ini. Dia dipaksa meminta maaf atas sesuatu yang seben
"Tuan Rael, saya meminta maaf karena kelancangan saya." Maevea tertekan dengan intimidasi Rael. Saat ini keduanya berada dalam sebuah ruangan yang ditebak Maevea sebagai ruang kerja Rael.Rael duduk di sofa, pria itu tertawa pelan, menatap Maevea dengan tenang. "Apakah Nona Maevea menyesal sekarang?""Tidak, saya tidak menyesali tindakan saya." Maevea menjawab pelan."Bagus kalau begitu, karena aku tidak mengizinkanmu menyesalinya."Maevea tidak mengerti apa maksud kata-kata Rael, dia sulit berpikir dalam keadaan seperti ini. Tidak salah jika pria di depannya disegani oleh orang-orang berkuasa lainnya, auranya benar-benar mengerikan."Jadi, Nona Maevea kapan kita akan menikah?""Hah?" Maevea bersuara linglung."Bukankah Nona Maevea tadi melamarku. Lalu, kapan Nona Maevea ingin kita menikah?""Tuan Rael, apakah Anda serius menerima lamaran dari saya?" Maevea berpikir bahwa Rael mungkin hanya berkata asal. Dia tahu konflik antara Rael dan Lara serta Liam, dia pikir Rael hanya ingin memb
"Eve, kau benar-benar sangat tidak terduga." Azuela menatap Maevea takjub. Baru saja dia mendengar cerita dari Maevea bahwa dia telah memutuskan pertunangan dengan Liam Gilloti dan akan menikah dengan Rael Gilloti, paman Liam.Azuela sudah sangat geram dengan sikap Liam yang merendahkan Maevea, berkali-kali dia telah meminta Maevea untuk memutuskan pertunangan dengan Liam, tapi Maevea selalu menolak dengan mengatakan bahwa ayahnya pasti tidak akan menyetujuinya.Azuela tahu bahwa sahabatnya sangat menuruti kata-kata orangtuanya, jadi tampaknya melihat Maevea memutuskan hubungan dengan Liam akan menjadi sesuatu yang sangat mustahil.Namun, hari ini akhirnya dia mendapatkan kabar baik itu. Sahabatnya telah mengambil keputusan yang sangat tepat. Pria bajingan seperti Liam tidak pantas untuk seorang Maevea. Hanya karena Liam memiliki segalanya bukan berarti pria itu bisa bertingkah semena-mena.Selama Maevea menjadi tunangan Liam, Maevea tidak pernah mempermalukan Liam sama sekali, tapi s
Ruangan Rael terletak di lantai tiga puluh gedung bergaya modern itu. Dan sekarang Maevea sudah berada di lantai tiga puluh.Dustin membuka pintu ruang kerja Rael untuk Maevea. "Nona Maevea, silahkan masuk. Tuan Rael ada di dalam.""Baik, terima kasih." Maevea kemudian melangkah masuk ke dalam ruangan di depannya. Saat dia sudah masuk, dia disapa oleh keheningan. Wanita itu kemudian mendekat ke arah Rael yang saat ini bergerak ke arahnya."Selamat datang di ruanganku, Eve." Rael berdiri dari satu langkah di depan Maevea."Ya, terima kasih."Rael tersenyum geli. Tangannya kemudian menggenggam tangan Maevea. "Ayo kita pergi sekarang.""Baik."Maevea menatap tangannya sejenak. Dia belum pernah digenggam seperti ini oleh seorang pria sebelumnya. Dengan Liam, pria itu hanya berdiri di sebelahnya seolah alergi terhadapnya."Sesuaikan langkahmu, jangan sampai terjatuh." Rael bersuara lembut."Ya." Maevea kemudian fokus pada langkahnya agar tidak tersandung dan jatuh.Keduanya kembali masuk k
Setelah bertemu dengan perancang busana terkenal, Maevea diantar kembali oleh Rael ke galeri milik wanita itu. Tadi Maevea tidak hanya mencoba sebuah gaun pengantin, tapi juga set perhiasan yang disesuaikan dengan gaunnya."Apakah kau mau mampir ke galeriku?" tanya Maevea. Dia telah pergi ke perusahaan Rael, jadi akan imbang jika dia membawa Rael ke galerinya."Tentu saja." Rael ingin melihat tempat yang sering didatangi oleh Maevea sehari-hari.Keduanya melangkah masuk ke galeri Maevea yang saat ini hanya dijaga oleh dua pegawai Maevea saja.Rael memperhatikan galeri yang tidak terlalu luas itu. Bangunan itu terdiri dari dua lantai. Lantai satu digunakan untuk ruang pameran dan lantai dua digunakan sebagai ruang istirahat dan ruang melukis Maevea.Maevea membawa Rael ke ruang kerjanya. Tempat itu dipenuhi oleh segala hal yang berhubungan dengan lukisan."Ini adalah ruang kerjaku." Maevea berdiri sembari menatap Rael yang hanya berjarak satu langkah darinya."Tempat ini dipenuhi oleh